Mata Kuliah
Praktikum Mekanika Tanah
Dosen pengampu:
Pradyta Galuh, S.T., M.T.
Disusun oleh :
Alfan Ziyyadan (22510334004)
Aisya Hana Ramadhani (22510334013)
Muhammad Rifqi Rais (22510334022)
Bunga Septia N.W (22510334025)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktikum Mekanika Tanah. Penyusun juga telah
menyelesaikan laporan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Mekanika Tanah.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepaa
pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.
1. Ibu Pradyta Galuh, S.T., M.T. selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini yang selalu
memberikan bimbingan dan arahan.
2. Bapak Singgih Kurniadi Isnanto, S.pd. selaku teknisi laboratorium pengujian Mekanika
Tanah, yang membantu penyusun untuk melaksanakan praktikum
3. Rekan-rekan sekelas yang selalu membantu penyusun baik disaat praktikum maupun
disaat penulisan laporan.
Dalam penyusunan laporan ini,penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin dalam
pembuatan laporan ini dan juga menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kata
sempuna, maka dari itu penyusun mengharapkan keritik dan saran para pembaca agar laporan
ini lebih baik lagi. Semoga pembaca maupun penulis dapat mengambil manfaat dari laporan
ini.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
A. PENDAHULUAN
1. Shive Shaker
a. Latar Belakang
Pengujian Shive Shaker merupakan salah satu prosedur penting dalam
bidang teknik sipil, terutama dalam karakterisasi tanah. Alat ini digunakan untuk
mengukur distribusi ukuran partikel dalam sampel tanah, yang merupakan
informasi krusial dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi,
geoteknik, dan lingkungan. Dalam pendahuluan ini, kita akan menjelaskan lebih
lanjut tentang pengujian Shive Shaker, mengapa pengujian ini penting, dan
bagaimana penggunaannya dapat memengaruhi keberhasilan proyek-proyek
terkait tanah.
Tanah adalah salah satu komponen dasar dalam konstruksi, fondasi
bangunan, dan berbagai infrastruktur. Untuk memastikan kekuatan dan stabilitas
proyek-proyek ini, pemahaman yang mendalam tentang sifat fisik tanah,
termasuk distribusi ukuran partikelnya, sangat penting. Distribusi ukuran
partikel tanah dapat memengaruhi kemampuan tanah untuk menahan beban,
perpindahan air, dan perilaku keseluruhan tanah dalam berbagai kondisi
lingkungan.
Pengujian Shive Shaker adalah metode yang digunakan untuk menentukan
distribusi ukuran partikel dalam sampel tanah. Prinsip dasar dari pengujian ini
adalah mengayak sampel tanah melalui serangkaian saringan dengan ukuran
lubang yang berbeda. Proses ini akan memisahkan partikel-partikel tanah
berdasarkan ukuran, dan data hasil pengujian akan digunakan untuk membuat
kurva distribusi ukuran partikel tanah. Keberhasilan pengujian Shive Shaker
dapat memengaruhi banyak aspek dalam dunia konstruksi dan teknik sipil,
seperti:
➢ Perencanaan Fondasi: Hasil pengujian ini memberikan wawasan tentang
komposisi tanah di lokasi proyek, yang sangat penting dalam
merencanakan fondasi yang aman dan efisien.
➢ Stabilitas Lereng: Distribusi ukuran partikel tanah memengaruhi
stabilitas lereng, sehingga pengujian ini membantu dalam
mengidentifikasi potensi masalah geoteknik dan langkah-langkah
mitigasi yang diperlukan.
➢ Drainase: Pengetahuan tentang ukuran partikel tanah dapat membantu
dalam merancang sistem drainase yang efektif untuk mengendalikan air
tanah.
➢ Pengelolaan Tanah: Informasi tentang distribusi ukuran partikel dapat
membantu dalam pemilihan metode perbaikan tanah, seperti
pencampuran atau penggantian tanah.
6
Pengujian Shive Shaker merupakan salah satu tahap awal dalam
mengkarakterisasi sifat geoteknik tanah, dan menjadi landasan untuk
perhitungan dan perencanaan lebih lanjut dalam proyek konstruksi. Oleh karena
itu, pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip dan prosedur pengujian Shive
Shaker sangat penting dalam memastikan keberhasilan proyek-proyek terkait
tanah. Dalam tulisan ini, kita akan membahas langkah-langkah pengujian Shive
Shaker secara lebih rinci, beserta pentingnya hasilnya dalam konteks rekayasa
sipil dan konstruksi.
b. Tujuan
Menurut SNI 03-1969-1990 tentang Tata Cara Pengujian Distribusi Butir
Tanah oleh Metode Ayakan (Sieve Analysis), pengujian ini dilakukan untuk
menentukan distribusi ukuran partikel tanah, menentukan indeks plastisitas,
serta menentukan klasifikasi tanah.
2. Hidrometer
a. Latar Belakang
Pengujian hidrometer tanah merupakan salah satu prosedur krusial dalam
bidang teknik sipil dan geoteknik yang digunakan untuk karakterisasi sifat-sifat
tanah. Proses ini memungkinkan kita untuk memahami perbandingan antara
ukuran partikel tanah yang berbeda dan komposisi tanah secara keseluruhan.
Dalam pendahuluan ini, kita akan menjelaskan lebih lanjut tentang pengujian
hidrometer tanah, mengapa pengujian ini penting, serta bagaimana hasilnya
dapat memengaruhi perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek konstruksi dan
geoteknik.
Tanah adalah salah satu elemen paling fundamental dalam rekayasa sipil,
konstruksi, dan perencanaan infrastruktur. Untuk memastikan keberhasilan
proyek-proyek ini, penting untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang
karakteristik fisik dan geoteknik tanah di lokasi proyek. Pengujian hidrometer
tanah adalah metode yang digunakan untuk mengukur fraksi tanah halus dalam
sampel, yang terdiri dari partikel-partikel sangat kecil seperti lempung dan silt.
Pengujian hidrometer tanah bertujuan untuk mencapai sejumlah tujuan penting:
➢ Penentuan Fraksi Tanah Halus: Pengujian ini digunakan untuk
menentukan fraksi tanah halus dalam sampel tanah, yang mencakup
lempung dan silt. Fraksi ini memiliki karakteristik geoteknik yang
berbeda dan dapat memengaruhi perilaku tanah dalam hal permeabilitas,
kompresibilitas, dan stabilitas.
7
Informasi ini penting dalam merencanakan pondasi dan struktur yang
tepat, serta dalam perhitungan geoteknik.
B. Kajian Teori
1. Shive Shaker
Sieve shaker adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memisahkan
partikel kasar atau butiran granul dengan cara menyaring hingga memperoleh
partikel yang halus. Sieve Shaker digunakan untuk memisahkan partikel halus dari
bahan kasar dengan getaran atau gerakan yang akan membuat bahan tersebut masuk
ke dalam lubang mesh dan terpisah. Bahan yang dihasilkan dari proses pengayakan,
akan lebih mudah jika dicampurkan dengan bahan lainnya.
8
2. Hidrometer
Analisa Hidrometer adalah metode untuk menghitung distribusi ukuran
butir tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air, atau disebut juga uji
sedimentasi. Distribusi ukuran tanah berbutir halus atau bagian berbutir halus dari
tanah berbutir kasar, dapat ditentukan dengan cara sedimentasi. Analisa Hidrometer
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan distribusi ukuran-ukuran partikel
tanah, untuk partikel yang berdiameter lebih kecil dari 0,075 mm. Tujuan dari uji
laboratorium tanah ini adalah untuk perbandingan dengan sifat tanah yang
ditentukan dari uji batas-batas atterberg dan untuk menentukan aktivitas tanah.
C. METODE PENGUJIAN
1. Alat dan Bahan
a. Ayakan
1) Tanah 1000gr lolos ayakan nomer 10.
2) Timbangan dan neraca
3) Satu set saringan 20 mm, 40mm, 60 mm, 200mm dan penampung.
4) Mesin sheker saringan
5) Kuas
6) Sendok
7) Piring
8) Alat pemisah
b. Hidrometer
1) Tanah lolos ayakan seberat 50 gr dari praktikum sebelumnya.
2) Tabung pengendapan (hydrometer jarr) kap. 1000 ml
3) Cawan untuk larutan dan pengaduk (mixer)
4) Bak perendam (untuk mengatur temperatur)
5) Thermometer 0-50ºC, ketelitian C, 1ºC
6) Stopwatch
7) Gelas ukur 50 – 100 ml
8) Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
9
2. Langkah Kerja
a. Ayakan
1) Siapkan tanah yang telah di saring menggunakan saringan nomer 10
2) Kemudian timbang tanah seberat 1000 gr / 1 Kg
3) Siapkan dan susun ayakan, nomer 10, 20, 40, 60, 80, dan 200.
4) Masukan tanah ke dalam ayakan dan tutup.
5) Lalu shaker selama 15 menit.
6) Setelah 15 menit kemudian timbang tanah tertinggal pada setiap ayakan yang
telah dipindahkan pada cawan yang ditimbang berat wadahnya.
7) Catat setiap tanah yang tertinggal
b. Hidrometer
1) Siapkan tanah yang telah diayak lolos saringan 200 sebanyak 50 gr.
2) Siapkan gelas ukur
3) Larutkan bubuk karbon atau siklat sebanyak 125 gr pada cairan aquades.
4) Masukan tanah ke dalam larutan yang telah disiapkan selama 15 menit.
5) Kemudian tanah tersebut di masukan ke dalam mixer, jika masih ada yang
tertinggal pada gelas ukur beri aquades agar semua tanah masuk ke mixer,
lalu mixer selama 1 menit.
6) Masukan tanah yang telah di mixer ke dalam gelas ukur berukuran 1000 ml.
7) Lalu tambahkan aquades sampai ke titik 1000 ml.
8) Lalu tutup gelas ukur dan shake selama 1 menit.
9) Kemudian masukan alat hydrometer dan amati setiap 5, 20, 35, 60 menit
dan ukur suhu pada gelas ukur tersebut.
10) Catat setiap waktu yang telah di tentukan.
11) Step terakhir catat alat hydrometer pada aquades.
10
D. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
A. DATA LAPANGAN
Pada pengujian yang dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2023 di Laboratorium
Mekanika Tanah, diperoleh data lapangan sebagai berikut.
Berat Wadah +
Berat Wadah
Saringan Tanah Berat Tanah
(gram)
(gram)
No. 200 59,3 349,8 290,5
No. 60 59,8 241,1 181,3
No. 40 59,4 186,3 126,9
No. 20 156,7 158 1,3
No. 10 154,2 0 154,2
Pan 58,9 61,1 2,2
Total 0 996,3 994,1
2. Pengujian Hidrometer
Tabel 2: Data Pengujian Hidrometer
Pembacaan
Waktu Time Pembacaan hidrometer Temperature (C)
hidrometer dalam
(Menit) dalam suspensi R1
cairan (aquades) R2
2 40 0 24
5 34 0 23
30 24 0 23
60 25 0 22
11
B. ANALISIS DATA
1. Pengujian Shive Shaker
Tabel 3: Analisis Data pengujian Shieve shaker
Berat Wadah +
Berat Wadah
Saringan Tanah Berat Tanah
(gram)
(gram)
No. 200 59,3 349,8 290,5
No. 60 59,8 241,1 181,3
No. 40 59,4 186,3 126,9
No. 20 156,7 158 1,3
No. 10 154,2 0 154,2
Pan 58,9 61,1 2,2
Total 0 996,3 994,1
12
Tabel 4: Analisis Persentase Pengujian Shieve Shaker
13
• Saringan No. 40
𝑏3 240
= 𝑥 100% = 500 = 68%
𝑊
• Saringan No. 20
𝑏2 192
= 𝑥 100% = 500 = 308%
𝐶2
• Saringan No.10
𝑏1 0.23
= 𝑥 100% = = 500%
𝐶1 500
c. Persen Lewat Saringan (%)
• Saringan No. 200
𝑊 500
= 𝐶5 𝑥 100% = = 0.40%
2
• Saringan No. 60
𝑊 500
= 𝐶4 𝑥 100% = = 2.40%
12
• Saringan No. 40
𝑊 500
= 𝐶3 𝑥 100% = = 13.59%
68
• Saringan No. 20
𝑊 500
= 𝐶2 𝑥 100% = 308 = 61.67%
• Saringan No.10
𝑊 500
= 𝐶1 𝑥 100% = 499.77 = 99.95%
14
2. Pengujian Hidrometer
Analisis hidrometer adalah suatu cara dari analisis distribusi ukuran butir tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air. Metode ini mencakup
penentuan dari distribusi ukuran butir tanah yang lolos saringan no.200. Berikut grafik hidrometer.
Perhitungan Uji Hidrometer dilakukan dengan beberapa persamaan dan berikut ini merupakan contoh Analisis data Hidrometer, yaitu
:
Koreksi Meniscus (C) :1
Berat Jenis Tanah (Gs) : 2,6
15
Faktor Koreksi (a) : 1,01
Tabel 6: Penentuan faktor koreksi berdasarkan berat jenis tanah
16
c. Konstan (K)
Tabel 8: Nilai K berdasarkan berat jenis dan suhu
𝐿
D : 𝑘√𝑇
9,6
D: 0,01321√ 2
D: 0,008355 mm
Keterangan:
K: Nilai Konstan
L: Kedalaman (cm)
T: Waktu (menit)
e. Pembacaan hidrometer terkoreksi
R=R1-R2
R=40-0
R=40
Keterangan:
R1: Pembacaan hidrometer dalam suspensi
R2: Pembacaan hidrometer dalam cairan (aquades)
17
f. Persen berat lebih kecil P (%)
Untuk Hidrometer 152H
P=K2..R
P=2,02.40 = 80,8
C. PEMBAHASAN
Grafik Hidrometer
CLAY
90
80
70
Presentase Butir
60
50
40
30
20
10
0
0,0001 0,001 0,01 0,1 1
Ukuran Butir
Dari hasil Plot data analisis Hidrometer pada kurva distribusi ukuran butir Uji
Hidrometer diperoleh hasil analisis berupa pembagian ukuran butir tanah dari Lempung
(Clay), Lanau (Silt), dan Pasir halus (Fine Sand).
18
KURVA DITRIBUSI UKURAN BUTIRAN
120,00
100,00
80,00
Presentase Butir
60,00
40,00
20,00
0,00
0,001 0,010 0,100 1,000 10,000
Ukuran Butir
Dari gambar 2. hasil analisis data uji saringan diketahui presentasi (%) ukuran butir
lolos saringan no. 200 berdiameter lebih kecil dari 0,075 mm sebanyak 0,40 % dan yang
tertahan saringan no. 200 sebanyak 99,6 %.
19
Berikut ini merupakan kurva distribusi ukuran butir dan uji Hidrometer dari analisis
gabungan:
100
Presentase Butir
80
60
40
20
0
0,0001 0,001 0,01 0,1 1 10
Ukuran Butir
Gambar 3: Hasil Plot Data Distribusi Ukuran Butir dan Uji Hidrometer
20
F. SARAN
G. KESIMPULAN
Hasil pengujian Analisis Saringan dan Uji Hidrometer diperoleh Kerikil (Gravel) 0
%, Pasir (Sand) 99,93536%, Lanau (Silt) 0,06464%, dan lempung (Clay) 0 %. Dari hasil
analisis, dapat disimpulkan bahwa sampel tanah yang ada didominasi oleh pasir dengan
proporsi yang sangat tinggi, yaitu sebanyak 99,93536%. Sebagian besar sampel tanah
terdiri dari pasir. Tetapi masih ada sekitar 0,06464% dari jenis tanah non pasir yang juga
merupakan bagian dari komposisi tanah. Jenis tanah ini adalah lanau, dan proporsinya
mencapai 0,06464% dari total sampel. Pasir merupakan material yang dapat berubah sifat
teknisnya jika tidak dipadatkan dengan benar (terdapat rongga) terutama jika terdapat
air, maka akan cepat menghilang atau meresap air yang terdapat di pasir
(Hardiyatmo,2010). Oleh karena itu, kehilangan air yang terjadi dalam tanah dapat
disebabkan oleh karakteristik material pasir yang tidak mengalami pemadatan dengan
baik dan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku. Pemadatan yang kurang tepat pada pasir
dapat menyebabkan adanya rongga dalam struktur pasir yang memungkinkan air untuk
dengan mudah meresap atau terbuang, yang bisa menjadi masalah dalam berbagai proyek
rekayasa, konstruksi, atau pengelolaan sumber daya air.
Berdasarkan koefisien keseragaman, Cu didapat 2 < 10, maka tanah termasuk dalam
kriteria jenis tanah yang akan mengalami likuefaksi. Tanah dengan nilai Cu yang rendah
seperti ini cenderung memiliki kandungan pasir yang berbutir halus atau berkerikil, yang
dapat menjadi lebih cair selama gempa bumi. Sedangkan koefisien kelengkungan, Cc
didapat nilai 1,53, maka tanah termasuk ke dalam jenis pasir atau kerikil dengan rentang
antara 1-3. Tanah tersebut memiliki butiran yang lebih besar dibandingkan dengan tanah
lempung, dan tingkat kepadatannya dapat bervariasi dalam kisaran tersebut.
21
H. LAMPIRAN
1. Pengujian Shive Shaker
22
2. Pengujian Hidrometer
23
DAFTAR PUSTAKA
24