Anda di halaman 1dari 23

METODOLOGI PENELITIAN DAN PERSENTASI

TUGAS VI A

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MATERIAL BETON DAN KUAT TEKAN BETON


TERHADAP KERETAKAN BETON PADA KONTRUKSI BANGUNAN DI
KOTA LHOKSEUMAWE

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dari


Mata Kuliah Metodologi Penelitian Dan Persentasi.

Disusun Oleh :

ARDIANSYAH (190110144)
A3 / METODOLOGI PENELETIAN DAN PERSENTASI

TANGGAL DIBERIKAN TUGAS SELASA, 5 OKTOBER 2021

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan alhamduliilah, segala puji dan syukur atas kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan nikmat,rahmat, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini dengan tepat waktu. Shalawat
beserta salam tak lupa pula dihadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabat beliau sekalian yang mana telah membawa kita ke alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Wesli, M.T. dan Bapak Said Jalalul Akbar, S.T., M.T. selaku
Dosen Pengasuh mata kuliah Metode Penelitian dan Presentasi kelas A3
2. Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga yang memotivasi penulis
3. Seluruh teman dan pihak yang membantu penulis menyelesaikan proposal
skripsi

Dalam penyusunan proposal tugas akhir ini, penulis menyadari masih


banyak kekurangan dan ketidak-sempurnaan yang penulis lakukan dan kerjakan.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk Proposal Skripsi ini dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Lhokseumawe, 5 Oktober 2021

Penulis,

ARDIANSYAH

NIM. 190110144

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 2
1.5 Ruang Lingkung dan Batasan Masalah ..................................................... 3
1.6 Metode Penelitian ...................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Beton ........................................................................................... 4

2.2 Material Penyusun Beton .......................................................................... 5

2.2.1 Semen ........................................................................................................ 5

2.2.2 Agregat ...................................................................................................... 5

2.2.3 Air ............................................................................................................. 5

2.2.4 Bahan Tambahan ....................................................................................... 5

2.3 Kuat Tekan Beton ..................................................................................... 6

2.3.1 Faktor Air Semen dan Kepadatan ............................................................. 6

2.3.2 Umur Beton ............................................................................................... 6

2.3.3 Jumlah Semen ........................................................................................... 6

2.3.4 Sifat Agregat ............................................................................................. 6

ii
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian / Perancangan ........................................ 7

3.2 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 9

3.3 Pengumpulan Data .................................................................................... 9

3.3.1 Data primer................................................................................................ 9

3.3.2 Data sekunder ............................................................................................ 9

3.4 Analisis Data ............................................................................................. 9

3.5 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton adalah suatu elemen dalam kontruksi yang merupakan struktur
sederhana yang dibentuk oleh campuran semen, air, kerikil, agregat halus, agregat
kasar yang berupa batu pecah atau kerikil, udara serta bahan campur lainnya.
Struktur beton mempunyai standarisasi karakteristik beton yang baik yaitu
kepadatan, kekuatan, factor air semen, tekstur, dan parameter. Pada struktur beton
juga terdapat beberapa komponen diantaranya adalah slab atau plat, blok, kolom,
dinding, serta pondasi untuk pembangunan gedung.
Beton merupakan material kontruksi yang sangat umum digunakan pada
saat ini. Berbagai bangunan sudah menggunakan material dari beton. Perkuatan
pada konstruksi beton menjadi hal yang sangat penting, terlebih pada struktur
yang telah mengalami penurunan kekuatan akibat umur, pengaruh lingkungan,
perubahan fungsi struktur, desain awal yang kurang, kelemahan perawatan,
ataupun kejadian-kejadian alam seperti gempa bumi(Mr, 2016). Beton yang
bermutu baik mempunyai beberapa kelebihan diantaranya mempunyai kuat tekan
tinggi, tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan,
tahan aus, dan tahan terhadap cuaca (panas, dingin, sinar matahari, hujan). Beton
juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu lemah terhadap kuat tarik,
mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sulit kedap air secara
sempurna, dan bersifat getas(Melinda, Dapas and Sumajouw, 2020).
Beton juga sangat rentan terkena masalah atau kerusakan yang terjadi pada
kontruksi bangunan seperti beton yang menyerap air, beton berpori, beton cacat,
beton keropos, beton retak dan lain sebagainya. Hal yang mempengaruhi
kerusakan pada beton salah satunya adalah campuran material yang tidak baik
atau tidak sesuai standart yang sudah ditentukan yang juga berpengaruh terhadap
mutu rencana. Apabila kuat tekan beton tidak mencapai target otomatis beton
tersebut berkurang ketahanannya sehingga terjadi kerusakan beton

1
2

Agar mutu beton yang ditentukan dapat dilakaksanakan dengan pasti pada
saat dilapangan, maka saat proses pembuatannya harus dipertimbangkan baik-baik
segala hal yang mempengaruhi mutu beton sperti jumlah semen pada tiap ,
fakotr air semen, gradasi agregat, kekerasan agregat, kebersihan agregat, jenis dan
kualitas semen, cara dan lama pengadukan, cara pemadatan, finishing dan
transport, temperatur, pemeliharaan, dan umur beton. Dengan memperhatikan hal-
hal tersebut, maka membuat beton sesuai dengan mutu yang ditentukan mejadi
mudah.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka muncul lah masalah-masalah yang akan
diteliti yaitu sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh material beton dan kuat tekan beton terhadap
keretakan pada kontruksi beton
2. Seberapa besar pengaruh material beton dan kuat tekan beton terhadap beton
yang berpori dan keropos.

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan dari masalah-masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh material beton dan kuat tekan beton
terhadap keretakan pada kontruksi beton.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh material beton dan kuat tekan beton
terhadap beton yang berpori dan keropos.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan mengetahui besarnya pengaruh material beton dan kuat tekan
beton terhadap keretakan pada kontruksi beton dan juga mengetahui besarnya
pengaruh material beton dan kuat tekan beton terhadap beton yang berpori dan
3

keropos, maka dapat bermanfaat untuk informasi secara ilmiah dan dapat
diterapkan saat pembuatan beton dengan segala ketentuan yang ada.

1.5 Batasan Penelitian


Agar penelitian yang dilakukan terarah maka kita harus menentukan
batasan-batasan penelitian sebagai berikut:
1. Kuat tekan beton rencana ( ) = 25 MPa.
2. Penelitiaan ini menggunakan campuran beton non pasir menggunakan
perbandingan semen banding agregat kasar 1:5 dengan factor semen (FAS) 0,4
untuk konsentrasi serat roving panjang 3cm.
3. Tinjauan analisis = kuat tekan beton.

1.6 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah metode kuantitatif,
yang mana dalam pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode
survey ke lokasi bangunan yang menggunakan kotruksi beton. Selain metode
kuantitatif dalam penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif dikarenakan
dalam penelitian ini membahas mengenai pengaruh material beton dan kuat tekan
beton terhadap keretakan pada kontruksi beton.
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Beton

Beton adalah suatu hasil pencampuran dari semen, air, agregat halus, dan
agregat kasar. Agregat merupakan komponen beton yang paling berperan, yang
berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat
disebut kasar apabila ukurannya melebihi 5 mm. Sifat agregat kasar
mempengaruhi kekuatan akhir beton, keras dan daya tahannya disintergrasi beton.
Agregat kasar ini harus bersih dari bahan-bahan organik dan harus mempunyai
ikatan yang baik dengan pasta semen. Agregat halus merupakan pengisi yang
berupa pasir, ukurannya bervariasi antara ukuran no.4 sampai no.100 saringan
standar Amerika. Agregat halus yang baik harus bebas bahan organik, lempung,
dan bahan-bahan lain yang dapat merusak campuran beton. Variasi ukuran dalam
suatu campuran harus mempunyai gradasi yang baik sesuai dengan standart
saringanan dari ASTM (Amerika Society of Testing Materials)(Hendriyani and
Anwar, 2016). Semen merupakan pengisi pori-pori antara butiran-butiran agregat
halus dan agregat kasar juga berfungsi sebagai perekat dalam proses pengerasan,
sehingga butiran agregat saling terikat dengan kuat dan padat. Didalam campuran
beton air mempunyai fungsi sebagai pelancar campuran agregat dan semen agar
memudahkan pengadukan dan pencetakan(Hendriyani and Anwar, 2016).
Penambahan bahan tambah akan mempengaruhi kemudahan pengerjaan
dan tanpa harus mengurangi tingkat kekuatan kuat tekan rencananya. Beton yang
menggunakan bahan tambah biasanya dapat dipadatkan sehingga rongga-rongga
udara dapat dihilangkan/dikurangi, selain itu juga beton dapat lebih homogen,
koheren dan stabil selama dikerjakan serta dapat digetarkan tanpa harus terjadi
segregasi/pemisahan butiran dari bahan-bahan utama dan dapat mengalir kedalam
cetakan di sekitar tulangan(Hendriyani and Anwar, 2016)

4
5

2.2 Material Penyusun Beton


Beton memiliki bentuk yang padat dan keras berikut merupakan bahan
yang digunakan sebagai material penyusun beton, yaitu:
2.2.1 Semen
Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Portland. Semen
Portland merupakan material yang sangat penting dan banyak dipakai dalam
pembangunan. Semen juga berfungsi untuk mnegis rongga-rongga diantara
butiran agregat.

2.2.2 Agregat
Berdasarkan ukurannya, agregat dibedakan menjadi :
a. Agregat halus berdiamter 0,063-5 mm yang biasa disebut pasir, yang dapat
dibedakan lagi menjadi pasir halus dan pasir kasar.
b. Agregat kasar berdiameter > 5mm, biasanya berukuran antara 5 hingga 40
mm disebut kerikil. Untuk mencapai kekuatan beton yang baik perlu
diperhatikan kepadatannya dan kekerasan massa agregat, karena semakin
padat dank eras suatu agregat dapat meningkatkan kekuatan dan
durabilitasnya.

2.2.3 Air
Air merupakan komponen penting dari campuran beton yang memegang
peranan penting dalam bereaksi dengan semen dan mendukung terbentuknya
kekuatan pasta semen. Tujuan penggunaan air adalah agar terjadinya hidrasi yang
mana terjadi reaksi kimia antara semen dan air yang menyebabkan campuran
beton menjadi keras setelah melewati waktu tertentu.

2.2.4 Bahan tambah


Bahan tambah adalah suatu bahan bubuk atau cairan, yang ditambahkan
kedlam campuran adukan beton selama pengadukan, yang bertujuan megubah
sifat adukan atau betonnya. Bahan tambah ada 2 jenis yaitu additive dan
admixture.
6

2.3 Kuat Tekan Beton


Beton yang dirancang harus memenuhi persyaratan kuat tekan rata-rata
berdasarkan data deviasi standar hasil uji kuat tekan beton pada umur 28 hari.
Persyaratan kuat tekan didasarkan pada hasil uji kuat tekan. Sifat beton pada
umumnya lebih baik jika kuat tekannya lebih tinggi, dengan demikian untuk
meninjau mutu beton biasanya dilakukan dengan meninjau kuat tekannya. Kuat
tekan beton adalah perbandingan antara beban terhadap luas penampang beton
(Susilorini dkk, 2009). Menurut Susilorini dan Suwarno (2009) faktor-faktor yang
mempengaruhi kuat tekan beton antara lain :
2.3.1 Faktor Air Semen dan Kepadatan
Hubungan antara faktor air semen dan kuat tekan beton.

2.3.2 Umur Beton


Kuat tekan beton bertambah seiring dengan bertambahnya umur beton. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, Semakin tinggi suhu perawatan semakin cepat
kenaikan kekuatan betonnya.

2.3.3 Jumlah Semen


Jika nilai slump sama (nilai faktor air semen berubah), beton dengan kandungan
semen lebih banyak mempunyai kuat tekan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena jika
nilai slump sama dan jumlah air juga hampir sama maka mempengaruhi penambahan
semen hal ini berarti pengurangan nilai faktor air semen yang berakibat penambahan kuat
tekan betonnya.

2.3.4 Sifat Agregat


Sifat agregat yang paling berpengaruh terhadap kekuatan beton adalah kekasaran
permukaan dan ukuran maksimumnya. Permukaan yang halus dan kasar berpengaruh
pada lekatan dan besar tegangan saat retak-retak beton mulai terbentuk. Sedangkan
ukuran maksimum agregat akan mempengaruhi kuat tekan betonnya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di laboratorium sebagai


metode utamanya dalam mengumpulkan data. Data yang digunakan untuk analisis
lebih lanjut adalah berupa data primer yang diperoleh dari hasil pengukuran dalam
eksperimen yang dilakukan. Eksperimen pengujian dilakukan terhadap beberapa
sampel silinder beton dan modal elemen struktur kolom beton bertulang. Secara
umum urutan tahap penelitian ini meliputi :
a. Penyediaan bahan penyusun beton
b. Pemeriksaan bahan
c. Perencanaan campuran beton (mix design)
d. Pembuatan benda uji
e. Pemeriksaan nilai slump
f. Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari

7
8

Mulai

Penyediaan Data Penyediaan dan Pemeriksaan


Benda Uji

Perencanaan Beton (Mix Design)

Pembuatan Benda Uji

Beton Beton Beton


Konvensional dengan dengan
CFRP GFRP

Pengujian kuat tekan benda uji


pada umur 28 hari

Analisa dan pengelolaan data Analisa dan pengelolaan data


secara teori : hasil pengujian :
Analisa perbandingan kuat tekan Analisa perbandingan kuat tekan

Penarikan kesimpulan dan saran

Selesai
9

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium beton jurusan Teknik Sipil
Universitas Malikussaleh Aceh Utara.

3.3 Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini mengambil objek penelitian struktur beton yang
bertempat di Laboratorium jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh dan
menggunakan beberapa cara berikut :
1. Obsevasi
Pengumpulan data dilakukan di Laboratorium jurusan Teknik Sipil
Universitas Malikussaleh Aceh Utara.
2. Dokumentasi
Pengumpulan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik yang
digunkan sebagai mendukung kelengkapan data yang lain.
Metode yang digunakan yaitu :

3.3.1 Data Primer


Data yang didapat pada penelitian ini secara langsung dari tangan yaitu
dengan hasil survey kunjungan dan hasil dari observasi kelapangan langsung serta
pengamatan di laboratorium.

3.3.2 Data Sekunder


Data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada. Data sekunder berupa
dokumentasi, catatan, bukti serta laporam historis.

3.4 Analisis Data


Analisis data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan analisa
parametrik deskriptif. Data hasil uji kuat tekan beton diperoleh dari pembagian
10

antara beban maksimum benda uji dengan luas penampang benda uji, selanjutnya
data akan disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik.

3.5 Penelitian Terdahulu


Penelitian Terdahulu Penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan
beberapa referensi yang berhubungan dengan obyek pembahasan. Penggunaan
referensi ditujukan untuk memberikan batasan-batasan sistem yang nantinya dapat
dikembangkan lebih lanjut, dengan mengacu kepada referensi yang digunakan
diharapkan pengembangan sistem nanti dapat melahirkan suatu sistem baru yang
belum ada pada referensi sebelumnya.
Umumnya peningkatan mutu beton atau kuat tekan beton hanya disertai
dengan peningkatan kecil dari kuat tarik maupun kuat lenturnya. Peningkatan kuat
tekan beton yang disertai dengan kuat tarik beton atau kuat lentur, munculkan
istilah beton serat. Penelitian tentang beton serat telah dilakukan, baik dengan
melakukan pencampuran pada campuran beton normal maupun beton ringan.
Salah satu penelitian mengenai serat kawat bendrat yaitu oleh Suhendro
(1991). Penelitian Suhendro mempelajari pengaruh fiber kawat pada sifat-sifat
beton dan beton bertulang. Dalam penelitiannya digunakan tiga jenis kawat lokal
yaitu kawat baja, kawat bendrat dan kawat biasa yang berdiameter ± 1 mm dengan
panjang ± 60 mm. Konsentrasi fiber yang diteliti adalah 0,5% dan 1%. Diameter
kerikil maksimal yang dipakai adalah 20 mm untuk mempermudah penyebaran
fiber kawat secara merata kedalam adukan beton. Dari hasil pengujian,
disimpulkan bahwa dengan adanya serat pada beton dapat mencegah
membesarnya retak-retak rambut, dapat meningkatkan ketahanan terhadap kuat
lentur, daktilitas, beban kejut (impact resistance) dan kuat desak.
Penelitian lain mengenai serat kawat bendrat yaitu oleh Nugraha Sagit
Sahay dan Giris Ngini (Jurnal ISSN 1412 – 3388 Volume 5 Nomor 2 Desember
2010). Penelitian Nugraha Sagit Sahay dan Giris Ngini meneliti mengenai
pengaruh penambahan kawat bendrat pada campuran beton terhadap kuat tarik
beton, dalam penelitiannya diketahui bahwa Penambahan kawat bendrat diameter
11

7 0,8 mm dan panjang 5 cm yang dicampurkan ke dalam campuran beton ringan


dengan persentase penambahan 0 %,1 %, 2 %, 3 % dan 4 % terhadap volume
cetakan dengan menggunakan agregat kasar lempung bekah dari Sei Gohong,
disimpulkan sebagai berikut : 1. Penambahan kawat bendrat tidak memberikan
pengaruh secara signifikan terhadap kuat tekan beton ringan. 2. Kuat tekan
ratarata beton ringan maksimum dihasilkan pada penambahan kawat bendrat 2%
sebesar 20,374 MPa.
Ramlan Tambunan dan Bambang Sugeng Priyono (Jurnal Rancang Sipil
Volume 1 Nomor 1, Desember 2012) dengan judul Peningkatan Kualitas Beton
dengan Penambahan Viber Bendrat, dalam penelitiannya diketahui bahwa fiber
yang dipakai adalah fiber kawat bendrat dengan volume fraksi fiber 7,5 ; 10 dan
12,5% dari berat pemakaian semen. Perubahan mekanis beton diperoleh dari uji
silinder beton 24 buah dan 8 buah balok beton berukuran 75 cm x 15 cm x 15 cm.
Pengujian kapasitas lentur diperoleh dari balok lentur murni. Hasil penelitian
menunjukkan dengan penambahan fiber menyebabkan kapasitas tekan silinder
beton secara signifikan turun, sedangkan kuat tarik beton dan kuat lentur beton
naik. Dengan mekanisme rekatan antara fiber dengan beton, kenaikan kekuatan
lentur disebabkan tegangan tarik yang bekerja ke fiber dipindahkan kepermukaan
fiber dengan beton di sekelilingnya. Adanya rekatan ini, pada akhirnya
menyebabkan tegangan lentur ditahan sebagian oleh kuat tarik fiber tersebut.
Kapasitas kuat tekan beton pada volume fraksi fiber 7,5 % diperoleh hasil yang
paling baik.
(Kasno ,2006 skripsi ) Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan
serat kawat bendrat pada campuran beton dapat meningkatkan nilai kuat tarik
belah, kuat tekan, dan modulus elastisitas beton. Kuat tarik belah maksimal
terdapat pada kadar serat 5 % yaitu sebesar 3,283 MPa kemudian untuk kadar
serat 7,5% dan 10 % tampak bahwa beton mulai mengalami penurunan kuat tarik
belah. yaitu sebesar 3,089 MPa dan 2,917 MPa. Namun nilai tersebut masih lebih
tinggi dari beton normal 2,597 MPa. Nilai kuat tekan tertinggi diperoleh pada
beton dengan kadar serat 7,5% dengan hasil rata-rata sebesar 37,77 MPa.
Sedangkan pada kadar serat 10 %, beton mulai mengalami penurunan kuat tekan 8
12

sebesar 29,55 MPa. Nilai tersebut masih lebih tinggi dari kuat tekan beton normal
yaitu sebesar 28,97 MPa. Kemudian dari data yang ada diolah menggunakan
regresi polinomial sehingga mendapatkan hasil bahwa untuk mendapatkan nilai
kuat tarik belah beton maksimal dibutuhkan kadar serat sebesar 5,794 %.
Sedangkan untuk mendapatkan nilai kuat tekan beton maksimal dibutuhkan serat
sebesar 5,748 %.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rodo Roy Naldi Silalahi dan Daniel
Rumbi Teruna dengan judul perbandingan kuat lentur balok beton bertulang
dengan pemakaian fiber baja dan pemakaian fiber bendrat, diperoleh balok beton
bertulang dengan fiber baja tidak hanya mereduksi lendutan sebesar 25,7% tetapi
juga mereduksi panjang retak total sebesar 45% bila dibandingkan dengan balok
tanpa fiber. Sedangkan balok beton bertulang dengan pemakaian fiber bendrat
mereduksi lendutan sebesar 18,6% dan mengurangi panjang retak total sebesar
36% bila dibandingkan dengan balok tanpa fiber. Akhirnya, dapat dinyatakan
bahwa pemakaian fiber baja lebih baik daripada pemakaian fiber bendrat bila
ditinjau dari lendutan dan pola retak, dan pemakaian fiber pada beton dapat
meningkatkan kinerja balok beton bertulang.
Penelitian Mariance Napitupulu dan Besman Surbakti dengan judul analisa
dan kajian eksperimental pengaruh penambahan serat bendrat (serat kawat) pada
daerah tarik balok beton bertulang menunjukan kuat tekan beton mengalami
peningkatan sebesar 37.22% jika menggunakan serat bendrat/kawat. Namun
peningkatan signifikan terlihat pada kuat tarik beton, yaitu sebesar 74.52%.
Pengujian balok menunjukan terjadi penurunan lendutan sebesar 35.26%, dan
peningkatan kapasitas lentur sebesar 27.97%.
Ivan Christian Lukito dalam skripsi dengan judul studi perilaku kuat geser
pada beton dengan menggunakan serat kawat bendrat (1018 / FT.01 / SKRIP / 07
/ 2011) , pada penelitian ini menggunakan sampel geser double-L berukuran 30
cm x 20 cm x 7.5 cm dan sampel geser kubus berukuran 30 cm x 15 cm x 10 cm.
Sampel dibuat dengan mutu beton fc’ 25 MPa dengan variabel jumlah bendrat di
dalam campuran beton sebanyak 0%, 4%, 6%, 8%, 10%, dan 12% terhadap
jumlah semen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sampel yang 9
13

menggunakan kawat bendrat sebanyak 8% terhadap jumlah semen dalam


campuran beton memiliki kenaikan kekuatan geser langsung yang optimum.
Mengacu pada penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka peneliti
mencoba kembali pemakaian kawat bendrat untuk peningkatan kuat tekan dan
kuat lentur beton pada campuran beton normal dengan komposisi yang berbeda,
dimana pada penelitian sebelumnya belum ada yang secara khusus membahas
tentang kuat lentur beton.
DAFTAR PUSTAKA

Hendriyani, I. and Anwar, M.S. (no date) ‘ANALISIS KUAT TEKAN BETON
DENGAN BAHAN TAMBAH REDUCED WATER DAN
ACCELERATED ADMIXTURE’, p. 14.

Melinda, S., Dapas, S.O. and Sumajouw, M.D.J. (2020) ‘STUDI


EKSPERIMENTAL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
MENGGUNAKAN KAPUR DAN BATU APUNG SEBAGAI BAHAN
PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN’, p. 8.

Mr, F. (2016) ‘STUDI BEBAN FATIK TERHADAP KAPASITAS LENTUR


BALOK BETON BERTULANG PERKUATAN GLASS FIBER
REINFORCED POLYMER SHEET’, 1(1), p. 8.

14
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021

PENGARUH MATERIAL BETON DAN KUAT TEKAN BETON


TERHADAP KERETAKAN BETON PADA KONTRUKSI BANGUNAN
DI KOTA LHOKSEUMAWE

Disusun Oleh :
ARDIANSYAH
190110144
LATAR BELAKANG
1 MASALAH ATAU KERUSAKAN YANG RENTAN TERJADI PADA BETON.

2 KUALITAS DAN KUANTITAS MATERIAL TERHADAP MUTU BETON

RUMUSAN MASALAH
SEBERAPA BESAR PENGARUH MATERIAL BETON DAN KUAT TEKAN BETON TERHADAP
1 KERETAKAN PADA KONTRUKSI BETON

SEBERAPA BESAR PENGARUH MATERIAL BETON DAN KUAT TEKAN BETON TERHADAP
2 KERETAKAN PADA KONTRUKSI BETON
UNTUK MENGETAHUI BESARNYA PENGARUH MATERIAL BETON
Tujuan 1 DAN KUAT TEKAN BETON TERHADAP KERETAKAN PADA KONTRUKSI
BETON.

Penelitian UNTUK MENGETAHUI BESARNYA PENGARUH MATERIAL BETON


2 DAN KUAT TEKAN BETON TERHADAP BETON YANG BERPORI DAN
KEROPOS

Dengan mengetahui besarnya pengaruh material beton dan kuat tekan


beton terhadap keretakan pada kontruksi beton, beton yang berpori dan Manfaat
keropos, maka dapat bermanfaat untuk informasi secara ilmiah dan
dapat diterapkan saat pembuatan beton dengan segala ketentuan yang Penelitian
ada.
Flow Chart MULAI

Penyediaan dan Pemeriksaan Bend a Uji

Perencanaan Beton (Mix Design)


Penyediaan Data
Pembuatan Benda Uji

Pengujian kuat tekan benda uji


pada umur 28 hari
Analisa dan pengelolaan data secara teori:
Analisa perbandingan kuat tekan
Analisa dan pengelolaan data hasil pengujian :
Analisa perbandingan kuat tekan

Penarikan kesimpulan dan saran

SELESAI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai