KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapan kepada Allah SWT , Karena berkat rahmat dan karunianya-lah
penulis dapat menyelesaikan Log Book Lab. Konstruksi Kerja Acuan dan Perancah I ini tepat
pada waktunya. Log Book Lab. Konstruksi Kerja Acuan dan Perancah I ini dibuat dalam rangka
memenuhi persyaratan kuliah Laboratorium Konstuksi Kerja Acuan dan Perancah I pada Jurusan
Teknik Sipil Prodi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Dalam rangka penyelesaian Log Book ini, Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada :
1. Yang Terhormat Bapak Norca Praditya, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Lab.
Konstruksi Kerja Acuan dan Perancah I yang telah membimbing dan membagi ilmu yang
berguna.
2. Keluarga yang telah mendukung dalam pembuatan Log Book ini.
3. Serta teman-teman yang telah membantu dalam kegiatan Lab. Konstruksi Kerja Acuan dan
Perancah I.
Log Book ini telah dibuat dengan berdasarkan data- data yang telah penulis peroleh di
lapangan dan laporan ini ditujukan kepada Mahasiswa Teknik Sipil yang berfokus mempelajari
dan mendalami ilmu tentang Konstruksi Kerja Acuan dan Perancah I. Namun Penulis menyadari
atas ketidaksempurnaan penyusunan Log Book Konstruksi Kerja Acuan dan Perancah I ini.
Penulis berharap Log Book ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi kemajuan
penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik atau saran yang berguna.
Terima kasih.
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………….…………………………....i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………………………………….……………ii
LEMBAR ASISTENSI……………………………………………………………………………………………………….……….iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................v
BAB I...............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG....................................................................................................................1
1.2. RUMUSAN......................................................................................................................................1
1.3. TUJUAN..........................................................................................................................................2
1.4. MANFAAT......................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI......................................................................................................................................4
2.1. PENGERTIAN ACUAN DAN PERANCAH................................................................................4
2.2. MACAM-MACAM ACUAN.........................................................................................................4
2.3. SYARAT-SYARAT UMUM ACUAN DAN PERANCAH........................................................10
2.4. KERUGIAN JIKA ACUAN DAN PERANCAH YANG KURANG BAIK..............................11
2.5. BAGIAN-BAGIAN ACUAN DAN PERANCAH.......................................................................12
2.6. METODE YANG DIGUNAKAN DALAM ACUAN DAN PERANCAH................................14
2.7. PEMBONGKARAN ACUAN DAN PERANCAH.....................................................................15
BAB III..........................................................................................................................................................17
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN.......................................................................................................17
3.1. ALAT.............................................................................................................................................17
3.2. BAHAN..........................................................................................................................................20
BAB IV..........................................................................................................................................................22
URAIAN KERJA.........................................................................................................................................22
4.1. Pemasangan Papan duga ( Bowplank ) Untuk Rencana Rumah 4X6 M..................................22
4.2. Pemasangan Acuan dan Perancah Balok + Lantai ( Gerbang )................................................25
4.3. Pemasangan Acuan dan Perancah Balok Tanpa Lantai............................................................29
4.4. Pemasangan Acuan dan Perancah Kolom Silinder diameter 60 cm.........................................31
4.5. Pemasangan Acuan dan Perancah Tangga.................................................................................36
Beton merupakan bahan bangunan yang hanya dapat menahan gaya tarik namun tidak
dapat menahan gaya tekan.Untuk menghasilkan bangunan yang maksimal,beton tersebut haruslah
dapat menahan gaya tarik dan tekan.Dalam perwujudan hal tersebut,maka beton perlu
ditambahkan tulang agar dapat berfungsi dengan maksimal dengan ditambahkannya tulangan
beton tersebut dinamakan beton bertulang.
Untuk membentuk beton menjadi bentuk yang diinginkan diperlukan suatu alat bantu yang
biasa dikenal dengan sebutan Acuan dan Perancah yang merupakan cetakan,atau suatu kontruksi
sementara dari suatu bangunan yang berfungsi mendapatkan konstruksi beton yang diinginkan
sesuai dengan porsinya sebagai bangunan pembantu.Acuan perancah bersifat sementara agar tidak
menimbulkan kerusakan pada beton.
Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil dari mutu beton
yang dikerjakan.Acuan yang kurang baik menimbulkan kerugian seperti kehilangan
material,perubahan dimensi beton.Perubahan struktur bangunan,dan juga dapat mempengaruhi
keselamatan kerja.Dalam pelaksanaaannya seorang alhi bidang tersebut harus mempunyai
keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tetang acuan dan perancah.
1.2. RUMUSAN
1. Apa yang dimaksud dengan acuan dan Perancah?
2. Apa yang dimaksud dengan Bowplank dan bagaimana cara pembuatan bowplank yang
baik dan benar ?
1.3. TUJUAN
1. Agar mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep, melaksanakan dan
mempraktikan kegiatan konstruksi kerja Acuan Perancah I.
2. Agar mahasiswa diharapkan mengetahui perbedaan dari Acuan dan Perancah berserta
Kegunaan masing-masing.
3. Agar mahasiswa diharapkan mengetahui bagian-bagian dari Acuan dan Perancah.
4. Agar mahasiswa diharapkan dapat membuat papan duga ( Bowplank ) dengan metode
dan pengerjaan yang benar dan efisien.
5. Agar mahasiswa diharapkan mampu menghitung rencana penimbunan untuk rencana
kerja Bowplank.
6. Agar mahasiswa diharapkan dapat menghitung kebutuhan bahan pembuatan acuan baik
itu kolom, balok, balok lantai,dan tangga.
7. Agar mahasiwa diharapkan dapat melakukan prakik langsung pembuatan dan
pemasangan Acuan dan perancah.
8. Agar mahasiswa diharapkan memahami dengan baik tentang perencanaan kerja Acuan
Perancah sehingga mampu untuk merencanakan serta melaksanakan suatu pekerjaan
yang menyangkut Acuan Perancah/beton.
9. Agar mahasiswa dapat menambah bentuk pengalaman yang kelak bermanfaat untuk
pekerjaan ketekniksipilan.
2. Klem-klem Perangkai
Penyambungan papan dengan arah melebar dapat dilakukan dengan menggunakan
klem dari sisa-sisa potongan kayu yang masih cukup panjangnya dengan lebar papan
yang akan disambung. Sedangkan jarak klem-klem perangkai tergantung dari besarnya
penampang kolom yang akan dibuat.
Balok adalah salahsatu elemen konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan
beban lantai atau tembok ke kolom.
4. Balok Lantai
Jenis balok ini membentang di atas kusen pintu dan jendela. Pada bangunan
yang struktur utamanya dari beton bertulang, maka balok lantai ini berada di
atas pintu dan jendela di sepajang dinding. Jadi fungsi utamanya adalah
menopang dan meneruskan beban dari dinding ke kolom pendukungnya agar
tidak membebani kusen dibawahnya. Pada prinsipnya, kusen tidak boleh
dibebani dari atas karena dapat mengakibatkan terjadinya lendutan pada kusen
tersebut dan akhirnya daun pintu dan jendela tidak dapat berfungsi dengan baik.
5. Balok Kantilever
Balok Kantilever merupakan balok yang salah satu ujungnya bebas. Balok
ini tidak ada Batasan letaknya, misalnya menopang atap teras, menopang lantai
dan sebagainya.
C. Acuan Lantai
Yang perlu di perhatikan ketinggian dari lantai itu sendiri disamping cetakan
konstruksi yang harus kuat dan kokoh.
a.) Bagian-bagian yang penting dari plat lantai :
1. Tiang Acuan dan Pengaku
Tiang acuan dipasang di atas papan landasan yang berada diatas tanah.
Pemasangan tiang ini bersamaan dengan Sebagian papan pengaku yang
berfungsi sebagai perangkai-perangkai tiang itu sendiri dan sisanya dipasang
setelah gelagar.
2. Gelagar
Acuan Dinding dengan Rapid Clamp memiliki cara teknik pekerjaannya sama dengan
kolom dengan Rapid Clamp. Dinding dengan Rpid Clamp itu harus kuat dan kaku
serta siku dalam pembuatan cetakannya, agar menghasilkan dinding sesuai dengan
harapan kita dan bermutu yang baik. Acuan Dinding dengan menggunakan Rapid
Clamp relative rumit dan perlu ketelitiandan kehati-hatian, karena dalam pembuatan
cetakan dinding dengan Rapid Clamp cetakan itu harus siku dan memiliki jarak sama
tiap dinding serta datar dan tegak.
E. Acuan Tangga
Pada setiap pembuatan bangunan bertingkat, maka pekerjaan tangga juga diperlukan.
Fungsi dari tangga ialah untuk menghubungkan lalu lintas dari satu lantai ke lantai lain.
Tangga bisa dibuat dari konstruksi kayu, baja, aluminium, beton dan lain-lain.
a.) Bentuk-bentuk Tangga :
Klam dapat terbuat dan papan seperti papan acuan,namun perku dipotong-potong sesuai
ukuran yang dikehendaki atau cukup menggunakan papan sisa yang masih cukup Panjang
dengan lebar papan yang disambung.
Skur yang horizontal saja tidak mampu mengatasi gaya.skur diagonal saja tidak mampu
menerima gaya karena tidak ada persatuan antar tiang penyangga dan yang bisa terjadi
tiang akan melendut.kombinasi antara skur horizontal dan diagonal akan mempunyai
kemampuan menopang gaya,karena terjadi kekompakan tiang dan skur.
4) Landasan
Landasan merupakan untuk tiang penyangga agar tidak begerak-gerak.Landasan yang
digunakan biasanya berupa balok kayu,baja,atau Benton.
Landasan berfungsi sebagai:
a. Sebagai bahan (alat) untuk memperluas bidang tekan pada setiap ujung-ujung
tiang penyangga..
b. Sebagai bahan atau alat untuk menyangga tergesernya ujung-ujung tiang akibat
adanya gaya gaya horizontal.
c. Sebagai bahan atau alat untuk memudahkan pemasangan tiang-tiang apabila tiang-
tiang tersebut harus dipasang pada tempat-tempat bergelombang.
5) Penyokong
Setelah papan dilandasan siap, mak tiang-tiang yang sudah dipotong diletakkan di atas
papan tersebut dan dipasangkan penyokong agar tiang-tiang tersebut dapat berdiri tegak
dan kokoh.
BAB III
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
3.1. ALAT
a. Peralatan Umum Gambar
PALU
GERGAJI TANGAN
SELANG PLASTIK
BENANG
KAPAK
GEROBAK DORONG
TANG CATUT
SAFETY BELT
SCAFFOLDING BESI
UNTING-UNTING
3.2. BAHAN
Nama Gambar
PAPAN
TULANGAN POLOS
BAB IV
URAIAN KERJA
1 Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek jika diperlukan
- Masker kesehatan
2 Tujuan
Dengan mengikuti Praktik ini, Mahasiswa diharapkan
- Memahami konsep dan kegunaan Bowplank dalam konstruksi bangunan.
- Mampu mendirikan Bowplank dengan konsep dan teknik yang baik dan benar.
- Mampu menganalisa langsung penggunaan waterpass selang berisi air untuk
menentukan rencana tinggi titik timbunan.
- Mampu melaksanakan penyambungan 2 papan Bowplank dengan benar.
- Mampu menghitung kubikasi kebutuhan bahan untuk pembuatan Bowplank.
- Mengerti dan menjadikannya patokan pengalaman untuk dunia kerja melalui
kegiatan konstruksi dikemudian hari.
3 Peralatan dan Bahan
Alat Bahan
- Palu Besi - Papan berukuran 3 x 20 x 400
- Godam berjumlah 8 keping
- Gergaji (dilebihkan untuk bagian
4 Langkah Kerja
- Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan.
- Tentukanlah lokasi bowplank sesuai pembagian tempat dengan telah membuat
rencana bowplank pada gambar kerja dengan ukuran bangunan 4 x 6 m dengan
rencana bowplank 1 meter dari bangunan, tinggi lantai kamar tidur +10 cm dari
timbunan, dan kamar mandi -5 cm dari tinggi timbunan.
- Pasanglah sebuah patok awal di jalan sebagai patokan penimbunan berupa 60
cm dari jalan. Tandailah dengan menggunakan pensil.
- Lakukan pemasangan patok kedua di titik awal bowplank dengan menggunakan
dolken yang harus ditancapkan ke tanah.
- Ambilah selang berisi air dan tariklah dari patok dijalan sampai patok awal titik
bowplank dan lakukan penyesuaian kedataran air terhadap patok yang ditandai
60 cm.
- Setelah kedataran air pas dengan tanda 60 cm, lakukan penandaan di patok awal
titik bowplank sejajar dengan kedataran air.
- Selanjutnya, ambilah meteran dan tarik sejauh 6 meter ke kanan ( untuk bagian
lebar ) dan tarik 8 meter ke belakang (untuk bagian panjang ) dari patok ke-1
bowplank. Lakukan pengukuran sampai membentuk persegi panjang.
- Kemudian pasanglah patok- patok berikutnya dititik ke-2, ke-3, dan ke-4.
- Lakukan pemasangan patok- patok berjarak 2 meter dari setiap patok 1, 2, 3,
dan 4. Tujuannya agar mempermudah dalam pengukuran elevasi ketinggian
titik 60 cm menggunakan selang berisi air dan sebagai pengokoh Bowplank.
- Ambilah selang berisi air dan tarik dari patok ke-1 ke patok berjarak 2 meter,
lakukan pengukuran elevasi ketinggian 60 cm dengan penandaan kedataran air
diujung-ujung patok.
- Lakukan pengukuran elevasi 60 cm tersebut ke patok-patok setelahnya sampai
mencapai patok ke-1.
MUHAMAD RAMADHON ZULKARNAIN (062030100019) 3SD 24
- Setelah itu, ambilah benang dan ikatkanlah pada tanda 60 cm tadi secara
mengeliling dari patok ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4 secara berurutan.
- Ambilah papan yang akan digunakan sebagai papan duga, pakukanlah dari
patok ke-1 mengelilingi patok dengan menempatkan bagian sisi tebal datar
sejajar dengan benang , dengan pemasangan papan dibagian dalam patok
dibawah benang.
- Jika ingin melakukan penyambungan bowplank, lakukanlah penyambungan
setelah 2 buah papan dipasangkan di patok sejajar dengan benang, baru lakukan
penyambungan bowplank, tujuannya agar bowplank sejajar dengan benang.
- Setelah itu, lakukan pembagian ruangan dengan menggunakan benang, dimulai
membentuk luas rumah yaitu 4 x 6 m dengan jarak 1 meter dari bowplank tiap
bagian kanan, kiri, depan, dan belakang.
- Lakukan pembagian ruangan tidur, kamar mandi, dan sisanya ruang sisa dengan
menggunakan benang.
5 Hasil
1 Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Body Harnes / Safety Belt
- Masker kesehatan
5 Hasil
4. Langkah Kerja
- Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan.
- Lakukan pemasangan tiang-tiang perancah secara tegak dengan jarak masing-
masing 50 cm.
- Gunakanlah scaffolding untuk melakukan pengukuran terhadap ketinggian
balok.
- Gunakanlah meteran untuk mengukur ketinggian balok nantinya 6 meter dari
lantai kerja.
5. Hasil
1. Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan menyengkang
2. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan menyengkang berbentuk spiral. Adapun
fungsi dari tulangan spiral ini adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap
deformasi cukup besar sebelum runtuh sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran
seluruh struktur bangunan sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud
3. Kolom komposit, yaitu gabungan antara beton dan profil baja sebagai pengganti tulangan
di dalamnya
Dalam beberapa kasus, kolom bersengkang merupakan jenis kolom yang kerap digunakan
karena proses pengerjaannya yang relatif lebih mudah dan terjangkau dari segi biaya. Meskipun
demikian, jenis kolom segi empat dan kolom bundar juga kerap digunakan terutama di daerah
dengan tingkat potensi gempa yang berisiko tinggi.
o Papan Acuan
Papan acuan dapat terbuat dari multiplek atau papan acuan. Apabila menggunakan
papan, maka sebaiknya penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar atau
memanjang sesuai dengan lebar kolom yang kita kehendaki. Jika menggunakan
plywood, maka penyambungan dengan arah melebar tidak diperlukan.
o Klem-klem Perangkai
Penyambungan papan dengan arah melebar dapat dilakukan dengan menggunakan
klem dari sisa-sisa potongan kayu yang masih cukup panjangnya dengan lebar
papan yang akan disambung. Sedangkan jarak klem-klem perangkai tergantung
dari besarnya penampang kolom yang akan dibuat.
o Papan Penjepit Dinding ( Rapid Clem)
Papan ini dipasang sesuai dengan jarak klem yang dibuat. Papan terpasang satu
dengan yang lainnya pada tiang yang telah dipasang. Fungsi papan penjepit adalah
agar papan cetakan tidak pecah ketika beton di cor.
o Tiang acuan
Tiang acuan boleh terbuat dari kayu maupun besi ( scaffolding steel )
1. Keselamatan Kerja
Alat Bahan
- Meteran
- Acuan kolom yang sudah
- Palu besi
dibuat terlebih dahulu.
4. Langkah Kerja
5. Hasil
Atride
Ø Minimum : 25 cm
Ø Maksimum : 31 cm
RUMUS TANGGA:
1 ANTRADE + 2 OPTRADE =1 langkah kaki orang dewasa ( 57 – 60 ) CM
1. Keselamatan Kerja
Mahasiswa diharapkan mengenakan:
- Pakaian bengkel dengan lengkap dan rapi
- Sepatu safety
- Helm proyek
- Safety Belt/ Body Harnes
- Masker kesehatan
2. Tujuan
Dengan mengikuti Praktik ini, Mahasiswa diharapkan :
- Memahami konsep tangga dengan baik.
- Mampu melakukan pemasangan acuan dan perancah tangga.
- Mampu menganalisa persyaratan tangga yang baik.
- Mampu memperhitungkan jumlah anak tangga, ketinggian bordes dan
kemiringan anak tangga.
4. Langkah Kerja
- Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan.
- Lakukan pemasangan tiang- tiang perancah tangga dan papan- papan perancah
agar mempermudah melakukan pengukuran elevasi.
- Lakukan pengukuran ketinggian rencana bordes tangga dengan meteran,
dengan rencana tinggi bordes adalah 3 meter.
- Gunakanlah selang berisi air untuk menyamakan ketinggian tiap titik- titik
kolom yaitu 3 meter.
- Kemudian, pasangkanlah papan acuan bawah balok untuk bagian bordes secara
mengeliling.
- Selanjutnya, lakukan pemasangan multipleks untuk bagian acuan lantai bordes
dengan ketebalan bordes sesuai dengan optride.
- Lakukan pemasangan papan acuan bagian samping dalam balok lantai bordes.
- Ambilah tulangan balok, dan lakukan pengikatan tulangan balok dengan
tulangan kolom-kolom.
- Lakukan perhitungan penentuan jumlah anak tangga, ketinggian optrade,
atrade, dan kelebaran anak tangga.
- Setelah data diperoleh, pasanglah tiang- tiang perancah untuk bagian tangga
sesuai dengan kemiringan yang diperoleh.
- Lakukan pemasangan multipleks untuk bagian bawah acuan tangga.
- Kemudian, lakukan pemasangan papan acuan tangga bagian samping dan
lakukan penggambaran rencana anak tangga, optrade, dan atrade.
- Selanjutnya, ambilah tulangan untuk bagian tangga dengan diatur oleh beton
tahu setebal 2 cm.
- Lakukan pemasangan acuan tangga bagian optrade diatur jaraknya oleh atrade.
5. Hasil
4.6. Perhitungan Volume Bahan Untuk Acuan Kolom dan Acuan Balok Sebuah
Gapura ( Portal )
Dik :
o Rencana Kolom = 30x40cm
o Rencana Balok = 30x30 cm
o Lebar bagian dalam portal 7 meter
o Tinggi portal 5 meter
Dit : Berapa Volume Kubikasi Kebutuhan Total Acuan Kolom dan Balok
Tersebut ?
Jawab :
- Kolom
A = 2 x (0, 02 x 0, 44 x 5 )
= 0, 088 m³
B B = 2 x ( 0, 02 x 0, 30 x 5 )
A = 0, 06 m³
Total = 2 ( A + B )
= 2 ( 0, 088 + 0, 06 ) m³
= 0, 296 m³
- Balok
A = 1 x ( 0, 02 x 0, 34 x 7 )
= 0, 0476 m³
B = 2 x ( 0, 02 x 0, 030 x 7, 8 )
= 0, 0936 m³
C = 2 x ( 0, 02 x 0, 32 x 0, 34 )
= 0, 00435 m³
Total = A + B + C
= 0, 0476 + 0, 0936 + 0,
00435
= 0, 14555 m³
Gambar kerja :
5.1. Kesimpulan
Bekisting ( Acuan ) dan Perancah sangat penting dalam pembuatan beton karena dapat
mempengaruhi bentuk dan kualitas dari beton tersebut. Bekisting juga tidak perlu
menggunakan kayu yang mahal atau kayu yang berkualitas bagus, cukup dengan kayu
yang biasa saja ataupun dengan kayu yang murah, berkisting sudah bisa dibuat.
5.2. Saran
1. Untuk mengurangi penggunaan kayu, sebaiknya menggunakan scaffolding sebagai
pengganti kayu atau bambu.
2. Lakukan penyambungan papan Bowplank pada saat setelah 2 bagian papan
Bowplank di paku di tiang Bowplank.
3. Gunakan pengukuran unting – unting dalam pengukuran ketegakkan
4. Jika bekisting balok bergeser, bekisting sebaiknya ditahan dengan gelagar
dibawahnya yang terlebih dahulu di waterpass menggunakan selang berisi air.
5. Saat di melaksanakan praktik kerja, diharapkan focus pada pekerjaan.
6. Taati K3 selama proses praktik kerja Acuan dan Perancah I, untuk menghindari hal
yang tidak diinginkan.
JOB 1 BOWPLANK
JOB 3 BALOK
JOB 4 KOLOM