Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN PRAKTIKUM

BAHAN STRUKTUR

DIBUAT OLEH KELOMPOK 11 :

▪ DWI ARHAM (110018011)


▪ SUSYLO TRIA ARIE WIBOWO (110018013)
▪ ASMAWATI (110018015)
▪ YANUARIUS RAFAEL SEDA V (110018026)
▪ SENA IMAN DUNGA G (110018063)
▪ MUHAMMAD HANIF JUFRI (110018070)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL-S1


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
BAHAN STRUKTUR

Laporan Praktikum Bahan Struktur ini disusun sebagai syarat telah terselesaikannya
Praktikum Bahan Struktur

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Dikerjakan oleh :

DWI ARHAM 110018011


SUSYLO YRIA ARIE WIBOWO 110018013
ASMAWATI 110018015
YANUARIUS RAFAEL SEDA V 110018026
SENA IMAN DUNGA G 110018063
MUHAMMAD HANIF JUFRI 110018070

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pengampu Asisten

Rifki Maulana P
Lilis Zulaicha, ST, MT NIK
NIM 110017019
1973 0089
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Beton adalah material konstruksi yang pada saat ini sudah sangat umum
digunakan. Saat ini berbagai bangunan sudah menggunakan material dari beton.
Pentingnya peranan konstruksi beton menuntut suatu kualitas beton yang memadai.
Penelitian-penelitian telah banyak dilakukan untuk memperoleh suatu penemuan
alternatif penggunaan konstruksi beton dalam berbagai bidang secara tepat dan
efisien, sehingga akan diperoleh mutu beton yang lebih baik. Beton merupakan unsur
yang sangat penting, mengingat fungsinya sebagai salah satu pembentuk struktur
yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Keadaan ini dapat dimaklumi,
karena sistem konstruksi beton mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan
dengan bahan lain. Keunggulan beton sebagai bahan konstruksi antara lain
mempunyai kuat tekan yang tinggi, dapat mengikuti bentuk bangunan secara bebas,
tahan terhadap api dan biaya perawatan yang relatif murah.
Hal-hal yang dilakukan pada praktikum ini seperti, pemeriksaan berat satuan
agregat halus, pemeriksaan agregat kasar, pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air
agregat halus, penyerapan air agregat kasar, pemeriksaan gradasi agregat halus,
pemeriksaan gradasi agregat kasar, pemeriksaan nilai slump, pengujian kuat tekan
beton, pengujian kuat tekan tarik baja beton, dan pemeriksaan kadar lumpur pasir.
Berbagai kegiatan diatas dilakukan di laboraturium yang telah disediakan oleh
pihak institusi , dan alat-alat yang telah disediakan oleh pihak institusi untuk
memenuhi kebutuhan kegiatan praktikum ini, seperti timbangan digital, alat uji kuat
tekan, cawan, jangka sorong, serta bahan-bahan pembentuk beton.
Kegiatan pembuatan beton menggunakan material semen Portland, agregat halus
dan kasar, air, material-material tersebut telah disediakan dari pihak perguruan tinggi
yang terkait.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman1


ITNY 2020
2. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikum dasar yang dilakukan di laboratorium Bahan Struktur Teknik Sipil
ITNY mempunyai tujuan untuk mengenal sifat mekanikal bahan, elemen
maupun system struktur melalui percobaan di laboratorium.

2. Diharapkan dengan percobaan dilaboratorium, mahasiswa dapat mengerti


sifat–sifat bahan struktur, termasuk pengetahuan mengenal gradasi agregat,
percobaan melaksanakan pembuatan campuran beton yang dikehendaki.

3. Dari segala percobaan yang dilakukan di laboratorium,mahasiswa diharapkan


mengerti maksud dan tujuan dilakukannya berbagai percobaan.

3. JENIS PRAKTIKUM
Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam praktikum ini antara lain sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan berat satuan/berat isi agregat halus
2. Pemeriksaan berat satuan/berat isi agregat kasar
3. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat halus
4. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
5. Pemeriksaan kondisi SSD agregat halus/pasir
6. Pemeriksaan kadar air agregat halus
7. Pemeriksaan gradasi agregat halus
8. Pemeriksaan gradasi agregat kasar
9. Pemeriksaan nilai slump
10. Pengujian kuat tekan beton
11. Pengujian kuat tarik baja beton
12. Pengujian kadar lumpur pasir

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman2


ITNY 2020
PERCOBAAN NO.01
PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT HALUS
Tanggal Praktikum : 20 Nov 2020
Pelaksana : Kelompok 11

DASAR TEORI :
Berat isi atau berat satuan agregat adalah rasio antara berat satuan butir agregat
dengan isi / volume agregat. Pemeriksaan berat satuan agregat dimaksudkan untuk
menentukan berat jenis agregat halus (pasir).
Berat volume agregat ditinjau dalam dua keadaan, yaitu berat volume gembur
dan berat volume padat. Berat volume gembur merupakan perbandingan berat agregat
dengan berat volume air, sedangkan berat volume padat adalah perbandingan berat
agregat dalam keadaan padat dengan berat volume air.

MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa berat satuan atau isi suatu contoh
agregat halus dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat halus : pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75
mm (No.4).
2. Berat satuan : perbandingan antara berat agregat dan volume pasir termasuk
poripori antara butirannya
3. Syarat mutu agregat halus
a. Kehalusan (modulus halus butir) 1,5 - 3,8
b. Kadar lumpur maksimum 5 %
c. Kadar zat organik diuji dengan larutan NaOH 3 %, tidak melebihi warna
larutan pembanding.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman3


ITNY 2020
BAHAN dan ALAT :
Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu siapkan bahan dan alat-alat berikut
ini.
Bahan :
a. Agregat halus
b. Air bersih
Alat :
a. Bejana berbentuk silinder
b. Tongkat tusuk
c. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
d. Sendok dan pisau aduk
e. Alat bantu lain

LANGKAH KERJA :
Setelah bahan dan alat-alat tersedia, kemudian lakukan pengujian menurut langkah
langkah sebagai berikut :
a. Berat isi gembur (shoveled)
1. Timbang berat bejana kosong
2. Timbang berat bejana penuh berisi air
3. Tuangkan air keluar dan bejana dilap dengan kain sampai kering
4. Isikan agregat halus ke dalam bejana hingga permukaan agregat halus kirakira
5 cm diatas permukaan bejana
5. Ratakan permukaan agregat halus dengan menggunakan pisau aduk hingga
permukaan agregat halus rata dengan bibir atas bejana
6. Timbang berat bejana berisi agregat halus tersebut
7. Hitunglah berat satuan atau isi agregat halusnya.

b. Berat isi padat (rodded)

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman4


ITNY 2020
1. Timbang berat bejana kosong
2. Timbang berat bejana penuh berisi air
3. Tuangkan air dari bejana dan keringkan bejana tersebut dengan kain lap
4. Isikan agregat halus ke dalam bejana dalam tiga lapisan/tahap, sebagai
berikut:
a. Isi sepertiga dari bejana, tusuk-tusuk 25 kali, kemudian ratakan
b. Tambahkan agregat halus ke dalam bejana itu sampai setinggi 2/3 bagian,
tusuk-tusuk 25 kali lalu ratakan
c. Tambahkan agregat halus hingga bejana penuh dan tusuk-tusuk 25 kali
5. Tambahkan agregat halus sehingga tingginya menjadi kira-kira 5 cm diatas
bibir bejana, lalu ratakan dengan tongkat atau mistar hingga agregat halus
setinggi bibir bejana
6. Timbanglah bejana penuh agregat halus tadi
7. Hitunglah berat satuan atau isi agregat halusnya.

DATA PENGAMATAN :

No. Keterangan Percobaan 1 Satuan

Data tempat B

1 Berat bejana kosong ( W1 ) 250 gram

2 Diameter 10,03 cm

3 Tinggi 14,355 cm

Kondisi gembur ( Shoveled )

1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1315 gram

2 Berat bejana penuh agregat halus ( W3 ) 1870 gram

Kondisi dipadatkan ( Rodded )

1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1315 gram

2 Berat bejana penuh agregat halus ( W3 ) 2075 gram

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman5


ITNY 2020
HITUNGAN :
Jika : W1 = berat bejana kosong ( gram )
W2 = berat bejana penuh air ( gram )
W3 = berat bejana penuh agregat halus ( gram )
Maka berat satuan/isi agregat halus, dihitung sebagai berikut :
Berat air (A) =( W2 - W1 ) = Volume air ( ) = Volume bejana ( )
Berat agregat halus (B)= ( W3 - W1 )

Jadi berat satuan/ isi agregat halus

ANALISIS
TABEL PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT HALUS

Percobaan Percobaan
No. Keterangan Satuan
1 2

Data tempat A B

1 Berat bejana kosong ( W1 ) 250 - gram

2 Diameter 10.03 - cm

3 Tinggi 14.355 - cm

4 Volume 1134.2 - cm3

Hasil uji

Kondisi gembur ( shoveled )

1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1315 - gram

2 Berat bejana berisi penuh agregat halus 1870 - gram


( W3 )

3 A = Berat ( W2 - W1 ) 1065 - gram

4 B = Berat agregat halus ( W3 - W1 ) 1620 - gram

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman6


ITNY 2020
5 Berat satuan/isi agregat halus ( B / A ) 1.52 -

6 Berat satuan/isi agregat halus rata – 1.521


rata

Kondisi dipadatkan ( Rodded )

1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1315 - gram

2 Berat bejana berisi penuh agregat halus 2075 - gram


(W3 )

3 A = Berat ( W2 - W1 ) 1065 - gram

4 B = Berat agregat halus ( W3 - W1 ) 1825 - gram

5 Berat satuan/isi agregat halus ( B / A ) 1.714 -

6 Berat satuan/isi agregat halus rata – 1.714


rata

KESIMPULAN :
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat berat satuan/isi agregat halus
rata-rata adalah sebagai berikut :
- Kondisi gembur (sholved) = 1.521
- Kondisi dipadatkan (rodded) = 1.714

Maka dari hasil percobaan diatas disimpulkan bahwa kondisi agregat yang
telah dipadatkan dengan cara ditusuk 25 setiap 1/3 tinggi wadah percobaaan
memiliki nilai berat satuan yang lebih besar dari pada kondisi gembur, hal ini
disebabkan karena kondisi agregat yang telah dipadatkan memiliki sedikit rongga-
rongga kosong dibanding kondisi gembur.
ANALISIS
Setelah melakukan praktikum percobaan ke 1 ini,didapatkan bahwa berat
volume agregat halus pada keadaan padat adalah 1,714 dan pada keadaan gembur
adalah1,521

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman7


ITNY 2020
Dari kedua keadaan tersebut, berat volume agregat halus dan agregat kasar
pada keadaan padat jauh lebih besar dibandingkan pada keadaan gembur, Hal ini
menunjukkan bahwa pada keadaan padat, ruang untuk rongga udara di sela – sela
agregat akan terisi lebih penuh dibandingkan pada keadaan gembur,sehingga rongga
udara pada kondisi padat lebih sedikit daripada saat kondisi gembur.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman8


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 1
PERCOBAAN 1 :Pemeriksaan berat satuan agregat halus
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman9


ITNY 2020
PERCOBAAN NO. 02
PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT KASAR
Tanggal Praktikum : 20 Nov 2020
Pelaksana : Kelompok 11

DASAR TEORI :
Berat isi atau berat satuan agregat adalah rasio antara berat satuan butir
agregat dengan isi / volume agregat. Pemeriksaan berat satuan agregat dimaksudkan
untuk menentukan berat jenis agregat kasar serta mengetahui kemampuannya dalam
menyerap air.
Berat volume agregat ditinjau dalam dua keadaan, yaitu berat volume gembur
dan berat volume padat. Berat volume gembur merupakan perbandingan berat agregat
dengan berat volume air, sedangkan berat volume padat adalah perbandingan berat
agregat dalam keadaan padat dengan berat volume air.
MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa berat satuan suatu contoh agregat kasar
dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat kasar : kerikil sebagai hasil disintegrasi alamidari bantuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No.1,5 inci).
2. Berat satuan/berat isi : perbandingan antara berat dan volume pasir termasuk pori-
pori antara butirannya.

A. Berat Satuan isi Gembur (shoveled)


BAHAN dan ALAT :
1. Agregat kasar/krikil alam
2. Bejana berbentuk silinder
3. Air bersih
4. Timbangan

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman10


ITNY 2020
LANGKAH KERJA :
1. Timbang berat bejana kosong
2. Timbang berat bejana penuh berisi air
3. Tuangkan air keluar dari bejana, dan bejana dilap dengan kain sampai kering
4. Isikan agregat kasar ke dalam bejana hingga tinggi agregat kira-kira 5 cm
dari bibir atas bejana bejana
5. Ratakan agregat dengan menggunakan tongkat atau penggaris hingga
permukaannya rata dengan bibir atas bejana
6. Timbang bejana penuh agregat
7. Hitunglah berat satuan atau isi agregat kasar
HITUNGAN :
Jika : W1 = berat bejana kosong ( gram )
W2 = berat bejana penuh air ( gram ) W3 = berat bejana penuh agregat kasar
Maka berat satuan isi agregat kasar dihitung sebagai berikut :
Berat air = ( W2 - W 1) = Volume air ( ) = Volume bejana ( )
Berat agregat halus = ( W3 - W1 )

Jadi berat satuan/ isi agregat kasar =

B. Berat satuan isi padat (Rodded) BAHAN


dan ALAT :
1. Agregat kasar
2. Air bersih
3. Bejana berbentuk silinder
4. Tongkat tusuk
5. Timbangan
6. Alat bantu lain

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman11


ITNY 2020
LANGKAH KERJA :
1. Timbang berat bejana kosong
2. Timbang bejana penuh air
3. Tuangkan air dari bejana dan laplah bejana dengan kain hingga kering
4. Isikan agregat kasar ke dalam bejana dengan tiga lapisan/langkah :
a) Isi bejana dengan agregat kasar kira – kira 1/3 bagian, lalu tusuk-tusuk 25
kali dan ratakan permukaannya
b) Tambahkan agregat kasar ke dalam bejana sampai setinggi kira – kira 2/3
bagian, tusuk-tusuk 25 kali lalu ratakan permukaannya
c) Tambahkan agregat kasar hingga bejana penuh dan tusuk-tusuk 25 kali
5. Tambahkan agregat kasar sampai setinggi kira-kira 5 cm diatas bibir bejana,
lalu ratakan dengan tongkat atau penggaris
6. Timbanglah bejana penuh berisi agregat kasar tadi
7. Hitunglah berat isinya

DATA PENGAMATAN :

No. Keterangan Percobaan I Satuan

Data tempat A

1 Berat bejana kosong ( W1 ) 250 gram

2 Diameter 10,035 cm

3 Tinggi 14,26 cm

Kondisi gembur ( shoveled )

1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1310 gram

2 Berat bejana berisi penuh agregat halus ( 1635 gram


W3 )

Kondisi dipadatkan( Rodded )

1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1310 gram

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman12


ITNY 2020
2 Berat bejana berisi penuh agregat halus ( 1745 gram
W3 )

HITUNGAN :
Jika : W1 = berat bejana kosong ( gram )
W2 = berat bejana penuh air ( gram ) W3 =
berat bejana penuh agregat kasar (gram )
Maka berat satuanisi agregat kasar dihitung sebagai berikut :
Berat air = ( W2 - W1) = Volume air ( ) = Volume agregat ( )
Berat agregat halus = ( W3 - W1 )

Jadi berat satuan/ isi agregat kasar

=
ANALISIS :

Percobaan Percobaan
No. Keterangan Satuan
I II

Data tempat A B

1 Berat bejana kosong ( W1 ) 250 - gram

2 Diameter 10.035 - cm

3 Tinggi 14.260 - cm

4 Volume 1127.2595 - cm3

Hasil uji

Kondisi gembur ( shoveled )

1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1310 - gram

2 Berat bejana berisi penuh agregat halus ( 1635 - gram


W3 )

3 A = Berat ( W2 - W1 ) 1060 - gram

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman13


ITNY 2020
4 B = Berat agregat halus ( W3 - W1 ) 1385 - gram

5 Berat satuan/isi agregat kasar ( B / A ) 1.307 -

6 Berat satuan/isi agregat kasar rata - rata 1.306

Kondisi dipadatkan ( Rodded )

1 Berat bejana berisi penuh air ( W2 ) 1310 - gram

2 Berat bejana berisi penuh agregat halus ( 1745 - gram


W3 )

3 A = Berat ( W2 - W1 ) 1060 - gram

4 B = Berat agregat halus ( W3 - W1 ) 1495 - gram

5 Berat satuan/isi agregat kasar ( B / A ) 1.410 -

6 Berat satuan/isi agregat kasar rata - rata 1.410

KESIMPULAN :
Dari percobaan yang dilakukan didapat berat satuan/isi agregat kasar rata-rata
adalah sebagai berikut :
- Kondisi gembur (shoveled) = 1.306
- Kondisi dipadatkan (rodded) = 1.410

Maka dari hasil percobaan diatas disimpulkan bahwa kondisi agregat yang telah
dipadatkan dengan cara ditusuk 25 setiap 1/3 tinggi wadah percobaaan memiliki nilai
berat satuan yang lebih besar dari pada kondisi gembur, hal ini disebabkan karena
kondisi agregat yang telah dipadatkan memiliki sedikit rongga rongga kosong
dibanding kondisi gembur.
ANALISIS :
Setelah melakukan praktikum percobaan ke 2 ini,didapatkan bahwa berat
volume agregat kasar pada keadaan padat adalah 1,410 dan pada keadaan gembur
adalah 1,306
Dari kedua keadaan tersebut, berat volume agregat halus dan agregat kasar
pada keadaan padat jauh lebih besar dibandingkan pada keadaan gembur, Hal ini
menunjukkan bahwa pada keadaan padat, ruang untuk rongga udara di selah – selah

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman14


ITNY 2020
agregat akan terisi lebih penuh dibandingkan pada keadaan gembur,sehingga rongga
udara pada kondisi padat lebih sedikit daripada saat kondisi gembur.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman15


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 2
PERCOBAAN 2 :Pemeriksaan berat satuan agregat kasar
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman16


ITNY 2020
PERCOBAAN NO. 03
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT
HALUS
Tanggal Praktikum : 20-21 Nov 2020
Pelaksana : Kelompok 11

DASAR TEORI :
Berat jenis agregat adalah rasio perbandingan antara massa padat agregat dan
massa air dengan volume sama pada suhu yang sama. Penyerapan adalah kemampuan
agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh
permukaan kering ( SSD = SaturatedSurfaceDry ).
MAKSUD :
Maksud percobaan ini adalah memeriksa berat jenis dan penyerapan air suatu
contoh agregat halus, dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat halus : pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar4,75
mm (No.4).
2. Berat jenis : perbandingan antara berat dari satuan volume dari suatu material
terhadap berat air dengan volume yang sama pada temperatur yang ditentukan.
Nilai-nilainya adalah tanpa dimensi.
a. Berat jenis curah kering : perbandingan antara berat dari satuan volume
agregat (termasuk rongga yang impermeable dan permeable di dalam butir
partikel, tetapi tidak termasuk rongga antara butiran partikel) pada suatu
temperatur tertentu terhadap berat diudara dari air suling bebas gelembung
dalam volume yang sama pada pada suatu temperatur tertentu.
b. Berat jenis curah jenuh kering permukaan : perbandingan antara berat
dari satuan volume agregat (termasuk berat air yang terdapat di dalam rongga
akibat perendaman selama (24+4) jam, tetapi tidak termasuk rongga antara
butiran partikel) pada suatu temperatur tertentu terhadap berat diudara dari air
suling bebas gelembung dalam volume yang sama pada pada suatu temperatur
tertentu.
c. Berat jenis semu/apparent( : perbandingan antara berat dari satuan volume
suatu bagian agregat yang impermiabel pada suatu temperatur tertentu

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman17


ITNY 2020
terhadap berat diudara dari air suling bebas gelembung dalam volume yang
sama pada pada suatu temperatur tertentu.
3. Penyerapan air : penambahan berat dari suatu agregat akibat air yang meresap
kedalam pori-pori, dinyatakan sebagai persentase dari berat keringnya. Agregat
dinyatakan kering ketika telah dijaga pada suatu temperatur (110±5)0C dalam
rentang waktu yang cukup untuk menghilangkan seluruh kandungan air yang ada
(sampai beratnya tetap).
4. Syarat mutu agregat halus
a. Kehalusan (modulus halus butir) 1,5 – 3,80.
b. Kadar lumpur maksimum 5%
c. Kadar zat organik di uji dengan larutan NaOH 3%,tidak melebihi warna
larutan pembanding
d. Berat jenis pasir 2,4 – 2,9
ALAT :
1. Timbangan : Timbangan harus memenuhi ketelitian sesuai dengan persyaratan
2. Piknometer : Botol gelas untuk benda uji agar dengan mudah dimasukkan volume
agregat halus secara berulang
3. Desikator
4. Oven : Oven yang dapat dipergunakan harus memilki kapasitas yang
sesuai,dilengkapi pengatur temperatur dan mampu memanaskan sampai
temperatur (100+5)
5. Termometer : Alat pengukur temperatur dengan rentang temperatur yang sesuai
dan ketelitian pembaca 1
6. Alat bantu lain:
a. Alat pemanas untuk mengeluarkan gelembung.
b. Saringan No.4 dengan ukuran 4,75 mm.
c. Talam, dan lain-lain.
PERSIAPAN BENDA UJI :
1. Siapkan 500 gram agregat halus dari contoh benda uji untuk pemeriksaan secara
duplo ( dua percobaan yang terpisah)

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman18


ITNY 2020
2. Keringkan dalam wadah yang sesuai sampai beratnya tetap,pada temperatur
(110+5) . Biarkan mendingin sampai temperatur yang dapat dikerjakan,basahi
dengan air,baik dengan cara melembabkan sampai 6% atau merendamnya,biarkan
(24+4) jam
3. Hilangkan kelebihan air dengan hati-hati untuk menghindari hilangnya butiran
yang halus,tebarkan benda uji di atas permukaan terbuka yang rata dan tidak
menyerap air,beri aliran udara yang hangat dan perlahanaduk untuk mencapai
pengeringan yang merata.Bila diinginkan bantuan mekanis seperti alat pengaduk
dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mencapai kondisi jenuh kering
permukaan
4. Lakukan dan ulangi untuk memastikan bahwa tidak ada lagi kelebihan kadar air
5. Untuk mencapai kondisi jenuh kering permukaan, penggunaan handuk kertas
dapat dilakukan untuk mengeringkan permukaan butiran agregat tersebut. Kondisi
jenuh kering permukaan tercapai pada saat handuk kertas tersebut terlihat tidak
lagi menyerap air dari permukaan agregat (tidak ada titik air pada permukaan
kertas).
PELAKSANAAN :
1. Isi piknometer dengan air sampai line terakhir dan ditimbang (B)
2. Kemudian keluarkan air dari piknometer dan dibersihkan luar dalam
3. Siapkan pasir SSD sebanyak 500 gram (S)
4. Masukkan pasir SSD ke dalam tabung ukur, jangan sampai tumpah
5. Setelah itu masukkan air sampai line terakhir
6. Goyang-goyangkan sampai udara nampak keluar
7. Tambahkan air kembali sampai line akhir dan ditimbang (C)
8. Keluarkan air dari tabung ukur
9. Keluarkan pasir dari tabung ukur dan keringkan selama 24 jam
10. Timbang pasir kering oven (A)

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman19


ITNY 2020
DATA PENGAMATAN :

No. Pengujian Notasi I II satuan

1 Berat benda uji kondisi jenuh kering muka S 500 500 Gram

2 Berat benda uji kering oven A 490 485 Gram

3 Berat piknometer yang berisi air B 660 685 Gram

4 Berat piknometer dengan benda uji dan air C 980 1005 Gram

HITUNGAN :
Keterangan : W1 = berat piknometer ( gram )
W2 = berat piknometer berisi agregat halus ( gram )
W3 = berat piknometer berisi agregat halus dan air ( gram )
W4 = berat piknometer berisi air ( gram )
a. Berat jenis curah kering
Perhitungan berat jenis curah kering (Sd),dengan rumus berikut ini :

Berat jenis curah kering =


Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat piknometer yang berisi air (gram)
C = Berat piknometer dengan benda uji dan air sampai batas pembacaan
(gram)
S = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan (gram)
b. Berat jenis curah (kondisi jenuh kering permukaan)
Lakukan perhitungan berat jenis curah dalam basis jenuh kering permukaan
(Ss),dengan menggunakaan rumus : Berat jenis curah jenuh kering permukaan =

Keterangan :

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman20


ITNY 2020
B = Berat piknometer yang berisi air (gram)
C = Berat piknometer dengan benda uji dan air sampai batas pembacaan
(gram)
S = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan (gram)

c. Berat jenis semu (apparent)


Lakukan perhitungan berat jenis semu (Sa),seperti berikut ini :

Berat jenis semu=


Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat piknometer yang berisi air (gram)
C = Berat piknometer dengan benda uji dan air sampai batas pembacaan
(gram)
d. Penyerapan air
Perhitungan presentase penyerapan air (Sw),dengan cara :

Penyerapan air =
Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
S = Berat benda uji kondisi SSD/ jenuh kering permukaan (gram)

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman21


ITNY 2020
ANALISIS :

No. Pengujian Notasi I II Rata - Satuan


rata

𝐴
1 Berat jenis curah kering ( Sd ) 2.720 2.694 2.707 gram
(B + S − C)

Berat jenis curah kering 𝐴


2 permukaan ( Ss ) (𝐴 + 𝐴 − 𝐴) 2.780 2.780 2.780 gram

𝐴
3 Berat Jenis Semu (Sa) 2,720 2,694 2,707 gram
(𝐴 + 𝐴 − 𝐴)

(𝐴 − 𝐴)
4 Penyerapan air ( Sw )% 2.04% 3.09% 2.565% %
𝐴

KESIMPULAN :.
Diperoleh hasil rata rata :
Sd = 2,707
Ss = 2,780
Sa = 2,707
Sw = 2,565 %
Dari perolehan hasil tersebut maka disimpulkan bahwa percobaan berat jenis agregat
halus telah memenuhi syarat karena nilai berat jenis 2,4 – 2,9 dan nilai penyerapan
< 5%

ANALISIS
Dari hasil percobaan ke 3 yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa
berpengaruhnya kandungan air pada agregat halus dihasilkan, berat jenis agregat
halus pada kondisi kering oven memiliki nilai lebih kecil dibanding agregat halus
pada kondisi SSD, dikarenakan saat kondisi kering oven kandungan air yang berada
pada agregat halus benar benar kering karena panas oven.
Uji penyerapan agregat halus bertujuan untuk mengetahui tingkat atau
kemampuan agregat halus dalam menyerap air. Dari hasil pengujian didapat nilai

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman22


ITNY 2020
yang memenuhi syarat, ini mempengaruhi faktor air semen saat agregat halus
digunakan sebagai campuran adukan pembuatan beton untuk direncanakan campuran
yang baik.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman23


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 3
PERCOBAAN 3 :Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat halus
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data benda pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
Susylo Tria Arie W = Menimbang benda uji setelah oven
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman24


ITNY 2020
PERCOBAAN NO. 04
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT
KASAR
Tanggal Praktikum : 20–21 Nov 2020
Pelaksana : Kelompok 11
DASAR TEORI :
Berat jenis agregat adalah rasio perbandingan antara massa padat agregat dan massa
air dengan volume sama pada suhu yang sama. Penyerapan adalah kemampuan
agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh
permukaan kering ( SSD = SaturatedSurfaceDry ).
MAKSUD :
Maksud percobaan ini adalah memeriksa berat jenis dan penyerapan air suatu
contoh agregat kasar, dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat kasar : kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
butir terbesar 4,75 mm (No.4 inchi) sampai 40 mm (No. 1,5 inchi)
2. Berat jenis : perbandingan antara berat dari suatu volume dari suatu material
terhadap berat air dengan volume yang sama pada temperatur yang ditentukan.
Nilai-nilainya adalah tanpa dimensi.
a. Berat jenis curah kering ialahperbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat keadaan jenuh pada
suhu 25º C.
b. Berat jenis permukaan jenuh ialah perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25ºC.
c. Berat jenis semu/apparent( ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan kering
pada suhu 25ºC.
3. Penyerapan air ialahperbandingan berat air yang dapat di serap quarryterhadap
berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
4. Syarat mutu agregat kasar
a. Kehalusan (modulus halus butir) 6 – 7,1
b. Kadar lumpur maksimum 1 %

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman25


ITNY 2020
c. Kadar zat organik di uji dengan larutan Natrium Sulfat bagian yang
hancurmaksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18
%
d. Berat jenis kerikil 2,5 – 2,7
ALAT :
1. Timbangan : Timbangan harus sesuai dengan persyaratan.Timbangan harus
dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk menggantung wadah contoh benda
uji di dalam air pada bagian tengah-tengah alat penimbang.
2. Wadah contoh benda uji : Suatu keranjang kawat 3,35 mm untuk agregat dengan
ukuran nominal maksimum 37,5 mm (saringan No. inci) atau lebih kecil, dan
wadah yang lebih besar jika dibutuhkan untuk menguji ukuran maksimum agregat
yang lebih besar.
3. Tangki/tandon air : Sebuah tangki air yang kedap dimana contoh benda uji dan
wadahnya akan ditempatkan dengan benar-benar terendam ketika digantung
dibawah timbangan, dilengkapi dengan suatu saluran pengeluaran untuk menjaga
agar ketinggian air tetap.
4. Alat penggantung (kawat) : kawat untuk menggantung wadah contoh benda uji
haruslah kawat dengan ukuran praktis terkecil untuk memperkecil seluruh
kemungkinan pengaruh akibat perbedaan panjang kawat yang terendam.
5. Oven : Oven yang dapat dipergunakan harus memiliki kapasitas yang
sesuai,dilengkapi pengatur temperatur dan mampu memanaskan sampai
temperatur (110+5) .
6. Alat bantu lain

PELAKSANAAN :
1. Siapkan 1000 gram agregat kasar dari contoh benda uji untuk pemeriksaan secara
duplo (dua percobaan yang terpisah).
2. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat
pada permukaan.
3. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110+5) sampai berat tetap.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman26


ITNY 2020
Catatan :
bila penyerapan dan berat harga jenis digunakan dalam pekerjaan beton dimana
agregatnya digunakan pada keadaan air aslinya, maka tidak perlu digunakan
pengeringan dengan oven.
4. Dinginkan benda uji pada suhu kamar 1-3 jam, kemudian timbang dengan
ketelitian 0,5 gram (A).
5. Rendam benda uji pada suhu kamar selam 24 ± 4 jam.
6. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan harus satu persatu.
7. Timbang benda kering- permukaan jenuh (B).
8. Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya didalam air (C) dan ukur suhu air
untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25ºC).
Catatan : banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir
berat dan ringan; bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang
tidak tetap walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati, dalam hal
ini beberapa pemeriksaan ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata rata
yang memuaskan.

DATA PENGAMATAN :

No. Pengujian Notasi I II Satuan

1 Berat benda uji kering oven A 1000 1000 gram

2 Berat benda uji kering permukaan B 1025 1020 gram

3 berat benda uji dalam air C 601 598 gram

HITUNGAN :
1. Berat jenis curah kering
Lakukan perhitungan berat jenis curah kering (Sd) pada temperatur air 23 0C
dengan rumus sebagai berikut :

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman27


ITNY 2020
Berat jenis curah kering =
Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan diudara (gram)
C = Berat uji dalam air(gram)
2. Berat jenis curah (kondisi jenuh kering permukaan/SSD)
Lakukan perhitungan berat jenis curah jenuh kering permukaan (Ss)pada
temperatur air 230C :

Berat jenis curah jenuh kering permukaan =


Keterangan :
B = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan di udara (gram)
C = Berat uji dalam air(gram)
3. Berat jenis semu (apparent)
Perhitungan berat jenis semu (Sa),pada temperatur air 230Cdengan cara berikut
ini :

Berat jenis semu =

Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram) C = Berat uji dalam air(gram).
4. Penyerapan air
Perhitungan presentase penyerapan air (Sw),dengan cara :

Penyerapan air = x 100


Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan di udara (gram)

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman28


ITNY 2020
ANALISIS :

Rata
No. Pengujian Notasi I II Satuan
rata

𝐴
1 Berat jenis curah kering ( Sd ) 2.358 2.370 2.364 gram
(𝐴 − 𝐴)

Berat jenis curah kering 𝐴


2 permukaan (𝐴 − 𝐴) 2.417 2.417 2.417 gram
( Ss )

𝐴
3 Berat jenis semu ( Sa ) 2.506 2.487 2.496 gram
(𝐴 − 𝐴)

(𝐴 − 𝐴)
4 Penyerapan air ( Sw ) 𝐴 2.5% 2% 2.25% %

KESIMPULAN :
Diperoleh hasil rata rata :
Sd = 2,364
Ss = 2,417
Sa = 2,496
Sw = 2,25 %
Berdasarkan syarat SNI S-04-1989-F yang diadopsi pada SNI 03-2847-2002 untuk
berat jenis sebesar 2,5-2,7 dan nilai penyerapan maksimal yang disyaratkan sebesar
3%.
Maka disimpulkan bahwa dari perolehan hasil data diatas menunjukkan bahwa
percobaan pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar telah memenuhi
syarat penyerapan yaitu 2,25% < 3%, tetapi untuk syarat berat jenis belum memenuhi
syarat karena nilainya < 2,5 – 2,7.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman29


ITNY 2020
ANALISIS :
Dari hasil percobaan ke 4 yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa berpengaruhnya
kandungan air pada agregat kasar dihasilkan, berat jenis agregat kasar pada kondisi
kering oven memiliki nilai lebih kecil dibanding agregat halus pada kondisi SSD,
dikarenakan saat kondisi kering oven kandungan air yang berada pada agregat kasar
benar benar kering karena panas oven.
Uji penyerapan agregat kasar bertujuan untuk mengetahui tingkat atau
kemampuan agregat kasar dalam menyerap air. Dari hasil pengujian didapat nilai
yang memenuhi syarat, ini mempengaruhi faktor air semen saat agregat kasar
digunakan sebagai campuran adukan pembuatan beton untuk direncanakan campuran
yang baik.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman30


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 4
PERCOBAAN 4 :Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data benda pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
Susylo Tria Arie W = Menimbang dan mengeringkan benda uji dengan handuk
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman31


ITNY 2020
PERCOBAAN NO. 05
PEMERIKSAAN KONDISI SSD AGREGAT HALUS /PASIR
Tanggal Praktikum : 20-21 Nov 2020
Pelaksana : Kelompok 11

DASAR TEORI :
SSD atau SaturatedSurfaceDryadalah keadaan pada agregat yang tidak
terdapat air pada permukaannya tetapi pada rongganya terisi oleh air sehingga tidak
mengakibatkan penambahan maupun pengurangan kadar air dalam beton.
Pemeriksaan SSD adalah untukmemperoleh pasir yang sesuai sebagai bahan
campuran adukan beton, hal ini berhubungan dengan sedikit atau banyaknya air yang
dikandung oleh pasir tersebut.
MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa kondisi jenuh kering muka suatu contoh
agregat halus/pasir, dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat halus: Pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75
mm (No.4).
CARA MEMBUAT PASIR DALAM KONDISI JENUH KERING MUKA
(SSD)
1. Ambil pasir secukupnya dari contoh pasir yang tersedia.
2. Rendam pasir tadi dalam air bersih sampai semua pasir terendam air, selama 24
jam.
3. Ambil pasir dari dalam air, letakan diatas koran dan pasir diratakan
permukaannya hingga timbunan tipis kira-kira setebal 3-5 cm dan
dianginanginkandidalam ruangan (terlindung dari sinar matahari langsung). Pada
saatsaat tertentu pasir dibolak-balik.
4. Jika pasir sudah tampak tidak basah lagi permukaanya, ujilah dengan alat uji pasir
SSD, yaitu berupa kerucut terpancung dari kuningan dan tongkat uji/pemukul.
CARA MENGUJI PASIR SSD :
1. Letakan kerucut (terpancung) uji pasir SSD ditempat yang datar, dengan bagian
yang besar dibawah.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman32


ITNY 2020
2. Pegang tepi kerucut dengan kuat.
3. Isikan pasir yang akan diuji kedalam kerucut sampai kira-kira sepertiga kerucut.
4. Tumbuklah pasir dengan menggunakan tongkat uji/pemukul sebanyak 8kali.
5. Menumbuknya hanya menggunakan tongkat ke atas permukaan pasir dalam
kerucut dengan berpindah-pindah tempat (kerucut tidak boleh terkena penumbuk).
6. Isikan lagi pasir kedalam kerucut sampai isi kerucut kira-kira 2/3 tinggi kerucut.
7. Tumbuk lagi sebanyak 8 kali seperti langkah (d).
8. Tambahkan pasir kedalam kerucut hingga rata permukaan kerucut, dan tumbuk
lagi 8 kali.
9. Tambahkan pasir lagi kedalam kerucut hingga pasir melebihi bibir kerucut.
10. Ratakan permukaan pasir di atas bibir kerucut dengan menggunakan pisau aduk
sehingga permukaan pasir rata dengan permukaan kerucut.
11. Bersihkan pasir yang berada di sekitar kerucut.
12. Angkat kerucut dengan hati-hati vertikal ke atas.
13. Periksalah keadaan pasir yang keluar dari kerucut tadi.
- Jika keadaannya masih berbentuk kerucut terpancung seperti cetakannya,
berarti pasir masih basah.
- Jika pasirnya turun dengan cepat sehingga permukaannya hampir rata,
maka pasir dalam keadaan kering.
- Keadaan SSD tercapai, jika pasir berbentuk kerucut dengan tinggi sedikit
lebih rendah dari pada tinggi kerucut (terpancung) uji.

KESIMPULAN :
Dari hasil percobaan pemeriksaan kondisi SSD agregat halus/pasir yang telah
kami lakukan didapat hasil seperti pada gambar yang telah kami lampirkan dibawah
Dari hasil pada gambar yang tertera dibawah dapat disimpulkan, keadaan SSD
telah tercapai, karena pasir berbentuk kerucut dengan tinggi sedikit lebih rendah dari
pada tinggi kerucut uji.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman33


ITNY 2020
Berikut gambar hasil uji kondisi SSD agregat halus :

Kategori :Keadaan pasir SSD (SaturatedSurfaceDry )

ANALISIS
Kondisi SSD diperoleh ketika kerucut uji diangkat dan kondisi pasir ssd dapat
dilihat ketika kerucut uji diangkat maka terlihat pasir yang tercetak lebih rendah dari
kerucut uji dan terdapat runtuhan pasir yang cukup signifikan.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman34


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 5
PERCOBAAN 5 :Pemeriksaan kondisi SSD agregat halus
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman35


ITNY 2020
PERCOBAAN NO. 06
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS
Tanggal Praktikum : 20-21 Nov 2020
Pelaksana : Kelompok 11

DASAR TEORI :
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam
agregat perlu diketahui karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan
didalam campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung air) akan
membuat campuran juga lebih basah dan sebaliknya.
MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa kadar air suatu contoh agregat halus/pasir,
dengan pengertian istilah sebagai berikut :
Agregat halus: pasir alam sebagai disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir sebesar 4,75mm
(No.4)
1. Pengujian kadar air pasir contoh
a. Bahan dan alat
1. Pasir contoh yang akan diuji
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
3. Oven
4. Tempat pasir/cawan
5. Sendok
b. Langkah kerja
1. Ambil dari contoh pasir yang tersedia dengan cara kuartering kira-kira
sebanyak 500 gram
2. Timbang pasir contoh dengan cawannya seberat W2 gram, buatlah secara
duplo (dua percobaan terpisah).
3. Keringkan pasir dalam oven, dengan suhu 105 0C selama 24 jamatau
sampai beratnya tetap.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman36


ITNY 2020
4. Keluarkan dari dalam oven kemudian sampel didinginkan selanjutnya
masing-masing contoh uji pasir beserta cawannya ditimbang, W3 gram.
5. Hitung pasir kadar air contoh tersebut.
2. Pengujian kadar air pasir dalam keadaan SSD
Kadar air pasir dalam keadaan SSD biasa disebut dengan penyerapan air oleh
agregat halus / pasir
a. Bahan dan alat
1. Kerucut terpancung dari kuningan (kerucut uji pasir SSD)
2. Alat penumbuk uji pasir SSD
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
4. Cawan/tempat pasir
5. Sendok
6. Ember dan air bersih
7. Goni
8. Oven
b. Langkah kerja
1. Ambil pasir contoh sebanyak kira-kira 500 gram
2. Rendam pasir tersebut dalam air bersih selama 24 jam
3. Buang air dalam ember, tempatkan pasir di atas goni dan ratakan agak
tipis, serta diangin-anginkan dalam ruangan yang terlindung dari sinar
matahari langsung
4. Jika pasir sudah dalam keadaan SSD, ambil sebagian contohnya dan
masukan kedalam cawan dan timbanglah beratnya, W2 gram, buatlah
pengujian secara duplo
5. Keringkan pasir dengan suhu 105° C, sampai beratnya tetap
6. Timbanglah pasir tersebut dengan cawannya, andaikan beratnya W3 gram
7. Lakukanlah perhitungan kadar airnya

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman37


ITNY 2020
DATA PENGAMATAN :

No. Data Pengujian Notasi I II Satuan

1 Berat cawan kosong W1 55 35 gram

2 Berat benda uji SSD + cawan W2 555 535 gram

3 Berat benda uji kering oven + cawan W3 545 525 gram

HITUNGAN :
Jika : W1 = berat cawan kosong ( gram )
W2 = berat cawan dengan contoh pasir uji ( gram )
W3 = berat cawan dengan contoh pasir uji kering oven (gram)
Maka untuk mencari kadar air pasir contoh menggunakan rumus :
Jika berat cawan kosong = W1 gram, maka :

Kadar air pasir SSD


Karena dilakukan secara duplo (dua contoh), maka hasilnya di rata-rata .

ANALISIS :

Rata
No. Perhitungan Rumus I II Satuan
rata

A = berat benda uji


1 ( W3-W1 ) 490 490 490 gram
kering oven

2 B = Berat air ( W2 - W3 ) 10 10 10 gram

3 Kadar air benda uji B/A 2.04% 2.04% 2.04% %

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman38


ITNY 2020
KESIMPULAN :
Kadar air pada agregat sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung
dalam agregat. Semakin besar selisih antara berat agregat semula dengan berat agregat
setelah kering oven maka semakin banyak pula air yang dikandung oleh agregat tersebut
ataupun sebaliknya.
Karena besar kecilnya kadar air berbanding lurus dengan jumlah air yang terkandung
dalam agregat, maka senakin besar jumlah air yang terkandung dalam agregat maka
semakin besar pula kadar air agregat itu, dan sebaliknya. Akan tetapi bila berat kering
oven besar maka kadar air akan semakin kecil dan sebaliknya
Dari percobaan ke 6 yang telah dilakukan didapatkan hasil kadar air benda uji sebesar
2.04 %.
Syarat kadar air yaitu diantara 3% < ….. < 5%
Dari hasil percobaan yang dilakukan disimpulkan bahwa agregat halus yang diuji
memiliki persentase kadar air yang kurang dari nilai persentasi minimal kandungan
kadar air yakni 3%.
ANALISIS
Agregat halus yang diuji memiliki persentase kadar air kurang 3%, hal tersebut
dikarenakan agregat halus yang digunakan dalam keadaan benar-benar kering, sehingga
apabila agregat halus akan digunakan sebagai bahan campuran sebaiknya kadar air nya
ditambah.Dengan cara membasahi agregat sesuai dengan kebutuhan kadar air yang di
tentukan, cara membasahinya bisa dengan cara di semprot atau cara lainnya

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman39


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 6
PERCOBAAN 6 :Pemeriksaan kadar air agregat halus
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data benda pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
Susylo Tria Arie W = Menimbang benda uji setelah oven
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman40


ITNY 2020
PERCOBAAN NO. 07
PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT HALUS
Tanggal Praktikum : 20 Nov 2020
Pelaksana : Kelompok 11

DASAR TEORI :
Uji gradasi merupakan pengujian yang dimaksudkan untuk mengetahui atau
menentukan gradasi/sebaran butir/pembagian butir agregat dengan menggunakan
saringan dengan ukuran lubang yang telah ditentukan. Gradasi agregat adalah
distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran
yang sama (seragam) maka volume pori akan besar, sebaliknya bila ukuran
butirbutirnya bervariasi maka volume pori akan kecil. Hal ini dikarenakan butiran
yang kecil akan mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-porinya
menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya akan lebih tinggi.Agregat untuk
pembuatan mortar atau beton diinginkan suatu butiran yang mempunyai kemampatan
yang tinggi.
MAKSUD:
Maksud percobaan adalah menentukan distribusi ukuran butiran suatu contoh
agregat halus dengan pengertianistilah sebagai berikut :
1. Agregat halus: pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75
mm (No.4).
2. Gradasi adalah : distribusi ukuran butiran agregat.
3. Syarat mutu agregat halus
a. Kehalusan (modulus halus butir) 1,5-3,80
b. Kadar lumpur maksimum 5%.
c. Kadar zat organik diuji dengan larutan NaOH 3%, tidak melebihi warna
larutan pembanding.

ALAT DAN BAHAN :


1. Pasir
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman41


ITNY 2020
3. Oven
4. Tempat pasir
5. Sendok
6. Ayakan standar
7. Sikat halus
LANGKAH KERJA :
1. Ambilah contoh agregat halus yang tersedia.
2. Keringkan agregat halus dalam oven sampai beratnya tetap pada suhu 1050C.
3. Timbang agregat halus kering oven seberat 1000 gram.
4. Bersihkan semua ayakan yang akan dipakai dengan menggunakan sikat agar
dalam ayakan tidak terdapat sisa-sisa agregat halus.
5. Masukkan agregat halus ke dalam ayakan standar yang tersusun menurut
diameter-diameter sebagai berikut :9,5 mm, 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60
mm, 0,30 mm, 0,15 mm, dan 0,075mm, dengan diameter terbesar paling atas.
6. Ayaklah agregat halus tersebut dengan menggunakan mesin penggetar ayakan
selama 5 menit.
7. Tuangkan agregat halus yang tertinggal pada masing-masing ayakan pada cawan
yang telah diberi nomor agar tidak salah data. Ayakan harus sebersih-bersihnya
dapat dilakukan agar tidak ada agregat halus yang tertinggal pada ayakan.
8. Timbanglah sisa di atas masing-masing ayakan tersebut.
9. Hitung Modulus Kehalusan Butir agregat halus contoh yang telah dikerjakan.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman42


ITNY 2020
DATA PENGAMATAN :
Berat cawan = 104 gram

Lubang Berat
No.
ayakan ( mm ) tertinggal ( gram )

1 9.5 0

2 4.75 15

3 2.36 45

4 1.18 100

5 0.6 340

6 0.3 335

7 0.15 130

8 0.075 35

Jumlah 1000

CARA MENGHITUNG MODULUS HALUS BUTIR PASIR :


1. Buatlah tabel untuk menghitung dengan kolom-kolom seperti contoh.
2. Tulis diameter ayakan yang digunakan berurutan mulai dari diameter terbesar
sampai dengan terkecil pada kolom paling kiri.
3. Cantumkan hasil pengujian ayak yang anda dapatkan dengan menuliskan berat
sisa ayakan pada masing- masing ayakan sesuai dengan diameter ayakan
masingmasing dalam gram, dalam kolom “berat tertinggal”.
4. Jumlahkan berat tertinggal tadi dan tuliskan pada bagian bawah tabel. Angka ini
kadang-kadang tidak tepat sama dengan banyaknya pasir yang diayak, karena saat
membersihkan ayakan baik sebelum maupun sesudah dipakai tidak selalu bersih.
Kelebihan atau kekurangan berat dari berat sebelumnya tidak boleh lebih dari
1%. Jika selisih berat lebih dari 1%, maka pengayakan harus diulang.
5. Tuliskan pada kolom “persen tertinggal” angka – angka pada kolom ke (2) tadi
nilai tertinggal dalam % (jumlah berat tertinggal= 100%).

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman43


ITNY 2020
6. Persen tertinggal komulatif dicari dengan cara sebagai berikut :

Persen
Lubang Berat tertinggal Persen lolos
No. Persen
ayakan tertinggal komulatif ( komulatif (
( mm ) ( gram ) tertinggal ( % ) %) %)

1 9.50 0 0 0 100

2 4.75 15 1.5 1.5 98.5

3 2.36 45 4.5 6 94

4 1.18 100 10 16 84

5 0.60 340 34 50 50

6 0.30 335 33.5 83.5 16.5

7 0.15 130 13 96.5 3.5

8 0.075 35 3.5 100 -

Jumlah 1000 100% 353.5 -

Modulus halus butir 353.5/100 = 3.535 -


( mhb )

Ayakan no.1 = % tertinggal komulatif = 0


Ayakan no.2 = % tertinggal no.1 + % tertinggal no.2
Ayakan no.3 = % tertinggal no.1 + % tertinggal no.2 + % tertinggal no.3
Ayakan no.4 = % tertinggal no.1 + % tertinggal no.2 + % tertinggal no.3 + %
tertinggal no.4
7. Persen tembus komulatif, dihitung dengan cara :
Angka pada setiap ayakan didapat dengan menghitung :100% - % tertinggal
komulatif. Jadi, % tertinggal komulatif + % lolos komulatif= 100%.
8. Jumlah semua angka-angka pada kolom % tertinggal dan % tertinggal komulatif.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman44


ITNY 2020
9. Yang dimaksud dengan angka kehalusan atau modulus halus butir (mhb) adalah
jumlah % tertinggal komulatif dibagi 100.

KESIMPULAN :
Disimpulkan bahwa pada pemeriksaan gradasi agregat halus yang telah
dilakukan dan dianalisis didapatkan MHB sebesar 3,535, hasil tersebut telah
memenuhi syarat mutu agregat halus, dengan syarat MHB 1,5 – 3,80
Berdasarkan kriteria nomor saringan maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
kehalusan agregat tersebut baik dilihat dari grafik hasil perhitungan berada diantara
batas atas dan batas bawah standar yang telah ditetapkan.

Berikut ini grafik presentase butir lolos :

GRAFIK GRADASI AGREGAT


11 HALUS
0 10 9180,0 10
Persen Lolos Saringan (

0 0
90 90 94 5
84 90
75
70
59
55
50 50

35
30 30
16,
%)

10 10 5
30,
8
- 5
10 0,15 0,3 0,6 1,18 2,36 5 9,5
persen
3,5 16,5 50 84 94 98,5 100
lolos
komulatif
batas awah 0 8 35 55 75 90 100
batas atas 10 30 59 90 100 100 100

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman45


ITNY 2020
ANALISIS
Keadaan agregat halus tersebut berdasarkan kurva gradasi yang dibuat cukup ideal
karena berada diantara batas-batas kurva gradasi ideal agregat halus. Hal ini
menunjukkan bahwa agregat halus yang ada merupakan heterogen. Hal ini juga
menunjukan bahwa pembagian butir (gradasi) agregat cukup merata.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman46


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 7
PERCOBAAN 7 :Pemeriksaan gradasi agregat halus
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data benda uji & hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman47


ITNY 2020
PERCOBAAN NO. 08
PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT KASAR
Tanggal Praktikum : 20 Nov 2020
Pelaksana : Kelompok 11

DASAR TEORI :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi / pembagian butir
agregat kasar dengan menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi
ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama
(seragam) maka volume pori akan besar, sebaliknya bila ukuran butir-butirnya
bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini dikarenakan butiran yang kecil
akan mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-porinya menjadi
sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi.Agregat untuk pembuatan mortar
atau beton diinginkan suatu butiran yang memiliki kemampatan tinggi sehingga
hanya membutuhkan sedikit bahan pengikat.

MAKSUD:
Maksud percobaan adalah menentukan distribusi ukuran butiran suatu contoh agregat
kasar dengan pengertianistilah sebagai berikut:
1. Agregat kasar : Kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No.1,5 inci)
2. Gradasi adalah : Distribusi ukuran butiran agregat kasar.
3. Syarat mutu agregat kasar
a. Kehalusan (modulus halus butir) 6 – 7,1
b. Kadar lumpur maksimum 1 %
c. Kadar zat organik di uji dengan larutan Natrium Sulfat bagian yang
hancurmaksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum
18%
d. Berat jenis pasir 2,5 – 2,7

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman48


ITNY 2020
ALAT DAN BAHAN :
1. Agregat kasar / kerikil
2. Oven
3. Desikator
4. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
5. Tempat agregat
6. Ayakan standar
7. Sikat halus
8. Alat bantu lain
LANGKAH KERJA :
a. Ambil contoh agregat dari contoh yang tersedia, sebanyak 1000 gram.
b. Keringkan agregat kasar dalam oven sampai beratnya tetap pada suhu 1050C.
c. Ambil agregat dari oven dan masukkan kedalam desikator untuk mendiginkan.
d. Ambil agregat dari dalam desikator dan timbang beratnya.
e. Susunlah ayakan berurutan dengan diameter terbesar di bagian paling atas.
f. Masukkan agregat kering oven tadi ke dalam ayakan yang paling atas.
g. Ayaklah agregat dengan mesin penggetar selama 5 menit.
h. Tuangkan berat tertahan di masing – masing ayakan hingga dalam ayakan tidak
ada agregat tertinggal. Jangan lupa beri nomor ayakan pada setiap tempat sisa
ayakan berurutan dari ayakan yang paling atas.
i. Timbang berat tertahan pada masing – masing ayakan tersebut.
j. Masukkan ke dalam tabel perhitungan yang tersedia.
k. Hitung modulus halus agregat kasar.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman49


ITNY 2020
DATA PENGAMATAN :

Lubang Berat
No.
ayakan ( mm ) tertinggal ( gram )

1 76.2 0

2 50.8 0

3 38.1 0

4 31.7 0

5 25.4 0

6 19 190

7 12.7 300

8 9.5 225

9 4.75 260

10 2.36 10

11 0.075 15

Jumlah 1000

CARA MENGHITUNG MODULUS HALUS BUTIR KERIKIL :


a. Buatlah tabel dengan kolom – kolom berurutan dari kiri : Nomor, diameter
ayakan (mm), berat tertinggal (gram), persen tertinggal, persen tertinggal
komulatif, persen lolos komulatif.
b. Isikan hasil uji di atas pada kolom 2 : berat tertinggal (gram)
c. Jumlahkan semua berat tertahan (berat tertinggal) ayakan. Jumlah ini boleh
berubah dari berat sebelum diayak tetapi kelebihan/kekurangannya tidak boleh
lebih dari 5% berat semula.
d. Isi kolom ke tiga dengan mengubah angka – angka kolom kedua dalam persen
berdasarkan atas jumlah nyata dari hasil uji.
e. Untuk mengisi kolom-kolom selanjutnya sama dengan cara menentukan

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman50


ITNY 2020
kehalusan butir pada agregat halus.

ANALISIS DATA :

Lubang Berat tertinggal ( Persen Persen Persen lolos


ayakan ( gram ) tertinggal komulatif ( % )
No. tertinggal ( % )
mm ) komulatif (
%)

1 76.2 0 0 0 100

2 50.8 0 0 0 100

3 38.1 0 0 0 100

4 31.7 0 0 0 100

5 25.4 0 0 0 100

6 19 190 19 19 81

7 12,7 300 30 49 51

8 9.5 225 22.5 71.5 28.5

9 4.75 260 26 97.5 2.5

10 2.36 10 1 98.5 1.5

11 0.075 15 1.5 100 -

Jumlah 1000 100% 435.5

Modulus halus butir 435.5/100 = 4.355


( mhb )

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman51


ITNY 2020
KESIMPULAN :
Dari percobaan ke 8 yang telah dilakukan didapatkan hasil modulus kehalusan
agregat kasar sebesar 4,355.
Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa nilai modulus yang didapat belum memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan, yaitu dengan rentang 6 – 7,1 .

Berikut gambar grafik presentase butir lolos :

ANALISIS
Dari hasil kurva gradasi yang telah dilampirkan kurang ideal karena berada
diluar batas atas dan bawah yang telah ditentukan
Pembagian butir agregat (gradasi) cenderung tidak heterogen, yang
menyebabkan campuran beton yang kurang padat dan cenderung menghasilkan
segregrasi dan bleeding pada beton kurang baik.
Solusi untuk mengatasi gradasi yang kurang baik disarankan melakukan
pemilihan ukuran agregat sebelum digunakan untuk campuran beton dengan
komposisi yang baik hingga memenuhi standar yaitu berada pada batas atas dengan
bawah .

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman52


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 8
PERCOBAAN 8 :Pemeriksaan gradasi agregat kasar
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data benda uji & hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman53


ITNY 2020
PERCOBAAN NO.09
PEMERIKSAAN NILAI SLUMP
Tanggal Praktikum : 20-21 Nov 2020
Pelaksana : Kelompok 11

SLUMP TEST :
Slumptest bertujuan untuk menunjukkan workabilityatau istilah bakunya
(seberapa lecak/encer/muddy) suatu adukan beton.Testtersebut harus selalu dilakukan
dengan hati-hati. Test yang kurang memperhatikan prosedur yang baik dan benar
dapat memberikan hasil yang tidak tepat.
SAMPLING :
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batchbeton, misalnya
dari truk beton atau trukready-mix. Pengambilan sampel ini harus sesegera mungkin
dilakukan begitu truk sudah sampai dilokasi proyek. Jadi, sampel diambil di lokasi
(akan lebih baik lagi jika lokasi pengambilan yaitu ditempat beton dituangkan dari
ujung pipa mobil concretepump), bukan di BatchingPlant, yaitu tempat dimana truk
ready mix mengambil dan mencampur bahan baku beton.
Sampel dapat diambil dalam dua cara :
1. Untuk persetujuan boleh dipakai atau tidak, sampel diambil setelah 0,2 meter
kubik beton sudah dituang (dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu
sebanyak 0.2 meter kubik, kemudian diambil sampel. Jika oke, beton tersebut
boleh dipakai. Jika tidak, tentu saja dikembalikan.
2. Untuk pengecekan rutin : sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton
dalam truk.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman54


ITNY 2020
SLUMP TEST :
Tujuannya adalah memastikan bahwa campuran beton tersebut tidakterlalu encer dan
tidak terlalu keras/kental. Slump yang diukur harus berada dalam range atau dalam
batas toleransi dari yang ditargetkan.
ALAT :
1. Slumpcone/kerucut terpancung ukuran standar (diameter atas 100 mm, diameter
bawah 200 mm dan tinggi 300 mm)
2. Sekup kecil
3. Batang besi silinder (panjang 600 mm, diameter 16 mm)
4. Penggaris/mister/ruler
5. Papan slump (ukuran 500x500 mm)
BAHAN :
Dari hasil hitungan mix designyang terlampir, diperoleh bahan dan kuat tekan beton
yang direncanakan sebagai berikut :

1. Air sebanyak = 1,312 liter


2. Semen sebanyak = 3,124 kg
3. Pasir sebanyak = 3,640 kg
4. Split sebanyak = 5,456 kg
5. Direncanakan kuat tekan beton(28 hari) = 42 Mpa

LANGKAH KERJA :
1. Bersihkan cone/kerucut.
2. Basahi permukaannya dengan air dan ditempatkan di papan slump.
3. Papan slump harus bersih, stabil/tidak mudah bergeser, tidak berdebu, tidak
miring dan tidak menyerap air
4. Ambil sampel beton segar dari tempat adukan
5. Berdiri pada pijakan (kuping) yang ada pada cone. Isi sepertiga bagian dari cone
dengan sampel. Padatkan dengan cararodding, yaitu menusuk-nusuk beton
sebanyak 25 kali. Lakukan dari bagian terluar hingga kebagian tengah.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman55


ITNY 2020
6. Isi lagi hingga mencapai 2/3 bagian cone. Lakukan rodding25 kali, tapi hanya
sampai kebagian atas lapisan pertama bukan kedasarcone.
7. Isi hingga penuh, lakukan lagi rodding25 kali hingga ke bagian atas lapisan
kedua.
8. Ratakan bagian atas beton yang “meluap” dengan menggunakan batang besi.
Bersihkan papan slump di sekitar cone. Tekan pegangan conekebawah, dan
lepaskan pijakan.
9. Diamkan bahan yang sudah ditumbuk didalamcone selama 1 menit.
10. Angkat pelan-pelan cone tersebut jangan sampai sampel bergerak/bergeser.
11. Balikkan cone, tempatkan disamping sampel dan letakkan batang besi di atas cone
yang terbalik tersebut.
12. Ukur slump di beberapa titik, dan catat dan laporkan harga rata-ratanya.
13. Jika sampelnya gagal atau berada di luar toleransi, maka harus diambil sampel
lain, kemudian dilakukan slumptest lagi. Jika masih gagal juga, maka beton
tersebut boleh ditolak.

PERHITUNGAN NILAI SLUMP :


Bentuk Slump akan berbeda sesuai dengan kadar airnya.

• Gambar 1 : Collapse/ runtuh


Keadaan ini disebabkan terlalu banyak air/basah sehingga campuran dalam
cetakan runtuh sempurna, bisa juga karena merupakan campuran yang
workabilitynya tinggi yang diperuntukkan untuk lokasi pengecoran tertentu
sehingga memudahkan pemadatan,
• Gambar 2 : Shear

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman56


ITNY 2020
Pada keadaan ini bagian atas sebagian bertahan dan sebagian runtuh sehingga berbentuk
miring, mungkin terjadi karena adukan belum rata tercampur.
• Gambar 3 : True
Merupakan bentuk slump yang benar dan ideal.Jika pada sat uji slump bentuk yang
dihasilkan adalah collapse atau shear, maka tidak perlu membuat campuran baru
terburu-buru. Cukup ambil sample beton segar yang baru dan mengulang pengujian

Didapatkan hasil :
a. Terendah Slump 1,5 cm
b. Sedang Slump 2 cm
c. Tertinggi Slump 2,5 cm

NILAI SLUMP = Tinggi cetakan tinggi rata-rata benda uji Data


yang di dapat :
- Tinggi kerucut / cetakan (T) = 300 mm
- Titik tertinggi slump (a) =25 mm dari batang logam yang diletakkan
di permukaan kerucut terbalik
- Titik tinggi sedang (b) = 20 mm dari batang logam yang diletakkan
di permukaan kerucut terbalik
- Titik terendah (c) = 15 mm dari batang logam yang
diletakkan di permukaan kerucut
terbalik
Mencari tinggi rata-rata :
Ta = 25 mm
Tb =20mm
Tc =15 mm +
Ttot = 60 mm
Rata-rata tinggi slump
Ttot/n = 60/3 = 20 mm = 2 cm

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman57


ITNY 2020
KESIMPULAN :
Pada percobaan yang dilakukan 1 x uji slump didapat :
1. Dari hasil percobaan bentuk slump yang didapatkan yaitu truedengan nilai slump
tidak sesuai dengan perencanaan. Nilai Slump yang direncanakan adalah 10 ± 2
cm. Nilai slump yang didapatkan pada percobaan diperoleh nilai rata-rata sebesar
2 cm.
2. Dari hasil percobaan diatas nilai slump tergolong rendah sehingga memiliki
kemudahan pengerjaan (workability) yang relatif kecil, hal ini dikarenakan
penggunaan material yang belum memenuhi syarat dan juga belum adanya
pengalaman dalam pencampuran material..

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman58


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 9
PERCOBAAN 9 :Pemeriksaan nilai slump
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
SusyloTria Arie W = Mencampurkan bahan-bahan benda pengujian
SusyloTria Arie W = Menyiapkan bahan benda uji
Dwi Arham A = Menimbang kebutuhan bahan uji sesuai mix desain

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman59


ITNY 2020
PERCOBAAN NO.10
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
Tanggal Praktikum : 18 Desember 2020
Pelaksana : Kelompok 11
DASAR TEORI :
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian ini untuk menentukan
kuat tekan (compressivestrength) beton dengan benda uji berbentuk silinder dan
kubus yang dibuat dan dimatangkan (curring) di laboratorium maupun di lapangan.
Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasil oleh
mesin tekan.
MAKSUD/TUJUAN :
Tes Uji Tekan ini bertujuan untuk mengetahui berapa kekuatan yang bisa
dicapai beton tersebut. Test Uji Tekan ini tentu saja dilakukan pada saat beton sudah
mengeras.Test tersebut harus selalu dilakukan dengan hati-hati. Test yang kurang
memperhatikan prosedur yang baik dan benar dapat memberikan hasil yang tidak
tepat.
SAMPLING
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batchbeton,
misalnya dari truk beton atau truckready-mix. Pengambilan sampel ini harus sesegera
mungkin dilakukan begitu truk sudah sampai di lokasi proyek. Jadi, sampel diambil di
lokasi (akan lebih baik lagi jika lokasi pengambilan yaitu tempat beton dituang dari
ujung pipa mobil concretepump), bukan di BatchingPlant, yaitu tempat dimana truk
ready mix mengambil dan mencampur bahan baku beton.
Sampel dapat diambil dalam duaacara :
1. Untuk persetujuan boleh dipakai atau tidak, sampel diambil setelah 0,2 meter
kubik beton sudah dituang (dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu
sebanyak 0,2 meter kubik, kemudian diambil sampel. Jika oke, beton tersebut
boleh dipakai. Jika tidak, tentu saja dikembalikan.
2. Untuk pengecekan rutin : sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton
dalam truk.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman60


ITNY 2020
UJI KUAT TEKAN
Uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton yang sudah
mengeras. Tes ini dilakukan di laboratorium, dan tentu saja bukan di lokasi proyek
(off-site). Yang biasa di lokasi (site) hanyalah membuat atau mencetak beton silinder
untuk diuji, karena sampelnya ada di site. Tidak boleh membawa sampel ke
laboratorium, kemudian masukkan ke cetakan silinder. Cetakan silinder harus
disediakan di lokasi proyek. Kekuatan beton dapat diukur dalam satuan MPa atau
satuan lain misalnya kg/cm2. Kuat tekan ini menjukkan mutu beton yang diukur pada
umur 28 hari.
ALAT :
1. Cetakan silinder (diameter 100 mm x 200 mm, atau diameter 150 x 300 mm)
2. Sekup kecil
3. Batang besi silinder (panjang 600 mm, diameter 16 mm, salah satu ujungnya
dibulatkan)
4. Pelat baja sebagai dudukan

BAHAN :
Adukan beton untuk benda uji yaitu di dapat dari perhitungan mix design
beton. Perbandingan campuran yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Air sebanyak = 1,312 liter
2. Semen sebanyak = 3,124 kg
3. Pasir sebanyak = 3,640 kg
4. Split sebanyak = 5,456 kg
5. Mutu beton disyaratkan (f’c) = 30 Mpa
6. Mutu beton rencana (f’c + Margin) = 42 Mpa

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman61


ITNY 2020
LANGKAH KERJA :
Pembuatan benda uji :
1. Bersihkan cetakan silinder dan lumuri permukaan dalamnya dengan formoil, agar
adukan beton tidak menenmpel di permuakaan metal dari cetakan tersebut
2. Ambil sampel adukan beton
3. Isi 1/3 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan pemdatan dengan
cararoddingsebanyak 25 kali. Pemadatan juga dapat dilakukan di atas meja getar
4. Isi lagi cetakan menjadi 2/3 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan
pemadatan dengan cara roddingsebanyak 25 kali sampai ke atas lapisan pertama
5. Isi lagi cetakan silinder hingga sampel beton sedikit meluap. Lakukan rodding25
kali sampai ke atas lapisan kedua
6. Ratakan beton yang meluap, bersihkan tumpahan-tumpahan beton yang
menempel di sekitar cetakan
7. Beri label dan letakkan di tempat yang teduh dan kering dan biarkan beton setting
sekurang-kurangnya selama 24 jam
8. Buka cetakan dengan hati-hati
9. Lakukan perawatan terhadap silinder beton dengan cara direndam dalam air 2-3
hari sebelum dilakukan pengujian
10. Bawa beton silinder ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON :


Peralatan :
Siapkan peralatan pengujian yang terdiri dari :
1. Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan
2. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh
3. Alat pengukur dimensi/jangka sorong
4. Satu set alat pelapis (capping)

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman62


ITNY 2020
Persiapan pengujian :
1. Siapkan formulir data pengujian kuat tekan beton
2. Ambil benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak perendam
(curing), kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab
3. Tentukan berat dan ukuran benda uji
4. Lapisi (capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang,
dengan cara : lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh(melting pot) yang
dinding dalamnya telah diberi lapisan tipis gemuk, kemudian letakkan benda uji
tegak lurus cetakkan pelapis sampai mortar belakang cair menjadi keras; dengan
cara yang sama dilakukan pelapisan pada permukaan lainnya
5. Benda uji siap untuk diperiksa

Pengujian :
Pelaksanaan pengujian kuat tekan beton adalah sebagai berikut :
1. Nyalakan/hidupkan mesin tekan beton
2. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris
3. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2
sampai 4 kg/cm2 per detik
4. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur, dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji 5. Gambar/skets pecahnya
benda uji dan catatlah keadaan benda uji

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman63


ITNY 2020
DATA PENGAMATAN :
Silinder :

Berat Diameter Tinggi


No. Umur Luas ( mm2 ) Volume ( mm3 )
( gr ) ( mm ) ( mm )

28
1 12180 150 298 17577,21 5266094,69
hari

HITUNGAN :
Nilai kuat tekan beton dihitung dengan rumus berikut :

f’c =
keterangan :
P = Beban maksimum ( N )
A = Luas penampang bidang tekan (mm2 )

Beban Beban Tekan/P ( Luas Kuat Tekan


Jenis Tekan ( T ) kg ) Beton ( Mpa )
( mm2 )

Silinder 40 398560,657 17577,21 29

KESIMPULAN :
Dari hasil praktikum diperoleh nilai kuat tekan beton rata-rata pada 28 hari adalah 29 Mpa.
Hasil tersebut belum masuk dalam kuat tekan beton yang disyaratkan.

Analisa perbedaan uji kuat tekan beton yaitu :


• Hasil belum memenuhi kuat tekan beton yang disyaratkan yaitu 30 Mpa. Hal ini
disebabkan beberapa faktor yaitu berat jenis agregat kasar yang belum
memenuhi syarat, kadar air agregat halus yang kurang dari 3%, dan gradasi

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman64


ITNY 2020
agregat kasar yang tidak heterogen ataupun belum memenuhi syarat serta
rendahnya workability karena kurangnya ketelitian dalam menentukan faktor air
semen.
• Pengadukan campuran yang kurang sempurna yang disebabkan karena nilai
workability (kemudahan pengerjaan) yang relatif rendah sehingga menyebabkan
distribusi agregat tidak merata pada saat beton dicetak dan dipadatkan, sehingga
belum bisa menghasilkan beton yang disyaratkan.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman65


ITNY 2020
GAMBAR BETON SEBELUM DILAKUKAN PENGUJIAN TEKAN

GAMBAR HASIL SETELAH DILAKUKAN PENGUJIAN TEKAN

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman66


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 10
PERCOBAAN 10 :Pengujian kuat tekan beton
Dwi Arham = Menganalisa data hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Mempersiapkan dan menguji benda uji

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman67


ITNY 2020
PERCOBAAN NO. 11
METODE PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA BETON
Tanggal Praktikum : 21 November 2020
Pelaksana : Kelompok 11
DASAR TEORI
Semua bahan yang padat akan berubah bentuk apabila diberi beban.
Perubahan bentuk tersebut bergantung pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi
bahan, bentuk benda uji, suhu, kecepatan pembebanan dan sebagainya.
Untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari baja, terutama mengenaibatas leleh,
kuat tarik dan regangannya, biasanya dilakukan pengujian kuattarik. Umumnya hasil
pengujian tersebut dapat digambarkan dalam suatudiagram yang menyatakan
hubungan antara tegangan dan regangan yangterdirikurva yang menghubungkan
antara beban dan perubahan bentuk pada benda uji (deformasi).
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan untuk melakukan pengujian
kuat tarik baja beton.
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja beton dan
parameter lainnya. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian
mutu baja.

Pengelolaan Contoh
Pengelolaan contoh disyaratkan, sebagai berikut :
1) Setiap contoh diberi label yang jelas, sehingga identitas contoh dapat diketahui.
2) Label contoh meliputi:
a. nomor contoh
b. jenis dan grade baja beton
c. dimensi contoh
d. asal pabrik
3) Petugas/teknisi yang mengambil contoh.
4) Tanggal pengambilan contoh.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman68


ITNY 2020
5) Contoh-contoh baja beton harus ditempatkan pada tempat yang baik sehingga
terhindar dari pengaruh korosi dan bahaya destruksi lainnya.
Peralatan
Peralatan untuk pengujian kuat Tarik baja beton terdiri dari :
1. Mesin uji tarik, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Mempunyai kecepatan tarik yang merata dan dapat diatur sedemikian rupa
sehingga besarnya penambahan tegangan tidak melebihi 10 Mpa untuk setiap
detik.
- Pembacaan gaya, dapat dilakukan dengan ketelitian 10% dari gaya tarik
maksimum.
2. Alat pengukur geser.
3. Peralatan pembuat benda uji, yaitu:
- Alat pemotong baja
- Alat penggores benda uji
- Mesin bubut

Cara Uji
Proses pengujian dilakukan sebagai berikut:
1. Buat benda uji untuk setiap contoh dengan bentuk dan dimensi yang sesuai
dengan ketentuan.
2. Setiap contoh dibuat 2 (dua) buah benda uji untuk pengujian ganda.
3. Setiap benda uji dilengkapi dengan nomor benda uji, nomor contoh serta
dimensinya.
4. Pasang benda uji dengan cara menjepit bagian h dari benda uji pada alat penjepit
mesin tarik; sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji.
5. Tarik benda uji dengan penambahan beban sebesar 10 MPa/detik sampai benda
uji putus; catat dan amatilah besarnya perpanjangan yang terjadi setiap
penambahan 10 MPa
6. Catat besarnya gaya tarik pada batas leleh Py dan pada batas putus Pmaks, bila
benda uji merupakan baja lunak.
7. Buatlah grafik antara gaya tarik yang bekerja dan perpanjangan

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman69


ITNY 2020
8. Ukur diamter bagian benda uji yang putus (Du) dan panjang setelah putus (lu).

DATA PENGAMATAN :

Diameter Panjang dp 10

No. Do Du lo lu

( mm ) ( mm ) ( mm ) ( mm )

1 9.75 9.6 2 2

2 1 9.6 2 2.5

3 9.75 9.25 2 2.5

4 9.75 9.3 2 2.5

5 9.75 9 2 2.5

6 9.75 9.15 2 2

7 9.75 9.4 2 2

8 1 9.4 2 2

9 1 9.65 2 2

10 1 10.6 2 2

11 9,75 9,40 2 2

HITUNGAN
1. Kekuatan tarik

2. Prosentasi perpanjangan s

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman70


ITNY 2020
3. Kontraksi

ANALISIS

KESIMPULAN
Pada pengujian kuat tarik baja beton di peroleh hasil rata-rata :
Lo = 20 mm
Lu = 21,8 mm
Do = 10,83 mm
Du = 10 mm

Dari pengujian kuat tarik baja beton, baja dapat menerima gaya sampai sebesar 12
Div (6 Ton) dan mengalami perpanjangan sebesar 15,27 % . Benda uji putus pada
segmen 1 pada kekuatan tarik 12 Div (6 Ton).

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman71


ITNY 2020
HASIL UJI TARIK BAJA

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman72


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 11
PERCOBAAN 11 :Metode Pengujian kuat Tarik baja beton
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data awal benda uji
SusyloTria Arie W = Menyiapkan dan menandai benda uji
Yanuarius Rafael = Mengukur benda uji hasil dari pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman73


ITNY 2020
PERCOBAAN NO.12
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR PASIR

Tanggal : 20-21 Nov 2020


Praktikan : Kelompok 11

A. Pendahuluan
Pasir adalah butiran-butiran mineral yang lolos ayakan 4,8 mm dan tertinggal
diatas ayakan 0,075 mm. Di dalam pasir juga masih terdapat kandungan-kandungan
mineral yang lain seperti tanah dan silt. Pasir yang digunakan untuk bahan bangunan
harus memenuhi syarat yang telah ditentukan di dalam (PUBI). Pasir yang dapat
digunakan sebagai bahan bangunan , jika kandungan lumpur di dalamnya tidak lebih
dari 5%.
B. Tujuan
Pemekrisaan pasir dengan cara ayakan nomor 200 bertujuan untuk
mengetahui besarnya kadar lumpur (tanah liat dan silt) dalam pasir tersebut.
C. Benda Uji
a. Pasir lolos ayakan 4,8 mm seberat 500 gram.
b. Air bersih
D. Alat
a. Gelas ukur
b. Alat pengaduk
E. Pelaksanaan
1. Contoh benda uji dimasukan ke dalam gelas ukur.
2. Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.
3. Gelas ukur dikocok untuk mencuci pasir dari lumpur.
4. Letakkan gelas ukur ditempat yang datar selama 24 jam sampai lumpur
mengendap
5. Ukur tinggi pasir (V1) dan ukur tinggi lumpur (V2).

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman74


ITNY 2020
F. Perhitungan

Kadar lumpur =
ANALISIS DATA :

No. Data pengujian Notasi I II Satuan

1 Tinggi pasir mula – 9.5 5.8 Cm


mula

2 Tinggi air + pasir 14 11.5 Cm

3 Tinggi pasir V1 8.4 5.2 Cm

4 Tinggi lumpur V2 0.1 0.2 Cm

Rata
No. Perhitungan Rumus I II
rata
V2
V1+V2
1 Kadar lumpur (%) 1.176 3.704 2.44%

KESIMPULAN
Berdasarkan cara yang digunakan untuk pengujian kadar lumpur yaitu cara
endapan, hasil pengujian kandungan kadar lumpur terbesar diperoleh dengan cara
endapan dengan kadar lumpur rata – rata 2.44% maka disimpulkan bahwa agregat
tersebut bisa digunakan karena sudah memenuhi persyaratan bahan bangunan yang
telah ditentukan di dalam PUBI,bahwa kandungan kadar lumpur agregat halus di
dalamnya tidak boleh lebih dari 5%.

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman75


ITNY 2020
SESUDAH LUMPUR MENGENDAP

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman76


ITNY 2020
FORMULIR JOBDESK PERCOBAAN 12
PERCOBAAN 12 :Pemeriksaan kadar lumpur
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data awal benda uji
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan benda uji
Yanuarius Rafael = Mengamati hasil dari pengujian
Dwi Arham A = Mencatat hasil pengujian
Dwi Arham = Menginput data dan hasil perhitungan kedalam laporan
Susylo Tria Arie W = Menginput data dan hasil perhitungan kedalam laporan
Muhammad Hanif J = Menginput data dan hasil perhitungan kedalam laporan

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman77


ITNY 2020
FORMULIR PERENCANAAN ADUKAN BETON NORMAL

No Uraian Keterangan Satuan

1 Kuat tekan yang disyarak Umur 28 Hari 30 Mpa

2 Deviasi standar (Sr) 7 Mpa

3 Nilai tambah / margin (M) 12 Mpa

4 Kuat tekan rata-rata 42 Mpa

5 Jenis semen Tipe 1 ( Biasa )

6 Jenis agregat kasar Batu Pecah

Jenis agregat Halus Alami

7 Factor air semen (w/c) 0.42

8 Factor air semen maksimum 0.60

9 Slump 100 Mm

10 Ukuran maksimum Kerikil 30-60 Mm

11 Kebutuhan air 225 liter/m3

12 Kadar semen 535,7 Kg/m3

13 Kadar semen minimum 275 Kg/m3

Di pakai kebutuhan sem


14 paling besar 535,7 Kg/m3

15 Factor air semen yang disesuaikan 225 liter/m3

16 Golongan pasir Zone 1

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman78


ITNY 2020
17 Persentase pasir terhadap ca 40 %

18 Berat jenis kerikil 2,6 Kg/m3

19 Berat jenis campuran beton 2320 Kg/m3

20 Kebutuhan agregat campuran 1559,3 Kg/m3

21 Kebutuhan agregat halus 623,72 Kg/m3

22 Kebutuhan agregat kasar 935,58 Kg/m3

Berat Total Air Semen Agr. Agr.


Volume (kg) Halus Kasar
(liter) (kg)
(kg) (kg)

1 m3 2320 225 535,7 623,72 935,58

0,005301 m3 12,3 1,193 2,84 3,681 4,96

0,005301+10% m3 13,53 1,312 3,124 4,049 5,456

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman79


ITNY 2020
DAFTAR PUSTAKA
 Buku Panduan Bahan Struktur (TSS403T)
 http://kuliahinsinyur.blogspot.co.id/2012/06/concrete-slump-test-uji-
slumpbeton.html#.WT4vwOCyQaE
 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/sni-07-2529-1991.pdf
 https://www.academia.edu/10084912/7._PENGUJIAN_KUAT_TARIK_BAJA_
BETON

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman80


ITNY 2020
PEMBAGIAN JOBDESK PRAKTIKUM KELOMPOK 11
PERCOBAAN 1 :Pemeriksaan berat satuan agregat halus
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
PERCOBAAN 2 :Pemeriksaan berat satuan agregat kasar
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
PERCOBAAN 3 :Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat halus
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data benda pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
Susylo Tria Arie W = Menimbang benda uji setelah oven
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian
PERCOBAAN 4 :Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data benda pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
Susylo Tria Arie W = Menimbang dan mengeringkan benda uji dengan handuk
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian
PERCOBAAN 5 :Pemeriksaan kondisi SSD agregat halus
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
PERCOBAAN 6 :Pemeriksaan kadar air agregat halus
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman81


ITNY 2020
Dwi Arham A = Mencatat data benda pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
Susylo Tria Arie W = Menimbang benda uji setelah oven
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian
PERCOBAAN 7 :Pemeriksaan gradasi agregat halus
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data benda uji & hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
PERCOBAAN 8 :Pemeriksaan gradasi agregat kasar
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data benda uji & hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan dan menimbang benda uji
PERCOBAAN 9 :Pemeriksaan nilai slump
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Mencampurkan bahan-bahan benda pengujian
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan bahan benda uji
Dwi Arham A = Menimbang kebutuhan bahan uji sesuai mix desain
PERCOBAAN 10 :Pengujian kuat tekan beton
Dwi Arham = Menganalisa data hasil pengujian
Susylo Tria Arie W = Mempersiapkan dan menguji benda uji
PERCOBAAN 11 :Metode Pengujian kuat Tarik baja beton
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data awal benda uji
SusyloTria Arie W = Menyiapkan dan menandai benda uji
Yanuarius Rafael = Mengukur benda uji hasil dari pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data hasil pengujian
PERCOBAAN 12 :Pemeriksaan kadar lumpur

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman82


ITNY 2020
Yanuarius Rafael = Menganalisa data hasil pengujian
Dwi Arham A = Mencatat data awal benda uji
Susylo Tria Arie W = Menyiapkan benda uji
Yanuarius Rafael = Mengamati hasil dari pengujian
Dwi Arham A = Mencatat hasil pengujian
Dwi Arham = Menginput data dan hasil perhitungan kedalam laporan
Susylo Tria Arie W = Menginput data dan hasil perhitungan kedalam laporan
Muhammad Hanif J = Menginput data dan hasil perhitungan kedalam laporan

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman83


ITNY 2020
1. Pemeriksaan berat satuan/berat isi agregat halus

Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman84


ITNY 2020
2 .Pemeriksaan berat satuan/berat isi agregat kasar

3.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat halus


Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman85
ITNY 2020
Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman86
ITNY 2020
4.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

5.
Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman87
ITNY 2020
6.
Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman88
ITNY 2020
7.
Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman89
ITNY 2020
Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman90
ITNY 2020

Anda mungkin juga menyukai