Anda di halaman 1dari 14

Pengertian Raft Foundation atau Pondasi Rakit

Salam Civil Engineer !! Kali ini kita mau bahas tentang salah satu jenis pondasi dangkal yaitu
'Raft Foundation' atau lebih kita kenal dengan 'Pondasi Rakit'.

Fondasi rakit adalah salah satu jenis fondasi dangkal berbentuk seperti rakit yang terbuat dari
plat beton bertulang. Fondasi rakit ini biasa menjadi pilihan apabila daya dukung tanah
rendah atau kecil sehingga tidak memungkinkan membuat bangunan atau konstruksi yang
besar diatasnya.

Sumber : Google.com
Biasanya apabila daya dukung tanah kecil maka para engineer akan beralih ke penggunaan
pondasi dalam yang tentunya akan memakan biaya yang lebih besar. Namun sebenarnya
pondasi rakit ini bisa menjadi alternatif pilihan apabila ingin membangun konstruksi besar
dengan daya dukung tanah yang kecil. Penggunaan pondasi rakit lebih ekonomis karena
dapat menghemat biaya penggalian dan penulangan beton dibanding dengan penggunaan
pondasi dalam. Selain itu dari segi Pelaksanaan, Pondasi rakit lebih praktis karena tidak
memakan waktu yang lama dalam pekerjaannya dibandingkan pondasi dalam yang cenderung
memakan waktu lebih lama untuk penggalian pondasi.

Sumber : Google.com
Pondasi Raft biasanya digunakan pada bangunan yang mempunyai basemen karena akan
mengurangi resiko dari momen guling pada bangunan gedung bertingkat. Semakin tinggi
suatu bangunan maka semakin besar momen guling yang terjadi sehingga untuk
mengimbanginya didesain menggunakan lantai baseman atau pondasi dalam.  Pondasi rakit
ini juga bisa kita temui sebagai pondasi yang digunakan untuk menopang tangki - tangki
besar perusahaan atau bangunan bertingkat hingga 10 lantai.
Langkah pengerjaan pondasi rakit juga terbilang mudah. Berikut adalah langkah - langkah
pengerjaan pondasi rakit : 

1. Galian basemen sekaligus digunakan sebagai galian untuk pondasi rakit sehingga
elevasi galian  mengikuti elevasi yang telah ditentukan konsultan dengan nilai CBR
min 50%. dari luas bangunan. Apabila nilai CBR tidak memenuhi maka perlu
dilakukan perbaikan tanah.
2. Membuat lantai kerja
3. Membuat dan merakit pembesian sesuai dengan gambar kerja
4. Membuat bekisting dengan pasangan batako, sebagai dinding baseman.
5. Memasang pembesian dengan sistem plat dua arah 
6. Memasang pembesian untuk tulangan kolom dan dinding basemen
7. Penyemprotan obat anti rayap
8. Pengecekan pembesian sebelum pengecoran
9. Pengecoran tiap - tiap bagian fondasi.

Kelebihan pondasi rakit selain ekonomis dari segi biaya dan efektif dari segi waktu
pelaksanaan. Pondasi rakit juga sangat aman dari segi teknis yaitu apabila terjadi penurunan
tanah maka seluruh pondasi akan turun bersama-sama karena menjadi satu kesatuan maka
meminimalisir kerusakan bangunan atau minim resiko untuk membahayakan bangunan
diatasnya. 
Berbeda dengan pondasi dalam yang cenderung dibuat pertitik pondasi, apabila terjadi
penurunan pondasi di salah satu titik fondasi, maka akan mempengaruhi stabilitas dari
bangunan diatasnya yang tentunya apabila terjadi penyaluran beban yang tidak merata akan
menyebabkan bangunan collapse dan hancur.  

Namun Pondasi rakit juga bisa dikombinasikan dengan pondasi dalam apabila daya dukung
tanah keras berada pada kedalaman yang jauh, tentunya pondasi ini akan sangat aman tapi
perlu dipertimbangkan segi ekonomisnya juga ya.

(http://jharwinata.blogspot.com/2019/03/pengertian-pondasi-raft-atau-
fondasi.html)

Pengertian pondasi Raft- Pada kesempatan ini akan membahas tentang


pondasi yang sering digunakan pada bangunan gedung yaitu pondasi raft atau
pondasi rakit. Pondasi raft adalah salah satu jenis pondasi gedung bertingkat
yang sekarang sudah banyak digunakan di pulau Jawa. Pondasi ini termasuk
jenis pondasi dangkal yang berbentuk pelat yang sangat lebar dan masiv
dengan ketebalan tertentu. Dalam satu bangunan pondasi raft tersebut
menjadi satu kesatuan sehingga berbentuk pelat raksasa. 

Pondasi raft terbuat dari beton bertulang yang berfungsi untuk meneruskan
beban-beban bangunan di atasnya dan diteruskan ke dalam tanah keras.
Seperti yang sudah disampaikan di awal paragraf bahwa pondasi raft ini
sudah banyak digunakan di daerah Jawa karena memang daya dukung
tanahnya memenuhi syarat. Banyak bangunan gedung seperti hotel, rumah
sakit, apartemen dengan jumlah tingkat 10 lantai hanya menggunakan
pondasi raft. Selain mengejar percepatan pembangunan, tujuan penggunaan
pondasi raft ini untuk menekan biaya struktur (efisiensi). Pelaksanaan
pondasi ini tidak memakan waktu yang lama dibanding dengan pondasi dalam
karena tidak membutuhkan alat berat pile driver atau yang lain. Pekerjaan
dalam pondasi raft ini dapat dikerjakan dengan mudah tanpa bantuan alat
berat. 

Penggunaan pondasi raft (raft foundation) biasanya pada bangunan yang


mempunyai basemen. Alasannya adalah mengurangi resiko momen guling
pada bangunan gedung bertingkat. Semakin tinggi suatu bangunan maka
semakin besar momen guling yang terjadi sehingga untuk mengimbanginya
didesain menggunakan lantai basemen atau pondasi dalam. 

Ada beberapa jenis pondasi raft yang sering digunakan antara lain

1. Pelat rata, Ketebalan pondasi raft ini sama semua. 


2. Pelat yang ditebalkan di bawah kolom. Pondasi ini memiliki ketebalan
yang berbeda-beda. DI bawah kolom biasanya memiliki ketebalan yang
lebih dibanding tidak di bawah kolom. 

3. Balok dan pelat. 

4. Pelat dengan kaki tiang 

5. Basemen sekaligus pondasi 


Langkah pengerjaan pondasi raft terbilang lebih simpel. Berikut langkah
pekerjaan pondasi raft.

1. Galian basemen sekaligus galian pondasi raft sehingga elevasi dasar


galian adalah elevasi  konsultan perencana yang meminta CBR min
50%. Sehingga harus ada perbaikan tanah dasar. 
2. Membuat lantai kerja dengan campuran semen.
3. Fabrikasi pembesian sesuai dengan gambar kerja
4. Membuat bekisting dengan pasangan batako
5. Memasang pembesian lapis bawah dan atas
6. Memasang pembesian vertikal kolom dan dinding basemen
7. Penyemprotan obat anti rayap
8. Melakukan pengecekan pembesian sebelum pengecoran
9. Pengecoran dengan dibagi beberapa zona apabila bangunan terlalu luas

Salah satu kelebihan dari pondasi raft ini adalah apabila terjadi penurunan
tanah (settlement) maka seluruh pondasi turun bersama-sama sehingga tidak
membahayakan bagi bangunan di atasnya. Berbeda dengan pondasi dalam,
apabila terjadi penurunan di salah satu titik pondasi maka bangunan akan
miring dan ambruk. 
Pondasi raft juga bisa dikombinasikan dengan pondasi dalam yaitu dengan
cara di bawah pondasi raft yang terdapat kolom diberi bored pile. Tujuan
pemberian bored pile karena daya dukung tanah tidak terlalu tinggi.
Akibatnya biaya kontruksi menjadi lebih mahal. 

(https://pojicivilengineer.blogspot.com/2017/04/raft-foundation-pondasi-rakit.html)

METODE PELAKSANAAN MAT FOUNDATION


(PONDASI RAKIT)
Posted: March 3, 2014 in Construction Management
Tags: MAT Foundation, Metode Pelaksanaan Pondasi Rakit, Pondasi Rakit

14 Votes
Pondasi rakit (MAT Foundation) dapat dipakai pada tanah dengan kapasitas dukung rendah
atau jika jarak kolom atau beban lain sangat dekat dalam kedua arah sehinggan seluruh
telapak bersentuhan satu sama lain sehingga jika menggunakan pondasi telapak luasan besar
(tidak ekonomis).. Pondasi rakit sangat bermanfaat untuk mengurangi perbedaan penurunan
dalam berbagai tanah. Pondasi rakit merupakan bagian bawah  struktur yang berbentuk rakit
melebar keseluruh bagian dasar bangunan.

Tahapan Pekerjaan Pelaksanaan Pondasi Rakit (MAT Foundation)

 Persiapan Peralatan

–  Menentukan peralatan apa saja yang akan digunakan dalam pekerjaan pengecoran,
peralatan tersebut harus memiliki daya jangkau dan daya angkut yang memadai.

– Semua peralatan harus telah diperiksa dan diinspeksi secara rutin dan ketika akan
melakukan pengecoran.

– Pipa penghubung harus dipasang dengan jarak 2 meter dengan spesi 1 meter terhadap
tumpuan.

– Menyediakan penerangan yang baik di lokasi pengecoran apabila pekerjaan dilakukan di


malam hari.

– Menyiapkan terpal (tarpaulin) penutup untuk mengantisipasi bila terjadi hujan dan
mengarahkan air hujan ke luar lokasi pengecoran.

– Pompa beton harus berada dekat dengan lokasi pengecoran untuk menghindari terlalu
banyaknya sambungan pipa.

 Persiapan Pengecoran Beton

– Sebelum memulai pekerjaan, persetujuan dan izin kerja harus diberikan oleh Sub
Kontraktor dan semua inspeksi harus sudah dilaksanakan dan disetujui oleh Supervisor Sub
Konsultan.

– Ketinggian beton yang akan dituangkan harus diberi tanda dengan jelas di sekitar
formwork.

– Lokasi pengecoran selanjutnya dibersihkan menggunakan udara terkompresi dan


membuang sisa-sisa kawat pengikat serta disiram dengan air bersih yang kemudian dialirkan
keluar lokasi pengecoran.

– Pagar pengaman atau barikade pengaman harus sudah terpasang agar proses pengecoran
tidak mengganggu pekerjaan yang lain.

– Untuk pemesanan beton, jumlah beton dihitung berdasarkan shop drawing yang telah
disetujui. Untuk pengecoran skala kecil, pemesanan dilakukan sesuai perhitungan. Untuk
pengecoran skala besar, jumlah pemesanan ditambah 3% dari total beton yang dibutuhkan
dan harus dikalkulasi berulang kali untuk mencegah pemesanan berlebih.

– Peralatan cadangan harus siap di posisi yang ditentukan dan telah diperiksa serta telah
disetujui oleh Sub Konsultan sebelum pengecoran berlangsung.

 Pengecekan Beton

– Surat pengantaran beton harus dicek untuk memastikan mix design, kuantitas, dan slump
tepat.

– Waktu pembuatan beton harus dicek dan dipastikan pengecoran sebelum 2 jam setelah
pembuatan.

– Tes slump harus dikerjakan menurut sampel kubus yang diambil.

– Metode pengambilan sampel :

 Pondasi rakit, pelat lantai dan balok = setiap 25m 3 harus diambil 1 set sampel (3 silinder).
Bila jumlah beton melebihi 100m3 1 set sampel diambil setiap 100m3.
 Kolom dan dinding = setiap truk mixer harus diambil 1 set sampel.

1 set sampel berisi 3 silinder. 1 silinder untuk pengujian kuat tekan beton 7 hari, 1 silinder
untuk pengujian kuat tekan beton 28 hari, dan 1 silinder untuk cadangan.

 Pelaksanaan Pengecoran Pondasi Rakit

– Tidak boleh ada penambahan air pada beton.

– Memastikan semua platform dan jalan pekerja telah terpasang di sekitar lokasi pengecoran.

– Pengecoran harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pengecoran tidak rata,
segregasi, terbuangnya material, serta rusaknya formwork.

– Beton haruslah terbentuk sedekat mungkin dengan hasil akhir sehingga tidak membutuhkan
pekerjaan lain setelahnya.

– Beton haruslah dicor secara berlapis sesuai ukuran vibrator, kecuali untuk area basemen
yang dicor langsung hingga level final.

– Beton tidak boleh digerakkan secara lateral oleh vibrator.

– Beton harus digetarkan sesuai pola yang ditentukan untuk memastikan kepadatan beton.

– Ketukan ataupun getaran lain dari luar tidak diperbolehkan.

– Beton tidak boleh jatuh bebas, lebih dari 1,5m untuk pekerjaan tertutup dan 0,9m untuk
pekerjaan terbuka.
– Lapisan beton horizontal yang telah dipadatkan tidak boleh melebihi 0.3m spasi harus
diatur agar tidak terjadi segregasi.

– Setelah ketinggian beton mencapai batas yang diinginkan, dilakukan pengukuran level dan
finish dibuat sesuai standar desain.

– Bila beton akan dituang ke lokasi yang bersinggungan dengan beton yang sudah ada
sebelumnya, tembok beton yang telah ada akan disiram air atau dilapisi cairan pengikat yang
telah disetujui.

– Setelah beton mengeras dan formwork telah dilepas, beton diselimuti dengan karung goni
basah dengan overlap 100mm dan tidak dibuka setidaknya selama 7 hari.

Alat-alat yang Digunakan Dalam Metode Pelaksanaan MAT Foundation 

– Beton ready mix

– Pagar pembatas  =  dia. 2 inch, tinggi 1100 mm.

– Perlengkapan curing  = karung goni

– Truk mixer  =  sesuai volume beton

– Pompa beton  = disesuaikan

– Mobile crane  =  disesuaikan (biasanya cukup 1 unit)

– Converter 2-3 sockets  = disesuaikan (biasanya 1-2 unit)

– Dumper  =  1unit

– Theodolit dan perlengkapan leveling  =  disesuaikan

– Penyemprot air  =  1 unit

– Kompressor : disesuaikan

– Bucket beton  =  1 unit

– Vibrator : disesuaikan

Kebutuhan Sumber Daya

Untuk keseluruhan pengecoran digunakan sumber daya tenaga kerja berupa tenaga kerja
untuk leveling (survei), tenaga kerja untuk pekerjaan jidar, tenaga kerja untuk vibrator,
tenaga kerja untuk pengecoran, dan tenaga kerja untuk curing.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pekerjaan Pondasi Rakit


– Izin kerja alat dan pekerja

– Pengawasan pengujian slump

– Pengawasan pengujian tekan

– Perlengkapan K3 yang digunakan

– Pengawasan K3 dalam pekerjaan

– Alur keluar-masuk truk mixer

Gambar Metode Pelaksanaan Pondasi Rakit


(https://jefrihutagalung.wordpress.com/2014/03/03/metode-pelaksanaan-mat-foundation-pondasi-
rakit/)

I. Pendahuluan

Pondasi rakit merupakan bagian bawah  struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh
bagian dasar bangunan. Fondasi rakit digunakan jika lapis tanah memiliki kapasitas dukung
tanah rendah, sehingga jika menggunakan fondasi telapak luasan besar (tidak ekonomis).

II. Kapasitas Dukung Ijin

Hitungan Kapasitas dukung ijin pondasi rakit sama dengan kapasitas dukung fondasi telapak.

a. Pondasi rakit pada tanah pasir

Area fondasi rakit > Area fondasi telapak → FS terhadap keruntuhan kapasitas dukung
besar. Dengan bertambahnya lebar fondasi rakit atau bertambahnya kerapatan relatif tanah
→ kapasitas dukung bertambah dgn cepat → keruntuhan kapasitas dukung.

qa = (N – 3)/5 → N = jumlah pukulan per 30 m dalam SPT

Jika terdapat lapisan batu kurang dari 0,5L fondasi rakit, maka nilai qa bertambah dan
sebaliknya qa harus dibagi 2. Jika muka air tanah pada dasar fondasi atau lebih tinggi
lagi untuk muka air tanah yang terletak diantara dasar fondasi dan jarak B dari dasarnya,
maka nilai qa direduksi 0 – 50%. Jika nilai N<5 (pasir tidak padat), tanah tersebut tidak
dapat mendukung fondasi rakit sehingga pelu dipadatkan hingga nilai N mencapai 10.

b. Pondasi rakit pada tanah lempung

Untuk tanah lempung homogen :

qu = c Nc + df. γ

III. Perancangan Pondasi Rakit

Perancangan pondasi rakit digunakan anggapan fondasi sebagai struktur yang sangat kaku
dan distribusi tekanan berimpit dengan resultan beban-bebannya. Kedalaman fondasi
digunakan dengan trial error. Penebaran tekanan pada dasar fondasi dihitung
dengan persamaan :

ΣP    = jumlah total beban fondasi (kN)

A      = Luas total fondasi rakit (m2)

Ix, Iy = inersia terhadap sumbu x dan y


ex, ey = eksentrisitas searah sumbu x dan y

Jika pondasi rakit berbentuk empat persegi panjang, maka persamaan yang digunakan adalah

L       = panjang rakit

B      = lebar rakit

eB, eL = eksentrisitas searah sumbu B dan L

analisis fondasi rakit sejauh menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan


komputer. Jika fondasi terletak pada tanah lunak, beban eksentris dapat menyebabkan
penurunan yang tidak seragam. Tekanan terhadap fondasi dianggap seragam

q = ΣP/A

1. hitung gaya lintang dan momen lentur

2. Perancangan tulangan beton

Jika beban kolom tidak seragam → tiap bagian luasan fondasi mendukung beban yang tidak
sama. Solusi → membagi luasan fondasi kedalam beberapa bagian dengan tekanan tanah tiap
bagian adalah berat bangunan dibagi luasan bagian masing-masing dihubungkan dengan
sambungan konstruksi. Jika beban kolom disebarkan secara sama, namun perkiraan tanah
dibawahnya menimbulkan penurunan tidak seragam yang besar → fondasi rakit diperkuat
dengan cara:

1. Menggunakan balok-balok T
2. Menggunakan fondasi rangka kaku
3. Membuat struktur atas yang kaku

Fungsi  pondasi rakit adalah untuk menyebarkan beban ke tanah keluasan yang lebih lebar
untuk memberikan kekakuan pada bangunan bawah. Beberapa cara yang dilakukan untuk
memperkecil tambahan tekanan dibawah fondasi rakit :

1. Fondasi rakit apung


2. Ruang bawah tanah (basement)
3. Fondasi bentuk kotak

(https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/pondasi-rakit)

Pengecoran Raft Foundation atau Pondasi Rakit


Secara definisi, matt foundation adalah tipe pondasi yang masif yang menyatukan seluruh
bored pile yang ada di suatu bangunan gedung.
Apabila pada umumnya pondasi gedung merupakan gabungan antara tiang pancang atau
bore pile, pile cap, dan tie beam, maka pada pondasi rakit, elemen pile cap dan tie beam
diganti dengan sebuah pondasi masif.

Karena volume beton yang digunakan pada proses pengecoran matt foundation sangat
banyak, maka akan ada peningkatan suhu yang cukup signifikan. Oleh karena itu,
monitoring suhu sangat diperlukan pada proses pengecoran matt foundation agar beton
tidak retak.

Usaha yang dilakukan adalah dengan memasang thermo couple untuk memonitor suhu
pada tiga layer matt foundation.

Zoning (pengaturan zona) pada pengecoran matt foundation adalah hal yang juga harus
diperhatikan selain dari pada spesifikasi teknis.

Berikut ilustrasi mengenai pembagian zona untuk proses pengecoran matt foundation.
Pembagian zona pada pengecoran matt foundation dilakukan berdasarkan volume area.
(https://tekniksipildopp.blogspot.com/2018/11/pengecoran-raft-foundation-atau-pondasi-
rakit.html)

Pondasi Rakit (Raft Foundation)


Pondasi rakit (raft foundation) adalah pelat beton yang berbentuk rakit melebar keseluruh
bagian dasar bangunan, yang digunakan untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah
dasar atau batu-batuan di bawahnya. Sebuah pondasi rakit bisa digunakan untuk menopang
tangki-tangki penyimpanan atau digunakan untuk menopang beberapa bagian peralatan
industri. Pondasi rakit biasa¬nya digunakan di bawah kelompok silo, cerobong, dan berbagai
konstruksi bangunan.

Sebuah pondasi rakit bisa digunakan di mana tanah dasar mempunyai daya dukung yang rendah
dan/atau beban kolom yang begitu besar, sehingga lebih dari 50 % dari luas bangunan diperlukan
untuk pondasi telapak sebar konvensional agar dapat mendukung pondasi. Disarankan penggunaan
pondasi rakit sebab lebih ekonomis karena dapat menghemat biaya penggalian dan penulangan
beton.

Pondasi rakit biasanya juga dipakai untuk ruang-ruang bawah tanah (basement) yang dalam, baik
untuk menyebarkan beban kolom menjadi distribusi tekanan yang lebih seragam dan untuk
memberikan lantai buat ruang bawah-tanah. Keuntungan khusus untuk ruang bawah-tanah yang
berada pada atau di bawah MAT (Muka Air Tanah) ialah karena merupakan penyekat air.

Bangunan bawah tanah yang lantainya terletak beberapa meter di bawah tanah, dibangun dengan
cara menggali tanah sampai kedalaman dasar pondasi. Berat tanah yang digali untuk ruang tanah ini,
untuk setiap pengurangan tekanan per satuan luas sebesar 0,5 kg/cm2 (50 kN/m2) kira-kira setara
dengan bangunan kantor berlantai 3 sampai 4. Jadi bangunan sebesar ini dapat didukung oleh ruang
bawah tanah yang tanah dasarnya berupa lempung sangat lunak dan muda mampat, yang secara
teoritis beban tersebut tidak akan mengakibatkan penurunan.

Pondasi rakit bisa ditopang oleh tiang-pancang, di dalam keadaan seperti air tanah yang tinggi (untuk
mengontrol gaya apung) atau di mana tanah dasar mudah ter¬pengaruh oleh penurunan yang besar.
Perencana harus memperhatikan bahwa sebagian dari tegangan sentuh pondasi telapak yang akan
menembus tanah ke kedalaman yang lebih besar, atau mempunyai intensitas yang lebih besar pada
kedalaman yang lebih dangkal. Pondasi rakit terbagi lagi dalam beberapa jenis yang lazim atau sering
digunakan, yaitu:
a) Plat rata
b) Pelat yang ditebalkan di bawah kolom
c) Balok dan plat
d) Plat dengan kaki tiang
e) Dinding ruang bawah tanah sebagai bagian pondasi telapak

Pada gambar pondasi rakit di atas menggambarkan pondasi rakit yang mungkin dapat dibuat.
Perancangan rakit yang paling lazim terdiri dari sebuah pelat beton rata dengan tebal 0,75 - 2
m, dan dengan alas serta dengan penulangan dua arah atas dan bawah yang menerus.

(http://sml.sipil.ft.unand.ac.id/index.php/whats-new/tanding/95-pondasi-rakit-raft-foundation)

Anda mungkin juga menyukai