Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN PRAKTIKUM

BAHAN STRUKTUR

NAMA KELOMPOK 01 :
Nataniel Tungga Rinding 110015002
Stepanus Dowansiba 110015011
Victor Frisa 110015020
Tri Ria Rezeki 110016139
Marcelino M. Manuhutu 110016015

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021
HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTIKUM

BAHAN STRUKTUR

KELOMPOK 01 :
Nataniel Tungga Rinding 110015002
Stepanus Dowansiba 110015011
Victor Frisa 110015020
Tri Ria Rezeki 110016139
Marcelino M. Manuhutu 110016015

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Asisten Dosen

Liliz Zulaicha, ST, MT Rudi Ermawan Sumpeno


NIK : 1973 0089 NIM : 11017028

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat dan berkatnya, penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Bahan
Struktur ini dengan lancer dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari dosen dan rekan –
rekan lainnya Laporan Praktikum Bahan Struktur ini tidak dapat terselesaikan dengan
baik, untuk itu dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Ibu Lilis Zulaicha S.T.,M.T. selaku Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Bahan Struktur.
2. Rudy Ermawan Sumpeno selaku Asisten Dosen Praktikum Bahan Struktur
3. Rekan – rekan semua yang membantu dalam pelaksanaan praktikum dan
menyelesaikan Laporan Praktikum Bahan Struktur
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
maupun penyusunan Laporan Praktikum Bahan Struktur, oleh karena itu penyusun
dengan kerendahan hati dan penuh keikhlasan, bersedia menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan penyusun berharap semoga
Laporan Praktikum Bahan Struktur bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, Januari 2021


Hormat Kami

Penyusun

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………i


Halaman Pengesahan …………………………………………………….....ii
Kata Pengantar …………………………………………………………...... iii
Daftar Isi………………………………………………………………..….. iv
A. Latar Belakang……………………………………………………....….. 1
B. Tujuan Praktikum……………………………..……………………….... 1
C. Jenis Praktikum…………………………………..…………………..…..2
1. Pemeriksaan berat satuan / berat isi agregat halus…..…………….....3
2. Pemeriksaan berat satuan / berat isi agregat kasar…..………….........9
3. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat halus……….... 15
4. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar……….... 21
5. Pemeriksaan kondisi SSD agregat halus/pasir……………………... 27
6. Pemeriksaan kadar air agregat halus…………………….……..…... 31
7. Pemeriksaan gradasi agregat halus……………….…………..…... 35
8. Pemeriksaan gradasi agregat kasar………………….…………...… 41
9. Pemeriksaan nilai slump .....…...........…………………………..…..46
10. Pengujian kuat tekan beton .……………………………………...…51
11. Pengujian kuat tarik baja beton………………………………...….. 56
12. Pemeriksaan kadar lumpur pasir………………………………….....61
Form Mix Design…………………………………………………………....69
Daftar Pustaka…………………………………………………….…......… 70
Lampiran ……………………………………………………...…….…....... 71

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


LATAR BELAKANG
Beton merupakan campuran antara semen, agregat halus, agregar kasar, dan air,
dengan atau tanpa bahan campuran tambahan. Dalam pengertian umum beton berarti
campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen
bercampur air.
Keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, dibutuhkan pengetahuan
mengenai sifat – sifat adukan beton maupun sifat – sifat beton yang telah mengeras.
Oleh karena itu dilakukan percobaan atau praktikum untuk mengetahui sifat – sifat
material, parameter – parameter material perencanaan dan percobaan pembuatan
campuran beton dengan kekuatan tekan tertentu, dan pengujian kuat tekan beton, serta
sifat – sifat mekanik dari material beton.
Pembuatan sebuah beton yang baik perlu diperhitungkan secara seksama
perbandingan antara agregat, pasir, semen, air secara teoritis. Beton segar yang baik
adalah beton yang dapat diaduk, diangkut, dan dituang, tidak ada kecenderungan untuk
terjadi pemisahan kerikil dari adukan maupun pemisahan air dan semen dari adukan.
Oleh karena itu, dengan adanya pelaksanaan Praktikum Bahan Struktur ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami cara – cara membuat beton dan bisa
menerapkannya dalam dunia kerja nanti dengan menghasilkan beton berkualitas tinggi.

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum dasar yang dilakukan di Labotarium Struktur dan Bahan mempunyai
tujuan antara lain sebagai berikut :
1. Diharapkan agar mahasiswa dapat mengenal alat dan bahan yang digunakan
dalam sampel pengujian beton
2. Diharapkan agar mahasiswa dapat mempelajari secara langsung bagaimana
menguji bahan dan membuat beton dengan perencanaan (mix design) yang
telah direncanakan.
3. Diharapkan agar mahasiswa dapat mengenal sifat mekanik bahan, elemen
maupun sifat sistem struktur. Dengan percobaan ini mahasiswa dapat
mengenal sifat – sifat bahan termasuk pengetahuan mengenai agregat,
perancangan dan percobaan pembuatan campuran beton dengan kekuatan
tekan tertentu.
4. Diharapkan agar mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengujian beton
dengan benar, serta dapat menentukan kekuatan tekan beton dan menghitung
kekuatan tekan beton

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


B. JENIS PRAKTIKUM
Pengujian – pengujian / pemeriksaan – pemeriksaan yang dilakukan dalam
praktikum ini antara lain sebagai berikut :
1. Pemeriksaan berat satuan / berat isi agregat halus
2. Pemeriksaan berat satuan / berat isi agregat kasar
3. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat halus
4. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
5. Pemeriksaan kondisi SSD agregat halus/pasir
6. Pemeriksaan kadar air agregat halus
7. Pemeriksaan gradasi agregat halus
8. Pemeriksaan gradasi agregat kasar
9. Pemeriksaan nilai slump
10. Pengujian kuat tekan beton
11. Pengujian kuat tarik baja beton
12. Pengujian kadar lumpur pasir

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO. 1

PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT HALUS

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI :
Berat isi atau berat satuan agregat adalah rasio antara berat satuan butir agregat
dengan isi / volume agregat. Pemeriksaan berat satuan agregat dimaksudkan untuk
menentukan berat jenis agregat halus (pasir).

MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa berat satuan atau isi suatu contoh agregat halus
dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat halus : pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75
mm (No. 4).
2. Berat satuan : perbandingan antara berat agregat dan volume pasir termasuk pori –
pori antara butirannya
3. Syarat mutu agregat halus
a. Kehalusan (modulus halus butir) 1,5 - 3,8
b. Kadar lumpur maksimum 5 %
c. Kadar zat organik diuji dengan larutan NaOH 3 %, tidak melebihi warna larutan
pembanding

BAHAN dan ALAT :


Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu siapkan bahan dan alat – alat berikut
ini:
Bahan :
a. Agregat halus
b. Air bersih

Alat :
a. Bejana berbentuk silinder
b. Tongkat tusuk
c. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
d. Sendok dan pisau aduk
e. Alat bantu lain

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


LANGKAH KERJA :
Setelah bahan dan alat – alat tersedia, kemudian lakukan pengujian menurut langkah
– langkah sebagai berikut :

a. Berat Isi Gembur (shoveled)


1. Timbang berat bejana kosong
2. Timbang berat bejana penuh berisi air
3. Tuangkan air ke luar dan bejana dilap dengan kain sampai kering
4. Isikan agregat halus ke dalam bejana hingga permukaan agregat halus kira – kira
5 cm diatas permukaan bejana
5. Ratakan permukaan agregat halus dengan menggunakan pisau aduk hingga
permukaan agregat halus rata dengan bibir atas bejana
6. Timbang berat bejana berisi agregat halus tersebut
7. Hitunglah berat satuan atau isi agregat halusnya

b. Berat Isi Padat (rodded)


1. Timbang berat bejana kosong
2. Timbang berat bejana penuh berisi air
3. Tuangkan air dari bejana dan keringkan bejana tersebut dengan kain lap
4. Isikan agregat halus ke dalam bejana dalam tiga lapisan / tahap, sebagai berikut:
a. Isi sepertiga dari bejana, tusuk – tusuk 25 kali, kemudian ratakan
b. Tambahkan agregat halus ke dalam bejana itu sampai setinggi 2/3 bagian,
tusuk – tusuk 25 kali lalu ratakan
c. Tambahkan agregat halus hingga bejana penuh dan tusuk – tusuk 25 kali
5. Tambahkan agregat halus sehingga tingginya menjadi kira – kira 5 cm diatas
bibir bejana, lalu ratakan dengan tongkat atau mistar hingga agregat halus
setinggi bibir bejana
6. Timbanglah bejana penuh agregat halus tadi
7. Hitunglah berat satuan atau isi agregat halusnya

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


DATA PENGAMATAN :

Percobaan
No. Keterangan Satuan
1
Data tempat A -
1 Berat bejana kosong ( W1 ) 250 gram
2 Diameter 9,96 cm
3 Tinggi 14,470 cm
Kondisi gembur ( Shoveled )
1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1315 gram
2 Berat bejana penuh agregat halus ( W3 ) 1755 gram
Kondisi dipadatkan ( Rodded )
1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1315 gram
2 Berat bejana penuh agregat halus ( W3 ) 1890 gram

HITUNGAN :
Jika : W1 = berat bejana kosong ( gram )
W2 = berat bejana penuh air ( gram )
W3 = berat bejana penuh agregat halus ( gram )
Maka berat satuan / isi agregat halus, dihitung sebagai berikut :
Berat air (A) = (W2 - W1) = Volume air (cm3 ) = Volume bejana (cm3 )
Berat agregat halus (B) = (W3 - W1)

Berat agregat halus


Jadi berat satuan / isi agregat halus = Volume agregat halus
W3−W1
= W2−W1

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


ANALISA DATA :

Percobaan
No. Keterangan Satuan
1
Data tempat A
1 Berat bejana kosong ( W1 ) 250 Gram
2 Diameter 9,96 Cm
3 Tinggi 14,470 Cm
4 Volume 1127,397 Cm3
Hasil Uji
Kondisi gembur ( Shoveled )
1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1315 Gram
2 Berat bejana penuh agregat halus ( W3 ) 1755 Gram
3 A = Berat (W2-W1) 1065 Gram
4 B = Berat Agregat Halus (W3 – W1) 1505 Gram
5 Berat satuan isi agregat halus (B/A) 1,413 Gram
Kondisi dipadatkan ( Rodded )
1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1315 Gram
2 Berat bejana penuh agregat halus ( W3 ) 1890 Gram
3 A = Berat (W2-W1) 1065 Gram
4 B = Berat Agregat Halus (W3 – W1) 1640 Gram
5 Berat satuan isi agregat halus (B/A) 1,539 Gram

KESIMPULAN :
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat berat satuan / isi agregat halus rata –
rata adalah sebagai berikut :
- Kondisi gembur (sholved) = 1,413
- Kondisi dipadatkan (rodded) = 1,539
Dari percobaan ini menunjukan bahwa berat satuan / isi agregat halus dalam kondisi
dipadatkan (rodded) lebih besar dibandingkan dengan berat satuan / isi agregat pada
kondisi gembur (sholved). Pemadatan ini dilakukan dengan metode ditumbuk sebanyak
25 kali, sehingga agregat memadat menutupi rongga – rongga yang kosong pada
wadah.

ANALISIS :
Pada kondisi dipadatkan (rodded), rongga – rongga yang kosong terisi oleh agregat
karena adanya proses pemadatan dengan metode penumbukan sebanyak 25 kali. Hal
ini membuat berat satuan agregat halus akan berbeda dengan kondisi sebelum
dipadatkan, dalam artian beratnya akan bertambah. Sedangkan pada kondisi gembur

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


(sholved), tidak terjadi proses pemadatan yang artinya rongga – rongga kosong tidak
terisi sehingga berat satuannya akan lebih kecil dibandingkan dengan kondisi
dipadatkan (rodded). Dari percobaan diatas didapat selisih sebesar 0,126.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menghitung dan menganalisa hasil


percobaan 1 : Pemeriksaan berat
satuan / berat isi agregat halus

Nataniel Tungga Rinding 110015002 Mencatat dan menghitung hasil pada


saat percobaan 1

Victor Frisa 110015020 Menghitung dan menimbang agregat


halus pada saat percobaan 1

Stepanus Dowansiba 110015011 Menghitung dan menimbang pada


saat percobaan 1

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO. 2

PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT KASAR

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI :
Berat isi atau berat satuan agregat adalah rasio antara berat satuan butir agregat
dengan isi / volume agregat. Pemeriksaan berat satuan agregat dimaksudkan untuk
menentukan berat jenis agregat kasar serta mengetahui kemampuannya dalam
menyerap air.

MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa berat satuan suatu contoh agregat kasar
dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat kasar : kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari bantuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
antara 4,75 mm (No. 4) sampai 40 mm (No. 1,5 inci).
2. Berat satuan / berat isi : perbandingan antara berat dan volume pasir termasuk pori
– pori antara butirannya.

a. Berat Satuan Isi Gembur (shoveled)


Bahan dan Alat :
1. Agregat kasar / krikil alam
2. Bejana berbentuk silinder
3. Air bersih
4. Timbangan

Langkah Kerja :
1. Timbang berat bejana kosong
2. Timbang berat bejana penuh berisi air
3. Tuangkan air keluar dari bejana, dan bejana dilap dengan kain sampai kering
4. Isikan agregat kasar ke dalam bejana hingga tinggi agregat kira – kira 5 cm dari
bibir atas bejana bejana
5. Ratakan agregat dengan menggunakan tongkat atau penggaris hingga
permukaannya rata dengan bibir atas bejana
6. Timbang bejana penuh agregat
7. Hitunglah berat satuan atau isi agregat kasar

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


HITUNGAN :
Jika : W1 = berat bejana kosong ( gram )
W2 = berat bejana penuh air ( gram )
W3 = berat bejana penuh agregat kasar ( gram )
Maka berat satuan isi agregat kasar dihitung sebagai berikut :
Berat air = (W2 - W 1) = Volume air (𝑐𝑚3 ) = Volume bejana (𝑐𝑚3 )
Berat agregat halus = (W3 - W1)
Berat agregat kasar
Jadi berat satuan / isi agregat kasar = Volume agregat kasar
W3−W1
= W2−W1

b. Berat Satuan Isi Padat (Rodded)


Bahan dan Alat :
1. Agregat kasar
2. Air bersih
3. Bejana berbentuk silinder
4. Tongkat tusuk
5. Timbangan
6. Alat bantu lain

Langkah Kerja :
1. Timbang berat bejana kosong
2. Timbang bejana penuh air
3. Tuangkan air dari bejana dan laplah bejana dengan kain hingga kering
4. Isikan agregat kasar ke dalam bejana dengan tiga lapisan / langkah :
a. Isi bejana dengan agregat kasar kira – kira 1/3 bagian, lalu tusuk – tusuk 25
kali dan ratakan permukaannya
b. Tambahkan agregat kasar ke dalam bejana sampai setinggi kira – kira 2/3
bagian, tusuk – tusuk 25 kali lalu ratakan permukaannya
c. Tambahkan agregat kasar hingga bejana penuh dan tusuk – tusuk 25 kali
5. Tambahkan agregat kasar sampai setinggi kira-kira 5 cm di atas bibir bejana, lalu
ratakan dengan tongkat atau penggaris
6. Timbanglah bejana penuh berisi agregat kasar tadi
7. Hitunglah berat isinya

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


DATA PENGAMATAN :
No. Keterangan Percobaan I Satuan
Data tempat A -
1 Berat bejana kosong ( W1 ) 320 Gram
2 Diameter 10,59 Cm
3 Tinggi 14,875 Cm
Kondisi gembur ( shoveled )

1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1525 Gram


2 Berat bejana berisi penuh agregat kasar ( W3 ) 1875 Gram
Kondisi dipadatkan ( Rodded )
1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1525 Gram
2 Berat bejana berisi penuh agregat kasar ( W3 ) 1985 Gram

HITUNGAN :
Jika :W1 = berat bejana kosong ( gram )
W2 = berat bejana penuh air ( gram )
W3 = berat bejana penuh agregat kasar ( gram )
Maka berat satuan isi agregat kasar dihitung sebagai berikut :
Berat air = ( W2 - W1) = Volume air (𝑐𝑚3 ) = Volume agregat (𝑐𝑚3 )
Berat agregat halus = ( W3 - W1 )
Berat agregat kasar
Jadi berat satuan/ isi agregat kasar = Volume agregat kasar
W3−W1
= W2−W1

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


ANALISA DATA :

Percobaan
No. Keterangan Satuan
1
Data tempat A
1 Berat bejana kosong ( W1 ) 320 Gram
2 Diameter 10,59 Cm
3 Tinggi 14875 Cm
4 Volume 1310,203 Cm3
Hasil Uji
Kondisi gembur ( Shoveled )
1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1525 Gram
2 Berat bejana penuh agregat kasar ( W3 ) 1875 Gram
3 A = Berat (W2-W1) 1205 Gram
4 B = Berat Agregat kasar (W3-W1) 1555 Gram
5 Berat satuan isi agregat kasar (B/A) 1,290 Gram
Kondisi dipadatkan ( Rodded )
1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1525 Gram
2 Berat bejana penuh agregat kasar ( W3 ) 1985 Gram
3 A = Berat (W2-W1) 1205 Gram
4 B = Berat Agregat kasar (W3-W1) 1665 Gram
5 Berat satuan isi agregat kasar (B/A) 1,381 Gram

KESIMPULAN :
Dari percobaan yang dilakukan didapat berat satuan / isi agregat kasar rata – rata
adalah sebagai berikut :
- Kondisi gembur (sholved) = 1,290
- Kondisi dipadatkan (rodded) = 1,381
Dari percobaan ini menunjukan bahwa berat satuan / isi agregat kasar dalam
kondisi dipadatkan (rodded) lebih besar dibandingkan dengan berat satuan / isi agregat
pada kondisi gembur (sholved). Pemadatan ini dilakukan dengan metode ditumbuk
sebanyak 25 kali, sehingga agregat memadat menutupi hampir keseluruhan rongga –
rongga yang kosong pada wadah.

ANALISIS :
Pada kondisi dipadatkan (rodded), rongga – rongga yang kosong terisi oleh agregat
karena adanya proses pemadatan dengan metode penumbukan sebanyak 25 kali. Hal
ini membuat berat satuan agregat kasar akan berbeda dengan kondisi sebelum
dipadatkan, dalam artian beratnya akan bertambah. Sedangkan pada kondisi gembur
(sholved), tidak terjadi proses pemadatan yang artinya rongga-rongga yang kosong

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


tidak terisi sehingga berat satuannya akan lebih kecil dibandingkan dengan kondisi
dipadatkan (rodded). Dari percobaan diatas didapat selisih sebesar 0,091.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 2 : Pemeriksaan berat
satuan / berat isi agregat kasar

Victor Frisa 110015020 Mencatat dan menghitung agregat


kasar pada saat percobaan 2

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang dan menghitung pada


saat percobaan 2

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO. 3

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT


HALUS

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI :
Berat jenis agregat adalah rasio perbandingan antara massa padat agregat dan massa
air dengan volume sama pada suhu yang sama. Penyerapan adalah kemampuan agregat
untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan
kering ( SSD = Saturated Surface Dry ).

MAKSUD :
Maksud percobaan ini adalah memeriksa berat jenis dan penyerapan air suatu contoh
agregat halus, dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat halus : pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75
mm (No.4).
2. Berat jenis : perbandingan antara berat dari satuan volume dari suatu material
terhadap berat air dengan volume yang sama pada temperatur yang ditentukan.
Nilai – nilainya adalah tanpa dimensi.
a. Berat jenis curah kering (𝑆𝑑 ) : perbandingan antara berat dari satuan volume
agregat (termasuk rongga yang impermeable dan permeable di dalam butir
partikel, tetapi tidak termasuk rongga antara butiran partikel) pada suatu
temperatur tertentu terhadap berat di udara dari air suling bebas gelembung
dalam volume yang sama pada pada suatu temperatur tertentu.
b. Berat jenis curah jenuh kering permukaan (𝑆𝑠 ) : perbandingan antara berat dari
satuan volume agregat (termasuk berat air yang terdapat di dalam rongga akibat
perendaman selama (24+4) jam, tetapi tidak termasuk rongga antara butiran
partikel) pada suatu temperatur tertentu terhadap berat di udara dari air suling
bebas gelembung dalam volume yang sama pada pada suatu temperatur
tertentu.
c. Berat jenis semu/apparent (𝑆𝑎 ) : perbandingan antara berat dari satuan volume
suatu bagian agregat yang impermiabel pada suatu temperatur tertentu terhadap
berat di udara dari air suling bebas gelembung dalam volume yang sama pada
pada suatu temperatur tertentu.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


3. Penyerapan air : penambahan berat dari suatu agregat akibat air yang meresap ke
dalam pori – pori , dinyatakan sebagai persentase dari berat keringnya. Agregat
dinyatakan kering ketika telah dijaga pada suatu temperatur (110±5) 0C dalam
rentang waktu yang cukup untuk menghilangkan seluruh kandungan air yang ada
(sampai beratnya tetap).
4. Syarat mutu agregat halus
a. Kehalusan (modulus halus butir) 1,5 – 3,80.
b. Kadar lumpur maksimum 5%
c. Kadar zat organik di uji dengan larutan NaOH 3%, tidak melebihi warna
larutan pembanding
d. Berat jenis pasir 2,4 – 2,9

ALAT :
1. Timbangan : Timbangan harus memenuhi ketelitian sesuai dengan persyaratan
2. Piknometer : Botol gelas untuk benda uji agar dengan mudah dimasukkan volume
agregat halus secara berulang
3. Desikator
4. Oven : Oven yang dapat dipergunakan harus memilki kapasitas yang sesuai,
dilengkapi pengatur temperatur dan mampu memanaskan sampai temperatur
(100+5) ℃
5. Termometer : Alat pengukur temperatur dengan rentang temperatur yang sesuai
dan ketelitian pembaca 1 ℃
6. Alat bantu lain:
a. Alat pemanas untuk mengeluarkan gelembung.
b. Saringan No.4 dengan ukuran 4,75 mm.
c. Talam, dan lain – lain .

PERSIAPAN BENDA UJI :


1. Siapkan kira – kira 500 gram agregat halus dari contoh benda uji untuk pemeriksaan
secara duplo ( dua percobaan yang terpisah)
2. Keringkan dalam wadah yang sesuai sampai beratnya tetap, pada temperatur
(110+5) ℃. Biarkan mendingin sampai temperatur yang dapat dikerjakan, basahi
dengan air, baik dengan cara melembabkan sampai 6% atau merendamnya, biarkan
(24+4) jam
3. Hilangkan kelebihan air dengan hati – hati untuk menghindari hilangnya butiran
yang halus, tebarkan benda uji di atas permukaan terbuka yang rata dan tidak
menyerap air, beri aliran udara yang hangat dan perlahan aduk untuk mencapai
pengeringan yang merata. Bila diinginkan bantuan mekanis seperti alat pengaduk

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mencapai kondisi jenuh kering
permukaan
4. Lakukan dan ulangi untuk memastikan bahwa tidak ada lagi kelebihan kadar air
5. Untuk mencapai kondisi jenuh kering permukaan, penggunaan handuk kertas dapat
dilakukan untuk mengeringkan permukaan butiran agregat tersebut. Kondisi jenuh
kering permukaan tercapai pada saat handuk kertas tersebut terlihat tidak lagi
menyerap air dari permukaan agregat (tidak ada titik air pada permukaan kertas).

PELAKSANAAN :
1. Isi piknometer dengan air sampai line terakhir dan ditimbang (B)
2. Kemudian keluarkan air dari piknometer dan dibersihkan luar dalam
3. Siapkan pasir SSD sebanyak 500 gram (S)
4. Masukkan pasir SSD ke dalam tabung ukur, jangan sampai tumpah
5. Setelah itu masukkan air sampai line terakhir
6. Goyang-goyangkan sampai udara nampak keluar
7. Tambahkan air kembali sampai line akhir dan ditimbang (C)
8. Keluarkan air dari tabung ukur
9. Keluarkan pasir dari tabung ukur dan keringkan selama 24 jam
10. Timbang pasir kering oven (A)

No Pengujian Notasi I II Satuan

1 Berat benda uji kondisi jenuh kering S 500 500 Gram


muka

2 Berat benda uji kering oven A 400 450 Gram

3 Berat piknometer yang berisi air B 685 660 Gram

4 Berat piknometer dengan benda uji dan air C 990 950 %

HITUNGAN :
Keterangan : W1 = berat piknometer ( gram )
W2 = berat piknometer berisi agregat halus ( gram )
W3 = berat piknometer berisi agregat halus dan air ( gram )
W4 = berat piknometer berisi air ( gram )

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


a. Berat jenis curah kering
Perhitungan berat jenis curah kering (Sd), dengan rumus berikut ini :
A
Berat jenis curah kering = B+S−C

Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat piknometer yang berisi air (gram)
C = Berat piknometer dengan benda uji dan air sampai batas pembacaan (gram)
S = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan (gram)

b. Berat jenis curah (kondisi jenuh kering permukaan)


Lakukan perhitungan berat jenis curah dalam basis jenuh kering permukaan (Ss),
dengan menggunakaan rumus :
S
Berat jenis curah jenuh kering permukaan = (B+S−C)

Keterangan :
B = Berat piknometer yang berisi air (gram)
C = Berat piknometer dengan benda uji dan air sampai batas pembacaan (gram)
S = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan (gram)

c. Berat jenis semu (apparent)


Lakukan perhitungan berat jenis semu (Sa), seperti berikut ini :
A
Berat jenis semu = (B+A−C)

Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat piknometer yang berisi air (gram)
C = Berat piknometer dengan benda uji dan air sampai batas pembacaan (gram)

d. Penyerapan air
Perhitungan presentase penyerapan air (Sw), dengan cara :
S−A
Penyerapan air = x100%
A

Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
S = Berat benda uji kondisi SSD / jenuh kering permukaan (gram)

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


ANALISIS DATA :

No Pengujian Notasi I II Rata - rata Satuan

1 Berat jenis curah kering ( Sd ) 2,051 2,143 2,097 Gram


2 Berat jenis curah kering
2,564 2,381 2,473 Gram
permukaan (Ss)
3 Berat jenis semu ( Sa )
4,211 2,813 3,512 Gram
4 Penyerapan air ( Sw )
25 11,11 18,055 %

KESIMPULAN :
Dari hasil pengujian diatas dihasilkan berat jenis kering curah kering (Sd) rata – rata
2,097, berat jenis curah jenuh kering (Ss) rata – rata 2,473, berat jenis semu (Sa) rata –
rata 3,512, dan penyerapan (Sw) rata – rata 18,055 %. Berat jenis agregat halus 2,4 –
2,9 gram dan nilai penyerapan 5%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa berat
jenis agregat halus tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan, dan penyerapan air
agregat halus tidak memenuhi syarat, karena yang disyaratkan 5% dan dari data didapat
18,055 %.

ANALISIS :
Bera jenis agregat halus pada saat kering oven lebih kecil (2,097) dari berat jenis
benda uji pada saat SSD (2,473). Perubahan berat agregat halus saat diuji dalam
piknometer dengan penambahan air, menjadikan berat agregat halus bertambah karena
adanya penyerapan air sebesar 18,055 % oleh agregat halus sehingga kadar air
meningkat.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 3 : Pemeriksaan berat
jenis dan penyerapan air agregat
halus

Victor Frisa 110015020 Mencatat hasil percobaan 3 pada saat


pengambilan data

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang bahan uji ynag


digunakan pada saat percobaan 3

Nataniel Tungga Rinding 110015002 Mencatat percobaan 3 : Pemeriksaan


berat jenis dan penyerapan air
agregat halus

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO. 4

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT


KASAR

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI :
Berat jenis agregat adalah rasio perbandingan antara massa padat agregat dan massa
air dengan volume sama pada suhu yang sama. Penyerapan adalah kemampuan agregat
untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan
kering ( SSD = Saturated Surface Dry ).

MAKSUD :
Maksud percobaan ini adalah memeriksa berat jenis dan penyerapan air suatu contoh
agregat kasar, dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat kasar : kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
terbesar 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No.1 1⁄2inci)
2. Berat jenis : perbandingan antara berat dari suatu volume dari suatu material
terhadap berat air dengan volume yang sama pada temperatur yang ditentukan.
Nilai-nilainya adalah tanpa dimensi.
a. Berat jenis curah kering (𝑆𝑑 ) ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat keadaan jenuh pada
suhu 25º C.
b. Berat jenis permukaan jenuh (𝑆𝑠 ) ialah perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25ºC.
c. Berat jenis semu/apparent (𝑆𝑎 ) ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan kering
pada suhu 25ºC.
3. Penyerapan air ialah perbandingan berat air yang dapat di serap quarry terhadap
berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
4. Syarat mutu agregat kasar
a. Kehalusan (modulus halus butir) 6 – 7,1
b. Kadar lumpur maksimum 1 %
c. Kadar zat organik di uji dengan larutan Natrium Sulfat bagian yang hancur
maksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18 %

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


d. Berat jenis pasir 2,5 – 2,7

ALAT :
1. Timbangan : Timbangan harus sesuai dengan persyaratan. Timbangan harus
dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk menggantung wadah contoh benda
uji di dalam air pada bagian tengah-tengah alat penimbang.
2. Wadah contoh benda uji : Suatu keranjang kawat 3,35 mm untuk agregat dengan
ukuran nominal maksimum 37,5 mm (saringan No. 1 1⁄2inci) atau lebih kecil, dan
wadah yang lebih besar jika dibutuhkan untuk menguji ukuran maksimum agregat
yang lebih besar.
3. Tangki / tandon air : Sebuah tangki air yang kedap dimana contoh benda uji dan
wadahnya akan ditempatkan dengan benar-benar terendam ketika digantung di
bawah timbangan, dilengkapi dengan suatu saluran pengeluaran untuk menjaga
agar ketinggian air tetap.
4. Alat penggantung (kawat) : kawat untuk menggantung wadah contoh benda uji
haruslah kawat dengan ukuran praktis terkecil untuk memperkecil seluruh
kemungkinan pengaruh akibat perbedaan panjang kawat yang terendam.
5. Oven : Oven yang dapat dipergunakan harus memiliki kapasitas yang sesuai,
dilengkapi pengatur temperatur dan mampu memanaskan sampai temperatur
(110+5)℃.
6. Alat bantu lain

PELAKSANAAN :
1. Siapkan kira – kira 2000 gram agregat kasar dari contoh benda uji untuk
pemeriksaan secara duplo (dua percobaan yang terpisah).
2. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat
pada permukaan.
3. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110+5)℃ sampai berat tetap.
Catatan : bila penyerapan dan berat harga jenis digunakan dalam pekerjaan beton
dimana agregatnya digunakan pada keadaan air aslinya, maka tidak perlu
digunakan pengeringan dengan oven.
4. Dinginkan benda uji pada suhu kamar 1 – 3 jam, kemudian timbang dengan
ketelitian 0,5 gram (A).
5. Rendam benda uji pada suhu kamar selam 24 ± 4 jam.
6. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan harus satu persatu.
7. Timbang benda kering- permukaan jenuh (B).

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


8. Letakkan benda uji di dalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air (C) dan ukur suhu air untuk
penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25ºC).

Catatan : banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir – butir berat
dan ringan; bahan semacam ini memberikan harga – harga berat jenis yang tidak tetap
walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati, dalam hal ini beberapa
pemeriksaan ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata rata yang memuaskan.

DATA PENGAMATAN :

No Pengujian Notasi I II Satuan

1 Berat benda uji kering oven A 1000 1000 Gram

2 Berat benda uji jenuh kering permukaan B 1010 1030 Gram

3 Berat benda uji di dalam air C 581 539 Gram

HITUNGAN :
1. Berat jenis curah kering
Lakukan perhitungan berat jenis curah kering (Sd) pada temperatur air 230C dengan
rumus sebagai berikut :
A
Berat jenis curah kering = (B−C)

Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan di udara (gram)
C = Berat uji dalam air (gram)
2. Berat jenis curah (kondisi jenuh kering permukaan/SSD)
Lakukan perhitungan berat jenis curah jenuh kering permukaan (Ss) pada
temperatur air 230C :
B
Berat jenis curah jenuh kering permukaan = (B−C)

Keterangan :
B = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan di udara (gram)

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


C = Berat uji dalam air (gram)

3. Berat jenis semu (apparent)


Perhitungan berat jenis semu (Sa), pada temperatur air 230C dengan cara berikut
ini :
A
Berat jenis semu = (A−C)

Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
C = Berat uji dalam air (gram).
4. Penyerapan air
Perhitungan presentase penyerapan air (Sw), dengan cara :
B−A
Penyerapan air =( ) x 100 %
A

Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan di udara (gram)

ANALISIS DATA :

No. Pengujian Notasi I II Rata - rata Satuan


1 Berat jenis curah kering ( Sd ) 2,331 2,037 2,184 gram

2 Berat jenis curah kering 2,354 2,098 2,226 gram


permukaan ( Ss )
3 Berat jenis semu ( Sa ) 2,387 2,169 2,278 gram

4 Penyerapan air ( Sw ) 1 2,913 1,956 %

KESIMPULAN :
Dari hasil perhitungan diperoleh berat jenis curah kering (Sd) rata – rata 2,184, berat
jenis curah jenuh kering permukaan (Ss) rata – rata 2,226, berat jenis semu (Sa) rata –
rata 2,278 dan penyerapannya (Sw) rata- rata 1,956 %. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa berat jenis agregat kasar 2,184 < 2,4 sehingga masuk kedalam
golongan agregat ringan, dan penyerapan air agregat kasar memenuhi syarat, yaitu
sebesar 1,956 %.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


ANALISIS :

Dengan demikian berat jenis agregat kasar pada saat kering oven lebih kecil
(2,184) dari berat jenis benda uji pada saat SSD (2,226). Lain halnya dengan perubahan
berat agregat kasar saat diuji dalam piknometer dengan penambahan air, hal ini justru
menjadikan berat agregat kasar bertambah karena adanya penyerapan air sebesar 1,956
%.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 4 : Pemeriksaan berat
jenis dan penyerapan air agregat
kasar

Victor Frisa 110015020 Mencatat hasil percobaan 4 pada saat


pengambilan data

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang bahan uji ynag


digunakan pada saat percobaan 4

Nataniel Tungga Rinding 110015002 Mencatat percobaan 4 : Pemeriksaan


berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO. 5

PEMERIKSAAN KONDISI SSD AGREGAT HALUS / PASIR

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI :
SSD atau Saturated Surface Dry adalah keadaan pada agregat yang tidak terdapat air
pada permukaannya tetapi pada rongganya terisi oleh air sehingga tidak mengakibatkan
penambahan maupun pengurangan kadar air dalam beton.
Pemeriksaan SSD adalah untuk memperoleh pasir yang sesuai sebagai bahan
campuran adukan beton, hal ini berhubungan dengan sedikit atau banyaknya air yang
dikandung oleh pasir tersebut.

MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa kondisi jenuh kering muka suatu contoh
agregat halus / pasir, dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat halus : Pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75
mm (No.4).

CARA MEMBUAT PASIR DALAM KONDISI JENUH KERING MUKA (SSD)


:
1. Ambil pasir secukupnya dari contoh pasir yang tersedia dengan cara kuartering.
2. Rendam pasir tadi dalam air bersih sampai semua pasir terendam air, selama 24
jam.
3. Ambil pasir dari dalam air, letakan di atas koran dan pasir diratakan permukaannya
hingga timbunan tipis kira- kira setebal 3 – 5 cm dan diangin – anginkan di dalam
ruangan (terlindung dari sinar matahari langsung). Pada saat – saat tertentu pasir
dibolak – balik.
4. Jika pasir sudah tampak tidak basah lagi permukaanya, ujilah dengan alat uji pasir
SSD, yaitu berupa kerucut terpancung dari kuningan dan tongkat uji / pemukul.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


CARA MENGUJI PASIR SSD :
1. Letakan kerucut (terpancung) uji pasir SSD di tempat yang datar, dengan bagian
yang besar di bawah.
2. Pegang tepi kerucut dengan kuat.
3. Isikan pasir yang akan diuji kedalam kerucut sampai kira – kira sepertiga kerucut.
4. Tumbuklah pasir dengan menggunakan tongkat uji / pemukul sebanyak 8 kali.
5. Menumbuknya hanya menggunakan tongkat ke atas permukaan pasir dalam
kerucut dengan berpindah – pindah tempat (kerucut tidak boleh terkena
penumbuk).
6. Isikan lagi pasir ke dalam kerucut sampai isi kerucut kira – kira 2 / 3 tinggi kerucut.
7. Tumbuk lagi sebanyak 8 kali seperti langkah (d).
8. Tambahkan pasir ke dalam kerucut hingga rata permukaan kerucut, dan tumbuk
lagi 8 kali.
9. Tambahkan pasir lagi kedalam kerucut hingga pasir melebihi bibir kerucut.
10. Ratakan permukaan pasir di atas bibir kerucut dengan menggunakan pisau aduk
sehingga permukaan pasir rata dengan permukaan kerucut.
11. Bersihkan pasir yang berada di sekitar kerucut.
12. Angkat kerucut dengan hati – hati vertikal ke atas.
13. Periksalah keadaan pasir yang keluar dari kerucut tadi.
- Jika keadaannya masih berbentuk kerucut terpancung seperti cetakannya, berarti
pasir masih basah.
- Jika pasirnya turun dengan cepat sehingga permukaannya hampir rata, maka
pasir dalam keadaan kering.
- Keadaan SSD tercapai, jika pasir berbentuk kerucut dengan tinggi sedikit lebih
rendah dari pada tinggi kerucut (terpancung) uji.

Berikut gambar hasil uji kondisi SSD agregat halus :

Kategori : Pasir basah

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


KESIMPULAN :
Dari percobaan yang dilakukan bentuk benda uji diatas sudah tidak sama dengan
cetakan. Bagian atas pasir sedikit runtuh tetapi masih berbentuk kerucut dengan tinggi
sedikit rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa kodisi pasir adalah SSD.

ANALISIS :
Dari kesimpulan diatas, yang menyebabkan keadaan pasir masih berbentuk kerucut
terpancung adalah benda uji yang dilakukan pada saat membuat pasir dalam kondisi
jenuh kering muka (SSD).

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 5 : Pemeriksaan kondisi
SSD agregat halus / pasir

Victor Frisa 110015020 Mencatat hasil percobaan 5 pada saat


pengambilan data

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang bahan uji ynag


digunakan pada saat percobaan 5

Nataniel Tungga Rinding 110015002 Mencatat percobaan 5 : Pemeriksaan


kondisi SSD agregat halus / pasir

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO. 6

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI :
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat
dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat
perlu diketahui karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan di dalam
campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung air) akan membuat
campuran juga lebih basah dan sebaliknya.

MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa kadar air suatu contoh agregat halus / pasir,
dengan pengertian istilah sebagai berikut :
Agregat halus : pasir alam sebagai disintegrasi alami batuan atau pasir yang dihasilkan
oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir sebesar 4,75mm (No.4)

1. Pengujian Kadar Air Pasir Contoh


a. Bahan dan Alat
1. Pasir contoh yang akan diuji
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
3. Oven
4. Tempat pasir / cawan
5. Sendok

b. Langkah Kerja
1. Ambil dari contoh pasir yang tersedia dengan cara kuartering kira-kira
sebanyak 500 gram
2. Timbang pasir contoh dengan cawannya seberat W2 gram, buatlah secara
duplo (dua percobaan terpisah).
3. Keringkan pasir dalam oven, dengan suhu 1050C selama 24 jam atau sampai
beratnya tetap.
4. Keluarkan dari dalam oven kemudian sampel didinginkan selanjutnya
masing-masing contoh uji pasir beserta cawannya ditimbang, W3 gram.
5. Hitung pasir kadar air contoh tersebut.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


2. Pengujian Kadar Air Pasir Dalam Keadaan SSD
Kadar air pasir dalam keadaan SSD biasa disebut dengan penyerapan air oleh
agregat halus / pasir
a. Bahan dan Alat
1. Kerucut terpancung dari kuningan (kerucut uji pasir SSD)
2. Alat penumbuk uji pasir SSD
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
4. Cawan / tempat pasir
5. Sendok
6. Ember dan air bersih
7. Goni
8. Oven

b. Langkah Kerja
1. Ambil pasir contoh sebanyak kira – kira 500 gram
2. Rendam pasir tersebut dalam air bersih selama 24 jam
3. Buang air dalam ember, tempatkan pasir di atas goni dan ratakan agak tipis,
serta diangin-anginkan dalam ruangan yang terlindung dari sinar matahari
langsung
4. Jika pasir sudah dalam keadaan SSD, ambil sebagian contohnya dan
masukan ke dalam cawan dan timbanglah beratnya, W2 gram, buatlah
pengujian secara duplo
5. Keringkan pasir dengan suhu 105° C, sampai beratnya tetap
6. Timbanglah pasir tersebut dengan cawannya, andaikan beratnya W3 gram
7. Lakukanlah perhitungan kadar airnya

DATA PENGAMATAN :

No. Data Pengujian Notasi A B Satuan


1 Berat cawan kosong W1 55 50 gram
2 Berat benda uji SSD + cawan W2 555 550 gram
3 Berat benda uji kering oven + cawan W3 535 535 gram

HITUNGAN :
Jika : W1 = berat cawan kosong ( gram )
W2 = berat cawan dengan contoh pasir uji ( gram )
W3 = berat cawan dengan contoh pasir uji kering oven ( gram )
Maka untuk mencari kadar air pasir contoh menggunakan rumus :
Jika berat cawan kosong = W1 gram, maka :

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


(W2−W3)
Kadar air pasir SSD = (W3−W1) × 100 %
Karena dilakukan secara duplo (dua contoh), maka hasilnya di rata – rata.

ANALISIS DATA :

No. Perhitungan Rumus A B Rata – rata Satuan


1 A = berat benda uji kering oven ( W3-W1 ) 480 485 482,5 gram
2 B = Berat air ( W2 - W3 ) 20 15 17,5 gram
3 Kadar air benda uji B/A 4,16 3,09 3,63 %

KESIMPULAN :
Kadar air pada agregat sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung
dalam agregat. Semakin besar selisih antara berat agregat semula dengan berat agregat
setelah kering oven maka semakin banyak pula air yang dikandung oleh agregat
tersebut dan sebaliknya. Besar kecilnya kadar air berbanding lurus dengan jumlah air
yang terkandung dalam agregat semakin besar jumlah air yang terkandung dalam
agregat maka semakin besar pula kadar air agregat itu dan sebaliknya. Dari pengujian
ini kita didapatkan nilai kadar air untuk agregat halus 3,63 %.
Syarat :
Kadar air < 5%
3,63 % < 5%
Agregat halus yang di uji dapat digunakan.

ANALISIS :
Pada percobaan 5 data yang digunakan sesuai, sehingga kadar air pada agregat halus
yang didapat memenuhi persyaratan kadar air yang ada yaitu 3,63 % dan dapat
digunakan.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 6 : Pemeriksaan kadar air
agregat halus

Victor Frisa 110015020 Mencatat hasil percobaan 6 pada saat


pengambilan data

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang bahan uji ynag


digunakan pada saat percobaan 6

Nataniel Tungga Rinding 110015002 Mencatat percobaan 6 : Pemeriksaan


kadar air agregat halus

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO. 7

PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT HALUS

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI :
Pemeriksaan dimaksudkan untuk menentukan gradasi / pembagian butir agregat
halus dengan menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran
dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam) maka
volume pori akan besar, sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi maka volume
pori akan kecil. Hal ini dikarenakan butiran yang kecil akan mengisi pori di antara
butiran yang lebih besar sehingga pori – porinya menjadi sedikit, dengan kata lain
kemampatannya akan lebih tinggi. Agregat untuk pembuatan mortar atau beton
diinginkan suatu butiran yang mempunyai kemampatan yang tinggi.

MAKSUD:
Maksud percobaan adalah menentukan distribusi ukuran butiran suatu contoh
agregat halus dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat halus : pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75
mm (No.4).
2. Gradasi adalah : distribusi ukuran butiran agregat.
3. Syarat mutu agregat halus
a. Kehalusan (modulus halus butir) 1,5 - 3,80
b. Kadar lumpur maksimum 5%.
c. Kadar zat organik diuji dengan larutan NaOH 3%, tidak melebihi warna larutan
pembanding.

ALAT DAN BAHAN :


1. Pasir
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
3. Oven
4. Tempat pasir
5. Sendok
6. Ayakan standar
7. Sikat halus

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


LANGKAH KERJA :
1. Ambillah contoh agregat halus yang tersedia seberat 500 gram.
2. Keringkan agregat halus dalam oven sampai beratnya tetap pada suhu 1050 C.
3. Timbang agregat halus kering oven seberat 500 gram.
4. Bersihkan semua ayakan yang akan dipakai dengan menggunakan sikat agar dalam
ayakan tidak terdapat sisa – sisa agregat halus.
5. Masukkan agregat halus ke dalam ayakan standar yang tersusun menurut diameter
– diameter sebagai berikut : 9,5 mm, 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60 mm, 0,30
mm, 0,15 mm, dan 0,075 mm, dengan diameter terbesar paling atas.
6. Ayaklah agregat halus tersebut dengan menggunakan mesin penggetar ayakan
selama 5 menit.
7. Tuangkan agregat halus yang tertinggal pada masing – masing ayakan pada cawan
yang telah diberi nomor agar tidak salah data. Ayakan harus sebersih – bersihnya
dapat dilakukan agar tidak ada agregat halus yang tertinggal pada ayakan.
8. Timbanglah sisa di atas masing – masing ayakan tersebut.
9. Hitung Modulus Kehalusan Butir agregat halus contoh yang telah dikerjakan.

DATA PENGAMATAN :

Berat cawan = 55 gram


Lubang Berat
No.
ayakan ( mm ) tertinggal ( gram)
1 9.5 5
2 4.75 10
3 2.36 15
4 1.18 25
5 0.60 100
6 0.30 195
7 0.200 140
8 0.075 5
Jumlah 495

CARA MENGHITUNG MODULUS HALUS BUTIR PASIR :


1. Buatlah tabel untuk menghitung dengan kolom – kolom seperti contoh.
2. Tulis diameter ayakan yang digunakan berurutan mulai dari diameter terbesar
sampai dengan terkecil pada kolom paling kiri.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


3. Cantumkan hasil pengujian ayak yang anda dapatkan dengan menuliskan berat sisa
ayakan pada masing – masing ayakan sesuai dengan diameter ayakan masing –
masing dalam gram, dalam kolom “Berat Tertinggal”.
4. Jumlahkan berat tertinggal tadi dan tuliskan pada bagian bawah tabel. Angka ini
kadang – kadang tidak tepat sama dengan banyaknya pasir yang diayak, karena saat
membersihkan ayakan baik sebelum maupun sesudah dipakai tidak selalu bersih.
Kelebihan atau kekurangan berat dari berat sebelumnya tidak boleh lebih dari 1%.
Jika selisih berat lebih dari 1%, maka pengayakan harus diulang.
5. Tuliskan pada kolom “persen tertinggal” angka – angka pada kolom ke (2) tadi nilai
tertinggal dalam % (jumlah berat tertinggal = 100%).
6. Persen tertinggal komulatif dicari dengan cara sebagai berikut :
Ayakan no.1 = % tertinggal komulatif = 0
Ayakan no.2 = % tertinggal no.1 + % tertinggal no.2
Ayakan no.3 = % tertinggal no.1 + % tertinggal no.2 + % tertinggal no.3
Ayakan no.4 = % tertinggal no.1 + % tertinggal no.2 + % tertinggal no.3 + %
tertinggal no.4.
Begitu seterusnya untuk % tertinggal komulatif berikutnya.
7. Persen tembus komulatif, dihitung dengan cara :
Angka pada setiap ayakan didapat dengan menghitung : 100% - % tertinggal
komulatif. Jadi, % tertinggal komulatif + % lolos komulatif = 100%.
8. Jumlah semua angka – angka pada kolom % tertinggal dan % tertinggal komulatif.
9. Yang dimaksud dengan angka kehalusan atau modulus halus butir (mhb) adalah
jumlah % tertinggal komulatif dibagi 100.

ANALISIS DATA :
Lubang Berat Persen Persen tertinggal Persen lolos
No. Komulatif
ayakan ( mm ) tertinggal (mm) tertinggal (% ) komulatif ( % )
(% )
1 9.50 5 1,01 1,01 98,99
2 4.75 10 2,02 3,03 95,96
3 2.36 15 3,03 6,06 92,93
4 1.18 25 5,05 11,11 87,88
5 0.60 100 20,20 31,31 67,68
6 0.30 195 39,39 70,7 28,29
7 0.200 140 28,28 98,98 0,01
8 0.075 5 1,01 99,99 -1
Jumlah 495 99,99 322,19
Modulus halus butir ( mhb ) 3,222

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


KESIMPULAN :
Menurut SNI S-04-1990-F, harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik,
sehingga rongganya sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 – 3,8. Hasil
pengujian adalah 3,222. Kategori ini masuk dalam zona 1 (pasir kasar) dimana nilai
persen lolos komulatif pada zona 1 sesuai dengan persen lolos komulatif yang dihitung.
Semakin banyak agregat halus maupun kasar yang lolos saringan terkecil maka uji
kehalusan agregat semakin baik,sebaliknya jika agregat yang tertahan dalam saringan
berdasarkan kriteria nomor saringn maka dapat disimpulkan bahwa kualitas kehalusan
agregat buruk.

ANALISIS :
Dari kesimpulan tersebut dapat dilihat modulus halus butir (mhb) sudah memenuhi
syarat mutu kehalusan, yang pada pemeriksaan gradasi agregat halus ini dimaksudkan
untuk menentukan gradasi / pembagian butir agregat halus dengan menggunakan
saringan.

Berikut ini grafik presentase butir lolos :

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


ANALISIS GRAFIK GRADASI AGREGAT HALUS :
Dari analisa saringan tersebut dapat dilihat persen komulatifnya adalah 3,4222
yang berada diantara 1,5 – 3,8, maka grafik tersebut memenuhi syarat karena berada
diantara batas atas dan batas bawah. Gragasi terwakili disemua no saringan, maka dapat
dikatakan agregat tersebut baik untuk digunakan sebaga bahan bangunan.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 7 : Pemeriksaan gradasi
agregat halus

Victor Frisa 110015020 Mencatat hasil percobaan 7 pada saat


pengambilan data

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang bahan uji ynag


digunakan pada saat percobaan 7

Nataniel Tungga Rinding 110015002 Mencatat percobaan 7 : Pemeriksaan


gradasi agregat halus

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO. 8

PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT KASAR

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi / pembagian butir agregat
kasar dengan menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran
dari agregat. Bila butir – butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam) maka
volume pori akan besar, sebaliknya bila ukuran butir – butirnya bervariasi akan terjadi
volume pori yang kecil. Hal ini dikarenakan butiran yang kecil akan mengisi pori
diantara butiran yang lebih besar sehingga pori – porinya menjadi sedikit, dengan kata
lain kemampatannya tinggi. Agregat untuk pembuatan mortar atau beton diinginkan
suatu butiran yang memiliki kemampatan tinggi sehingga hanya membutuhkan sedikit
bahan pengikat.

MAKSUD:
Maksud percobaan adalah menentukan distribusi ukuran butiran suatu contoh
agregat kasar dengan pengertian istilah sebagai berikut:
1. Agregat kasar : Kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran antara
4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No.1 1⁄2 inci)
2. Gradasi adalah : Distribusi ukuran butiran agregat kasar.
3. Syarat mutu agregat kasar
a. Kehalusan (modulus halus butir) 6 – 7,1
b. Kadar lumpur maksimum 1 %
c. Kadar zat organik di uji dengan larutan Natrium Sulfat bagian yang hancur
maksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18 %
d. Berat jenis pasir 2,5 – 2,7

ALAT DAN BAHAN :


1. Agregat kasar / kerikil
2. Oven
3. Desikator
4. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
5. Tempat agregat
6. Ayakan standar

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


7. Sikat halus
8. Alat bantu lain

LANGKAH KERJA :
a. Ambil contoh agregat dari contoh yang tersedia, sebanyak kira – kira 1000 gram.
b. Keringkan agregat kasar dalam oven sampai beratnya tetap pada suhu 105 0C.
c. Ambil agregat dari oven dan masukkan ke dalam desikator untuk mendiginkan.
d. Ambil agregat dari dalam desikator dan timbang beratnya.
e. Susunlah ayakan berurutan dengan diameter terbesar di bagian paling atas.
f. Masukkan agregat kering oven tadi ke dalam ayakan yang paling atas.
g. Ayaklah agregat dengan mesin penggetar selama 5 menit.
h. Tuangkan berat tertahan di masing – masing ayakan hingga dalam ayakan tidak
ada agregat tertinggal. Jangan lupa beri nomor ayakan pada setiap tempat sisa
ayakan berurutan dari ayakan yang paling atas.
i. Timbang berat tertahan pada masing – masing ayakan tersebut.
j. Masukkan ke dalam tabel perhitungan yang tersedia.
k. Hitung modulus halus agregat kasar.

DATA PENGAMATAN :

Lubang Berat
No.
ayakan ( mm ) tertinggal (gram )
1 75 0
2 50 0
3 57.5 0
4 30 0
5 25 0
6 19 315
7 12 575
8 9.5 95
9 4.75 10
10 Pan 5
Jumlah 1000

CARA MENGHITUNG MODULUS HALUS BUTIR KERIKIL :


a. Buatlah tabel dengan kolom – kolom berurutan dari kiri : Nomor, diameter ayakan
(mm), berat tertinggal (gram), persen tertinggal, persen tertinggal komulatif,
persen lolos komulatif.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


b. Isikan hasil uji di atas pada kolom 2 : berat tertinggal (gram)
c. Jumlahkan semua berat tertahan (berat tertinggal) ayakan. Jumlah ini boleh
berubah dari berat sebelum diayak tetapi kelebihan/kekurangannya tidak boleh
lebih dari 5% berat semula.
d. Isi kolom ke tiga dengan mengubah angka – angka kolom kedua dalam persen
berdasarkan atas jumlah nyata dari hasil uji.
e. Untuk mengisi kolom – kolom selanjutnya sama dengan cara menentukan
kehalusan butir pada agregat halus.

ANALISIS DATA :

Persen
Lubang Berat Persen Persen lolos
tertinggal
No.
Tertinggal komulatif
ayakan (mm) tertinggal ( % ) komulatif ( % )
( gram ) (%)
1 75 0 0 0 100
2 50 0 0 0 100
3 37.5 0 0 0 100
4 30 0 0 0 100
5 25 0 0 0 100
6 19 315 31,5 31,5 68,5
7 12 575 57,5 89 11
8 9.5 95 9,5 98,5 1,5
9 4.75 10 1,00 99,5 0,5
10 Pan 5 0,5 100 0
Jumlah 1000 100.000 418,5 0
Modulus halus butir ( mhb ) 418,5 / 100 = 4,185

KESIMPULAN :
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa agregat kasar tersebut
memiliki modulus kehalusan agregat kasar sebesar 4,185. Berdasarkan percobaan di
atas dapat disimpulkan bahwa agregat kasar yang dipakai sebagai sampel tidak sesuai
dengan syarat yang telah ditentukan oleh SII 0052-80 dengan nilai modulus halus butir
agregat kasar sebesar 6,0 – 7,1.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


Berikut gambar grafik presentase butir lolos :

ANALISIS GRAFIK GRADASI AGREGAT KASAR :


Dari analisa persen komulatif lolos keluar batas atas dan batas bawah yang telah
ditentukan, maka dikatakan persentase butiran lolos tersebut tidak baik (buruk), karena
persentase lolos yang baik berada ditengah – tengah batas bawah dan batas atas.
Kesalahan yang terjadi pada persentase butiran lolos tersebut terjadi akibat kurang
telitinya dalam melakukan proses pengayakan material sehingga terjadi kesalahan
dalam proses perhitungan tabel persentase lolos.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 8 : Pemeriksaan gradasi
agregat kasar

Victor Frisa 110015020 Mencatat hasil percobaan 8 pada saat


pengambilan data

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang bahan uji ynag


digunakan pada saat percobaan 8

Nataniel Tungga Rinding 110015002 Mencatat percobaan 8 : Pemeriksaan


gradasi agregat kasar

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO.9

PEMERIKSAAN NILAI SLUMP

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

SLUMP TEST :
Slump test bertujuan untuk menunjukkan workability atau istilah bakunya (seberapa
lecak / encer / muddy) suatu adukan beton. Test tersebut harus selalu dilakukan dengan
hati-hati. Test yang kurang memperhatikan prosedur yang baik dan benar dapat
memberikan hasil yang tidak tepat.

SAMPLING :
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batch beton, misalnya
dari truk beton atau truk ready – mix. Pengambilan sampel ini harus sesegera mungkin
dilakukan begitu truk sudah sampai di lokasi proyek. Jadi, sampel diambil di lokasi
(akan lebih baik lagi jika lokasi pengambilan yaitu di tempat beton dituangkan dari
ujung pipa mobil concrete pump), bukan di Batching Plant, yaitu tempat dimana truk
ready mix mengambil dan mencampur bahan baku beton.
Sampel dapat diambil dalam dua cara :
1. Untuk persetujuan boleh dipakai atau tidak, sampel diambil setelah 0,2 meter kubik
beton sudah dituang (dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu sebanyak 0.2
meter kubik, kemudian diambil sampel. Jika oke, beton tersebut boleh dipakai. Jika
tidak, tentu saja dikembalikan.
2. Untuk pengecekan rutin : sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton dalam
truk.

SLUMP TEST :
Tujuannya adalah memastikan bahwa campuran beton tersebut tidak terlalu encer
dan tidak terlalu keras/kental. Slump yang diukur harus berada dalam range atau dalam
batas toleransi dari yang ditargetkan.

ALAT :
1. Slump cone / kerucut terpancung ukuran standar (diameter atas 100 mm, diameter
bawah 200 mm dan tinggi 300 mm)
2. Sekup kecil
3. Batang besi silinder (panjang 600 mm, diameter 16 mm)
4. Penggaris/mister/ruler

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


5. Papan slump (ukuran 500 x 500 mm)

BAHAN :
Dari hasil hitungan mix design yang terlampir, diperoleh bahan dan kuat tekan beton
yang direncanakan sebagai berikut :
1. Air sebanyak = 1,312 liter
2. Semen sebanyak = 3,124 kg
3. Pasir sebanyak = 3,64 kg
4. Split sebanyak = 5,456 kg
5. Mutu beton disyaratkan (f’c) = 30 Mpa
6. Mutu beton rencana (f’c + margin) = 42 Mpa

LANGKAH KERJA :
1. Bersihkan cone / kerucut.
2. Basahi permukaannya dengan air dan ditempatkan di papan slump.
3. Papan slump harus bersih, stabil / tidak mudah bergeser, tidak berdebu, tidak miring
dan tidak menyerap air
4. Ambil sampel beton segar dari tempat adukan
5. Berdiri pada pijakan (kuping) yang ada pada cone. Isi sepertiga bagian dari cone
dengan sampel. Padatkan dengan cara rodding, yaitu menusuk – nusuk beton
sebanyak 25 kali. Lakukan dari bagian terluar hingga ke bagian tengah.
6. Isi lagi hingga mencapai 2/3 bagian cone. Lakukan rodding 25 kali, tapi hanya
sampai ke bagian atas lapisan pertama bukan ke dasar cone.
7. Isi hingga penuh, lakukan lagi rodding 25 kali hingga ke bagian atas lapisan kedua.
8. Ratakan bagian atas beton yang “meluap” dengan menggunakan batang besi.
Bersihkan papan slump di sekitar cone. Tekan pegangan cone ke bawah, dan
lepaskan pijakan.
9. Diamkan bahan yang sudah ditumbuk didalam cone selama 1 menit.
10. Angkat pelan – pelan cone tersebut jangan sampai sampel bergerak / bergeser.
11. Balikkan cone, tempatkan di samping sampel dan letakkan batang besi di atas cone
yang terbalik tersebut.
12. Ukur slump di beberapa titik, dan catat dan laporkan harga rata – ratanya.
13. Jika sampelnya gagal atau berada di luar toleransi, maka harus diambil sampel lain,
kemudian dilakukan slump test lagi. Jika masih gagal juga, maka beton tersebut
boleh ditolak.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERHITUNGAN NILAI SLUMP :
Bentuk Slump akan berbeda sesuai dengan kadar airnya.

 Gambar 1 : Collapse / runtuh

Keadaan ini disebabkan terlalu banyak air / basah sehingga campuran dalam
cetakan runtuh sempurna, bisa juga karena merupakan campuran yang
workabilitynya tinggi yang diperuntukkan untuk lokasi pengecoran tertentu
sehingga memudahkan pemadatan,

 Gambar 2 : Shear

Pada keadaan ini bagian atas sebagian bertahan dan sebagian runtuh sehingga
berbentuk miring, mungkin terjadi karena adukan belum rata tercampur.

 Gambar 3 : True

Merupakan bentuk slump yang benar dan ideal. Jika pada saat uji slump
bentuk yang dihasilkan adalah collapse atau shear, maka tidak perlu membuat
campuran baru terburu-buru. Cukup ambil sample beton segar yang baru dan
mengulang pengujian.

Nilai Slump = Tinggi cetakan – tinggi rata rata benda uji


Data yang di dapat :
- Tinggi kerucut / cetakan (T) = 300 cm
- Titik tertinggi slump (a) = 8 cm dari batang logam yang diletakkan di
permukaan kerucut terbalik
- Titik tinggi sedang (b) = 9 cm dari batang logam yang diletakkan di
permukaan kerucut terbalik
- Titik terendah (c) = 11,5 cm dari batang logam yang diletakkan di
permukaan kerucut terbalik

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


Mencari tinggi rata – rata :
Ta : 11,5 cm
Tb : 9 cm
Tc : 8 cm +
Ttot : 28,5 cm
Rata-rata tinggi slump
Ttot/n : 28,5 / 3
: 9,5 cm

GAMBAR HASIL PECOBAAN :

KESIMPULAN :
Bentuk slump yang didapatkan yakni True. Pada keadaan ini merupakan bentuk
slump yang sempurna dan ideal. Dari hasil percobaan nilai slump sesuai dengan
perencanaan. Nilai slump yang didapat yaitu 9 memenuhi nilai slump dari mix design.
Nilai slump yang disyaratkan yaitu antara 7 sampai 12.

ANALISIS :
Dari hasil percobaan nilai slump sesuai dengan perencanaan dan yang disyaratkan,
sehingga mendapatkan bentuk slump yang ideal dan sempurna.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 9 : Pemeriksaan nilai
slump

Victor Frisa 110015020 Mencatat hasil percobaan 9 pada saat


pengambilan data

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang bahan uji ynag


digunakan pada saat percobaan 9

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO.10
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI :
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian ini untuk menentukan
kuat tekan (compressive strength) beton dengan benda uji berbentuk silinder dn
kubus yang dibuat dan dimatangkan (curring) di laboratorium maupun di
lapangan. Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu.

MAKSUD / TUJUAN :
Tes Uji Tekan ini bertujuan untuk mengetahui berapa kekuatan yang bisa dicapai
beton tersebut. Test Uji Tekan ini tentu saja dilakukan pada saat beton sudah mengeras.
Test tersebut harus selalu dilakukan dengan hati – hati . Test yang kurang
memperhatikan prosedur yang baik dan benar dapat memberikan hasil yang tidak tepat.

SAMPLING
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batch beton, misalnya
dari truk beton atau truck readu – mix . Pengambilan sampel ini harus sesegera
mungkin dilakukan begitu truk sudah sampai di lokasi proyek. Jadi, sampel diambil di
lokasi (akan lebih baik lagi jika lokasi pengambilan yaitu tempat beton dituang dari
ujung pipa mobil concrete pump), bukan di Batching Plant, yaitu tempat dimana truk
ready – mix mengambil dan mencampur bahan baku beton.
Sampel dapat diambil dalam du acara :

i. Untuk persetujuan boleh dipakai atau tidak, sampel diambil setelah 0,2 meter
kubik beton sudah dituang (dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu
sebanyak 0,2 meter kubik, kemudian diambil sampel. Jika oke, beton tersebut
boleh dipakai. Jika tidak, tentu saja dikembalikan.
ii. Untuk pengecekan rutin : sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton dalam
truk.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


UJI KUAT TEKAN :
Uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton yang sudah
mengeras. Tes ini dilakukan di laboratorium, dan tentu saja bukan di lokasi proyek (off
– site). Yang biasa di lokasi (site) hanyalah membuat atau mencetak beton silinder
untuk diuji, karena sampelnya ada di site. Tidak boleh membawa sampel ke
laboratorium, kemudian masukkan ke cetakan silinder. Cetakan silinder harus
disediakan di lokasi proyek. Kekuatan beton dapat diukur dalam satuan MPa atau
satuan lain misalnya kg / cm2. Kuat tekan ini menjukkan mutu beton yang diukur pada
umur 28 hari.

ALAT :
1. Cetakan silinder (diameter 100 mm x 200 mm, atau diameter 150 x 300 mm)
2. Sekup kecil
3. Batang besi silinder (panjang 600 mm, diameter 16 mm, salah satu ujungnya
dibulatkan)
4. Pelat baja sebagai dudukan

BAHAN :
Adukan beton untuk benda uji yaitu di dapat dari perhitungan mix design beton.
Perbandingan campuran yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Air sebanyak = 1,312 liter
2. Semen sebanyak = 3,124 kg
3. Pasir sebanyak = 3,64 kg
4. Split sebanyak = 5,546 kg
5. Mutu beton disyaratkan (f’c) = 30 Mpa
6. Mutu beton rencana (f’c + Margin) = 42 Mpa

LANGKAH KERJA :

Pembuatan benda uji :


1. Bersihkan cetakan silinder dan lumuri permukaan dalamnya dengan form oil, agar
adukan beton tidak menenmpel di permuakaan metal dari cetakan tersebut
2. Ambil sampel adukan beton
3. Isi 1 / 3 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan pemdatan dengan cara rodding
sebanyak 25 kali. Pemadatan juga dapat dilakukan di atas meja getar
4. Isi lagi cetakan menjadi 2 / 3 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan pemadatan
dengan cara rodding sebanyak 25 kali sampai ke atas lapisan pertama
5. Isi lagi cetakan silinder hingga sampel beton sedikit meluap. Lakukan rodding 25
kali sampai ke atas lapisan kedua

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


6. Ratakan beton yang meluap, bersihkan tumpahan-tumpahan beton yang menempel
di sekitar cetakan
7. Beri label dan letakkan di tempat yang teduh dan kering dan biarkan beton setting
sekurang-kurangnya selama 24 jam
8. Buka cetakan dengan hati-hati
9. Lakukan perawatan terhadap silinder beton dengan cara direndam dalam air 2 – 3
hari sebelum dilakukan pengujian
10. Bawa beton silinder ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON :


Peralatan :
Siapkan peralatan pengujian yang terdiri dari :
1. Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan
2. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh
3. Alat pengukur dimensi / jangka sorong
4. Satu set alat pelapis (capping)

Persiapan Pengujian :
1. Siapkan formulir data pengujian kuat tekan beton
2. Ambil benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak perendam
(curing), kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab
3. Tentukan berat dan ukuran benda uji
4. Lapisi (capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang,
dengan cara : lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh (melting pot) yang
dinding dalamnya telah diberi lapisan tipis gemuk, kemudian letakkan benda uji
tegak lurus cetakkan pelapis sampai mortar belakang cair menjadi keras; dengan
cara yang sama dilakukan pelapisan pada permukaan lainnya
5. Benda uji siap untuk diperiksa

Pengujian :
Pelaksanaan pengujian kuat tekan beton adalah sebagai berikut :
1. Nyalakan / hidupkan mesin tekan beton
2. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris
3. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2
sampai 4 kg / cm2 per detik
4. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur, dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji
5. Gambar / skets pecahnya benda uji dan catatlah keadaan benda uji

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


DATA PENGAMATAN :
Silinder :

Berat Diameter Tinggi


No. Umur Luas ( cm2 ) Volume ( cm3 )
( kg ) ( cm ) ( cm )
1 7 hari 12,39 15 30 176,715 5301,438

HITUNGAN :
Nilai kuat tekan beton dihitung dengan rumus berikut :
𝑃
f’c = 𝐴

keterangan :
P = Beban maksimum ( N )
A = Luas penampang bidang tekan (mm2 )

Beban Beban Tekan/P Luas Kuat Tekan


Jenis
Tekan ( T ) (N) ( mm2 ) Beton ( Mpa )
Silinder 38 372652,7 17671,5 21,088

KESIMPULAN :
Dari hasil praktikum diperoleh nilai kuat tekan beton selama 7 hari adalah 21,088
Mpa. Hasil tersebut sudah masuk pada mutu beton yang disyaratkan yaitu 0,65 x 30
Mpa = 19,5 Mpa.

GAMBAR SILINDER BETON SETELAH DILAKUKAN PENGUJIAN TEKAN

(A) (B)
Gambar (A) : kondisi beton setelah diuji, dan
Gambar (B) : kuat tekan beton yang direncanakan

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 10 : Pengujian kuat tekan
beton

Victor Frisa 110015020 Mencatat hasil percobaan 10 pada


saat pengambilan data

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang bahan uji ynag


digunakan pada saat percobaan 10

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO. 11

METODE PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA BETON

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI
Semua bahan yang padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan
bentuk pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi bahan, bentuk benda uji, suhu,
kecepatan pembebanan dan sebagainya. Suatu kurva yang menghubungkan antara
beban dan perubahan bentuk pada benda uji (deformasi) merupakan bagian utama dari
studi tentang sifat mekanika dari bahan benda uji itu, akan terapi biasanya hasil
pengujian itu agak berbeda bila bentuk geometrinya berbeda walaupun bahan yang
digunakan sama. Oleh karena itu bentuk benda uji dibuatkan suatu standar yang
sedemikian rupa sehingga kurva tegangan – regangan yang diperoleh juga merupakan
kurva yang standar pula.

MAKSUD DAN TUJUAN :


Maksud :
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan untuk melakukan pengujian
kuat tarik baja beton.

Tujuan :
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja beton dan
parameter lainnya. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian
mutu baja.

Pengelolaan Contoh :
Pengelolaan contoh disyaratkan, sebagai berikut :
1) Setiap contoh diberi label yang jelas, sehingga identitas contoh dapat diketahui.
2) Label contoh meliputi:
a. Nomor contoh
b. Jenis dan grade baja beton
c. Dimensi contoh
d. Asal pabrik
3) Petugas / teknisi yang mengambil contoh.
4) Tanggal pengambilan contoh.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


5) Contoh – contoh baja beton harus ditempatkan pada tempat yang baik sehingga
terhindar dari pengaruh korosi dan bahaya destruksi lainnya.

Peralatan :
Peralatan untuk pengujian kuat tarik baja beton terdiri dari :
1. Mesin uji tarik, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Mempunyai kecepatan tarik yang merata dan dapat diatur sedemikian rupa
sehingga besarnya penambahan tegangan tidak melebihi 10 Mpa untuk setiap
detik.
- Pembacaan gaya, dapat dilakukan dengan ketelitian 10% dari gaya tarik
maksimum.
2. Alat pengukur geser.
3. Peralatan pembuat benda uji, yaitu:
- Alat pemotong baja
- Alat penggores benda uji
- Mesin bubut

Cara Uji :
Proses pengujian dilakukan sebagai berikut:
1. Buat benda uji untuk setiap contoh dengan bentuk dan dimensi yang sesuai dengan
ketentuan.
2. Setiap contoh dibuat 2 (dua) buah benda uji untuk pengujian ganda.
3. Setiap benda uji dilengkapi dengan nomor benda uji, nomor contoh serta
dimensinya.
4. Pasang benda uji dengan cara menjepit bagian h dari benda uji pada alat penjepit
mesin tarik; sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji.
5. Tarik benda uji dengan penambahan beban sebesar 10 Mpa / detik sampai benda
uji putus; catat dan amatilah besarnya perpanjangan yang terjadi setiap
penambahan 10 MPa
6. Catat besarnya gaya tarik pada batas leleh Py dan pada batas putus Pmaks, bila
benda uji merupakan baja lunak.
7. Buatlah grafik antara gaya tarik yang bekerja dan perpanjangan
8. Ukur diamter bagian benda uji yang putus (Du) dan panjang setelah putus (lu).

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


Diameter Panjang dp 10
No. Do Du lo lu
( mm ) ( mm ) ( mm ) ( mm )
1 1,05 1,05 6,05 6,05
2 1,075 1,08 6,05 6,2
3 1,13 1,08 6,05 6,3
4 1,075 1,08 6,05 6,8
5 1,01 1,01 6,05 7
6 0,965 0,88 6,05 7,4
7 1,01 0,97 6,05 6,5
8 1,12 1,05 6,05 6,4
9 1,1 1,05 6,05 6,2
10 1,11 1,07 6,05 5

HITUNGAN :
1. Kekuatan tarik 𝒇𝒔
Pmaks
f𝐬 =
Aso
2. Prosentasi perpanjangan s
L u − Lo
S=
Lo
3. Kontraksi
Aso − Asu
=
Aso

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


ANALISIS DATA :

Kekuatan Tarik
Diameter Luas Panjang dp 10 E maks
( mm2 ) Kontraksi
( dalam ( S dalam
No. Do Du Aso Asu Putus Lo lu
%) %)
N
( mm ) ( mm ) ( mm^2 ) ( mm^2 ) Mpa ( mm ) ( mm )
(ton)
1 1,05 1,05 0,866 0,866 1,5 1732,299 6,05 6,05 0 0,00

1,075 1,08 0,908 0,908 1,5 1652,664 6,05 6,2 2 0,00


2
1,13 1,08 1,003 0,908 1,5 1652,644 6,05 6,3 4 9,50
3
4 1,075 1,08 0,908 0,908 1,5 1652,644 6,05 6,8 16 0,00

5 1,01 1,01 0,801 0,801 1,5 1872,228 6,05 7 16 0,00

0,965 0,88 0,731 0,608 1,5 2466,244 6,05 7,4 22 16,84


6

7 1,01 0,97 0,801 0,739 1,5 2029,822 6,05 6,5 7 7,76

1,12 1,05 0,985 0,866 1,5 1732,299 6,05 6,4 2 12,11


8
1,1 1,05 0,950 0,866 1,5 1732,299 6,05 6,2 2 8,88
9
1,11 1,07 0,968 0,891 1,5 1683,,845 6,05 5 -17 7,94
10
10,645 10,3 8,921004 8,359778 1,5 18207,025 60,5 63,85 55 63,03970376

rata-
1,0645 1,03 0,892 0,836 1,5 1820,703 6,05 6,385 10 6,303970376
rata

GAMBAR HASIL PERCOBAAN :

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


KESIMPULAN :
Pada pengujian kuat tarik baja beton,panjang baja (Lo) = 6,05 mm dengan jarak
persegmennya 2 mm. Baja putus pada ruas ke 6, oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa baja yang mengalami putus (ruas ke 6) mengalami perpanjangan ruas
6,303970376 %.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 11 : Pengujian kuat Tarik
baja beton

Victor Frisa 110015020 Mencatat hasil percobaan 11 pada


saat pengambilan data

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang bahan uji ynag


digunakan pada saat percobaan 11

Nataniel Tungga Rinding 110015002 Mencatat percobaan 11 : Pengujian


kuat tarik baja beton

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


PERCOBAAN NO. 12

PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR PASIR

Tanggal Praktikum : 09 November 2020


Pelaksana : Kelompok 01

DASAR TEORI :
Dalam agregat terdapat berat isi dan berat satuan yang merupakan rasio antara berat
satuan butir agregat dengan isi / volume agregat. Untuk mendapakan nilai berat jenis
agregat halus (pasir) maka dilakukan pemeriksaan berat jenis satuan. Berat volume
agregat dapat ditinjau dengan dua keadaan, yaitu berat volume gembur dan berat
volume padat. Berat volume gembur merupakan perbandingan berat agregat dengan
berat volume air, sedangkan berat volume padat adalah perbandingan berat agregat
dalam keadaan padat dengan volume air.

TUJUAN :
Percobaan pemeriksaan kadar lumpur bertujuan untuk menentukan presentase kadar
lumpur yang terkandung dalam agregat halus. Kandungan lumpur tidak lebih dari 5 %
merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk
pembuatan beton.

Bahan :
a. Pasir
b. Air bersih

Alat :
a. Gelas ukur
b. Alat pengaduk

Pelaksanaan :
1. Contoh benda uji dimasukan ke dalam gelas ukur.
2. Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.
3. Gelas ukur dikocok untuk mencuci pasir dari lumpur.
4. Letakkan gelas ukur ditempat yang datar selama 24 jam sampai lumpur
mengendap
5. Ukur tinggi pasir (V1) dan ukur tinggi lumpur (V2).

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


Perhitungan :
𝑉2
Kadar lumpur = 𝑉1+𝑉2 𝑥100%

ANALISIS DATA :

No. Data pengujian Notasi I II Satuan


1 Tinggi pasir mula – mula 12 9,8 Cm
2 Tinggi air + pasir 23 17 Cm
3 Tinggi pasir V1 11,55 9 Cm
4 Tinggi lumpur V2 0.5 0,6 Cm

No. Perhitungan Rumus I II Rata – rata Satuan


1 Kadar lumpur V2 / (V1+V2) 4,15 6,25 5,2 %

KESIMPULAN :
Dari percobaan kadar lumpur dengan metode endapan nilai persentase tidak boleh
melebihi 5 % dari yang disyaratkan. Dan nilai kadar lumpur yang di dapat dari hasil
percobaan ini melebihi nilai ketentuan yang telah disyaratkan yaitu 5,2 %, sehingga
tidak memenuhi dan tidak dapat digunakan.

ANALISIS :
Dari kesimpulan yang di dapat dalam percobaan kadar lumpur dengan
menggunakan metode endapan, persentase tidak memenuhi atau melebihi dengan yang
disyaratkan. Penyebab terjadinya kelebihan persentase bisa dikarenakan jenis pasir
yang tidak bagus. Untuk mengatasinya bisa digunakan metode yang berbeda dan bisa
menggunakan cara pengurngan persentase.

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


FORM JOB DESK
KELOMPOK 01

Nama Mahasiswa/i Nim Tugas

Tri Ria Rezeki 110016139 Menganalisa dan menghitung hasil


percobaan 12 : Pengujian kuat tekan
beton

Victor Frisa 110015020 Mencatat hasil percobaan 12 pada


saat pengambilan data

Stepanus Dowansiba 110015011 Menimbang bahan uji ynag


digunakan pada saat percobaan 12

Nataniel Tungga Rinding 110015002 Mencatat percobaan 12 : Pengujian


kuat tekan beton

Marcelino M. Manuhutu 110016015 Menganalisa percobaan 12 :


Pengujian kuat tekan beton

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021
DAFTAR PUSTAKA

- https://lauwtjunnji.weebly.com/gradasi-agregat-halus.html
- https://lauwtjunnji.weebly.com/gradasi-agregat-kasar.html
- Buku Panduan Bahan Struktur (TSS403T)
- Buku Pedoman Pekerjaan Beton

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


LAMPIRAN

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021


LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN STRUKTUR 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai