Oleh :
Indry Sagita Bodhimantoro
1162004008
Novitryawati Adis Pratiwi Mansyurdin
1162004039
Dosen Asisten
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini tentang “Laporan Tugas Besar Struktur Beton Bertulang Sekolah 5 Lantai”
ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.2. Pembebanan .................................................................................................... 28
3.3. Acuan Peraturan dan Software yang digunakan ......................................... 29
3.4. Permodelan Struktur Menggunakan ETABS .............................................. 29
BAB IV PENULANGAN ................................................................................................ 48
4.1. Penulangan Utama .......................................................................................... 48
4.2. Penulangan Pada Balok .................................................................................. 49
4.3. Penulangan Pada Kolom ................................................................................ 51
4.4. Penulangan Pada Pelat ................................................................................... 53
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 62
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 62
5.2. Saran ................................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 64
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.2.1. Tujuan
a. Menentukan dimensi balok menggunakan persyaratan beton struktural
untuk bangunan gedung yaitu SNI 03-2847-2013.
b. Menentukan letak kolom dan balok.
c. Menentukan dimensi kolom.
d. Menentukan dimensi pelat.
e. Menentukan tulangan pelat, balok dan kolom.
1.2.2. Sasaran
Untuk bangunan sekolah 5 lantai tahan gempa.
2
Gambar 1.1 Gambar Lokasi Proyek
3
Gambar 1.3 Tampak Samping Kanan dan Kiri
4
BAB II
PENGOLAHAN DATA
5
2.1.3. Sifat Mekanis Beton Bertulang
Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta modulus
elastisitas.
a. Kuat Tekan
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian
standar, menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban
tekan bertingkat pada benda uji silinder beton (diameter 150 mm,
tinggi 300 mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umum
dipakai adalah standar ASTM (American Society for Testing
Materials) C39-86. Kuat tekan beton umur 28 hari berkisar antara
10-65 Mpa. Untuk beton bertulang pada umumnya menggunakan
beton dengan kuat tekan berkisar 17-30 Mpa.
b. Kuat Tarik
Kuat tarik beton yang tepat sulit untuk diukur. Selama
bertahun-tahun, sifat tarik beton diukur dengan memakai modulus
keruntuhan (modulus of rupture). Baru-baru ini, hasil dari percobaan
split silinder beton, umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan
mencerminkan kuat tarik sebenarnya.
c. Kuat Geser
Kekuatan geser lebih sulit diperoleh, karena sulitnya
mengisolasi geser dari tegangan-tegangan lainnya. Ini merupakan
salah satu sebab banyaknya variasi kekuatan geser yang dituliskan
dalam berbagai literature, mulai dari 20% dari kekuatan tekan pada
pembebanan normal, sampai sebesar 85% dari kekuatan tekan,
dalam hal terjadi kombinasi geser dan tekan.
d. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas merupakan kemiringan dari bagian awal
grafik yanglurus dari diagram regangan-tegangan, yang akan
bertambah besar dengan bertambahnya kekuatan beton.
6
3. Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.
a. Rangkak
Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami
perubahan bentuk (deformasi) permanen akibat beban tetap yang
bekerja padanya. Rangkak timbul dengan intesitas yang semakin
berkurang untuk selang waktutertentu dan akan berakhir setelah
beberapa tahun berjalan. Besarnya deformasi rangkak sebanding
dengan besarnya beban yang ditahan dan juga jangka waktu
pembebanan. Pada umumnya rangkak tidak mengakibatkan
dampak langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi
akanmengakibatkan timbulnya redistribusi tegangan pada beban
kerja dankemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan
lendutan (defleksi).
b. Susut
Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan
volume beton yang tidak berhubungan dengan beban. Pada
dasarnya ada dua jenis susut, yaitu susut plastis dan susut
pengeringan. Susut plastis terjadi beberapa jamsetelah beton segar
dicor ke dalam cetakan (bekisting). Sedangkan susut pengeringan
terjadi setelah beton mencapai bentuk akhirnya, dan proses hidrasi
pasta semen telah selesai. Laju perubahannya berkurang terhadap
waktu, karena beton semakin berumur akan semakin tahan
tegangan dan semakin sedikit mengalami susut.
7
1. Struktur harus kuat didalam memikul beban yang bekerja
2. Ekonomis
3. Struktur memenuhi syarat keamanan sesuai fungsinya
4. Mudah perawatannya (durabililas tinggi)
Mu≤∅Mn
8
Pada konsep ini ada beberapa kondisi batas yang perlu diperhatikan,
yaitu :
9
di suatu tempat menurun, jarak batas ini dapat digandakan menjadi 300 mm.
Oleh karena itu, dalam sebuah penampang balok persegi setidaknya harus
terdapat empat batang tulangan dipasang pada tiap sudut penampang,
batang-batang disudut ini dan yang membentang sepanjang balok dilingkari
oleh sekang-sekang. Agar mendapatkan kekakuan secukupnya bagi
sengkang tulangan dianjurkan agar menggunakan batang-batang yang
diameternya tidak kurang dari 6 mm.
Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I - 2 hal. 91 sebagai berikut :
a. Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50 kali bentang
bersih. Tinggi balok harus dipilih sedemikian rupa hingga dengan lebar
badan yang dipilih.
b. Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter pengenal) batang
tulangan untuk balok tidak boleh diambil kurang dari 12 mm. Sedapat
mungkin harus dihindarkan pemasangan tulangan balok dalam lebih
dari 2 lapis, kecuali pada keadaan-keadaan khusus.
c. Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik maksimum dari
penampang.
d. Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada bidang-bidang
sampingnya harus dipasang tulangan samping dengan luas minimum
10% dari luas tulangan tarik pokok. Diameter batang tulangan tersebut
tidak boleh diambil kurang dari 8 mm pada jenis baja lunak dan 6 mm
pada jenis baja keras.
e. Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarak sengkang tidak
boleh diambil lebih dari 30 cm, sedangkan dibagian balok sengkang-
sengkang bekerja sebagai tulangan geser. Atau jarak sengkang tersebut
tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok. Diameter batang
sengkang tidak boleh diambil kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak
dan 5 mm pada jenis baja keras.
10
2.1.6. Definisi Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan
yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan
pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen
struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan
vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali
dimensi lateral terkecil.
Pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja
tegak lurus pada apabila struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif
sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang
panjang/lebar bidangnya. Pelat beton ini sangat kaku dan arahnya
horisontal, sehingga pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai
diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk
mendukung ketegaran balok portal.
Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik
sebagai lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan
maupun lantai pada dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya
diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup).
Beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur (seperti pada kasus
balok).
Pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja
tegak lurus pada apabila struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif
sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang
panjang/lebar bidangnya. Pelat beton ini sangat kaku dan arahnya
11
horisontal, sehingga pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai
diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk
mendukung ketegaran balok portal.
Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik
sebagai lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan
maupun lantai pada dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya
diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup).
Beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur (seperti pada kasus
balok).
Kekakuan hubungan antara pelat dan konstruksi pendukungnya (balok)
menjadi satu bagian dari perencanaan pelat. Ada 3 jenis perletakan pelat
pada balok, yaitu sbb :
1. Terletak bebas
Keadaan ini terjadi jika pelat diletakkan begitu saja di atas balok, atau
antara pelat dan balok tidak dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat
berotasi bebas pada tumpuan tersebut. Pelat yang ditumpu oleh tembok
juga termasuk dalam kategori terletak bebas.
2. Terjepit elastis
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara
monolit, tetapi ukuran balok cukup kecil, sehingga balok tidak cukup
kuat untuk mencegah terjadinya rotasi pelat.
3. Terjepit penuh
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara
monolit, dan ukuran balok cukup besar, sehingga mampu untuk
mencegah terjadinya rotasi pelat.
2.1.8. Pembebanan
Pada bangunan, beban dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu :
1. Dead Load (DL) Dead Load adalah berat struktur itu sendiri
𝑘𝑔 𝑚
𝐷𝐿 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚3 𝑥 2400 𝑥 9.81
𝑚3 𝑠2
12
2. Super Imposed Dead Load (SDIL)
Super Imposed Dead Load adalah beban-beban yang ikut memberikan
tambahan beban pada seluruh struktur. SIDL termasuk ke dalam
beban mati.
𝑘𝑔 𝑚
𝐷𝐿 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑎𝑟𝑦 𝑥 𝑆𝐼𝐷𝐿 2
𝑥 9,81 2
𝑚 𝑠
3. Live Load (LL) Live Load adalah beban hidup yang bekerja pada
struktur gedung dan sifatnya tidak konstan (tetap). Live load
diasumsikan sebagai besar beban tambahan rata-rata yang diterima
oleh struktur akibat adanya beban dari luar beban struktur itu sendiri.
ℎ = 270.27 mm
dibulatkan menjadi 300 mm
2
𝑏= ×ℎ
3
2
𝑏= × 270.27
3
𝑏 = 180.18mm
dibulatkan menjadi 250 mm
13
2.2.2. Balok 2 Ujung Menerus
A. Perhitungan
Balok 2 Ujung Menerus (L = 5000)
𝐿
ℎ= 21
3000
ℎ= 21
ℎ = 238,10 mm
dibulatkan menjadi 250 mm
2
𝑏= ×ℎ
3
2
𝑏= × 238,10
3
𝑏 = 158,73 mm
dibulatkan menjadi 250 mm
2.2.3. Tabel
Lantai 1 - 5
1 ujung menerus 2 ujung menerus
b h b
No L h h bulat b h b
bulat bulat bulat
1,6,14,19,27,32,
40,45,53,58,66,7
5000 270,27 300 180,18 250
1,79,84,92,97,10
5,110
2-5,15-18,28-
83,93-96,106- 5000 238,10 250 158,73 250
109
7-13, 3000 162,16 200 108,11 250
20-91, 3000 142,86 200 95,24 250
98-104 4000 216,22 250 144,14 250
14
2.3. Analisis Tributary Area
2.3.1. Contoh Perhitungan Tributary Area
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑎𝑟𝑦 (𝑚2 ) =
4
5𝑚𝑥3𝑚
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑎𝑟𝑦 (𝑚2 ) = = 12 𝑚
4
2.3.2. Tabel
15
lantai 2 1400 7,5 10500 10500
lantai 1 1400 7,5 10500 10500
lantai 5 1400 7,5 10500 10500
lantai 4 1400 7,5 10500 21000
5 lantai 3 1400 7,5 10500 31500
lantai 2 1400 7,5 10500 42000
lantai 1 1400 7,5 10500 52500
lantai 5 1400 7,5 10500 10500
lantai 4 1400 7,5 10500 21000
6 lantai 3 1400 7,5 10500 31500
lantai 2 1400 7,5 10500 42000
lantai 1 1400 7,5 10500 52500
lantai 5 1400 3,75 5250 5250
lantai 4 1400 3,75 5250 10500
7 lantai 3 1400 3,75 5250 15750
lantai 2 1400 3,75 5250 21000
lantai 1 1400 3,75 5250 26250
lantai 5 1400 7,5 10500 10500
lantai 4 1400 7,5 10500 21000
8 lantai 3 1400 7,5 10500 31500
lantai 2 1400 7,5 10500 42000
lantai 1 1400 7,5 10500 52500
lantai 5 1400 15 21000 21000
lantai 4 1400 15 21000 42000
9 lantai 3 1400 15 21000 63000
lantai 2 1400 15 21000 84000
lantai 1 1400 15 21000 105000
lantai 5 1400 15 21000 21000
lantai 4 1400 15 21000 42000
10 lantai 3 1400 15 21000 63000
lantai 2 1400 15 21000 84000
lantai 1 1400 15 21000 105000
lantai 5 1400 15 21000 21000
lantai 4 1400 15 21000 42000
11 lantai 3 1400 15 21000 63000
lantai 2 1400 15 21000 84000
lantai 1 1400 15 21000 105000
lantai 5 1400 15 21000 21000
lantai 4 1400 15 21000 42000
12 lantai 3 1400 15 21000 63000
lantai 2 1400 15 21000 84000
lantai 1 1400 15 21000 105000
lantai 5 1400 15 21000 21000
13
lantai 4 1400 15 21000 42000
16
lantai 3 1400 15 21000 63000
lantai 2 1400 15 21000 84000
lantai 1 1400 15 21000 105000
lantai 5 1400 7,5 10500 10500
lantai 4 1400 7,5 10500 21000
14 lantai 3 1400 7,5 10500 31500
lantai 2 1400 7,5 10500 42000
lantai 1 1400 7,5 10500 52500
lantai 5 1400 10 14000 14000
lantai 4 1400 10 14000 28000
15 lantai 3 1400 10 14000 42000
lantai 2 1400 10 14000 56000
lantai 1 1400 10 14000 70000
lantai 5 1400 20 28000 28000
lantai 4 1400 20 28000 56000
16 lantai 3 1400 20 28000 84000
lantai 2 1400 20 28000 112000
lantai 1 1400 20 28000 140000
lantai 5 1400 20 28000 28000
lantai 4 1400 20 28000 56000
17 lantai 3 1400 20 28000 84000
lantai 2 1400 20 28000 112000
lantai 1 1400 20 28000 140000
lantai 5 1400 20 28000 28000
lantai 4 1400 20 28000 56000
18 lantai 3 1400 20 28000 84000
lantai 2 1400 20 28000 112000
lantai 1 1400 20 28000 140000
lantai 5 1400 20 28000 28000
lantai 4 1400 20 28000 56000
19 lantai 3 1400 20 28000 84000
lantai 2 1400 20 28000 112000
lantai 1 1400 20 28000 140000
lantai 5 1400 20 28000 28000
lantai 4 1400 20 28000 56000
20 lantai 3 1400 20 28000 84000
lantai 2 1400 20 28000 112000
lantai 1 1400 20 28000 140000
lantai 5 1400 10 14000 14000
lantai 4 1400 10 14000 28000
21 lantai 3 1400 10 14000 42000
lantai 2 1400 10 14000 56000
lantai 1 1400 10 14000 70000
22 lantai 5 1400 12,5 17500 17500
17
lantai 4 1400 12,5 17500 35000
lantai 3 1400 12,5 17500 52500
lantai 2 1400 12,5 17500 70000
lantai 1 1400 12,5 17500 87500
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
23 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
24 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
25 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
26 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
27 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 12,5 17500 17500
lantai 4 1400 12,5 17500 35000
28 lantai 3 1400 12,5 17500 52500
lantai 2 1400 12,5 17500 70000
lantai 1 1400 12,5 17500 87500
lantai 5 1400 12,5 17500 17500
lantai 4 1400 12,5 17500 35000
29 lantai 3 1400 12,5 17500 52500
lantai 2 1400 12,5 17500 70000
lantai 1 1400 12,5 17500 87500
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
30 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
18
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
31 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
32 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
33 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
34 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 12,5 17500 17500
lantai 4 1400 12,5 17500 35000
35 lantai 3 1400 12,5 17500 52500
lantai 2 1400 12,5 17500 70000
lantai 1 1400 12,5 17500 87500
lantai 5 1400 12,5 17500 17500
lantai 4 1400 12,5 17500 35000
36 lantai 3 1400 12,5 17500 52500
lantai 2 1400 12,5 17500 70000
lantai 1 1400 12,5 17500 87500
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
37 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
38 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
39
lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
19
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
40 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 25 35000 35000
lantai 4 1400 25 35000 70000
41 lantai 3 1400 25 35000 105000
lantai 2 1400 25 35000 140000
lantai 1 1400 25 35000 175000
lantai 5 1400 12,5 17500 17500
lantai 4 1400 12,5 17500 35000
42 lantai 3 1400 12,5 17500 52500
lantai 2 1400 12,5 17500 70000
lantai 1 1400 12,5 17500 87500
lantai 5 1400 11,25 15750 15750
lantai 4 1400 11,25 15750 31500
43 lantai 3 1400 11,25 15750 47250
lantai 2 1400 11,25 15750 63000
lantai 1 1400 11,25 15750 78750
lantai 5 1400 22,5 31500 31500
lantai 4 1400 22,5 31500 63000
44 lantai 3 1400 22,5 31500 94500
lantai 2 1400 22,5 31500 126000
lantai 1 1400 22,5 31500 157500
lantai 5 1400 22,5 31500 31500
lantai 4 1400 22,5 31500 63000
45 lantai 3 1400 22,5 31500 94500
lantai 2 1400 22,5 31500 126000
lantai 1 1400 22,5 31500 157500
lantai 5 1400 22,5 31500 31500
lantai 4 1400 22,5 31500 63000
46 lantai 3 1400 22,5 31500 94500
lantai 2 1400 22,5 31500 126000
lantai 1 1400 22,5 31500 157500
lantai 5 1400 22,5 31500 31500
lantai 4 1400 22,5 31500 63000
47 lantai 3 1400 22,5 31500 94500
lantai 2 1400 22,5 31500 126000
lantai 1 1400 22,5 31500 157500
lantai 5 1400 22,5 31500 31500
48 lantai 4 1400 22,5 31500 63000
lantai 3 1400 22,5 31500 94500
20
lantai 2 1400 22,5 31500 126000
lantai 1 1400 22,5 31500 157500
lantai 5 1400 11,25 15750 15750
lantai 4 1400 11,25 15750 31500
49 lantai 3 1400 11,25 15750 47250
lantai 2 1400 11,25 15750 63000
lantai 1 1400 11,25 15750 78750
lantai 5 1400 10 14000 14000
lantai 4 1400 10 14000 28000
50 lantai 3 1400 10 14000 42000
lantai 2 1400 10 14000 56000
lantai 1 1400 10 14000 70000
lantai 5 1400 20 28000 28000
lantai 4 1400 20 28000 56000
51 lantai 3 1400 20 28000 84000
lantai 2 1400 20 28000 112000
lantai 1 1400 20 28000 140000
lantai 5 1400 20 28000 28000
lantai 4 1400 20 28000 56000
52 lantai 3 1400 20 28000 84000
lantai 2 1400 20 28000 112000
lantai 1 1400 20 28000 140000
lantai 5 1400 20 28000 28000
lantai 4 1400 20 28000 56000
53 lantai 3 1400 20 28000 84000
lantai 2 1400 20 28000 112000
lantai 1 1400 20 28000 140000
lantai 5 1400 20 28000 28000
lantai 4 1400 20 28000 56000
54 lantai 3 1400 20 28000 84000
lantai 2 1400 20 28000 112000
lantai 1 1400 20 28000 140000
lantai 5 1400 20 28000 28000
lantai 4 1400 20 28000 56000
55 lantai 3 1400 20 28000 84000
lantai 2 1400 20 28000 112000
lantai 1 1400 20 28000 140000
lantai 5 1400 10 14000 14000
lantai 4 1400 10 14000 28000
56 lantai 3 1400 10 14000 42000
lantai 2 1400 10 14000 56000
lantai 1 1400 10 14000 70000
lantai 5 1400 5 7000 7000
57
lantai 4 1400 5 7000 14000
21
lantai 3 1400 5 7000 21000
lantai 2 1400 5 7000 28000
lantai 1 1400 5 7000 35000
lantai 5 1400 10 14000 14000
lantai 4 1400 10 14000 28000
58 lantai 3 1400 10 14000 42000
lantai 2 1400 10 14000 56000
lantai 1 1400 10 14000 70000
lantai 5 1400 10 14000 14000
lantai 4 1400 10 14000 28000
59 lantai 3 1400 10 14000 42000
lantai 2 1400 10 14000 56000
lantai 1 1400 10 14000 70000
lantai 5 1400 10 14000 14000
lantai 4 1400 10 14000 28000
60 lantai 3 1400 10 14000 42000
lantai 2 1400 10 14000 56000
lantai 1 1400 10 14000 70000
lantai 5 1400 10 14000 14000
lantai 4 1400 10 14000 28000
61 lantai 3 1400 10 14000 42000
lantai 2 1400 10 14000 56000
lantai 1 1400 10 14000 70000
lantai 5 1400 10 14000 14000
lantai 4 1400 10 14000 28000
62 lantai 3 1400 10 14000 42000
lantai 2 1400 10 14000 56000
lantai 1 1400 10 14000 70000
lantai 5 1400 5 7000 7000
lantai 4 1400 5 7000 14000
63 lantai 3 1400 5 7000 21000
lantai 2 1400 5 7000 28000
lantai 1 1400 5 7000 35000
22
𝑊 = 1100 𝑥 3 𝑥 2
𝑊 = 6600 𝑘𝑔
10
𝐾 = 𝑓𝑐 ′ 𝑥 0,83
10
𝐾 = 30 𝑥
0,83
𝐾 = 361.45 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑤
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 1
𝑥𝐾
3
6600
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 =
1
3 𝑥 361.45
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 54.78
b) Tabel
Tabel 2.1 Perhitungan Dimensi Kolom
jumlah
luas
lantai beban fc luas kolom
No lantai tributary w (kg) k square result
yang (kg/m2) (Mpa) (m2)
(m2)
dipikul
5 1 3,75 1400 30 5250 361,45 43,575 6,60 15
4 2 3,75 1400 30 10500 361,45 87,15 9,34 15
1&7 3 3 3,75 1400 30 15750 361,45 130,725 11,43 15
2 4 3,75 1400 30 21000 361,45 174,3 13,20 15
1 5 3,75 1400 30 26250 361,45 217,875 14,76 15
23
jumlah
luas
lantai beban fc luas kolom
No lantai tributary w (kg) k square result
yang (kg/m2) (Mpa) (m2)
(m2)
dipikul
5 1 7,5 1400 30 10500 361,45 87,15 9,34 15
4 2 7,5 1400 30 21000 361,45 174,3 13,20 15
2-6,
3 3 7,5 1400 30 31500 361,45 261,45 16,17 20
8,14
2 4 7,5 1400 30 42000 361,45 348,6 18,67 20
1 5 7,5 1400 30 52500 361,45 435,75 20,87 25
jumlah
luas
lantai beban fc luas kolom
No lantai tributary w (kg) k square result
yang (kg/m2) (Mpa) (m2)
(m2)
dipikul
5 1 15 1400 30 21000 361,45 174,3 13,20 15
4 2 15 1400 30 42000 361,45 348,6 18,67 20
9-13. 3 3 15 1400 30 63000 361,45 522,9 22,87 25
2 4 15 1400 30 84000 361,45 697,2 26,40 30
1 5 15 1400 30 105000 361,45 871,5 29,52 30
jumlah
luas
lantai beban fc luas kolom
No lantai tributary w (kg) k square result
yang (kg/m2) (Mpa) (m2)
(m2)
dipikul
5 1 10 1400 30 14000 361,45 116,2 10,78 15
21,50, 4 2 10 1400 30 28000 361,45 232,4 15,24 20
56,58- 3 3 10 1400 30 42000 361,45 348,6 18,67 20
62 2 4 10 1400 30 56000 361,45 464,8 21,56 25
1 5 10 1400 30 70000 361,45 581 24,10 25
jumlah
luas
lantai beban fc luas kolom
No lantai tributary w (kg) k square result
yang (kg/m2) (Mpa) (m2)
(m2)
dipikul
5 1 20 1400 30 28000 361,45 232,4 15,24 20
16- 4 2 20 1400 30 56000 361,45 464,8 21,56 25
20,51- 3 3 20 1400 30 84000 361,45 697,2 26,40 30
55 2 4 20 1400 30 112000 361,45 929,6 30,49 35
1 5 20 1400 30 140000 361,45 1162 34,09 35
jumlah
luas
lantai beban fc luas kolom
No lantai tributary w (kg) k square result
yang (kg/m2) (Mpa) (m2)
(m2)
dipikul
22, 5 1 12,5 1400 30 17500 361,45 145,25 12,05 15
24
28- 4 2 12,5 1400 30 35000 361,45 290,5 17,04 20
30,35, 3 3 12,5 1400 30 52500 361,45 435,75 20,87 20
36,42 2 4 12,5 1400 30 70000 361,45 581 24,10 25
1 5 12,5 1400 30 87500 361,45 726,25 26,95 30
jumlah
luas
lantai beban fc luas kolom
No lantai tributary w (kg) k square result
yang (kg/m2) (Mpa) (m2)
(m2)
dipikul
5 1 25 1400 30 35000 361,45 290,5 17,04 20
23- 4 2 25 1400 30 70000 361,45 581 24,10 25
27,31-
3 3 25 1400 30 105000 361,45 871,5 29,52 30
34,37-
41 2 4 25 1400 30 140000 361,45 1162 34,09 35
1 5 25 1400 30 175000 361,45 1452,5 38,11 40
jumlah
luas
lantai beban fc luas kolom
No lantai tributary w (kg) k square result
yang (kg/m2) (Mpa) (m2)
(m2)
dipikul
5 1 11,25 1400 30 15750 361,45 130,725 11,43 15
4 2 11,25 1400 30 31500 361,45 261,45 16,17 20
43 &
3 3 11,25 1400 30 47250 361,45 392,175 19,80 20
49
2 4 11,25 1400 30 63000 361,45 522,9 22,87 25
1 5 11,25 1400 30 78750 361,45 653,625 25,57 30
jumlah
luas
lantai beban fc luas kolom
No lantai tributary w (kg) k square result
yang (kg/m2) (Mpa) (m2)
(m2)
dipikul
5 1 22,5 1400 30 31500 361,45 261,45 16,17 20
4 2 22,5 1400 30 63000 361,45 522,9 22,87 25
44-48 3 3 22,5 1400 30 94500 361,45 784,35 28,01 30
2 4 22,5 1400 30 126000 361,45 1045,8 32,34 35
1 5 22,5 1400 30 157500 361,45 1307,25 36,16 40
jumlah
luas
lantai beban fc luas kolom
No lantai tributary w (kg) k square result
yang (kg/m2) (Mpa) (m2)
(m2)
dipikul
5 1 5 1400 30 7000 361,45 58,1 7,62 15
4 2 5 1400 30 14000 361,45 116,2 10,78 15
57 3 3 5 1400 30 21000 361,45 174,3 13,20 15
2 4 5 1400 30 28000 361,45 232,4 15,24 20
1 5 5 1400 30 35000 361,45 290,5 17,04 20
25
2.5. Perencanaan Dimensi Pelat
𝑏𝑒 ℎ𝑓 ℎ𝑓 ℎ𝑓 2 𝑏𝑒 ℎ𝑓 3
1 + ( ) 𝑥 ( ) 𝑥 [4 − 6 𝑥 ( ) + 4 ( ) + 4 𝑥 ( − 1) 𝑥 ( ) ]
𝑏𝑤 ℎ𝑤 ℎ𝑤 ℎ𝑤 𝑏𝑤 ℎ𝑤
𝑘=
𝑏𝑒 ℎ𝑓
1+( − 1) 𝑥 ( )
𝑏𝑤 ℎ𝑤
𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘
𝑏𝑒 =
4
3000
𝑏𝑒 = = 750 𝑚𝑚
4
Inersia Balok
1
I balok = 𝑏ℎ3 k
12
1
I balok = . 250 . 3003 . 0.53
12
Inersia Pelat
𝐵𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 𝑥 ℎ𝑓 3
I plat = 12
3000 𝑥 1203
I plat = 12
26
Nilai afm
𝑖 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
afm = 𝑖 𝑝𝑙𝑎𝑡
300500000
afm = 432000000
afm = 0.70
B. Tabel
ln
hw be (batang
hf (tebal (bentang
(tinggi terpendek bw ln (balok) In (plat) alphafm k
rencana) panjang - h
balok) / 4)
b balok)
120 300 750 250 300500000 432000000 0,70 0,53 0,96 4750 134,03 5157,14
1,8 150 mm 38,48
27
BAB III
PROSEDUR MODELING
Beton
Beton untuk Balok fc' 25 Mpa
Beton untuk Kolom fc' 30 Mpa
Massa Jenis Beton yc' 2400 kgf/m3
Tulangan Baja
Tegangan Leleh fy 400 Mpa
Tegangan Ultimate fu 400 Mpa
Modulus Elastisitas Es 262505,1 Mpa
Massa Jenis Baja ys 7850 kg/m3
3.2. Pembebanan
Berikut ini adalah pembebanan yang akan diasumsikan:
28
3.3. Acuan Peraturan dan Software yang digunakan
Pada perancangan bangunan sekolah 5 lantai ini, digunakan SNI 03-
2847 2013 sebagai acuan peraturan konstruksi beton dan SNI 03-1727
2013 sebagai acuan pembebanan.
Dalam pembuatan laporan ini, digunakan 3 program software untuk
membantu perancangan :
1. ETABS V.16.2.0
2. Microsoft Excel
3. AutoCad 2017
29
Gambar 3.2 Building Plan Grid System and Story Definition
30
Gambar 3.4 Story Data Custom
Sesuaikan data diatas dengan dimensi dari denah yang telah direncanakan.
3. Setelah data disesuaikan maka akan muncul gambar Plan View dan 3D
View seperti dibawah ini:
31
4. Setelah itu hubungkan dari titik satu ke titik lainnya dengan
menggunakkan tools Draw Beam/Coloumn/ Brace (plan, elv, 3D) yang
terletak dipojok kiri layar.
5. Tentukan Jenis perletakan yang akan digunakan di dalam struktur
sekolah 5 lantai tersebut. Untuk menentukan jenis perletakan pada
bagian bawah struktur, maka pilih semua joint/titik yang berada pada
level pondasi (base) lalu klik menu Assign> Joint>Restraint. Pilih
perletakan Jepit, perletakan jepit membuat struktur menjadi kaku.
32
Gambar 3.7 Material Property Data fc’25
33
9. Setelah itu input data spesifikasi balok yang akan digunakan, yaitu
Balok 250 x 200, balok 250 x 250, balok 250 x 300 dan seterusnya,
dengan jenis material yang sudah dibuat sebelumnya yaitu fc’25.
34
Gambar 3.11 Frame Section Property Data Balok 250x300
10. Mengubah momen inersia pada bagian Set Modifiers menjadi 0,35 dan
mengubah ketebalan selimut beton menjadi 5 cm pada bagian
Reinforcement Data.
Gambar 3.12 Analysis Property Modification Factors dan Reinforcement Data untuk Balok
11. Setelah itu input data spesifikasi kolom yang akan digunakan, yaitu
Kolom 300x300 dengan jenis material yang sudah dibuat sebelumnya
yaitu fc’30.
35
Gambar 3.13 Frame Section Property Data Kolom 300x300
12. Mengubah momen inersia pada bagian Set Modifiers menjadi 0,7 dan
mengubah ketebalan selimut beton menjadi 5 cm pada bagian
Reinforcement Data.
Gambar 3.14 Analysis Property Modification Factors dan Reinforcement Data untuk Kolom
36
13. Setelah itu input frame yang telah dibuat pada garis line yang telah kita buat
sebelumnya, sesuaikan dengan perhitungan balok dan kolom yang telah di
operasikan. Cara menginput dengan cara kilik line yang akan di beri frame lalu
pilih menu Assign>Frame>Section Properties, lalu pilih sesuai data tributary
dan pilih OK.
37
15. Input spesifikasi pelat yang digunakan, yaitu PELAT dengan jenis
material yang telah ditentukan sebelumnya yaitu fc’25, serta dengan
jenis plat Slab dengan ketebalan 200 mm. menu ini berfungsi untuk
menginput dimensi tebal plat yang akan kita gunakan sesuai dengan
hasil hitungan sebelumnya.
16. Lalu masukkan properties pelat yang telah dibuat sebelumnya dengan
cara Assign>Shell>Slab Section, lalu pilih sesuai property yang telah
dibuat, lalu OK.
38
17. Meng-Input jenis beban yang akan digunakan. Pertama Klik toolsbar
menu Define>Load Patterns. Input beban-beban yang telah ditentukan
beserta tipe dan self weight multiplier-nya seperti berikut.
18. Menambahkan beban Super Imposed Dead Load (SIDL) dengan Self
Weight Multiplier = 0.
Self weight multiplier untuk DL (Dead Load) diisi dengan nilai 1 yang
berarti aplikasi ETABS nantinya akan secara otomatis menghitung
berat sendiri struktur berdasarkan info luas penampang elemen dan
berat jenis material yang dipakai. Jika nilai Self weight multiplier adalah
0, maka perhitungan berat sendiri struktur tidak akan dilakukan oleh
program. Dalam pelatihan ini, diingikan program ETABS untuk
menghitung berat sendiri struktur.
19. Selanjutnya kita membuat beban gempa atau Response Spectrum dengan cara
Define>Function>Response Spectrum. Lalu Add New Function. Lalu masukan
data sesuai gambar
39
Gambar 3.21 Response Spectrum ASCE 7-10 Function Definition
20. Lalu kita membuat Load Cases yang akan berfungsi untuk beban kombinasi.
Dalam Load Cases ini terdapat 5 Load yakni Dead, Live, SIDL, RSXECC dan
RSYECC. RSXECC dan RSYECC ini adalah beban terhadap sumbu X dan
sumbu Y. Cara membuat Load tersebut dengan cara Define>Load Cases, lalu
pilih Add new Cases. Setelah itu ubah nama Load menjadi RSXECC atau
RSYECC, lalu ubah Function dengan Function (JAKARTALUNAK) yang
telah kita buat sebelumnya, setelah itu masukkan Scale Factor dengan harga
1,23 dan ubah Directional Combination Type dengan CQC3.
40
Gambar 3.23 Load Case Data
21. Meninjau beban ultimate dari beban-beban yang mungkin terjadi pada
struktur dengan cara melakukan kombinasi beban terfaktor. Klik
toolsbar menu Define>Load Combinations>Add New Combo. Lalu
memasukkan beberapa kemungkinan kombinasi beban yang akan terjadi
pada struktur seperti berikut:
22. Melakukan pembebanan pada struktur yang telah digambar, beban yang
dikenakan adalah beban yang telah ditentukan.
41
23. Klik setiap plat yang ada, lalu klik shell/area loads>uniform, lalu pilih
tipe beban, seperti gambar berikut.
24. Meng-Input Load sesuai pada tabel yang ada di Bab Pembebanan. Input
sesuai pembebanan per lantai.
42
Gambar 3.27 Slab Information Story 1
43
25. Melakukan analisis terhadap struktur yang dirancang dengan menu
Analyze > Run Analyze
26. Memeriksa kekuatan tegangan untuk struktur dengan membuka menu Design
> Concrete Frame Design > Start Design Check.
44
27. Lalu kita cek tulanga dengan menu Design > Concrete Frame Design >
Display Design Ibformation. Ganti option Longitudinal Reinforcing menjadi
Rebar Percentage.
45
28. Kemudian gaya dalam yang terjadi pada struktur dapat diperoleh dengan
meng-klik menu Display>Show Tables. Centang pada bagian Frame
output.
29. Kemudian, klik Copy Entire Table lalu Paste di MS Excel untuk
masing-masing gaya baik yang terjadi pada Coloumn maupun yang
terjadi pada Beam. Lalu olah data di MS Excel sehingga didapatkanlah
nilai maksimum dari masing-masing gaya dalam yang bekerja pada
komponen struktur rumah 2 lantai tersebut. Dalam perancangan, akan
digunakan gaya dalam maksimum tersebut untuk menentukan jumlah
tulangan yang dibutuhkan untuk masing-masing balok dan kolom per
lantainya.
46
Gambar 3.34 Frame output display
Pilih Beam Force dan Coloumn Force lalu klik Edit> Copy Entire
Table lallu klik Paste di MS Excel.
47
BAB IV
PENULANGAN
Hasil analisis dari aplikasi ETABS memberi data bahwa kolom kami
kuat menahan beban yang diindikasikan dengan garis as kolom bewarna
ungu, namun warna ungu ini belum dapat dikatakan aman, maka kami harus
menambah dimensi kolom untuk merubah indikasi warna kolom pada
aplikasi etabs dengan warna hijau yang mengindikasikan bahwa kolom
tersebut aman dari beban. Pada balok, hasil design dan dimensi kami hijau
yang berarti aman, namun masih terlalu boros. Kita dapat
48
mengoptimalkannya dengan cara memperkecil dimesi balok. Dari data data
etabs kami dapat memperoleh tulangan yang harus digunakan untuk balok,
kolom dan pelat sebagai berikut :
Longitudinal Longitudinal
L Torsi Atas Torsi Bawah Shear
Atas Bawah
Diketahui :
L Longitudinal atas
𝑡𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝐿 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑙𝑜𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑠 +
2
0
𝐿 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 3,57 +
2
49
L Longitudinal bawah
𝑡𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝐿 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑙𝑜𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑠 +
2
0
𝐿 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 2,08 +
2
𝐿 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 2,08 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Luas Tulangan
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑆ℎ𝑒𝑎𝑟 + 𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐴𝑡𝑎𝑠
= 0,00037 + 0
= 0,00037
Tulangan Atas
𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 =
1 2
4 𝑥3,14𝑥(1,3)
3,57
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 1 = 2,69 ≈ 4 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑥3,14𝑥(1,3)2
4
Tulangan Bawah
𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ =
1 2
4 𝑥3,14𝑥(1,3)
2,08
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 1 = 1,57 ≈ 2 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑥3,14𝑥(1,3)2
4
Tulangan Sengkang
𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑑 (𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑆𝑁𝐼)
=
𝑆 (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔)
50
Gambar 4.1 keperluan tulangan sengkang pada balok
ASH
ASH = Luas Tulangan Sengkang
Rumus 1
0,3 𝑥 𝑠 𝑥 𝑏𝑐 𝑥 𝑓′𝑐 𝑎𝑔
𝐴𝑆𝐻 = 𝑥( − 1)
𝑓𝑦𝑡 𝑎𝑐ℎ
0,3 𝑥 100 𝑥 200 𝑥 30 900
𝐴𝑆𝐻 = 𝑥( − 1)
400 400
𝐴𝑆𝐻 = 562,5 mm2
51
Rumus 2
0,9 𝑥 𝑠 𝑥 𝑏𝑐 𝑥 𝑓𝑐
𝐴𝑆𝐻 =
𝑓𝑦𝑡
0,9 𝑥 100 𝑥 250 𝑥 30
𝐴𝑆𝐻 =
400
𝐴𝑆𝐻 = 168,75 mm2
300 mm
300 mm
Tebal Selimut : 50 mm
Diameter Tulangan : 13 mm
Tulangan : 8D-13
52
4.4. Penulangan Pada Pelat
Gambar 4.3 Momen yang Terjadi Pada Pelat Akibat Beban Mati dan Beban Hidup
1 1000
= 4 𝜋(10)2 × = 523,33 𝑚𝑚2
150
𝐴𝑠 ×𝑓𝑦
Tinggi blok regangan, a = 0,85 ×𝑓𝑐 ′ ×𝑏
523,33 ×400
= 0,85 ×25×1000 = 9,86 𝑚𝑚
𝑎
Momen nominal, Mn = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − 2) × 10−6
9,86
= 523,33 × 400 × (85 − ) × 10−6
2
= 16,76 𝐾𝑁𝑚
Syarat : ø Mn ≥ Mu
53
13,408 ≥ 6,8 KNm OK, Plat mampu menerima
beban yang telah direncanakan.
4.5. Perhitungan
54
Gambar 4.6 Potongan C
55
Gambar 4.8 Potongan E
56
Gambar 4.10 Potongan G
57
Gambar 4.12 Potongan I
58
Gambar 4.14 Potongan K
59
Gambar 4.16 Potongan M
60
Gambar 4.18 Potongan O
61
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
62
5.2. Saran
1. Untuk memudahkan perhitungan kolom, balok dan pelat sebaiknya
menggunakan aplikasi Miscrosoft Excel.
2. Pada saat memulai desain pada aplikasi Etabs, perhatikan stauan yang
akan digunakkan.
3. Untuk memudahkan saat mendesain, lebih baik menggunakan aplikasi
AutoCad terlebih dahulu untuk memudahkan
63
DAFTAR PUSTAKA
64