PERANCANGAN CAMPURAN
(MIX DESIGN)
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“PERANCANGAN CAMPURAN (MIX DESIGN)” ini dengan baik meskipun masih
banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai struktur beton. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAAN.................................................................................................3
2.2.1 Perancangan....................................................................................................3
BAB IV PENUTUP............................................................................................................31
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh keseragaman bahan dasar dan
metode pelaksanaan perencanaan beton. Kualitas dan keseragaman beton yang disyaratkan
1
dapat dicapai jika dalam proses pelaksanaan pembuatan beton dilakukan dengan baik dan
sesuai dengan prosedur. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk membuat
perencanaan beton diantaranya yaitu metode ACI (American Concrete Institute), metode SNI
(Standar Nasional Indonesia) dan Metode Road Note 4.Perencanaan campuran beton (mix
design) adalah suatu langkah yang sangat penting dalam pengendalian mutu dan kualitas
beton.
1.2Tujuan
Tujuan dari pengerjaan mix desain beton adalah untuk mengetahui informasi tentang
komposisi dari agregat halus, agregat kasar, semen serta air yang dipergunakan sebagai
pedoman dalam pembuatan beton dengan mutu tertentu, sehingga beton memiliki kualitas dan
kuantitas yang sebaik-baiknya.
Ruang lingkup pada praktikum ini meliputi perhitungan komposisi campuran mix design
yang di peroleh dari data hasil uji yang meliputi analisa ayak (agregat halus dan kasar), berat
jenis dan penyerapan air (agregat halus dan kasar), kadar air (agregat halus dan kasar), dan
suhu pelaksanaan. Serta mengklasifikasikan mutu beton.
2
BAB II
PEMBAHASAN
syarat mutu beton, kekuatan (strength), ketahanan (durability) dan kemudahan pengerjaan
2.2.1 Perancangan
Sebelum melakukan perancangan, data-data yang dibutuhkan harus dicari. Jika data-
data yang dibutuhkan tidak ada, dapat diambil data dari tabel-tabel yang telah dibuat untuk
membantu penyelesaian perancangan cara ACI ini.
Pada metode ini, input data perancangan meliputi data standar deviasi hasil pengujian
yang berlaku untuk pekrjaan yang sejenis dengan karakteristik yang sama. Selanjutnya data
tentang kuat tekan rencana, data butir nominal agregat yang digunakan, data slump, (jika
diinginkan dengan nilai tertentu), berat jenis agregat, serta karakteristik lingkungan yang
diinginkan.
2.2.2LangkahPerancangan
1) Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan rencana danmargin,
f’cr = m +f’c
a. m = 1.64*Sd, standar deviasi diambil berdasarkan data yang lalu, jika tidak ada
diambil dari Tabel 8.1 berdasarkan mutu pelaksanaan yang diinginkan.
b. Kuat tekan rencana (f’c) ditentukan berdasarkan rencana atau dari hasil ujiyang
lalu.
3
Mutu Pelaksanaan (Mpa)
Volume Pekerjaan
Baik Sekali Baik Cukup
Kecil (< 1000 m3) 4.5 < sd<5.5 5.5 < sd<6.5 6.5 < sd<8.5
Sedang (1000 - 3000 m3) 3.5 < sd<4.5 4.5 < sd<5.5 5.5 < sd<7.5
Besar ( > 3000 m3) 2.5 < sd<3.5 3.5 < sd<4.5 4.5 < sd<6.5
b. Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan atau 3/4 jarak bersih
antar baja tulangan, tendon, bundle bar, atau ducting dan atau 1/5 jarak terkecil
bidang bekisting ambil yang terkecil, jika tidak diambil dari Tabel8.3.
4
3) Tetapkan jumlah air yang dibuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan
nilai slump dari Tabel8.4
Air (lt/m3)
Slump (mm) 9.5 12.7 19.1 25.4 38.1 50.8 76.2 152.4
mm mm mm mm mm mm mm mm
25.4 s/d 50.8
76.2 s/d 127 210 201 189 180 165 156 132 114
152.4 s/d 177.8 231 219 204 195 180 171 147 126
Mendekati 246 231 216 204 189 180 162 -
jumlah
kandungan udara
dalam beton air
entrained (%) 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.3 0.2
25.4 s/d 50.8 183 177 168 162 150 144 123 108
76.2 s/d 127 204 195 183 177 165 159 135 120
152.4 s/d 177.8 219 207 195 186 174 168 156 -
Kandungan
udara total rata-
rata yang
disetujui (%)
Diekspose 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0
sedikit 6.0 5.5 5.0 4.5 4.5 4.0 3.5 3.0
Diekspose
menengah 7.5 7.0 6.0 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0
Sangan ekspose
Tabel 8.4 Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk
Berbagai Slump dan Ukuran Nominal Agregat Masimum
4) Tetapkan nilai Faktor Air Semen dari 8.5. Untuk nilai kuat tekan dalam Mpa yang
berada di antara nilai yang diberikan dilakukaninterpolasi.
FAS
Kekuatan Tekan
28 hari (Mpa) Beton Beton
Air-entrained Non Air-entrained
41.4 0.41 -
34.5 0.48 0.4
27.6 0.57 0.48
20.7 0.68 0.59
13.8 0.62 0.74
Tabel 8.5 Nilai Faktor Air Semen
5) Hitung semen yang diperlukan, yaitu jumlah air dibagi dengan factor airsemen.
6) Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan Modulus
Halus Butir (MHB) agregat halusnya sehingga didapat persen agregat kasar
(Tabel 8.6). Jika nilai Modulus Halus Butirnya berada di antaranya, maka
5
dilakukan interpolasi. Volume agregat kasar=persen agregat dikalikan dengan
berat kering agregat kasar
6
2.3 Mix Design Metode SNI (Standar Nasional Indonesia)
1. Semua bahan beton harus diaduk secara seksama dan harus dituangkan seluruhnya
sebelum pencampur diisikembali.
2. Beton siap pakai harus dicampur dan diantarkan sesuai persyaratan SNI 03-4433-
1997,Spesifikasi beton siap pakai atau ”Spesifikasi untuk beton yang dibuat melalui
penakaran volume dan pencampuran menerus” (ASTM C685).
3. Adukan beton yang dicampur di lapangan harus dibuat sebagaiberikut:
a. Pencampuran harus dilakukan dengan menggunakan jenis pencampur yang telah
disetujui.
b. Mesin pencampur harus diputar dengan kecepatan yang disarankan oleh pabrik
pembuat.
c. Pencampuran harus dilakukan secara terus menerus selama sekurang-kurangnya 1½
menit setelah semua bahan berada dalam wadah pencampur, kecuali bila dapat
diperlihatkan bahwa waktu yang lebih singkat dapat memenuhi persyaratan uji
keseragaman campuran SNI 03-4433-1997,Spesifikasi beton siappakai.
4. Pengolahan, penakaran, dan pencampuran bahan harus memenuhi aturan yang berlaku
pada SNI 03-4433-1997, Spesifikasi beton siappakai.
5. Catatan rinci harus disimpan dengan data-data yangmeliputi:
a. Jumlah adukan yangdihasilkan.
b. Proporsi bahan yang digunakan.
c. Perkiraan lokasi pengecoran pada struktur.
d. Tanggal dan waktu pencampuran danpengecoran.
7
b. Tentukan FAS berdasarkan keawetan tabel di bawah ini pilih nilai yang terkecil
• Catatan
Ringan : Terlindung dari cuaca
Sedang : Terlindung dari hujan deras, tertanam dalam tanah dan selamanya terendam air
Berat : Terkena air laut, air payau, mengalami pergantian basah dan kering
c. Buat proporsi agregat dari masing-masing fraksi (perbandingan antara agregat halus dengan
agregat kasar), sehingga masuk dalam salah satu kurva di bawah ini.
8
d. Tetapkan proporsi antara agregat dengan semen berdasarkan tingkat kemudahan
pengerjaan, diameter maksimum agregat, bentuk dan FAS.
9
e. Hitung proporsi antara semen, air, dan agregat dengan dasar FAS dan proporsi antara
agregat semen.
f. Kebutuhan dasar dari beton dihitung dari volume absolut, prinsip hitungan ialah volume
beton dapat sama dengan jumlah absolute volume bahan-bahan dasarnya. Proporsi campuran
dapat dihitung jika diketahui:
•
ɣs = Berat jenis semen
•
ɣag. H =Berat jenis agregat halus
•
ɣag.K = Berat jenis agregat kasar
•
ɣair = Berat jenis air
•
V = persentase udara dalam beton
•
S = Berat semen yang diperlukan dalam 1m3
Dengan menghitung berdasarkan harga semen:
10
BAB III
PERHITUNGAN
Semen 3.15
12
Dari data w/c ratio kita dapat menghitung : Kandungan Semen = 216 / 0.45 = 480
kg/m3
Volume Semen = 480 / 3150 = 0.15
13
Berdasarkan tabel 4 serta data slump dan ukuran maksimum agregat kasar diperoleh
nilai faktor koreksi sebesar 1.00
Tabel 4. Faktor koreksi tabel 3 untuk berbagai nilai slump
Slump Faktor koreksi untuk berbagai ukuran maksimum agregat
( mm ) 10 mm 12.5 mm 20 mm 25 mm 40 mm
25 – 50 1.08 1.06 1.04 1.06 1.09
75 – 100 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
14
Total = 1947.36 kg/m3
= ( 2.85 cm )2
= 25.52 cm2
Volume = Luas Alas x t
= 25.52 cm2 x 11.4 cm2
= 290.9 cm3
= 0.0002909 m3
15
Komposisi tiap spesimen
Semen = 480 kg/m3 x 0.0002909 m3 = 0.1396 kg ≈ 140 gr
Agregat Halus = 433.88 kg/m3 x 0.0002909 m3 = 0.1262 kg ≈ 126 gr
Agregat Kasar = 787.58 kg/m3 x 0.0002909 m3 = 0.2291 kg ≈ 230 gr
Air = 245.9 kg/m3 x 0.0002909 m3 = 0.0715 kg ≈ 72 gr
Keterangan :
16
1. Perhitungan nilai Standar Deviasi(S)
Karena pelaksana belum mempunyai pengalaman, maka nilai standar deviasi tidak
dapat dihitung,
Tabel kekuatan tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk menetapkan deviasi
standar benda uji :
Kuat tekan yang disyaratkan, f’c (MPa) Kuat tekan rata – rata perlu (MPa)
f'c < 21 f'cr = f’c + 7,0
21 f'c 35 f'cr = f’c + 8,3
f'c > 35 f'cr = 1,10 f’c + 5,0
Berdasarkan tebel tersebut diperoleh nilai f'cr = f’c + 8,3
17
6. Penetapan jenisagregat
Jenis agregat yang digunakan yaitu :
a. Agregatkasar(kerikil) = batupecah
b. Agregathalus (kerikil) = pasiralami
18
b. Nilai fas diperoleh dari :
8. Penetapan nilaislump
Nilai slump ditetapkan berdasarkan tabel berikut :
19
9. Penetapan besar butir agregatmaksimum
Ukuran butir agregat maksimum yang digunakan = 40 mm (Disesuaikan ukuran
agregat max yang ada di lab)
Slump = 10 cm = 100mm
Ah =175
Ak =205
W air (A) = 0,67 x 175 + 0,33 x 205 = 184,9 185 liter
20
12. Penetapan jenisagregat
Penentuan jenis agregat halus dengan uji ayakan (disesuaikan dengan hasil percobaan) :
Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Kumulatif Berat Kumulatif
(mm) (gr) (%) (%) Lewat Ayakan (%)
4,75 35,2 7,27 7,27 92,73
2,36 23,7 4,90 12,17 87,83
1,18 65,2 13,47 25,64 74,36
0,60 143,7 29,70 55,34 44,46
0,30 140,2 28,97 84,31 15,69
0,15 62,2 12,85 97,16 2,85
Sisa 13,7 2,83 xxxxxx xxxxxx
Jumlah 483,9 100 281,83 318,12
Jadi, Modulus Halus Butiran Agregat halus (pasir) == 2,8183 ≈ 2,82
21
Penentuan jenis agregat kasar dengan uji ayakan (disesuaikan dengan hasil
percobaan) :
22
13. Proporsi berat agregat terhadap agregat
campuran Cara 1:
Dengan menggunkan hitungan MHB agregat campuran maka diperoleh :
23
Alternatif 1 : digunakan proporsi campuran ag halus : ag kasar = 30 : 70
Cara 2 :
Proporsi campuran agregat dihitung berdasarkan grafik
berikut : Slump = 100mm
Fas =0,42
Agmax = 40 mm
Dari grafik diperoleh proporsi campuran agregat halus = (30 + 40)/2 = 35 % Alternatif 2 :
digunakan proporsi campuran ag halus : ag kasar = 35 : 65
24
Maka digunakan proporsi campuran ag halus : ag kasar = 35 : 65
(Boleh pakai alternatif 1 atau alternatif2)
Kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 hari (f’c) 30 MPa
Nilai tambah (margin) 8,3 MPa
Kuat tekan rata – rata perlu (f’cr) 38,3 MPa
Jenis semen Tipe I (Portland Cement)
MHB agregat halus (pasir) 2,82
MHB agregat kasar (kerikil) 6,161
Faktor air semen (fas) 0,42
Nilai slump rencana 100 mm
Ukuran maksimum agregat 40 mm
Proporsi agregat halus dan kasar terhadap agregat campuran 35% : 65%
Perkiraan berat beton per m3 2.345 kg
Kebutuhan semen per m3 beton 441 kg
Kebutuhan agregat halus (pasir) per m3 beton 601,65 kg
Kebutuhan agregat kasar (kerikil) per m3 beton 1.117,35 kg
Kebutuhan air per m3 beton 185 lt
Perbandingan berat (Ws : Wp : Wk : Wa) 1 : 1,36 : 2,53 : 0,42
26
3.3 Perhitungan Mix Design Metode Road Note 4
Rencanakan campuran beton dengan menggunakan data-data sebagai berikut.
Direncanakan sebuah balok struktur untuk pekerjaan beton dengan mutu 25 Mpa. Pengawasan
pelaksanaan baik. Agregat maksimum sebesar 40 mm. Data analisis saringan di dapat dalam
tabel hasil pengujian labolatorium memberikan data sebagai berikut:
Data-data lainnya,
• ɣs = Berat jenis semen = 3,14
• ɣag. H =Berat jenis pasir = 2,72
• ɣag.K = Berat jenis batu pecah(JPK) = 2.66
• ɣair = Berat jenis air = 1,00
• v= persentase udara dalam beton = 2,00%
• Modulus halus campuran direncanakan antara 5-6,5.
Penyelesaian :
• LANGKAH 1: Menghitung kuat tekan rata-rata rencana.
Kuat rencana (f”c)= 25 Mpa, dari tabel didapat nilai S= 4,2 jadi, m=1,64 x 4,2= 6,888
Mpa, maka f,cr=25+6.888=31.888 Mpa, di bulatkan menjadi 32 Mpa.
• LANGKAH 2: Menghitung FAS
Berdasarkan jenis konstruksi. Balok merupakan konstruksi beton bertulang biasa. Untuk
kondisi sedang (Tabel Persyaratan FAS) di dapat 0,55.Dari grafik FAS dengan kuat tekan
dengan f’cr= 32 Mpa pada umur 28 hari menggunakan semen biasa,di dapat FAS= 0,48. Dari
kedua nilai FAS ini yang terkecil yang di pakai yaitu FAS= 0,48
27
• LANGKAH 3 : Menghitung perbandingan agregat kasar dan halus.
28
Jadi Ag.H : Ag.K = 1:2,58 gradasi campurannya dihitung dengan tabel dibawah ini:
• Gradasi campuran kolom (10) diplotkan pada grafik untuk butir maksimum 40 mm
(Syarat ASTM C-33). Setelah diplotkan memenuhi syarat, yaitu masuk antara kurva
(1) dan kurva (2)
• Dari sini dapat dijelaskan bahwa agregat campuran diharapkan nantinya dapat
menghasilkan campuran yang baik namun akan memerlukan lebih banyak semen dan
air.
29
• LANGKAH 4: Menghitung proporsi A/C
Agregat menggunakan agregat pecahan dengan butir maksimum 40 mm dan FAS 0,48
dari tabel Proporsi Agregat dengan semen (berat) di dapat nilai untuk FAS = 0,45 A/C =
3,9 dan FAS= 0,50 = 4,7.
Jadi untuk FAS = 0,48 dilakukan interpolasi dan didapat A/C={ [(4,7-3,9)/(0,5-0,45)] x
(0,48 –0,45)}= 4,38.
• LANGKAH 5: Menghitung proporsi campuran
Agregat/Cement (A/C)= 4,39
• LANGKAH 6: Menghitung kebutuhan bahan dasar
Diketahui:
• ɣs = berat jenis semen = 3,14
• ɣag.h = berat jenis pasir = 2,72
• ɣag.k = berat jenis batu pecah(JPK) = 2,66
• ɣair = berat jenis air = 1,00
• v = prosentase udara dalam beton
S = berat semen yang diperlukan dalam 1m3
Perbandingan campurannya :
Semen : Pasir : Kerikil : Air = 1 : Proporsi Ag.H : Proporsi .Ag.K : Air
Maka nilai semen (S) dapat dihitung dari persamaan berikut. Kebutuhan air, agregat halus,
dan agregat kasar dihitung dari hasil hitungan semen.
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Penggunaan Metode ACI melihat bahwa dengan ukuran agregat tertentu, jumlah air
perkubik akan menentukan tingkat konsistensi dari campuran beton yang pada akhirnya
akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan (workability).
2. Pengunaan Metode SNI
- Pengolahan, penakaran, dan pencampuran bahan harus memenuhi aturan yang berlaku
pada SNI 03-4433-1997, Spesifikasi beton siappakai.
- Catatan rinci harus disimpan dengan data-data yang meliputi:
Jumlah adukan yangdihasilkan.
Proporsi bahan yang digunakan.
Perkiraan lokasi pengecoran pada struktur.
Tanggal dan waktu pencampuran danpengecoran.
3. Penggunaan Metode Road Note 4 :
- Hasil hitungan proporsi beton harus dikoreksi kembali akibat daya serap air.
- Hasil hitungan memperlihatkan bahwa komposisi semen cukup tinggi. Hal ini teradi
karena gradasi campuran berada pada daerah antara kurva (1) dan kurva (2). Agar
didapatkan semen yang rendah (minimal) maka proporsi campuran diubah kembali
31
DAFTAR PUSTAKA
Restuti Ayu, 2017. Perancangan Desain Web Aplikasi Mix Desain Beton Berdasarkan
Metode Doe (SNI 03-2847-2002), Vol 9 (Diperoleh Dari Website
Http://Sentia.Polinema.Ac.Id)
Hidayat, Arifal , 2014. PERBANDINGAN JOB MIX DESIGN BETON ANTARA METODE
Doe DAN ACI, Vol. 6 No. 1 (Diperoleh Dari Website Https://E-Journal.Upp.Ac.Id)
32
Masherni, 2015.ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN
CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton
Mutu K-300), Vol 4, No 2 (Diperoleh Dari Website Https://Ojs.Ummetro.Ac.Id)
Gunawan, Ari (2014). Tinjauan Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah Dan Kuat Lentur Beton
Menggunakan Tras Jatiyoso Sebagai Pengganti Pasir Untuk Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) (Diperoleh Dari Website Http://Eprints.Ums.Ac.Id)
Harjianto, Nanang, 2015. Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Dari Hasil Pembakaran Nira PG.
Gondang Baru Klaten Dan Kapur Tohor Pengganti Semen Untuk Campuran Beton(Diperoleh
Dari Website Https://Docplayer.Info)
33