Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dinda Fika Maulidah Zains

NIM : 181111042
Kelas : 1B - KGE
Apa sih EPC Itu?
Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering-
Procurement-Construction. Kalo dilihat dari istilah, EPC itu tidak lain adalah tahapan dalam suatu
proyek konstruksi. Engineering adalah tahap desain perencanaan, Procurement adalah tahap
pengadaan barang dan jasa, dan Construction adalah tahap pelaksanaan konstruksi. Ada
yang menarik di sini, yaitu tahap Procurement jarang ditemukan di dalam proyek biasa. Kalo
proyek biasa, kita hanya mengenal tahap Perencanaan (Desain) dan tahap Pelaksanaan
(Konstruksi). Lalu? Kenapa harus ada tahap Procurement? Jawabannya sederhana, karena
proyeknya bukan proyek biasa.
Yup. Sistem EPC memang dipake di hampir sebagian besar proyek konstruksi yang “tidak biasa”,
misalnya pada Industri Migas, Pembangkit Tenaga Listrik & Energi, Pertambangan, dan jenis
industri berat lainnya. Sementara proyek yang kita anggap sebagai proyek biasa yaitu berbagai
jenis bangunan gedung dan industri skala kecil ngga perlu menggunakan sistem EPC, malah bisa
bikin susah.

Tahapan Proyek Biasa

Pada umumnya, proyek konstruksi gedung mempunyai 2 tahapan: Perencanaan dan Pelaksanaan.
Perencanaan biasanya dilakukan oleh Konsultan Perencana, dan Pelaksanan dilakukan oleh
Kontraktor. Karena pelaksanaannya dilakukan oleh Kontraktor, maka pengadaan barangnya
(Procurement) juga dilakukan oleh Kontraktor. Kalo diperlukan, Kontraktor kadang menyerahkan
beberapa sub pekerjaan kepada Sub-Contractor (biasanya kita istilahkan SubCon). Makanya
hampir semua perusahaan Kontraktor ada bagian Procurementnya. Tapi, ada juga pada skala
proyek tertentu (biasanya skala menengah ke bawah), Perencanaan dan Pelaksanaan dilakukan
oleh satu pihak (biasanya Kontraktor). Sistem ini biasanya disebut dengan Design and Build. Jadi
desain, pengadaan barang/jasa, dan konstruksi dilakukan oleh satu Kontraktor. Secara ngga
langsung konsep ini kan sama saja dengan sistem EPC.

Tahapan Proyek EPC

Nah… kita udah tahu kalo sebenarnya EPC itu pada prinsipnya sama dengan Design & Build. Tapi
karena skala proyek EPC itu suaangat besar, jadi perusahaan yang mengerjakannya juga bukan
perusahaan kontraktor biasa. Mereka biasanya disebut dengan Kontraktor EPC atau Perusahaan
EPC. Satu lagi ciri khusus Proyek EPC adalah, proyek ini melibatkan lebih banyak disiplin
Engineering, mulai dari Process Engineering, Mechanical Engineering, Piping Engineering,
Electrical & Instrumentation Engineering, Civil Engineering, dll. Kadang di tiap disiplin dipecah
lagi, misalnya di bagian Civil Engineering dibagi menjadi Architecture, Civil, Structure,
Underground, HVAC, dll.
Ada yang aneh? Arsitektur masuk ke Civil? Iya… karena di Proyek EPC, yang termasuk kategori
“bangunan gedung” itu porsinya sangat sedikit. Kalaupun ada, porsi arsitekturalnya juga kecil.
Terus, ada istilah Civil ada juga istilah Structure? Istilah Structure itu untuk semua struktur atas,
termasuk jembatan, dan Civil adalah istilah untuk struktur bahwa, pondasi, retaining wall, dan
pekerjaan tanah. Sementara Underground biasanya lebih ke fasilitas drainase. HVAC (Heating
Ventilation Air Conditioning) sebenarnya area abu-abu antara Civil, Process, dan Mechanical.
Terus, tahapan proyek secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Haruskah EPC Semua?

Pada kenyataannya di lapangan, ada beberapa proyek karena pertimbangan tertentu, tahap E, P,
dan C-nya dipisah ke beberapa perusahaan yang berbeda. Ada yang khusus
mengerjakan Engineering Design saja, ada yang Procurement saja, dan ada yang
hanya Construction. Itu semua tergantung dari kemauan Owner. Yang jelas tiap proyek punya
karakteristik yang beda, sehingga masing-masing sistem juga efeknya akan beda.

SubCon Engineering

Satu hal terakhir tentang pekerjaan Engineering Design. Kalo hampir semua pekerjaan
Construction diserahkan ke SubCon, maka pekerjaan Engineering biasanya dikerjakan sendiri oleh
Main Kontraktor. Tapi ngga jarang juga ditemui kasus di mana pekerjaan Engineering Design
dipecah lagi menjadi beberapa sub/paket pekerjaan, dan ditawarkan kepada SubCon atau
Konsultan lain untuk dikerjakan. Alasannya macam-macam, salah satunya adalah karena
keterbatasan resources dari Kontraktor Utamanya (MainCon), entah itu terbatas oleh waktu
maupun tenaga (manhour).

Sumber : http://duniatekniksipil.web.id/
http://sipil.ub.ac.id/sarjana/apa-sih-epc-itu/

Anda mungkin juga menyukai