Anda di halaman 1dari 28

INSTRUMEN GEOTEKNIK UNTUK

MONITORING USAHA
PERBAIKAN TANAH

Disusun Sebagai Tugas dalam Ujian Akhir Semester


pada Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dikerjakan Oleh :

1. Rahma Kusuma Dewi I 0114099


2. Reyhan Suryaarbaika Prasetyo I 0114101
3. Susi Purwaningsih I 0114117

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Perbaikan Tanah ini sebagai salah satu tugas yang
diberikan pada semester VII ini dengan baik.

Dalam penyusunan tugas ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai


pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Niken Silmi S, ST, MT selaku dosen pengampu mata kuliah


Perbaikan Tanah.
2. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil 2014 yang telah memberi
bantuan dan dorongan.
3. Pihak – pihak lain yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kesalahan dan


kekurangan dalam pengerjaan Tugas ini. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan tugas ini.

Semoga Tugas Perbaikan Tanah dapat memberi manfaat bagi penyusun


sendiri maupun bagi segenap civitas akademika dalam menambah
pengetahuan dalam menunjang pemahaman mengenai masalah
keteknikan terutama dalam masalah perbaikan tanah.

Surakarta, Desember 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Lembar Judul ............................................................................. 1

Kata Pengantar ........................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................... 3

Daftar Gambar ........................................................................... 4

BAB I Pendahuluan................................................................ 6

BAB II Pembahasan................................................................ 8

BAB III Kesimpulan................................................................. 26

Daftar Pusataka ................,......................................................... 27

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat Settlement Plate .............................................. 7

Gambar 2.2 Pemasangan Settlement Plate ................................. 8

Gambar 2.3 Alat Monitoring Settlement Plate .............................. 9

Gambar 2.4 Pemasangan Settlement Plate pada Timbunan


9
Pre-loading ..............................................................
Gambar 2.5 Perencanaan Timbunan Preload pada Proyek Jalan ... 10

Gambar 2.6 Grafik Monitoring Settlement Plate ........................... 10

Gambar 2.7 Bagian – bagian Standpipe Piezometer ............................. 11

Gambar 2.8 Pemasangan Vibrating Wire Piezometer ................... 12

Gambar 2.9 Vibrating Wire Piezometer ....................................... 13

Gambar 2.10 Standard Borehole Piezometer ....................................... 13

Gambar 2.11 Multi-Level Piezometer ......................................... 14

Gambar 2.12 Heavy Duty Piezometer ......................................... 14

Gambar 2.13 Push In Piezometer ............................................. 15

Gambar 2.14 Pemasangan Pneumatic Pizometer ................................ 16

Gambar 2.15 Material Pneumatic Pizometer ........................................ 16

Gambar 2.16 Material Inclinometer ..................................................... 18

Gambar 2.17 Unit Alat Baca Inclinometer ............................................ 19

Gambar 2.18 Skema Pemasangan Inclinometer ................................... 19

Gambar 2.19 Monitoring Inclinometer ................................................. 20

Gambar 2.20 Material Extensometer ................................................... 21

Gambar 2.21 Skema Pemasangan Ektensometer ................................. 22

Gambar 2.22 Read Switch Probe Extensometer ................................... 22

4
Gambar 2.23 Tubing Pipe .................................................. ............... 23

Gambar 2.24 Magnetic Datum .................................................. ......... 23

Gambar 2.25 Spider Magnetic .................................................. ......... 24

Gambar 2.26 Pemasangan Extensometer ............................................ 24

5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia konstruksi, aspek kekuatan bangunan merupakan aspek vital


yang harus direncanakan dan dirumuskan dengan baik dan cermat.
Kekuatan suatu bangunan mengandung pengertian bahwa struktur
mampu menahan seluruh beban yang ada tanpa mengalami kerusakan.
Kekuatan suatu bangunan pada umumnya bertumpu pada pondasi
bangunan tersebut. Oleh karena itu untuk membangun suatu bangunan
yang kuat dan memiliki nilai aman, maka dibutuhkan perencanaan pondasi
yang tepat.
Perencanaan pondasi yang tepat tidak hanya memperhitungkan masalah
struktur fisik pondasi tersebut tetapi juga mempertimbangkan kondisi
tanah sekitar pondasi karena beban yang diterima pondasi akan
diteruskan ke dasar tanah yang ada disekitarnya. Maka dari itu penting
mengetahui karakteristik tanah yang akan menjadi lokasi didirikannya
suatu bangunan.
Tanah sendiri memiliki berbagai macam karakterisitik baik dari sifat fisika,
kimiawi, maupun biolologinya. Untuk karakterisitik tertentu seperti jenis
tanah gambut, lempung lunak dan ekspansif, dibutuhkan perlakuan
khusus mengingat karakterter jenis tanah tersebut cendurung tidak
memiliki kepadatan dan stabilitas yang kuat dan tetap. Oleh karena itu
penting dilakukan perbaikan tanah untuk meningkatkan kualitas
karakteristik tanah, utamanya parameter kuat geser tanah yang akan
mendukung sebuah struktur sehingga mampu menahan beban struktur
yang akan dibangun dengan deformasi yang dizinkan.
Dalam upaya perbaikan tanah dibutuhkan monitoring untuk menilai kinerja
dari perbaikan tanah yang dilakukan dan mengidentifikasi potensi bahaya
serta mengelola risiko yang mungkin bisa ditimbulkan. Upaya monitoring

6
ini dilakukan dengan bantuan alat-alat yang disebut instrumen geoteknik.
Dengan kata lain instrumen geoteknik adalah seperangkat alat yang
membantu upaya perbaikan tanah dengan sistem pemantauan atau
monitoring. Instrument geoteknik berfungsi untuk memonitor kinerja
pekerjaan tanah, khususnya pengaruhnya terhadap bangunan dan utilitas
disekitar dan menjamin bahwa keselamatan pembangunan dalam kontrol
yang baik dan aman.
Terdapat banyak sekali jenis dan macam instrumen geoteknik yang dapat
digunakan untuk memastikan pekerjaan tanah baik berupa pekerjaan
langsung ataupun pekerjaan perbaikan tanah berjalan dengan baik dan
sesuai dengan desain rencana yang diinginkan. Oleh karena itu, instrumen
geoteknik ini butuh dipelajari lebih dalam sehingga pengguasaan terhadap
perilaku tanah dapat diamati dan dikendalikan.
Selanjutnya dalam makalah ini akan membahas mengenai macam, fungsi
dan metode penggunaan instrumen geoteknik untuk mendukung upaya
monitoring dalam proses perbaikan tanah.

1.2 Tujuan
Tujuan dari topik bahasan makalah ini adalah untuk mengetahui macam,
fungsi dan metode penggunaan instrumen geoteknik untuk mendukung
upaya monitoring dalam proses perbaikan tanah.

1.3 Manfaat
Memperkaya pengetahuan mahasiswa/pembaca mengenai instrumen-
instrumen geoteknik dalam upaya perbaikan tanah sehingga manfaat atas
pengetahuan ini selanjutnya dapat diterapkan langsung dalam kegiatan
konstruksi.

7
BAB 2

INSTRUMEN GEOTEKNIK UNTUK MONITORING USAHA


PERBAIKAN/PERKUATAN TANAH

Dalam usaha perbaikan/perkuatan tanah diperlukan suatu pemantauan


atau monitoring untuk mengamati progres dari metode yang digunakan
dalam perbaikan tanah. Pemantauan perbaikan tanah memerlukan
peralatan yang disebut dengan instrumen geoteknik.

Instrumen geoteknik adalah peralatan yang digunakan untuk memantau


parameter geoteknik seperti penurunan, pergeseran tanah, getaran pada
tanah, perubahan tekanan air pori, dan kompresi tanah. Data – data yang
didapat dari instrumen geoteknik tersebut digunakan untuk mengambil
keputusan, bisa perubahan pada desain, metode yang digunakan, dan lain
– lain selama proses usaha perbaikan/perkuatan tanah berlangsung.

Terdapat beberapa jenis instrumen geoteknik yang digunakan untuk


pemantauan usaha perbaikan tanah sesuai dengan kebutuhannya.
Instrumen geoteknik yang biasa digunakan diantaranya :

1. Settlement Plate
Settlement Plate adalah alat yang digunakan untuk mengukur penurunan
tanah pada periode waktu tertentu.

Gambar 2.1 Alat Settlement Plate

8
Penurunan tanah ini yang nantinya akan menjadi dasar apakah kondisi
tanah tersebut masih mengalami penurunan (intermediate settlement)
atau sudah mengalami penurunan akhir (final settlement) artinya sudah
tidak terjadi penurunan lagi.

Gambar 2.2 Pemasangan Settlement Plate

Settlement plate biasa digunakan pada usaha perbaikan/perkuatan tanah


dengan metode timbunan Pre-loading atau vacuum consolidation. Prinsip
kerja dari Pre-loading adalah memberikan beban pre-load (awal) yang
bertujuan untuk mempercepat proses konsolidasi pada tanah dan
mengeluarkan air pori. Vacuum Consolidation adalah proses mempercepat
konsolidasi pada tanah dengan cara mengeluarkan air pori dihisap dengan
alat penghisap (vacuum).

Prinsip kerja dari pre-loading dan vacuum consolidation sama – sama


mengeluarkan air pori dari tanah dan mempercepat konsolidasi hanya
berbeda cara untuk mengeluarkan air porinya.

Settlement Plate dipasang sebelum dilakukan penimbunan, hasil yang


didapat nanti adalah besaran penurunan yang terjadi setelah dilaukan
penimbunan.

9
Gambar 2.3 Alat Monitoring Settlement Plate

Pemasangan settlement plate biasanya bersamaan pemasangan dengan


instrumen geoteknik lainnya seperti inclinometer dan piezometer yang
akan dibahas selanjutnya.

Gambar 2.4 Pemasangan Settlement Plate pada Timbunan Pre-loading

Setelah settlement plate dipasang, lalu dilakukan penimbunan tanah


sesuai dengan perhitungan yang direncanakan. Preload harus
direncanakan sesuai dengan beban konstruksi (construction load) dan
beban kerja (work load) yang akan berada di atas tanah dasar. Output
hasil perencanaan preload berupa data berat jenis dan tinggi timbunan
preload.

10
Gambar 2.5 Perencanaan Timbunan Preload pada Proyek Jalan

Dari instrument settlement plate ini akan didapat data penurunan tanah
dan akan diperoleh grafik hubungan antara penurunan tanah dasar dan
waktu seperti yang disajikan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.6 Grafik Monitoring Settlement Plate

Dari grafik bisa diketahui penurunan tanah yang terjadi pada suatu
interval waktu tertentu.

11
2. Piezometer
Piezometer pada dasarnya adalah alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan air di dalam suatu sistem. Penggunaan piezometer pada
geoteknik mempunyai beberapa manfaat diantaranya, yaitu :
1. Pemantauan tekanan air pori untuk menentukan tingkat yang aman
untuk menimbun tanah atau penggalian,
2. Pemantauan tekanan air pori untuk mengevaluasi stabilitas lereng,
3. Pemantauan sistem dewatering yang digunakan untuk penggalian,
4. Pemantauan sistem perbaikan tanah, seperti saluran vertikal dan pasir
mengalir,
5. Pemantauan tekanan pori untuk memeriksa kinerja bendungan dan
tanggul earthfill,
6. Pemantauan tekanan pori untuk memeriksa sistem penahanan di
tempat pembuangan sampah dan bendungan tailing.

Piezometer terdiri dari beberapa macam, adapun macam – macam dari


piezometer adalah sebagai berikut:

1. Standpipe Piezometer
Standpipe Piezometer digunakan untuk mengamati level tekanan
piezmoetric air. Tipe Piezometer ini biasa digunakan untuk
mengamati tekanan air pori pada stabilitas lereng dan mengamati
rembesan serta pergerakan air tanah.

Gambar 2.7 Bagian – bagian Standpipe Piezometer

12
Standpipe Piezometer terdiri dari filter tip dan riser pipe, dipasang
didalam suatu lubang bor. Zona filter tip diisi dengan pasir,
pelindung bentonite diisi diatas intake zone.
Keuntungan dari penggunaan Standpipe Piezometer ini adalah alat
– alat yang digunakan ekonomis, pembacaan alat mudah, dan bisa
diandalkan dalam waktu panjang.
2. Vibrating Wire Piezometer
Penggunaan dari alat vibrating wire piezometer ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengamati tekanan air pori untuk menentukan faktor keamanan
dalam galian dan timbunan,
2. Mengamati tekanan air pori untuk stabilitas lereng,
3. Mengamati efek dari dewatering untuk penggalian,
4. Mengamati efek dari perlakuan perbaikan tanah seperti vertical
drain.

Gambar 2.8 Pemasangan Vibrating Wire Piezometer

Prinsip kerja dari vibrating wire piezometer ini adalah mengubah


tekanan air menjadi sebuah frekuensi sinyal melalui diafragma,
kawat besi, dan electromagnetic coil. VW Piezometer ini didesain
untuk mengubah tekanan pada diafragma lalu menyebabkan
perubahan tegangan pada kawat besi yang menyebabkan getaran

13
lalu dialirkan ke electromagnetic coil yang diubah menjadi frekuensi
sinyal yang ditransmisikan ke alat pembaca.

Gambar 2.9 Vibrating Wire Piezometer

VW Piezometer ini memiliki beberapa tipe diantaranya, yaitu :

1. Standard Borehole Piezometer


Piezometer yang paling mudah digunakan dan bisa diaplikasikan
pada semua kondisi. Bisa langsung di grouting menggunakan
bentonite atau semen.

Gambar 2.10 Standard Borehole Piezometer

14
2. Multi-Level Piezometer
Multi-Level Piezometer merupakan
variasi dari SB Piezometer. Terdapat
perbedaan pada instrumen di dalam
pipanya.

Gambar 2.11 Multi-Level Piezometer

3. Heavy-Duty Piezometer
Sama seperti SB Piezometer tetapi bahan stainless steel yang
digunakan lebih tebal.

Gambar 2.12 Heavy Duty Piezometer

15
4. Push In Piezometer

Gambar 2.13 Push In Piezometer

Hampir sama dengan tipe Piezometer yang lain, tetapi


perbedaanya terletak pada ujung atau kepala piezometer yang
lebih runcing.

5. Low Pressure Piezometer


Piezometer ini biasa digunakan untuk mengamati tekanan air
pori yang ada di dalam tanah yang mengalami perubahan yang
sangat kecil.

6. Vented Pressure Transducer


Piezometer ini didesain khusus untuk mengamati perubahan
tinggi rendahnya air pada sumur air dan stilling basins pada
bendung.

Keungguluan menggunakan vibrating wire piezometer antara lain:


1. High Resolution
Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi yaitu 0,025%.
2. High Accuracy
Hasil yang akurat dengan kalibrasi yang sangat presisi.
3. Groutable
Dapat langsung dilakukan grouting dengan bentonite atau
dengan semen.
4. Rapid Response
Memiliki respond yang sangat cepat dari alat VW Piezometer.

16
5. Reliable Signal Transmission
Dapat diandalkan dan bisa menangkap sinyal frekuensi yang
jaraknya jauh dengan kabel tertutup yang ada pada piezometer.
6. Temperature Measurement
Dilengkapi dengan pengukur suhu.

3. Pneumatic Piezometer
Pneumatic Piezometer ini digunakan untuk mengukur tekanan air
pori pada tanah jenuh dan memiliki beberapa kegunaan yaitu
antara lain mengetahui perubahan tekanan air pori pada tanah
dasar.

Gambar 2.14 Pemasangan Pneumatic Pizometer

Gambar 2.15 Material Pneumatic Pizometer

17
Pneumatic Piezometer menggunakan prinsip tekanan udara dan
biasanya menggunakan gas nitrogen pada piezometer. Didalam
pipa piezometer terdapat diafragma yang berfungsi untuk
merespon tekanan air yang ada dan mendesak gas yang ada
didalam piezometer karena mendapat tekanan dari air.

3. Inclinometer

Inclinometer digunakan untuk monitoring pergerakan secara horizontal


suatu lapisan tanah atau batuan untuk mengetahui lokasi bidang gelincir
dan laju pergerakan lereng. Dengan kata lain, inclinometer berfungsi
untuk mengetahui deformasi lateral tanah.

Material pendukung yang digunakan dalam inclinometer antara lain:


a. Pipa inclinometer yang terbuat dari alumunium atau PVC atau
bahan lainnya yang anti karat

Gambar 2.16 Material Inclinometer

b. Torpedo dan Kabel torpedo. Torpedo adalah alat yang terbuat dari
baja anti karat yang dilengkapi dengan suatu sensor pengimbangan
yang bekerja seperti pendulum sedemikian rupa sehingga dapat
mengukur penyimpangan dalam arah horisontal sehingga dapat
mengukur pergerakan horisontal
c. Alat baca Inclinometer
d. Alat bantu lainnya (misalnya semen, waterpass, mesin bor, dll)

18
a)

Gambar 2.17 Unit Alat Baca Inclinometer

Pergerakan horisontal dari lapisan tanah/batuan yang terjadi ke arah


mendatar akibat perubahan tegangan dan regangan di dalam lapisan
tanah/batuan. Pergerakan lateral pada tanah mempunyai pengaruh besar
yang dapat merusak suatu konstruksi yang ada disekitanya. Pergerakan
lateral dapat terjadi akibat dari sifat fisik dari tanah itu sendiri ataupun
dapat terjadi karena faktor luar seperti kejadian seismic. Dengan adanya
inclinometer suatu pergerakan tanah dapat dideteksi dini, sehingga dapat
dilakukan tindakan lanjut untuk perbaikan tanah selanjutnya.

Gambar 2.18 Skema Pemasangan Inclinometer

19
Prinsip kerja dari inclinometer yaitu dengan menanamkan inclinometer
pada kedalaman rencana yang telah ditentukan dan diasumsikan akan
terjadi pergerakan untuk mendapatkan informasi pergerakan pada
kedalaman tertentu. Pada saat terjadinya pergerakan maka ujung
inclinometer yang telah tertanam akan mengikuti pergerakan yang akan
terjadi, maka dari itu kita mengetahui besarnya pergerakan, dan arah
pergerakan yang terjadi.
Selanjutnya melalui alat baca dari inclinometer itu sendiri. Proses
pengambilan data dilakukan sesuai dengan prosedur dan besaran atau
quantity-nya disesuaikan permintaan oleh konsultan perencana.

Gambar 2.19 Monitoring Inclinometer

4. Ekstensometer

Extensometer adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk


mengukur pergerakan kestabilan tanah berupa kenaikan dan penurunan
tanah di kedalaman yang bervariasi. Selain itu berfungsi untuk
mengetahui kompresi lapisan tanah lempung lunak.
Pemasangan extensometer biasanya dilakukan pada pekerjaan
penimbunan, tanggul, pekerjaan basement, penggalian bendungan dan
lainnya.

20
Gambar 2.20 Material Extensometer

Pada prinsipnya, pengukuran kenaikan dan penurunan tanah dapat


dilakukan juga dengan metode survey yaitu pengukuran elevasi
permukaan tanah setiap harinya, sehingga kenaikan atau penurunan
tanah yang terjadi dapat diketahui. Namun pengukuran dengan metode
survey mempunyai kekurangan karena hanya mengetahui pergerakan
secara umum tanpa mengetahui pergerakan lapisan yang bergerak.
Penggunaan pengukuran dengan extensometer, kenaikan atau penurunan
tiap lapisan tanah dapat dimonitor dengan mudah.
Ekstensometer ini terdiri dari spider magnet yang diikat pada pipa dan
ditanam di dalam tanah dengan catatan spider masih dapat bergerak naik
atau turun. Selain dipasang spider, pada pipa juga dipasang datum
magnet. Datum magnet tersebut dipasang mati di bagian bawah pipa.
Pipa akan menjadi akses magnetic probe untuk mendeteksi kedudukan
magnet spider dan datum magnet, datum digunakan sebagai titik acuan
pembacaan spider di atasnya.

21
Gambar 2.21 Skema Pemasangan Extensometer

Beberapa aplikasi penggunaan ekstensometer adalah sebagai berikut:


a. Pemantauan penurunan pada timbunan (embankment).
b. Pemantauan Monitoring penurunan setempat pada suatu lokasi
pertambangan ataupun pada terowongan.
c. Pemantauan Montoring pergerakan longsoran batuan, dinding
penahan tanah ataupun abutment
d. Pemantauan konsolidasi pada tanah di bawah timbunan

Komponen-komponen extensometer adalah sebagai berikut:


1. Read switch probe

Read switch probe merupakan gulungan yang terbuat dari nilon yang
digunakan untuk membaca kedalaman dan dibagian ujung terdapat sensor
untuk membaca kedudukan magnet pada spider magnetic dan datum.

Gambar 2.22 Read Switch Probe Extensometer

22
2. Tubing pipe

Tubing pipe adalah sebuah pipa kosong untuk memasukan read switch
probe. Panjang 1 tubbing pipe adalah 3 meter dengan diameter 2 inci,
sedangkan untuk kedalamannya disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 2.23 Tubing Pipe

3. Magnetic datum

Magnetic datum diletakan pada dasar pipa. Datum tersebut merupakan


referensi untuk spider magnetic pada tube tersebut.

Gambar 2.24 Magnetic Datum

4. Spider magnetic

Spider magnetic memiliki bentuk yang sama dengan datum tetapi memiliki
kaki yang terbuat dari baja. Kaki-kaki tersebut ditancapkan ke tanah.
Apabila ada peningkatan atau penurunan pada level tanah, kaki spider
akan mengikuti perubahan tersebut, sehingga dapat terbaca oleh read
switch probe. 1 spider magnetic memiliki ketinggian 40 cm.

23
Gambar 2.25 Spider Magnetic

Extensometer pada umumnya dapat diletakan dimanapun, namun untuk


mendapatkan hasil yang maksimal maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu extensometer tidak menggangu pekerjaan struktur dan
extensometer berada di tengah-tengah bangunan, hal tersebut
dikarenakan tengah bangunan struktur dianggap menahan beban paling
berat.
Extensometer memiliki fungsi untuk mengukur pergerakan tanah secara
Axial (horizontal) pada setiap lapisannya. Extensometer mengukur
pergerakan tanah pada pelaksanaanya yang dapat berupa pergerakan
tanah berupa kenaikan tanah dan pergerakan tanah berupa penurunan
tanah Extensometer difungsikan dalam hal ini agar apabila terjadi
kenaikan tanah yang terlalu besar, besar kenaikannya dapat dideteksi
lebih awal. Kenaikan tanah yang terlalu besar selain dapat menghambat
pekerjaan galian juga dapat merusak pekerjaan basement yang dilakukan.

Gambar 2.26 Pemasangan Extensometer

24
Penurunan tanah dapat terjadi dikarenakan dua hal yaitu beban bangunan
diatas yang melebihi daya dukung tanah dan muka air tanah yang terlalu
banyak hilang yang menyebabkan terbentuknya rongga dan menyebabkan
tanah turun. Pemasangan dan pembacaan extensometer dilakukan untuk
mengetahui besar penirunan tanah yang terjadi, apabila terjadi penurunan
tanah terlalu besar maka kegiatan pemompaan air yang berupa pekerjaan
dewatering dihentikan sementara. Extensometer juga dibaca pada saat
pembuatan struktur atas, sehingga extensometer juga membaca
penurunan tanah yang diakibatkan oleh beban struktur. Pada saat
pelaksanaan pekerjaan struktur atas beban akan terus bertambah dan
terdapat beban-beban tambahan seperti lalu lintas alat berat, bekisting,
dan lainnya, yang dapat berpotensi menyebabkan penurunan tanah.

25
BAB 3
KESIMPULAN

Bersadarkan pembahasan diatas, mengenai beberapa jenis instrumen


geoteknik, dapat disimpulkan bahwa instrumen geoteknik sangat penting
untuk mengamati usaha-usaha perbaikan tanah, seperti settlement plate
yang berfungsi untuk mengukur penurunan tanah pada periode waktu
tertentu, piezometer untuk mengukur tekanan air di dalam suatu sistem,
inclinometer untuk mengukur pergerakan tanah dan extensometer untuk
mengukur pergerakan kestabilan tanah berupa kenaikan dan penurunan
tanah di kedalaman yang bervariasi.

Dari hasil pengamatan alat atau instrumen monitoring geoteknik tersebut


maka akan terlihat bagaimana tanah itu akan selalu berdeformasi akibat
adanya perubahan regangan dan tegangan tanah, perubahan muka air
tanah dan faktor lainnya, sehingga perlunya perbaikan tanah agar tanah
tersebut mencapai angka aman (safety factor) yang diinginkan. Hal
tersebut nantinya akan memperngaruhi tingkat kestabilan suatu kontruksi
bangunan yang akan bertahan dalam jangka panjang.

26
DAFTAR PUSTAKA

DGSI. Pneumatic Piezometer.


http://www.slopeindicator.com/instruments/piezo-pneu.php. Diakses
tanggal 27 November 2017.

DGSI. Vibrating Wire Piezometer.


http://www.slopeindicator.com/instruments/piezo-vw.php. Diakses tanggal
27 November 2017.

DGSI. Standpipe Piezometer.


http://www.slopeindicator.com/instruments/piezo-standpipe.php. Diakses
tanggal 27 November 2017.

Fahmi, MB, Monitoring Penurunan Tanah dengan metode ASAOKA.


http://jejaksamudera.blogspot.co.id/2013/09/konsolidasi-tanah.html.
Diakses Tanggal 15 November 2017.

Firmansyah, Irawan. 2011. Instrumentasi & Monitoring Untuk Pekerjaan


Galian Basemen.
https://irawanfirmansyah.wordpress.com/2011/05/19/instrumentasi-
monitoring/. Diakses Tanggal 15 November 2017.

Kuswanda, WP. 2016. Perbaikan Tanah Lempung Lunak Metoda


Preloading Pada Pembangunan Infrastruktur Transportasi Di Pulau
Kalimantan. Prosiding Seminar Nasional Geoteknik. 1 Oktober 2016,
Banjarmasin, Indonesia. Hal. 188-207.

Kuswanda, WP. 2015. Problematika Pembangunan Infrastruktur pada


Tanah Lempung Lunak dan Alternatif Metoda Penanganannya . Prosiding
Seminar Nasional Teknik Sipil Universitas Lampung. 16-17 Oktober 2015,
Lampung, Indonesia. Hal. 270-288.

Nawir, H, Apoji, D, Fatimatuzahro, R, Pamudji, MD. 2012. Jurnal Teknik


Sipil. Prediksi Penurunan Tanah Menggunakan Prosedur Observasi Asaoka
Studi Kasus: Timbunan di Bontang, Kalimantan Timur. 19 (2): 133-148.

Noviarti, Rara. Masalah Khusus Ektensoemter Proyek.


https://www.academia.edu/16854086/Extensometer. Diakses pada
tanggal 30 November 2017.

27
Setiyadi, Syukur. 2009. Settlement Plate, Kegunaannya dalam pekerjaan
Timbunan tanah. http://syukursetiyadi.blogspot.co.id/2009/11/settlement-
plate-kegunaannya-dalam.html. Diakses Tanggal 15 November 2017.

SNI 3404:2008, Tata cara pemasangan inklinometer dan pemantuan


pergerakan horizontal

TestingIndonesia, Mengenal Inclinometer Sebagai Instrumen Geoteknik.


http://www.testingindonesia.com/mengenal-inclinometer-sebagai-
instrumen-monitoring-geoteknik-33. Diakses Tanggal 30 November 2017

28

Anda mungkin juga menyukai