Anda di halaman 1dari 36

Tugas Kelompok

Dosen Pengampuh : Dr. Erniati, ST., MT.

PERANCANGAN CAMPURAN

(MIX DESIGN)

Disusun oleh :

1. Willy Salle Sura Parubak


2. Harmoko Majang
3. Aulia Hermanto
4. Andi Muhammad Achyar

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR


DAN LINGKUNGAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS FAJAR

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“PERANCANGAN CAMPURAN (MIX DESIGN)” ini dengan baik meskipun masih
banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai struktur beton. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Makassar, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................................2

1.3 Ruang Lingkup.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAAN.................................................................................................3

2.1 Pengertian Mix Design Beton..............................................................................3

2.2 Mix Design Metode American Concrete Institute (ACI).....................................3

2.2.1 Perancangan....................................................................................................3

2.2.2 Langkah Perancangan.....................................................................................3

2.3 Mix Design Metode SNI (Standar Nasional Indonesia)................................................7

2.4 Mix Design Metode Road Note 4..................................................................................7

BAB III PERHITUNGAN................................................................................................11

3.1 Perhitungan Mix Design Beton ( ACI 211.412-93)......................................................11

3.2 Perhitungan Mix Design Metode SNI...........................................................................16

3.3 Perhitungan Mix Design Metode Road Note 4.............................................................27

BAB IV PENUTUP............................................................................................................31

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................32

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang


Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus yang
diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan secara umum.Dalam
pelaksanaannya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memacu adanya
pengembangan kreatifitas setiap orang sebagai modal agar pembangunan dapat dilaksanakan
secara labih baik.Seiring dengan hal tersebut, peningkatan mutu, efisiensi, dan produktivitas
dari setiap kegiatan pembangunan terutama yang terkait dengan sektor fisik mutlak harus
dilakukan, seperti halnya sektor bangunan yang saat ini terus mengalami peningkatan.
Dalam dunia konstruksi bangunan, penelitian untuk mendapatkan produk-produk
konstruksi yang lebih baik terus dilakukan.Beton yang merupakan salah satu material penting
dari sebuah bangunan.Pada dasarnya beton terbentuk dari dua bagian utama yaitu pasta semen
dan agregat.Pasta semen terdiri dari semen Portland, air dan bahan campur tambahan
(admixture).Sedangkan agregat terdiri dari agregat kasar (batu pecah) dan agregat halus
(pasir). Beton banyak digunakan karena keunggulan-keunggulannya antara lain kuat tekan
beton mutu tinggi. Beton merupakan material yang kuat dalam kondisi tekan dan lemah dalam
kondisi tarik, merupakan elemen struktur yang paling banyak digunakan dalam bangunan
karena bahannya yang mudah didapat, mudah dibuat dan harganya murah.
Era modern ini, pembangunan infrastruktur bergerak semakin cepat dan secara
berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan konstruksi seperti pembangunan gedung, jalan, perumahan,
perhotelan, pasar modern, jaringan komunikasi, pengairan hingga sarana dan prasarana
transportasi terjadi hampir di setiap sudut kota. Penggunaan beton sebagai bahan utama tidak
terlepas dalam kegiatan rancang bangun konstruksi.Beton sejak dulu dikenal sebagai material
dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara lokal,
relatif kaku, dan ekonomis. Beton dibuat dengan cara mencampurkan semen portland atau
semen hidrolik, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan. Kualitas beton sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan penyusunnya (Jumiati et al.
2012).

Keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh keseragaman bahan dasar dan
metode pelaksanaan perencanaan beton. Kualitas dan keseragaman beton yang disyaratkan

1
dapat dicapai jika dalam proses pelaksanaan pembuatan beton dilakukan dengan baik dan
sesuai dengan prosedur. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk membuat
perencanaan beton diantaranya yaitu metode ACI (American Concrete Institute), metode SNI
(Standar Nasional Indonesia) dan Metode Road Note 4.Perencanaan campuran beton (mix
design) adalah suatu langkah yang sangat penting dalam pengendalian mutu dan kualitas
beton.

1.2Tujuan

Tujuan dari pengerjaan mix desain beton adalah untuk mengetahui informasi tentang
komposisi dari agregat halus, agregat kasar, semen serta air yang dipergunakan sebagai
pedoman dalam pembuatan beton dengan mutu tertentu, sehingga beton memiliki kualitas dan
kuantitas yang sebaik-baiknya.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada praktikum ini meliputi perhitungan komposisi campuran mix design
yang di peroleh dari data hasil uji yang meliputi analisa ayak (agregat halus dan kasar), berat
jenis dan penyerapan air (agregat halus dan kasar), kadar air (agregat halus dan kasar), dan
suhu pelaksanaan. Serta mengklasifikasikan mutu beton.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mix design Beton

Proses memilih bahan-bahan pembetonan yang tepat dan memutuskan

jumlah/kuantitas ketergantungan dari bahan-bahan tersebut dengan mempertimbangkan

syarat mutu beton, kekuatan (strength), ketahanan (durability) dan kemudahan pengerjaan

(workability) serta nilai ekonomisnya(Anonim,1991).

2.2 Mix Design American Concrete Institute (ACI)

Metode American Concrete Institute (ACI) mensyaratkan suatu campuran


perancangan beton dengan mempertimbangkan sisi ekonomisnya dengan memperhatikan
ketersediaan bahan-bahan di lapangan, kemudahan pekerjaan, serta keawetan kekuatan dan
pekerja beton. Cara ACI melihat bahwa dengan ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik
akan menentukan tingkat konsistensi dari campuran beton yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan (workability).

2.2.1 Perancangan
Sebelum melakukan perancangan, data-data yang dibutuhkan harus dicari. Jika data-
data yang dibutuhkan tidak ada, dapat diambil data dari tabel-tabel yang telah dibuat untuk
membantu penyelesaian perancangan cara ACI ini.

Pada metode ini, input data perancangan meliputi data standar deviasi hasil pengujian
yang berlaku untuk pekrjaan yang sejenis dengan karakteristik yang sama. Selanjutnya data
tentang kuat tekan rencana, data butir nominal agregat yang digunakan, data slump, (jika
diinginkan dengan nilai tertentu), berat jenis agregat, serta karakteristik lingkungan yang
diinginkan.

2.2.2LangkahPerancangan

1) Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan rencana danmargin,
f’cr = m +f’c
a. m = 1.64*Sd, standar deviasi diambil berdasarkan data yang lalu, jika tidak ada
diambil dari Tabel 8.1 berdasarkan mutu pelaksanaan yang diinginkan.
b. Kuat tekan rencana (f’c) ditentukan berdasarkan rencana atau dari hasil ujiyang
lalu.

3
Mutu Pelaksanaan (Mpa)
Volume Pekerjaan
Baik Sekali Baik Cukup

Kecil (< 1000 m3) 4.5 < sd<5.5 5.5 < sd<6.5 6.5 < sd<8.5
Sedang (1000 - 3000 m3) 3.5 < sd<4.5 4.5 < sd<5.5 5.5 < sd<7.5
Besar ( > 3000 m3) 2.5 < sd<3.5 3.5 < sd<4.5 4.5 < sd<6.5

Tabel 8.1 Nilai Standar Deviasi

2) Tetapkan nilai slump, dan butir maksimumagregat


a. Slump ditentukan. Jika tidak dapat, data diambil dari Tabel 8.2
Slump (mm)
Jenis Konstruksi
Maksimum Minimum
- Dinding Penahan dan Pondasi 76.2 25.4
- Pondasisederhana,sumuran,dandindingsub 76.2 25.4
Struktur
- Balok dan dindingbeton 101.6 25.4
- Kolomstructural 101.6 25.4
- Perkerasan dan slab 76.2 25.4
- Beton masal 50.8 25.4
Tabel 8.2 Slump yang disyaratkan untuk berbagai konsentrasi kenurut ACI.

b. Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan atau 3/4 jarak bersih
antar baja tulangan, tendon, bundle bar, atau ducting dan atau 1/5 jarak terkecil
bidang bekisting ambil yang terkecil, jika tidak diambil dari Tabel8.3.

Dimensi Minimim, mm Balok / kolom Plat


62.5 12.5 mm 20 mm
150 40 mm 40 mm
300 40 mm 80 mm
750 80 mm 80 mm
Tabel 8.3 Ukuran Maksimum Agregat

4
3) Tetapkan jumlah air yang dibuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan
nilai slump dari Tabel8.4

Air (lt/m3)
Slump (mm) 9.5 12.7 19.1 25.4 38.1 50.8 76.2 152.4
mm mm mm mm mm mm mm mm
25.4 s/d 50.8
76.2 s/d 127 210 201 189 180 165 156 132 114
152.4 s/d 177.8 231 219 204 195 180 171 147 126
Mendekati 246 231 216 204 189 180 162 -
jumlah
kandungan udara
dalam beton air
entrained (%) 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.3 0.2
25.4 s/d 50.8 183 177 168 162 150 144 123 108
76.2 s/d 127 204 195 183 177 165 159 135 120
152.4 s/d 177.8 219 207 195 186 174 168 156 -
Kandungan
udara total rata-
rata yang
disetujui (%)
Diekspose 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0
sedikit 6.0 5.5 5.0 4.5 4.5 4.0 3.5 3.0
Diekspose
menengah 7.5 7.0 6.0 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0
Sangan ekspose
Tabel 8.4 Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk
Berbagai Slump dan Ukuran Nominal Agregat Masimum

4) Tetapkan nilai Faktor Air Semen dari 8.5. Untuk nilai kuat tekan dalam Mpa yang
berada di antara nilai yang diberikan dilakukaninterpolasi.

FAS
Kekuatan Tekan
28 hari (Mpa) Beton Beton
Air-entrained Non Air-entrained
41.4 0.41 -
34.5 0.48 0.4
27.6 0.57 0.48
20.7 0.68 0.59
13.8 0.62 0.74
Tabel 8.5 Nilai Faktor Air Semen

5) Hitung semen yang diperlukan, yaitu jumlah air dibagi dengan factor airsemen.
6) Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan Modulus
Halus Butir (MHB) agregat halusnya sehingga didapat persen agregat kasar
(Tabel 8.6). Jika nilai Modulus Halus Butirnya berada di antaranya, maka

5
dilakukan interpolasi. Volume agregat kasar=persen agregat dikalikan dengan
berat kering agregat kasar

Ukuran Volume Agregat kasar kering * persatuan volume untuk


Agregat berbagai modulus halus butir
Maks (mm) 2.40 2.60 2.80 3.00
9.5 0.50 0.48 0.46 0.44
12.7 0.59 0.57 0.55 0.53
19.1 0.66 0.64 0.62 0.60
25.4 0.71 0.69 0.67 0.65
38.1 0.75 0.73 0.71 0.69
50.8 0.78 0.76 0.74 0.72
76.2 0.82 0.80 0.78 0.76
152.4 0.87 0.85 0.83 0.81
Tabel 8.6 Volume Agregat Kasar Per satuan Volume Beton
.
7) Estimasikan berat beton segar berdasarkan Tabel 8.7, kemudian hitung agregat
halus, yaitu berat beton segar – (berat air + berat semen + berat agregatkasar).
8) Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar dan agregat halus,kemudian
koreksi berdasarkan nilai daya serap air padaagregat.
9) Koreksi ProporsiCampurannya.
10) Cara ini merupakan cara coba-coba untuk memperoleh proporsi bahan yang
menghasilkan konsistensi. Jika dipakai agregat yang berbeda akan
menyebabkan konsistensi yang berbedajuga.
11) Nilai Modulus Halus Butir (MHB) sebenarnya kurang menggambarkan gradasi
agregat yang tepat. Untuk agregat dengan berat jenis yang berbeda, perlu
dilakukan koreksi lagi.

6
2.3 Mix Design Metode SNI (Standar Nasional Indonesia)

1. Semua bahan beton harus diaduk secara seksama dan harus dituangkan seluruhnya
sebelum pencampur diisikembali.
2. Beton siap pakai harus dicampur dan diantarkan sesuai persyaratan SNI 03-4433-
1997,Spesifikasi beton siap pakai atau ”Spesifikasi untuk beton yang dibuat melalui
penakaran volume dan pencampuran menerus” (ASTM C685).
3. Adukan beton yang dicampur di lapangan harus dibuat sebagaiberikut:
a. Pencampuran harus dilakukan dengan menggunakan jenis pencampur yang telah
disetujui.
b. Mesin pencampur harus diputar dengan kecepatan yang disarankan oleh pabrik
pembuat.
c. Pencampuran harus dilakukan secara terus menerus selama sekurang-kurangnya 1½
menit setelah semua bahan berada dalam wadah pencampur, kecuali bila dapat
diperlihatkan bahwa waktu yang lebih singkat dapat memenuhi persyaratan uji
keseragaman campuran SNI 03-4433-1997,Spesifikasi beton siappakai.
4. Pengolahan, penakaran, dan pencampuran bahan harus memenuhi aturan yang berlaku
pada SNI 03-4433-1997, Spesifikasi beton siappakai.
5. Catatan rinci harus disimpan dengan data-data yangmeliputi:
a. Jumlah adukan yangdihasilkan.
b. Proporsi bahan yang digunakan.
c. Perkiraan lokasi pengecoran pada struktur.
d. Tanggal dan waktu pencampuran danpengecoran.

2.4 Mix Design Metode ROAD NOTE NO. 4

Cara perancangan ini disimpulkan dari hasil penelitian Glanville.,et.al, yang


ditekankan pada pengaruh gradasi agregat terhadap kemudahan pengerjaan.Secara umum
langkah perancangan dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut:
a.Hitung kuat tekan rata-rata rencana, berdasarkan kekuatan tekan rencana dan nilai margin
1) Nilai margin (m)=1.64*Standar Deviasi
2) Nilai standar deviasi ditentukan dari data yang lalu atau diambil dari Tabel di bawah ini
berdasarkan tingkat pengendalian mutu pekerjaan.

7
b. Tentukan FAS berdasarkan keawetan tabel di bawah ini pilih nilai yang terkecil

• Catatan
Ringan : Terlindung dari cuaca
Sedang : Terlindung dari hujan deras, tertanam dalam tanah dan selamanya terendam air
Berat : Terkena air laut, air payau, mengalami pergantian basah dan kering
c. Buat proporsi agregat dari masing-masing fraksi (perbandingan antara agregat halus dengan
agregat kasar), sehingga masuk dalam salah satu kurva di bawah ini.

8
d. Tetapkan proporsi antara agregat dengan semen berdasarkan tingkat kemudahan
pengerjaan, diameter maksimum agregat, bentuk dan FAS.

9
e. Hitung proporsi antara semen, air, dan agregat dengan dasar FAS dan proporsi antara
agregat semen.
f. Kebutuhan dasar dari beton dihitung dari volume absolut, prinsip hitungan ialah volume
beton dapat sama dengan jumlah absolute volume bahan-bahan dasarnya. Proporsi campuran
dapat dihitung jika diketahui:

ɣs = Berat jenis semen

ɣag. H =Berat jenis agregat halus

ɣag.K = Berat jenis agregat kasar

ɣair = Berat jenis air

V = persentase udara dalam beton

S = Berat semen yang diperlukan dalam 1m3
Dengan menghitung berdasarkan harga semen:

Kekurangan dan Kelebihan Metode Road Note 4 :


• Gradasi yang tersedia pada langkah ketiga dimana ada 4 kurva kenyataanya sulit untuk
dipenuhi di lapangan:
• Bentuk agregat pada langkah ke 4 agak sulit dibedakan ( antar bulat dengan tidak
teratur). Kesulitan lain digunakan campuran antar agregat alami dengan batu pecah.

10
BAB III
PERHITUNGAN

3.1 Perhitungan Mix Design Beton (ACI 211.4R-93)


Penetapan Variabel Perencanaan
1. Kategori Jenis Struktur : Kolom
2. Kuat Tekan Rencana : 35 MPa
3. Slump : 75 – 100 mm
4. Ukuran Maksimum Agregat : 12.5 mm
Data
Absorbsi Kadar Air Berat Jenis Berat Isi Modulus
(%) (%) (kg/m3) Kehalusan
Agregat
Halus 5.04 3.09 2.62 (SSD) 1580.39 2.58
Agregat
Kasar 5.85 3.22 2.48 (SSD) 1419.03 -

Semen 3.15

A. Estimasi Kebutuhan Air Pencampuran


Perkiraan kebutuhan air pencampuran diperoleh dari tabel 1 seperti yang tertera di
bawah ini :
Tabel 1.Kebutuhan air pencampuran dan udara untuk berbagai nilai slump dan ukuran
maksimum agregat.
NON-AIR-ENTRAINED CONCRETE
Approximate mixing water (kg/m3) for indicated nominal maximum sizes of
aggregate
Slump (mm) 9.5 mm 12.5 19 mm 25 mm 37.5 50 mm 75 mm 150 mm
mm mm
25 to 50 207 199 190 179 166 154 130 113
75 to 100 228 216 205 193 181 169 145 124
150 to 175 243 228 216 202 190 178 160 -

Approximate amount of entrapped air in non-air-entrained concrete (%)


Slump (mm) 9.5 mm 12.5 19 mm 25 mm 37.5 50 mm 75 mm 150 mm
mm mm
11
All 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.3 0.2
Dari tabel diatas diperoleh data :
Berat air = 216 kg/m3
Udara terperangkap = 2.5 %
Volume udara terperangkap = 0.025
sehingga dapat kita dapat menghitung besarnya volume air yaitu : Volume air =
216/1000 = 0.216

B. Perhitungan Rencana Kuat Tekan Beton Rata – Rata


ƒm = ƒc’ + 1.64 Sd Sd = 2
= 35 + 1.64 x 2
= 35 + 3.28
= 38.28 MPa
Keterangan :
ƒm = nilai kuat tekan beton rata – rata
ƒc’ = nilai kuat tekan karakteristik ( yang disyaratkan ) Sd = standar deviasi ( lih. tabel standar
deviasi )

C. Pemilihan w/c ratio


Rasio air semen diperoleh melalui tabel di bawah ini :
Tabel 2. Hubungan rasio air semen dan kuat tekan beton pada beton tanpa
penambahan udara (* Nilai nilai selain yang ada pada tabel dapat diperoleh melalui interpolasi
).
Kuat Tekan Beton Umur 28 hari (MPa) * Rasio Air Semen
(dalam perbandingan berat)
40 0.42
35 0.47
30 0.54
25 0.61
20 0.69
15 0.79
Melalui Interpolasi diperoleh w/c = 0.45

D. Perhitungan kandungan semen

12
Dari data w/c ratio kita dapat menghitung : Kandungan Semen = 216 / 0.45 = 480
kg/m3
Volume Semen = 480 / 3150 = 0.15

E. Estimasi Agregat Kasar


Berdasarkan Tabel 3 dan data ukuran maximum agregat kasar = 12.5 mm dan modulus
kehalusan agregat halus = 2.6 kita dapat memperoleh data volume agregat kasar per satuan
volume beton sebesar 0.57
Tabel 3.Volume agregat kasar persatuan volume beton untuk beton dengan slump 75 –
100 mm.
Volume of oven-dry-rodded coarse aggregate per unit volume of concrete for
different fineness moduli of fine aggregate
Nominal
maximum size of 2.40 2.60 2.80 3.00
aggregate (mm)
9.5 0.50 0.48 0.46 0.44
12.5 0.59 0.57 0.55 0.53
19 0.66 0.64 0.62 0.60
25 0.71 0.69 0.67 0.65
37.5 0.75 0.73 0.71 0.69
50 0.78 0.76 0.74 0.72
75 0.82 0.80 0.78 0.76
150 0.87 0.85 0.83 0.81

13
Berdasarkan tabel 4 serta data slump dan ukuran maksimum agregat kasar diperoleh
nilai faktor koreksi sebesar 1.00
Tabel 4. Faktor koreksi tabel 3 untuk berbagai nilai slump
Slump Faktor koreksi untuk berbagai ukuran maksimum agregat
( mm ) 10 mm 12.5 mm 20 mm 25 mm 40 mm
25 – 50 1.08 1.06 1.04 1.06 1.09
75 – 100 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

150 – 175 0.97 0.98 1.00 1.00 1.00

Dari data – data diatas, dapat dihitung :


Berat agregat kasar per m3 beton = 0.57 x berat volum agregat kasar x faktor koreksi
= 0.57 x 1419.03 x 1.00
= 808.85 kg/m3
Volume agregat kasar = 808.85 kg/m3 : b.j Agregat kasar
= 808.85 : 2480
= 0.33

F. Estimasi Agregat Halus


Dengan menggunakan metode volume absolute kita dapat menghitung kandungan agregat
halus sebagai berikut :
VA.H = 1 – [ Va + Vu + Vs + VA.K ]
= 1 – [ 0.216 + 0.025 + 0.15 + 0.33 ]
= 1 – [ 0.72 ]
= 0.28
Berat agr.halus per satuan vol beton = 0.28 x berat volum agr. kasar x faktor koreksi
= 0.28 x 1580.39 x 1.00
= 442.51 kg/m3

Berdasarkan perhitungan – perhitungan di atas, dapat dituliskan Kondisi sebelum


dikoreksi :
Semen = 480 kg/m3
Agr.kasar = 808.85 kg/m3
Agr.halus = 442.51 kg/m3
Air = 216 kg/m3

14
Total = 1947.36 kg/m3

G. Koreksi Kandungan Air


Koreksi penambahan air pada agregat :
Agr. Halus = ( kadar air – absorpsi ) % x berat A.H
= ( 3.09 – 5.04 ) % x 442.51 kg/m3
= - 8.63 kg/m3
Agr. Kasar = ( kadar air – absorpsi ) % x berat A.K
= ( 3.22 – 5.85 ) % x 808.85 kg/m3
= - 21.27 kg/m3
Kondisi setelah dikoreksi
Semen = 480 kg/m3
Agr.kasar = ( 808.85 – 21.27 ) = 787.58 kg/m3
Agr.halus = ( 442.5 – 8.63 ) = 433.88 kg/m3
Air = ( 216 + 21.27 + 8.63 ) = 245.9 kg/m3
Total = 1947.36 kg/m3

Ukuran Spesimen ( silinder )


 = 5.7 cm
t = 11.4 cm
r = 2.85 cm
Luas Alas =  r2

=  ( 2.85 cm )2
= 25.52 cm2
Volume = Luas Alas x t
= 25.52 cm2 x 11.4 cm2
= 290.9 cm3
= 0.0002909 m3

15
Komposisi tiap spesimen
Semen = 480 kg/m3 x 0.0002909 m3 = 0.1396 kg ≈ 140 gr
Agregat Halus = 433.88 kg/m3 x 0.0002909 m3 = 0.1262 kg ≈ 126 gr
Agregat Kasar = 787.58 kg/m3 x 0.0002909 m3 = 0.2291 kg ≈ 230 gr
Air = 245.9 kg/m3 x 0.0002909 m3 = 0.0715 kg ≈ 72 gr

Agr. Kasar Agr. Halus Air Semen Abu Ampas Tebu


( gr ) ( gr ) ( gr ) ( gr ) ( gr )
B1 230 126 72 140 0
B2 230 126 72 133 7
B3 230 126 72 126 14
B4 230 126 72 119 21

Keterangan :

B1 = Beton tanpa penambahan Abu Ampas Tebu


B2 = Beton dengan penambahan 5 % Abu Ampas Tebu
B3 = Beton dengan penambahan 10 % Abu Ampas Tebu
B4 = Beton dengan penambahan 15 % Abu Ampas Tebu
3.2 Perhitungan Mix Design Metode SNI
Metode perhitungan yang digunakan dalam perencanaan campuran beton
adalah metode SNI 03-2834-2000.

Adapun tahapan yang dilakukan dalam perencanaan campuran beton adalah


sebagai berikut ini.

Dengan Mutu Beton Yang Disyaratkan f’c =


30MPa

16
1. Perhitungan nilai Standar Deviasi(S)
Karena pelaksana belum mempunyai pengalaman, maka nilai standar deviasi tidak
dapat dihitung,

2. Perhitungan nilai tambah margin(m)


Pelaksana tidak mempunyai pengalaman lapangan, maka nilai tambah
diambil berdasarkan tabel berikut ini (SNI BETON 2847- 2013 Tabel 5.3.2.2):

Tabel kekuatan tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk menetapkan deviasi
standar benda uji :

Kuat tekan yang disyaratkan, f’c (MPa) Kuat tekan rata – rata perlu (MPa)
f'c < 21 f'cr = f’c + 7,0
21  f'c  35 f'cr = f’c + 8,3
f'c > 35 f'cr = 1,10 f’c + 5,0
Berdasarkan tebel tersebut diperoleh nilai f'cr = f’c + 8,3

3. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur 28hari


a. Kuat tekan beton yang disyaratkan adalah 30MPa
b. Kuat tekan minimumbeton

Faktor air Kuat


Kondisi lingkungan semen tekan
maksimum minimum
(MPa)
Beton kedap air yang terkena lingkungan air 0,50 28
Bahaya korosi pada beton bertulang yang terkena air 0,40 35
yang mengandung klorida dari garam, atau air laut
Maka diperoleh kuat tekan yang disyaratkan terbesar = 30 MPa

4. Kuat tekan rata – rata perlu(f’cr)


Kuat tekan rata – rata perlu diperoleh dengan
rumus :f’cr= f’c +8,3

= 30 + 8,3 = 38,3 MPa

5. Penetapan jenis semenPortland


Tipe semen yang digunakan adalah semen biasa (tipe I = Portland Cement)

17
6. Penetapan jenisagregat
Jenis agregat yang digunakan yaitu :
a. Agregatkasar(kerikil) = batupecah
b. Agregathalus (kerikil) = pasiralami

7. Penetapan nilai faktor air semen(fas)


Penetapan nilai f.a.s ditentukan berdasarkan hal – hal berikut ini :
a. Faktor air semen ditentukan berdasarkan gambar berikut ini
: f'cr = 38,3MPa

Diperoleh nilai fas = 0,42

18
b. Nilai fas diperoleh dari :

Faktor air Kuat


Kondisi lingkungan semen tekan
maksimum minimum
(MPa)
Beton kedap air yang terkena lingkungan air 0,50 28
Bahaya korosi pada beton bertulang yang terkena air 0,40 35
yang mengandung klorida dari garam, atau air laut

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai fas =0,5


Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai fas =0,5
Dari poin a dan b maka diambil nilai faktor air semen terkecil (fas) = 0,42

8. Penetapan nilaislump
Nilai slump ditetapkan berdasarkan tabel berikut :

Diperoleh nilai slump yang direncanakan yaitu 10 cm = 100 mm (Disesuaikan dengan


nilai slump struktur yang akan di kerjakan)

19
9. Penetapan besar butir agregatmaksimum
Ukuran butir agregat maksimum yang digunakan = 40 mm (Disesuaikan ukuran
agregat max yang ada di lab)

10. Jumlah air yang diperlukan permeter kubikbeton


Jumlah air yang diperlukan permeter kubik beton ditentukan berdasarkan
tabel : Agmax = 40mm

Slump = 10 cm = 100mm

Ah =175
Ak =205
W air (A) = 0,67 x 175 + 0,33 x 205 = 184,9  185 liter

11. Berat semen yangdiperlukan


Berat semen yang diperlukan ditentukan dengan rumus :
W semen = W air / fas = 185/0,42 = 440,48  441kg/m3

20
12. Penetapan jenisagregat
Penentuan jenis agregat halus dengan uji ayakan (disesuaikan dengan hasil percobaan) :
Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Kumulatif Berat Kumulatif
(mm) (gr) (%) (%) Lewat Ayakan (%)
4,75 35,2 7,27 7,27 92,73
2,36 23,7 4,90 12,17 87,83
1,18 65,2 13,47 25,64 74,36
0,60 143,7 29,70 55,34 44,46
0,30 140,2 28,97 84,31 15,69
0,15 62,2 12,85 97,16 2,85
Sisa 13,7 2,83 xxxxxx xxxxxx
Jumlah 483,9 100 281,83 318,12
Jadi, Modulus Halus Butiran Agregat halus (pasir) == 2,8183 ≈ 2,82

Agregat halus masuk pada batas 2

21
Penentuan jenis agregat kasar dengan uji ayakan (disesuaikan dengan hasil
percobaan) :

Agregat kasar masuk pada batas 1

22
13. Proporsi berat agregat terhadap agregat
campuran Cara 1:
Dengan menggunkan hitungan MHB agregat campuran maka diperoleh :

23
Alternatif 1 : digunakan proporsi campuran ag halus : ag kasar = 30 : 70

Cara 2 :
Proporsi campuran agregat dihitung berdasarkan grafik
berikut : Slump = 100mm

Fas =0,42
Agmax = 40 mm

Ag halus pada batas2

Dari grafik diperoleh proporsi campuran agregat halus = (30 + 40)/2 = 35 % Alternatif 2 :
digunakan proporsi campuran ag halus : ag kasar = 35 : 65

24
Maka digunakan proporsi campuran ag halus : ag kasar = 35 : 65
(Boleh pakai alternatif 1 atau alternatif2)

14. Berat jenis agregatcampuran


Bjpasir = 2,5 (disesuaikan dengan hasil
percobaan) Bjkerikil = 2,6 (disesuaikan dengan hasil
percobaan) Bj ag camp = (kh/100) bjh + (kk/100)bjk

= (35/100) 2,5 + (65/100)2,6


= 2,56

15. Perkiraan BeratBeton


Kebutuhan air permeter kubik = 185
liter Bjagcampuran =2,56

Pada Bj ag campuran = 2,5 W beton =


2300 Pada Bj ag campuran = 2,6  W
beton = 2375

Untuk mencari W beton pada Bj ag campuran = 2,56 maka dilakukan interpolasi :


25
2,6 – 2,56 2,6 – 2,5
=
2375-Wbeton 2375-2300
W beton = 2.345kg/m3

Diperoleh berat beton (W beton) = 2.345 kg/m3

16. Menghitung kebutuhan berat agregatcampuran


W agcamp = W beton – W air – Wsemen
= 2.345 – 185 – 441 = 1.719 kg/m3
17. Menghitung berat agregat halus yangdiperlukan
Wag.halus = kh x W ag camp
= (35/100) x 1.719 = 601,65 kg/m3

18. Menghitung berat agregat kasar yangdiperlukan


W ag.kasar = kk x Wcamp
= (65/100) x 1.719 = 1.117,35 kg/m3

FORMULIR PERANCANGAN CAMPURAN ADUKAN BETON f’c 30 MPa

Kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 hari (f’c) 30 MPa
Nilai tambah (margin) 8,3 MPa
Kuat tekan rata – rata perlu (f’cr) 38,3 MPa
Jenis semen Tipe I (Portland Cement)
MHB agregat halus (pasir) 2,82
MHB agregat kasar (kerikil) 6,161
Faktor air semen (fas) 0,42
Nilai slump rencana 100 mm
Ukuran maksimum agregat 40 mm
Proporsi agregat halus dan kasar terhadap agregat campuran 35% : 65%
Perkiraan berat beton per m3 2.345 kg
Kebutuhan semen per m3 beton 441 kg
Kebutuhan agregat halus (pasir) per m3 beton 601,65 kg
Kebutuhan agregat kasar (kerikil) per m3 beton 1.117,35 kg
Kebutuhan air per m3 beton 185 lt
Perbandingan berat (Ws : Wp : Wk : Wa) 1 : 1,36 : 2,53 : 0,42

26
3.3 Perhitungan Mix Design Metode Road Note 4
Rencanakan campuran beton dengan menggunakan data-data sebagai berikut.
Direncanakan sebuah balok struktur untuk pekerjaan beton dengan mutu 25 Mpa. Pengawasan
pelaksanaan baik. Agregat maksimum sebesar 40 mm. Data analisis saringan di dapat dalam
tabel hasil pengujian labolatorium memberikan data sebagai berikut:

Data-data lainnya,
• ɣs = Berat jenis semen = 3,14
• ɣag. H =Berat jenis pasir = 2,72
• ɣag.K = Berat jenis batu pecah(JPK) = 2.66
• ɣair = Berat jenis air = 1,00
• v= persentase udara dalam beton = 2,00%
• Modulus halus campuran direncanakan antara 5-6,5.
Penyelesaian :
• LANGKAH 1: Menghitung kuat tekan rata-rata rencana.
Kuat rencana (f”c)= 25 Mpa, dari tabel didapat nilai S= 4,2 jadi, m=1,64 x 4,2= 6,888
Mpa, maka f,cr=25+6.888=31.888 Mpa, di bulatkan menjadi 32 Mpa.
• LANGKAH 2: Menghitung FAS
Berdasarkan jenis konstruksi. Balok merupakan konstruksi beton bertulang biasa. Untuk
kondisi sedang (Tabel Persyaratan FAS) di dapat 0,55.Dari grafik FAS dengan kuat tekan
dengan f’cr= 32 Mpa pada umur 28 hari menggunakan semen biasa,di dapat FAS= 0,48. Dari
kedua nilai FAS ini yang terkecil yang di pakai yaitu FAS= 0,48

27
• LANGKAH 3 : Menghitung perbandingan agregat kasar dan halus.

Dari tabel perhitungan Modulus Halus Butir tadi di dapat:


• MHB Agregat halus = 335/100=3.350
• MHB Agregat halus = 737.60/100 = 7,376 
• Perbandingan antara agregat halus dengan agregat kasar dapat dicari dengan
memasukkan MHB campuran antara 5-6,5 melalui cara coba-coba. Jika hasil gradasi
campuran telah memenuhi syarat gradasi yang ditetapkan, barulah dapat dihitung
perbandingan agregat campuran
• Misalkan coba-coba agregat campuran yang mempunyai MHB 6,25
• W= [(K-C)/(C-P)] x 100% = [(7,376-6,25)/(6,25-3,35)] x 100% = 38,82758621%
dibulatkan menadi 38%

28
Jadi Ag.H : Ag.K = 1:2,58 gradasi campurannya dihitung dengan tabel dibawah ini:

• Gradasi campuran kolom (10) diplotkan pada grafik untuk butir maksimum 40 mm
(Syarat ASTM C-33). Setelah diplotkan memenuhi syarat, yaitu masuk antara kurva
(1) dan kurva (2)
• Dari sini dapat dijelaskan bahwa agregat campuran diharapkan nantinya dapat
menghasilkan campuran yang baik namun akan memerlukan lebih banyak semen dan
air.

29
• LANGKAH 4: Menghitung proporsi A/C
Agregat menggunakan agregat pecahan dengan butir maksimum 40 mm dan FAS 0,48
dari tabel Proporsi Agregat dengan semen (berat) di dapat nilai untuk FAS = 0,45 A/C =
3,9 dan FAS= 0,50 = 4,7.
Jadi untuk FAS = 0,48 dilakukan interpolasi dan didapat A/C={ [(4,7-3,9)/(0,5-0,45)] x
(0,48 –0,45)}= 4,38.
• LANGKAH 5: Menghitung proporsi campuran
Agregat/Cement (A/C)= 4,39
• LANGKAH 6: Menghitung kebutuhan bahan dasar
Diketahui:
• ɣs = berat jenis semen = 3,14
• ɣag.h = berat jenis pasir = 2,72
• ɣag.k = berat jenis batu pecah(JPK) = 2,66
• ɣair = berat jenis air = 1,00
• v = prosentase udara dalam beton
S = berat semen yang diperlukan dalam 1m3
Perbandingan campurannya :
Semen : Pasir : Kerikil : Air = 1 : Proporsi Ag.H : Proporsi .Ag.K : Air
Maka nilai semen (S) dapat dihitung dari persamaan berikut. Kebutuhan air, agregat halus,
dan agregat kasar dihitung dari hasil hitungan semen.

(S/3,14)+[(4,39*38%*S)/2,72] + [(4,39*62%*S)/2,62] + (o,48S/1) + (0,01*2%) = 1


S= 0,9998/2,435 = 0,410 ton = 410 kg
Untuk 1m3 Beton segar
Semen = 410 kg
Air 410*0,48 = 197 Liter
Agregat Halus 4,39*410*39% = 684 kg
Agregat Kasar 4,39*410*62% = 1116 kg
Jumlah = 2407 kg

30
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Penggunaan Metode ACI melihat bahwa dengan ukuran agregat tertentu, jumlah air
perkubik akan menentukan tingkat konsistensi dari campuran beton yang pada akhirnya
akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan (workability).
2. Pengunaan Metode SNI
- Pengolahan, penakaran, dan pencampuran bahan harus memenuhi aturan yang berlaku
pada SNI 03-4433-1997, Spesifikasi beton siappakai.
- Catatan rinci harus disimpan dengan data-data yang meliputi:
 Jumlah adukan yangdihasilkan.
 Proporsi bahan yang digunakan.
 Perkiraan lokasi pengecoran pada struktur.
 Tanggal dan waktu pencampuran danpengecoran.
3. Penggunaan Metode Road Note 4 :
- Hasil hitungan proporsi beton harus dikoreksi kembali akibat daya serap air.
- Hasil hitungan memperlihatkan bahwa komposisi semen cukup tinggi. Hal ini teradi
karena gradasi campuran berada pada daerah antara kurva (1) dan kurva (2). Agar
didapatkan semen yang rendah (minimal) maka proporsi campuran diubah kembali

31
DAFTAR PUSTAKA

Pustaka dari Jurnal :

Keumala Citra Sarina Zein, 2014.PERBANDINGAN NILAI KUAT TEKAN TERHADAP


PERBEDAAN METODE MIX DESIGN PADA CAMPURAN BETON NORMAL (Metode
ACI (American Concrete Institute) 211.1 Dan Road Note No.4)Vol 3, No 1 (Diperoleh Dari
Website Http://Ejournal.Unmuha.Ac.Id)

Riyu ., DjajaChrisna, Aryanto, 2013. STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH


PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE
ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)Vol 1, No 1(Diperoleh Dari Website
Https://Jurnal.Untan.Ac.Id)

Saifullah Paul, 2013. MIX DESIGN METODE SKSNI MENGGUNAKAN MATERIAL


AGREGAT KASAR DAN HALUS DENGAN BERAT JENIS RENDAHVol 2, No 2
(Diperoleh Dari Website Https://Jurnal.Umj.Ac.Id)

Hunggurami, 2017.PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL


MENGGUNAKAN SNI 03-2834-2000 DAN SNI 7656:2012, Vol 6, No 2 (Diperoleh Dari
Website Http://Puslit2.Petra.Ac.Id)

Restuti Ayu, 2017. Perancangan Desain Web Aplikasi Mix Desain Beton Berdasarkan
Metode Doe (SNI 03-2847-2002), Vol 9 (Diperoleh Dari Website
Http://Sentia.Polinema.Ac.Id)

Hidayat, Arifal , 2014. PERBANDINGAN JOB MIX DESIGN BETON ANTARA METODE
Doe DAN ACI, Vol. 6 No. 1 (Diperoleh Dari Website Https://E-Journal.Upp.Ac.Id)

Alkhaly, 2017.PENERAPAN METODE MODIFIED ANDREASEN PACKING MODEL


PADA RANCANGAN CAMPURAN BETON NORMAL, Vol 7, No 2 (Diperoleh Dari
Website Http://Teras.Unimal.Ac.Id)

Kristian, 2014.Studi Eksperimental Penggunaan Pecahan Keramik Sebagai Pengganti Agregat


Kasar Dalam Perancangan Campuran Beton, Vol 1, No 1 (Diperoleh Dari Website
Https://Jurnal.Untan.Ac.Id)

32
Masherni, 2015.ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN
CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton
Mutu K-300), Vol 4, No 2 (Diperoleh Dari Website Https://Ojs.Ummetro.Ac.Id)

Gunawan, Ari (2014). Tinjauan Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah Dan Kuat Lentur Beton
Menggunakan Tras Jatiyoso Sebagai Pengganti Pasir Untuk Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) (Diperoleh Dari Website Http://Eprints.Ums.Ac.Id)

Rizkina, 2016.ANALISA PERBANDINGAN CAMPURAN BETON DENGAN


MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS EX. TENGGARONG EX. PALU DAN AGREGAT
KASAR EX. PALU DENGAN CARA PERENDAMAN DAN TIDAK DI RENDAM, Vol 1,
No 1 (Diperoleh Dari Website Http://Ejurnal.Untag-Smd.Ac.Id)

Setiono, 2008.PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MIX DESIGN


BETON NORMAL DENGAN METODE ROAD NOTE NO. 4, Vol 11, No 1 (Diperoleh
Dari Website Http://Puslit2.Petra.Ac.Id)

Harjianto, Nanang, 2015. Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Dari Hasil Pembakaran Nira PG.
Gondang Baru Klaten Dan Kapur Tohor Pengganti Semen Untuk Campuran Beton(Diperoleh
Dari Website Https://Docplayer.Info)

Rabbani, 2019.Modifikasi Cara Penentuan Kandungan Pasir pada Perancangan Campuran


Beton Cara SNI dengan Metode Dreux Gorrise, Vol 5, No 4 (diperoleh dari website
https://ejurnal.itenas.ac.id)

Alkhaly, 2016.PERBANDINGAN RANCANGAN CAMPURAN BETON BERDASARKAN


SNI 03-2834-2000 DAN SNI 7656:2012 PADA MUTU BETON 20 MPa, Vol 6, No 1
(diperoleh dari website http://teras.unimal.ac.id)

33

Anda mungkin juga menyukai