Disusun oleh:
Shifa Amalia (6523600021)
Disusun oleh:
Shifa Amalia (6523600021)
Laporan praktikum ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan mata
kuliah Teknologi Bahan Konstruksi.
Mengetahui,
Kepala Laboratorium
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
pelaksanaan praktikum tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang
kami peroleh selama melaksankan praktikum. Laporan praktikum yang telah kami
tulis ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas dari kampus dan sebagai bahan
pertanggung jawaban atas kegiatan praktikum
Kami menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa
adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam praktikum maupun dalam menyusun laporan ini, antara
lain:
Demikian laporan Praktikum yang kami buat, apabila ada kekurangan dan
salah penulisan saya mohon kritikan dan sarannya agar laporan ini dapat menjadi
lebih baik lagi.
Tegal,
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gelas Ukur....................................................................................
Gambar 3.2 Kompor.........................................................................................15
Gambar 3.3 Timbangan Dengan Ketelitian 1gr................................................15
Gambar 3.4 Makok atau Cawan.......................................................................16
Gambar 3.5 Tabung Gas...................................................................................16
Gambar 3.6 Spatula..........................................................................................17
Gambar 3.7 Wajan............................................................................................17
Gambar 3.8 Air.................................................................................................17
Gambar 3.9 Sikat/Kuas.....................................................................................18
Gambar 3.10 Mesin sieve shaker......................................................................18
Gambar 3.11 Satu Seat Agregat Halus..............................................................19
Gambar 3.12 Satu Seat Agregat Kasar.............................................................19
Gambar 3.13 Mesin Los Angeless.....................................................................20
Gambar 3.14 Saringan No 12...........................................................................20
Gambar 3.15 Bola-Bola Dari Baja....................................................................21
Gambar 3.16 Kerucut Abrams..........................................................................21
Gambar 3.17 Cungkir.......................................................................................21
Gambar 3.18 Loyang........................................................................................22
Gambar 3.19 Mesin pengaduk beton (Concrete Mixer)...................................22
Gambar 3.20 Tongkat pemadat.........................................................................22
Gambar 3.21 Cetakan Silinder..........................................................................23
Gambar 3.22 Goni basah atau bak perendam...................................................23
Gambar 3.23 Mesin Compression Machine......................................................24
Gambar 3.24 Pasir............................................................................................24
Gambar 3.25 Kerikil.........................................................................................25
Gambar 3.26 Semen..........................................................................................25
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata kuliah Teknologi Bahan Kontruksi merupakan mata kuliah yang
mempelajari tentang sifat fisik, mekanik dan kimia dari suatu material atau
bahan bangunan. Pada semester satu ini, kami mahasiswa Teknik Sipil
Universitas Pancasakti Tegal melakukan tugas praktikum laboratorium dan
hasil praktikum tersebut dibuat dalam bentuk laporan praktikum.
Pentingnya teknologi bahan konstruksi sebagai landasan utama
pembangunan infrastruktur mendorong perlunya pemahaman mendalam
terkait sifat-sifat material yang digunakan dalam konstruksi. Laporan
praktikum teknologi bahan konstruksi menjadi sarana untuk menjelajahi
proses dan pengujian yang berkaitan dengan persiapan dan produksi material
konstruksi yang berkualitas.
Pada tahap awal, pengujian kadar lumpur dan kadar air pada bahan
tanah dasar menjadi esensial. Evaluasi terhadap tanah ini perlu dilakukan
untuk memahami kemampuannya dalam mendukung struktur, serta untuk
memastikan kandungan air yang optimal dalam proses konstruksi.
Pentingnya distribusi ukuran partikel dalam agregat halus dan kasar
menjadi fokus berikutnya. Pengujian gradasi agregat membantu
mengoptimalkan proporsi dan karakteristik fisik agregat, yang merupakan
unsur kunci dalam menciptakan campuran beton yang sesuai standar.
Aspek ketahanan agregat kasar terhadap keausan menjadi fokus
penting, terutama karena agregat memainkan peran utama dalam menentukan
kekuatan beton. Pengujian keausan agregat kasar menjadi indikator keandalan
material tersebut dalam kondisi beban dinamis.
Langkah selanjutnya melibatkan proses pembuatan beton yang
melibatkan pencampuran bahan-bahan utama seperti semen, air, dan agregat.
Proporsi yang tepat dan metode pencampuran yang baik menjadi kunci dalam
menciptakan beton dengan kualitas yang diinginkan.
Pengujian kuat tekan beton merupakan tahap akhir yang sangat
krusial. Kuat tekan beton menjadi parameter utama untuk menilai
kemampuan struktural material konstruksi, sehingga memastikan
keberhasilan proyek konstruksi secara keseluruhan.
Dengan menyelidiki setiap tahapan ini secara rinci, laporan praktikum
ini memberikan pemahaman yang holistik tentang proses teknologi bahan
konstruksi, mulai dari karakteristik tanah hingga hasil akhir beton yang
penting dalam membangun infrastruktur yang kokoh dan berkelanjutan
B. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan bagian terpenting dalam laporan. Batasan
masalah lebih terarah, terfokus, dan tidak meluas, penulis membatasi
penelitian yang ada pada judul laporan ;
1. Pengujian kadar lumpur agregat halus
2. Pengujian kadar air agregat halus
3. Pengujian gradasi agregat halus
4. Pengujian gradasi agregat kasar
5. Pengujian keausan agregat kasar
6. Pembuatan beton
7. Pengujian kuat tekan beton
8. Praktikum dilakukan di Laboratoriun Teknik Sipil Universitas Pancasakti
Tegal
9. Praktikun dilaksanakan pada bulan September-Desember 2023
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana metode pengujian kadar lumpur agregat halus?
2. Bagaimana metode pengujian kadar air agregat halus?
3. Bagaimana metode pengujian gradasi agregat halus?
4. Bagaimana metode pengujian gradasi agregat kasar?
5. Bagaimana metode pengujian keausan agregat kasar?
6. Bagaimana metode pembuatan beton?
7. Bagaimana metode pengujian kuat tekan beton?
E. Manfaat
Berikut merupakan manfaat penulisan laporan ini antara lain:
1. Bagi Mahasiswa
Dapat memberikan pengetahuan tentang cara pengujian kekuatan
dan sifat sifat tanah yang harus di ketahui mahasiswa untuk memahami
seberapa kuat beton tersebut.
2. Bagi Dosen
Dapat menjadi tolak ukur pencapaian kinerja dosen dalam upaya
memperbaiki kualitas proses dan hasil praktikum.
3. Bagi Akademis
Penelitian keaktifan dan kreativitas mahasiswa dan mahasiswi dalam
memperoleh informasi serta untuk meningkatkan kesediaan program
studi.
4. Bagi Laboratorium
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah untuk
mengevaluasi kembali pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium
Universitas Pancasakti Tegal yang bersumber dari hasil praktikum
pengujian kadar lumpur agregat halus, pengujian kadar air agregat halus,
pengujian gradasi agregat halus, pengujian gradasi agregat kasar,
pengujian keausan agregat kasar, pembuatan beton, dan pengujian kuat
tekan beton. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
praktikum di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Pancasakti Tegal
dengan adanya pelaksanaan kegiatan tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
F. Pembuatan Beton
Beton adalah salah satu bahan material bangunan yang sangat dikenal
karena fungsinya yang dapat memperkokoh suatu bangunan. Beton yang
terbuat dari berbagai campuran material bahan bangunan seperti semen, air,
pasir halus agregat, dan additive tentunya menghasilkan suatu campuran
beton berkualitas. Setiap proyek kontruksi bangunan memiliki kebetuhan
tertentu akan bangunan yang dibangun. Komposisi beton yang disesuaikan
dengan kebutuhan pun akan berbeda pada jenis kontruksi bangunan yang
dirancang.
Dalam konstruksi, proses pengadukan beton sangat memperhatikan
kadar air yang dapat menentukan workability. Campuran beton yang terlalu
cair dapat menimbulkan mutu beton yang rendah dan proses pengeringan
yang lambat. Sedangkan, campuran beton terlalu kering dapat menimbulkan
adukan tidak merata dan sulit untuk pencetakan.
Oleh karena itu, uji slump beton adalah pengujian yang tepat untuk
mengetahui kekentalan beton agar sesuai dengan kebutuhan kontraktor
dilapangan. Slump beton adalah salah satu istilah yang sering digunakan
dalam proses pembuatan beton sesuai dengan mutunya. Sedangkan uji
slump merupakan sebuah cara untuk mengetahui, sekaligus menentukan
konsistensi atau tingkat kekakuan campuran beton segar. Pengujian slump
dapat memberikan informasi kekurangan, kelebihan maupun cukup tidaknya
air yang dipakai pada campuran beton. Proses pengujian slump beton
berdasarkan pada SNI 1972-2008 dan ICS 91.100.30.
Proses pengujian slump dapat dilakukan dengan kombinasi bahan
material untuk membuat beton mencapai sifat plastis. Tujuan dari slump
untuk mengetahui tingkat keenceran adonan beton segar yang dibuat.
Pengaruh pada keenceran ini mempunyai manfaat untuk memberikan nilai
workabilitas beton. Umumnya, kisaran nilai slump yang dipakai berkisar 8-
12 cm. Apabila nilai slump berkisar 0 cm maka nilai workabilitas beton
jelek. Nilai ini biasanya ditujukan pada beton non pasir. Nilai slump dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai fas dan bandingan lurus.
Artinya, jika nilai as kecil, maka nilai slump kecil maupun sebaliknya.
BAB III
PEMBAHASAN
f. Pembuatan Beton
Hari/tanggal : Jumat, 24 – November - 2023
Waktu : 13.00 s.d selesai
Tempat : Laboratorium Teknik Sipil Universitas
Pancasakti Tegal
g. Pengujian Kuat Tekan Beton
Hari/tanggal : Jumat, 08 – Desember - 2023
Waktu : 13.00 s.d selesai
Tempat : Laboratorium Teknik Sipil Universitas
Pancasakti Tegal
2. Bahan
Bahan yang digunakan ketika uji praktikum diantarannya sebagai
berikut:
a. Pasir / Agregat Halus
Pasir adalah material konstruksi yang berwujud butiran. Butiran di
pasir, umumnya berukuran antara 0,0625 – 2 mm.
Gambar 3.18 Pasir
(Sumber: Pribadi)
b. Air
Air berfungsi untuk membersihkan agregat halus dari lumpur dan
kotoran lainnya
G
ambar 3.22 Agregat Kasar
(Sumber: Pribadi)
C. Tahapan Pengujian
1. Tahapan Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pemeriksaan kadar lumpur.
b. Bersihkan gelas ukur, lalu masukkan bahan uji agregat halus sebanyak
450gram kedalam gelas ukur.
Gambar 3.23 Memasukkan Agregat Halus
(Sumber: Pribadi)
c. Tambahkan air kedalam gelas ukur sebanyak 680 ml guna melarutkan
lumpur.
3. ¾”
4. ½”
5. 3/8”
6. No. 4
7. No. 8
D. Analisa Data
1. Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus
a. Sebelum di diamkan 1x24 jam :
1) Sample agregat : 350cm
2) Air: ±200cm
b. Setelah di diamkan 1x24 jam:
1) Tinggi Pasir + Lumpur: 400cm
2) Tinggi Pasir: 350cm
3) Tinggi Lumpur: 400 cm – 350 cm = 50cm
c. Menghitung Kadar Lumpur (%):
= 50/400 * 100%
= 12,5%
UJI MARSHALL
1 No. Formulir : ……/LAB-TS/FT/UPS/……/2023
2 Kelompok : 2 (dua)
3 Diuji tanggal : 06 - Oktober - 2023
4 Metode Uji/SNI :
Hasil Pengujian
N Uraian Sample 1 Sample 2
O cm cm
1. Tinggi Pasir + Lumpur (H1) 400 -
2. Tinggi Pasir (H2) 350 -
3. Kadar Lumpur (H1-H2)/H1*100% 12,5% -
Rata-rata Kadar Lumpur -
2. Pengujian Kadar Air Agregat Halus
a. Berat awal agregat
1) Sample 1: 500gram
2) Sample 2: 500gram
b. Berat setelah proses pemasakan:
1) Sample 1: 468,6gram
2) Sample 2: 466,3gram
c. Menghitung kadar air
(W1-W2)/W2*100%
1) Sample 1:
(500gr – 468,6gr)/468,6gr*100%
= 6,7%
2) Sample 2:
(500gr – 466,3gr)/466,3gr*100%
=7,2%
d. Rata-rata kadar air (%)
= 6,7% * 7,2%
= 6,95%
Hasil pengujian
No. Uraian Sample 1 Sample 2
gram gram
1 Berat Awal (W1) 500 500
2 Berat Kering (W2) 468,6 466,3
3 Kadar Air (W1-W2)/W2*100% 6,7 7,2
Rata-rata Kadar Air (%) 6,95%
FORMULIR PENGUJIAN
UJI MARSHALL
1 No. Formulir : ……/LAB-TS/FT/UPS/……/2023
2 Kelompok : 2 (dua)
3 Diuji tanggal : 29 - November - 2023
4 Metode Uji/SNI :
1) Wtertahan kumulatif = 0 + 0 = 0
2) Wtertahan kumulatif = 0 + 0 = 0
3) Wtertahan kumulatif = 0+ 107,7 = 107,7
4) Wtertahan kumulatif = 107,7 + 61= 168,7
5) Wtertahan kumulatif = 168,7 + 121,4 = 290,1
6) Wtertahan kumulatif = 290,1+ 112,4 = 402,5
7) Wtertahan kumulatif = 402,5 + 28,9 = 431,4
8) Wtertahan kumulatif = 431,4+ 68,6 = 500
b. %Tertahan :
% Tertahan =
( ) x 1 00 %
❑
Berat total−Berat tertahan kumulatif
Berat total
( ) x 1 00 % = 100%
❑
500−0
1) =
500
2) = (
500 )
❑
500−0
x 1 00 % = 100%
3) = ( ) x 100 % = 78,46%
❑
500−107 ,7
500
4) = ( ) x 1 00 % = 66,26%
❑
500−168 , 7
500
5) = ( ) x 1 00 % = 41,98%
❑
500−290 ,1
500
6) = ( ) x 100 % = 19,5%
❑
500−402 ,5
500
( ) x 1 00 % = 13,72%
❑
500−431 , 4
7) =
500
8) = (
500 )
❑
500−500
x 100 % = 0%
c. %Lolos :
%Lolos =100% − %Tertahan
1) = 100% - 0% = 100%
2) = 100% - 0% = 100%
3) = 100% - 78,46% = 21,54%
4) = 100% - 66,26% = 33,74%
5) = 100% - 41,98% = 58,02%
6) = 100% - 19,5% = 80,5%
7) = 100% - 13,72% = 86,28%
8) = 100% - 100% = 0%
FORMULIR PENGUJIAN
UJI MARSHALL
1 No. Formulir : ……/LAB-TS/FT/UPS/……/2023
2 Kelompok : 2 (dua)
3 Diuji tanggal : 29 - November - 2023
4 Metode Uji/SNI :
1) Wtertahan kumulatif = 0 + 0 = 0
2) Wtertahan kumulatif = 0 + 0 = 0
3) Wtertahan kumulatif = 0+ 128,2 = 128,2
4) Wtertahan kumulatif = 128,2+ 200,2= 328,4
5) Wtertahan kumulatif = 328,4 + 106,5 = 434,9
6) Wtertahan kumulatif = 434,9+ 56,0 = 490,9
7) Wtertahan kumulatif = 490,9 + 2,3 = 493,2
8) Wtertahan kumulatif = 493,2+ 7,5 = 500,7
d. Menghitung % lolos =
( ) x 1 00 %
❑
Berat total−Berat tertahan kumulatif
% Tertahan =
Berat total
( ) x 100 % = 100%
❑
500 ,7−0
1) =
500 ,7
2) = (
500 ,7 )
❑
500 ,7−0
x 100 % = 100%
3) = ( ) x 1 00 % = 74,3%
❑
500 ,7−128 , 2
500 , 7
4) = ( ) x 1 00 % = 34,4%
❑
500 ,7−328 , 4
500 , 7
5) = ( ) x 1 00 % = 13,1%
❑
500 ,7−434 , 9
500 , 7
6) = ( ) x 1 00 % = 1,9%
❑
500 ,7−490 , 9
500 ,7
7) = ( ) x 100 % = 1,4%
❑
500 ,7−493 ,2
500 ,7
8) = ( ) x 1 00 % = 0%
❑
500 ,7−500 , 7
500 ,7
UJI MARSHALL
1 No. Formulir : ……/LAB-TS/FT/UPS/……/2023
2 Kelompok : 2 (dua)
3 Diuji tanggal : 27 - Oktober - 2023
4 Metode Uji/SNI :
UJI MARSHALL
1 No. Formulir : ……/LAB-TS/FT/UPS/……/2023
2 Kelompok : 2 (dua)
3 Diuji tanggal : 20 - September - 2023
4 Metode Uji/SNI :
UJI MARSHALL
1 No. Formulir : ……/LAB-TS/FT/UPS/……/2023
2 Kelompok : 1 (satu)
3 Diuji tanggal : 24 - November - 2023
4 Metode Uji/SNI :
Berat Masing-masing
Bahan
Bahan (Kg/Liter)
Semen 4,04 Kg
Agregat Halus 7,68 Kg
Air 2,12 Liter
Agregat Kasar 1/2 6,02 Kg
Agregat Kasar 2/3 6,02 Kg
a. Pengujian Kuat Tekan Beton
Kuat tekan 14 hari = 150 Kg/Cm2
Kuat tekan 28 hari = 87 Kg/Cm2
FORMULIR PENGUJIAN
UJI MARSHALL
1 No. Formulir : ……/LAB-TS/FT/UPS/……/2023
2 Kelompok : 2 (dua)
3 Diuji tanggal : 08 - Desember - 2023
4 Metode Uji/SNI :
A. Kesimpulan
1. Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus
Berdasarkan data hasil pengujian kadar lumpur pada agregat, dapat
disimpulkan bahwa sebelum didiamkan selama 24 jam, tinggi total pasir
dan lumpur adalah 270 mm, dengan tinggi pasir saja mencapai 250 mm.
Setelah didiamkan selama 24 jam, terjadi pemisahan antara pasir dan
lumpur, di mana tinggi total pasir dan lumpur menjadi 270 mm sementara
tinggi pasir berkurang menjadi 250 mm.
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa pada Sample 1, tinggi pasir dan lumpur
sebelum dan setelah diamkan memiliki perbedaan sebesar 20 mm,
dengan kadar lumpur sebesar 7,4%. Namun, untuk Sample 2, data belum
tersedia. Oleh karena itu, rata-rata kadar lumpur dari kedua sample tidak
dapat dihitung.
2. Pengujian Kadar Air Agregat Halus
Berdasarkan hasil pengujian kadar air Agregat halus dapat
disimpulkan, total awal agregat halus 500gram akan dimasak dengan
kompor setelah itu cuci agregat halus sebanyak 50 kali sampai kadar
lumpur hilang dari agregat. Setelah itu, dimasak lagi hingga agregat kering
dan ditimbang lagi. Hasil timbangan Sampel 1 menunjukan 468,6 gram
dan sampel 2 466,3 gram. Sehingga dapat dihasilkan kadar air (W1-
W2)/W2*100% dengan hasil sampel 1 (6,7gram) dan sampel 2 (7,2
gram). Maka rata rata kadar yang didapat dari kedua sampel tersebut
adalah 6,95%. Hasil dari kadar air yang diujikan tidak memenuhi SNI
1971-2011 karena
3. Pengujian Gradasi Agregat Halus
Berdasarkan hasil uji gradasi agerat halus yang telah diujikan
disimpulkan, berat awal agregat halus 500gram lalu Susun set saringan
yang dibutuhkan untuk menghitung gradasi agregat halus sesuai urutan
yang ditentukan. Setelahnya dimasukkan sample kedalam set saringan.
kemudian digradasi dengan mesin sieve shaker, hasil pengradasian
agregat yang tertahan di tiap saringan yaitu
9) Wtertahan kumulatif = 0 + 0 = 0
10)Wtertahan kumulatif = 0 + 0 = 0
11)Wtertahan kumulatif = 0+ 107,7 = 107,7
12)Wtertahan kumulatif = 107,7 + 61= 168,7
13)Wtertahan kumulatif = 168,7 + 121,4 = 290,1
14)Wtertahan kumulatif = 290,1+ 112,4 = 402,5
15)Wtertahan kumulatif = 402,5 + 28,9 = 431,4
16)Wtertahan kumulatif = 431,4+ 68,6 = 500
d. %Tertahan :
% Tertahan =
( ) x 1 00 %
❑
Berat total−Berat tertahan kumulatif
Berat total
( ) x 1 00 % = 100%
❑
500−0
9) =
500
10) = (
500 )
❑
500−0
x 1 00 % = 100%
12) = ( ) x 1 00 % = 66,26%
❑
500−168 , 7
500
13) = ( ) x 1 00 % = 41,98%
❑
500−290 ,1
500
( ) x 100 % = 19,5%
❑
500−402 ,5
14) =
500
15) = ( ) x 1 00 % = 13,72%
❑
500−431 , 4
500
16) = (
500 )
❑
500−500
x 100 % = 0%
e. %Lolos :
%Lolos =100% − %Tertahan
9) = 100% - 0% = 100%
10) = 100% - 0% = 100%
11) = 100% - 78,46% = 21,54%
12) = 100% - 66,26% = 33,74%
13) = 100% - 41,98% = 58,02%
14) = 100% - 19,5% = 80,5%
15) = 100% - 13,72% = 86,28%
16) = 100% - 100% = 0%
9) Wtertahan kumulatif = 0 + 0 = 0
10) Wtertahan kumulatif = 0 + 0 = 0
11) Wtertahan kumulatif = 0+ 128,2 = 128,2
12) Wtertahan kumulatif = 128,2+ 200,2= 328,4
13) Wtertahan kumulatif = 328,4 + 106,5 = 434,9
14) Wtertahan kumulatif = 434,9+ 56,0 = 490,9
15) Wtertahan kumulatif = 490,9 + 2,3 = 493,2
16) Wtertahan kumulatif = 493,2+ 7,5 = 500,7
g. Menghitung % lolos =
( ) x 1 00 %
❑
Berat total−Berat tertahan kumulatif
% Tertahan =
Berat total
( ) x 100 % = 100%
❑
500 ,7−0
9) =
500 ,7
10) = (
500 ,7 )
❑
500 ,7−0
x 100 % = 100%
11) = ( ) x 1 00 % = 74,3%
❑
500 ,7−128 , 2
500 , 7
12) = ( ) x 1 00 % = 34,4%
❑
500 ,7−328 , 4
500 , 7
13) = ( ) x 1 00 % = 13,1%
❑
500 ,7−434 , 9
500 , 7
14) = ( ) x 1 00 % = 1,9%
❑
500 ,7−490 , 9
500 ,7
6. Pembuatan Beton
Kesimpulan hasil uji dari pembuatan beton adalah, menggunakan
semen (4,04kg), agregat halus (7,68kg), air (2,12liter), agregat kasar ½
(6,02kg), agregat kasar 2/3 (6,02kg). Pengujian dilakukan dengan
menggunakan mesin pengaduk dengan berurutan yaitu air, agregat kasar,
agregat halus ,dan semen dengan bertahap hingga tercampur, lalu tuang
kedalam loyang dan masukan kedalam kerucut abrams melalui 3 tahap
lapisan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan dan
ratakan.biarkan selama 30 detik lalu angkat dan ukur penurunan puncak
kerucut setelahnya masukan kedalam cetakan silinder dan padatkan
kembali menggunakan tongkat pemadat dan didiamkan hingga
kering,setelah kering direndam beton di air yang bersih.
B. Saran
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diujikan selama pengujian.
Maka diberikan saran sebagai beirikut.
1. Dalam pengujian selanjutnya bisa melakukan pengujian menggunakan
alat yang lain.
2. Pada pengujian selanjutnya perlu di lakukan dengan mencoba
persentase bahan uji untuk mendapatkan kualitas beton yang baik dan
sesuai dengan target penggunaan.
3. Proses pengadukan dan perataan pada adonan semen pembuat beton
perlu di perhatikan lagi agar melakukan dengan benar.
4. Pada pengujian kali ini masih ada sampel yang belum memenuhi
Gradasi SNI. Maka diperlukan pengukuran gradasi yang tepat untuk
menghasilkan yang baik pada sampel.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN