Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG

APARTEMEN GALERI CIUMBULEUIT BANDUNG


MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

LAPORAN ILMIAH

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Bahasa Indonesia

Oleh

Dinda Fika Maulidah Zains


NIM 181111042

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan menyusun makalah ini dengan tepat waktu tanpa kendala apapun. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk memenuhi nilai mata kuliah umum Bahasa Indonesia pada
semester 2 program studi D3-Teknik Konstruksi Gedung Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bandung Tahun Akademik 2018/2019.

Bimbingan dan dukungan penulis dapatkan selama penulisan ini berlangsung


hingga terselesaikannya laporan ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa.


2. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan.
3. Ibu Sri Murniati selaku dosen mata kuliah umum Bahasa Indonesia.
4. Rekan-rekan seperjuangan kelas 1B-TKGE.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam


penyusunan laporan ini. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang
membangun agar dapat lebih baik di kemudian hari. Penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa program studi D3-Teknik Konstruksi
Gedung.

Bandung, 26 Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
1.4 Cara Memperoleh Data ...................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 3
2.1 Pengertian Beton Pracetak .................................................................................. 3
2.2 Apartemen Galeri Ciumbuleuit Bandung ........................................................... 3
2.3 Pengertian Preliminary design ........................................................................... 4
BAB III ANALISIS DATA......................................................................................... 5
3.1 Preliminary design ............................................................................................. 5
a. Desain Awal Bangunan ...................................................................................... 5
b. Dimensi Balok ................................................................................................... 5
c. Dimensi Pelat ..................................................................................................... 6
d. Dimensi Kolom .................................................................................................. 6
e. Dimensi Dinding Geser ...................................................................................... 6
3.2 Desain Struktur Sekunder .................................................................................. 6
a. Penulangan Pelat Lantai ..................................................................................... 6
b. Perencanaan Balok Anak 30/50 ........................................................................ 7
3.3 Perencanan Struktur Primer................................................................................. 8
a. Penulangan Balok Induk 40/60 cm .................................................................... 8
b. Penulangan Lentur Kolom 90/60 cm ................................................................. 8
c. Penulangan Dinding Geser................................................................................. 8
3.4 Perencanan Struktur Bawah ................................................................................ 9
a. Analisa Daya Dukung Bore Pile ........................................................................ 9

iii
b. Perancangan Pondasi Tiang Pancang ................................................................ 9
BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. v

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan struktur khususnya struktur bangunan gedung beton bertulang


yang umum digunakan di Indonesia, harus didesain dengan mempertimbangkan
pengaruh gempa terhadap struktur, dengan kata lain bangunan harus kuat menahan
gempa yang terjadi. Besarnya gaya gempa yang diterima struktur dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah karakteristik struktur bangunan antara lain beban
yang bekerja, bentuk bangunan,, massa bangunan, dan kekakuan (Nugroho, 2015).
Selain itu, tuntutan akan kecepatan pelaksanaan pembangunan pada saat ini semakin
meningkat terutama di kota-kota besar. Hal ini disebabkan lahan yang semakin sempit
serta lalu lintas semakin padat sehingga diperlukan penyelesaian waktu pembangunan
yang relatif cepat. Dalam mengatasi masalah tersebut, metode pracetak telah terbukti
dapat diandalkan namun metode ini baru efektif apabila dipergunakan secara masal dan
berulang (Niken, 2008). Contoh bangunan-bangunan yang telah banyak menggunakan
metode pracetak adalah apartemen, hotel dan perkantoran.

Salah satu bangunan yang menggunakan metode pracetak di Indonesia adalah


Apartemen Galeri Ciumbuleuit. Apartemen Galeri Ciumbuleuit adalah gedung
apartemen yang terletak di kota Bandung yang termasuk pada daerah gempa kuat.
Sehingga penulis bermaksud akan melakukan penelitian mengenai perencanaan
struktur bangunan gedung Apartemen Galeri Ciumbuleuit Bandung menggunakan
metode pracetak.

Metode pracetak ini salah satu metode yang paling efektif karena metode ini
diperkirakan mampu menahan gaya vertikal dan gaya lateral yang bekerja pada
bangunan, dengan tujuan agar menghasilkan desain bangunan gedung tahan gempa
sesuai persyaratan yang berlaku dan memperoleh hasil yang efisien.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana merencanakan Preliminary design struktur utama dan sekunder?


2. Bagaimana merencanakan elemen-elemen struktur beton pracetak?
3. Bagaimana merencanakan pondasi yang dapat mendukung kestabilan struktur?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Merencanakan Preliminary design struktur utama dan sekunder


2. Merencakan elemen-elemen struktur beton pracetak
3. Merencanakan pondasi yang dapat mendukung kestabilan struktur

1.4 Cara Memperoleh Data

Cara pengumpulan data yang digunakan penulis adalah metode dokumen yaitu
pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari suatu
lembaga/institusi.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Beton Pracetak

Beton pracetak (pre-cast) adalah salah satu inovasi beton instan dalam
penggunaanya yang kini banyak digunakan dalam proses konstruksi, hal ini
dikarenakan beton pracetak memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan beton
yang menggunakan metode konvensional.

Keuntungan beton pracetak antara lain dapat mempercepat waktu pengerjaan,


proses produksi yang tidak tergantung cuaca, tidak memerlukan tempat penyimpanan
material yang luas, meminimalisir terjadinya sisa material yang terbuang, kontrol
kualitas beton lebih terjamin, dapat mereduksi durasi dan biaya proyek lebih cepat
(Mudzakir, 2015).

Menurut Niken C (2008) dalam Jurnal Teknik Sipil, Universitas Lampung


berjudul “Perilaku Lentur Sambungan Model Takik Pada Balok Aplikasi Untuk Beton
Pracetak”

Adanya sisa material konstruksi (waste) harus dikurangi atau bahkan


dihilangkan dalam setiap tahap pekerjaannya karena merupakan kerugian. Struktur
beton pracetak umumnya direncanakan dengan metode emulsi yaitu dengan
menganggap struktur tersebut bersifat seperti struktur monolit, sehingga struktur beton
pracetak direncanakan dan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku bagi rangka
beton monolit.

2.2 Apartemen Galeri Ciumbuleuit Bandung

Apartemen Galeri Ciumbuleuit Bandung adalah gedung apartemen yang


terletak di Kota Bandung-Jawa Barat yang termasuk pada daerah gempa kuat dan
terdiri dari 20 lantai, dengan ketinggian bangunan +63.00m. Gedung tersebut dibangun

3
dengan sistem ganda (dual system) dan menggunakan material beton bertulang dengan
metode cor di tempat (cast in-site). Berdasarkan hal tersebut, komponen struktur yang
semula menggunakan metode cor di tempat (cast in-site) akan dimodifikasi
menggunakan metode pracetak (pre-cast). Struktur pracetak tersebut harus kuat
menahan gaya vertikal dan gaya lateral yang bekerja, dengan tujuan dapat
menghasilkan desain gedung yang tahan gempa sesuai persyaratan yang berlaku dan
memperoleh hasil yang efisien. Sehingga bisa menjadi alternatif dalam merencakan
bangunan yang tahan gempa dengan metode pracetak.

2.3 Pengertian Preliminary design

Preliminary design merupakan proses perencanaan awal yang akan digunakan untuk
merencanakan dimensi struktur gedung.
1. Preliminary design dimensi balok induk, balok anak, dan balok lift sesuai dengan
SNI 2847:2013 pasal 9.5.2.1 tabel 9.5 (a)
2. Dimensi (tebal) pelat ditentukan menurut peraturan SNI 2847:2013 pasal 9.5.3.3
tabel 9.5 (c)
3. Preliminary design kolom sesuai dengan SNI 2847:2013 pasal 10.3.

4
BAB III

ANALISIS DATA

3.1 Preliminary design

a. Desain Awal Bangunan


Untuk desain awal bangunan dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2 Rencana denah balok dan kolom

b. Dimensi Balok

Tabel 1 Rekapitulasi dimensi balok induk

5
Tabel 2 Rekapitulasi dimensi balok anak

c. Dimensi Pelat
Direncanakan tebal pelat Half Slab 12 cm

d. Dimensi Kolom

 Lantai B1 - 3 : 600 x 900 mm


 Lantai 4 - 8 : 500 x 800 mm
 Lantai 9 - 13 : 500 x 700 mm
 Lantai 14 - 18 : 500 x 500 mm

e. Dimensi Dinding Geser


Dimensi dinding geser direncanakan tebal 200 mm.

3.2 Desain Struktur Sekunder

a. Penulangan Pelat Lantai

Kombinasi pembebanan yang digunakan :


Qu = 1,2 DL + 1,6 LL
Sehingga diperoleh hasil penulangan pelat atap dan pelat lantai sebagai berikut :

6
Tabel 3 Penulangan pelat lantai sesudah komposit

b. Perencanaan Balok Anak 30/50

Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan tulangan tumpuan dan tulangan lapangan yang
dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4.

Gambar 3 Tulangan tumpuan balok Gambar 4 Tulangan lapangan balok anak


anak sesudah komposit

7
3.3 Perencanan Struktur Primer

a. Penulangan Balok Induk 40/60 cm

Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan tulangan tumpuan,lapangan dan geser


yang dapat dilihat pada gambar 8 dan gambar 9.

Gambar 8 Tulangan tumpuan balok induk 40/60 Gambar 9 ulangan lapangan


balok induk 40/60

b. Penulangan Lentur Kolom 90/60 cm

Penulangan lentur kolom menggunakan program bantu PcaCol sehingga didapatkan hasil
sebagai berikut :
Rasio Tulangan Longitudinal = 1,15 %
Penulangan 16D22 (As = 6082,13 mm2)

Gambar 10 Penulangan kolom lt.b1-3

c. Penulangan Dinding Geser

Shearwall Type 1

8
 Penulangann geser = 2D13-100 (untuk kedua arah)
 Penulangan longitudinal = D16-100 (untuk kedua arah)

Shearwall Type 2

 Penulangann geser = 2D13-200 (untuk kedua arah)


 Penulangan longitudinal = D16-200 (untuk kedua arah)

3.4 Perencanan Struktur Bawah

a. Analisa Daya Dukung Bore Pile

Perhitungan daya dukung pondasi bore pile menggunakan metode “LUCIANO


DECOURT”

QL = Qp + Qs

Dimana :

QL = daya dukung tanah maksimum pada pondasi


Qp = resistance ultimate didasar pondasi
Qs = resistance ultimate akibat lekatan lateral

b. Perancangan Pondasi Tiang Pancang


Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
 Pondasi menggunakan bore pile dengan spesifikasi berikut:
Diameter : 80 cm
Mutu Beton : 35 MPa
Mutu Baja : 400 MPa
Tulangan Longitudinal : 35 D22
Tulangan Geser : D13-150
Selimut Beton : 70cm
Jarak antar tiang pancang x : 300 cm
Jarak antar tiang pancang y : 330 cm
Jarak tiang pancang ke tepi : 160 cm

9
Gambar 14 Konfigurasi rencana bore pil

10
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan perancangan struktur yang dilakukan dalam penyusunan laporan


“Perencanaan Struktur Bangunan Gedung Apartemen Galeri Ciumbuleuit Bandung
Menggunakan Metode Pracetak” maka dapat ditarik beberapa poin kesimpulan
diantaranya sebagai berikut:

1. Berdasarkan perancangan struktur yang dilakukan dalam dimensi struktur utama


didapatkan dari SNI 2847:2013 pasal 9.5.2. Yang meliputi ketentuan tebal minimum
balok non prategang dapat disesuaikan pada tabel 9.5(a) dan dimensi kolom yang
didapat dari perhitungan untuk lantai B1-3 900/600 mm, lantai 4- 8 800/500 mm, lantai
9-13 700/500, lantai 14-18 500/500. Dimensi struktur sekunder didapatkan dari SNI
2847:2013 pasal 9.5.2. Yang meliputi ketentuan tebal minimum balok non prategang
dapat disesuaikan pada tabel 9.5(a). Sedangkan untuk dimensi pelat digunakan SNI
2847:2013 pasal 9.5.3.2 dengan melihat tabel 9.5(c). adapun hasil modifikasi sebagai
berikut :

a. Struktur Sekunder

 Dimensi balok anak = 30/50 cm


 Tebal pelat = 12 cm

b. Struktur Primer

 Dimensi balok induk = 40/60 cm


 Dimensi kolom = Lt. B1-3 60x90 cm, Lt 4-8 50x80 cm, Lt. 9-13 50x70 cm, Lt.
14-18 50x50 cm
 Tebal Shearwall = 200 mm

Tipe 1 dipakai 2 tirai D16-100

11
Tipe 2 dipakai 2 tirai D16-200

 Tebal Pile cap 0,8m

Dipakai tulangan D22-150

 Tiang Bore Pile D 80cm, H = 20 m

2. Detailing sambungan pracetak dirancang bersifat monolit antar elemennya dengan


tulangan-tulangan dan shear connector yang muncul dari setiap elemen pracetak untuk
menyatukan dengan elemen cor di tempat. Sambungan didesain sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

3. Menganalisa gaya-gaya dalam struktur gedung menggunakan program bantu


ETABS dengan memasukkan gaya-gaya yang bekerja pada pelat serta beban vertikal
dan horizontal.

4. Pondasi direncanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menerima beban
dari atas melalui pile cap.

5. Hasil analisa struktur yang telah dilakukan pada gedung ini akan dituangkan pada
gambar teknik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alfiana, Mohammad Firman, Mudji Irmawan dan Tavio Jurusan. 2017. “Desain
Modifikasi Struktur Gedung Galeri Ciumbuleuit Bandung Dengan Menggunakan
Metode Pracetak”. Dalam Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Badan Standardisasi Nasional. 2012. SNI 7833:2012 Tata Cara Perencanaan Beton
Pracetak dan Beton Prategang untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standarisasi
Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. 2013. SNI 2847:2013 Tata Cara Perencanaan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Niken, C. 2008. “Perilaku Lentur Sambungan Model Takik Pada Balok Aplikasi Untuk
Beton Pracetak”. Dalam Jurnal Teknik Sipil, Universitas Lampung.
Nugroho, Fajar. 2015. “Evaluasi Kinerja Bangunan Rencana Gedung Hotel A.N.S
dengan Dilatasi (Model B2) Di Daerah Rawan Gempa”. Dalam Jurnal Momentum,
Institut Teknologi Padang.

Anda mungkin juga menyukai