BAHAN STRUKTUR
Laporan Praktikum Bahan Struktur ini disusun sebagai syarat telah terselesaikannya
Praktikum Bahan Struktur
Dikerjakan oleh :
Rifki Maulana P
Lilis Zulaicha, ST, MT NIK
NIM 110017019
1973 0089
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Beton adalah material konstruksi yang pada saat ini sudah sangat umum
digunakan. Saat ini berbagai bangunan sudah menggunakan material dari beton.
Pentingnya peranan konstruksi beton menuntut suatu kualitas beton yang memadai.
Penelitian-penelitian telah banyak dilakukan untuk memperoleh suatu penemuan
alternatif penggunaan konstruksi beton dalam berbagai bidang secara tepat dan
efisien, sehingga akan diperoleh mutu beton yang lebih baik. Beton merupakan unsur
yang sangat penting, mengingat fungsinya sebagai salah satu pembentuk struktur
yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Keadaan ini dapat dimaklumi,
karena sistem konstruksi beton mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan
dengan bahan lain. Keunggulan beton sebagai bahan konstruksi antara lain
mempunyai kuat tekan yang tinggi, dapat mengikuti bentuk bangunan secara bebas,
tahan terhadap api dan biaya perawatan yang relatif murah.
Hal-hal yang dilakukan pada praktikum ini seperti, pemeriksaan berat satuan
agregat halus, pemeriksaan agregat kasar, pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air
agregat halus, penyerapan air agregat kasar, pemeriksaan gradasi agregat halus,
pemeriksaan gradasi agregat kasar, pemeriksaan nilai slump, pengujian kuat tekan
beton, pengujian kuat tekan tarik baja beton, dan pemeriksaan kadar lumpur pasir.
Berbagai kegiatan diatas dilakukan di laboraturium yang telah disediakan oleh
pihak institusi , dan alat-alat yang telah disediakan oleh pihak institusi untuk
memenuhi kebutuhan kegiatan praktikum ini, seperti timbangan digital, alat uji kuat
tekan, cawan, jangka sorong, serta bahan-bahan pembentuk beton.
Kegiatan pembuatan beton menggunakan material semen Portland, agregat halus
dan kasar, air, material-material tersebut telah disediakan dari pihak perguruan tinggi
yang terkait.
3. JENIS PRAKTIKUM
Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam praktikum ini antara lain sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan berat satuan/berat isi agregat halus
2. Pemeriksaan berat satuan/berat isi agregat kasar
3. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat halus
4. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
5. Pemeriksaan kondisi SSD agregat halus/pasir
6. Pemeriksaan kadar air agregat halus
7. Pemeriksaan gradasi agregat halus
8. Pemeriksaan gradasi agregat kasar
9. Pemeriksaan nilai slump
10. Pengujian kuat tekan beton
11. Pengujian kuat tarik baja beton
12. Pengujian kadar lumpur pasir
DASAR TEORI :
Berat isi atau berat satuan agregat adalah rasio antara berat satuan butir agregat
dengan isi / volume agregat. Pemeriksaan berat satuan agregat dimaksudkan untuk
menentukan berat jenis agregat halus (pasir).
Berat volume agregat ditinjau dalam dua keadaan, yaitu berat volume gembur
dan berat volume padat. Berat volume gembur merupakan perbandingan berat agregat
dengan berat volume air, sedangkan berat volume padat adalah perbandingan berat
agregat dalam keadaan padat dengan berat volume air.
MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa berat satuan atau isi suatu contoh
agregat halus dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat halus : pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75
mm (No.4).
2. Berat satuan : perbandingan antara berat agregat dan volume pasir termasuk
poripori antara butirannya
3. Syarat mutu agregat halus
a. Kehalusan (modulus halus butir) 1,5 - 3,8
b. Kadar lumpur maksimum 5 %
c. Kadar zat organik diuji dengan larutan NaOH 3 %, tidak melebihi warna
larutan pembanding.
LANGKAH KERJA :
Setelah bahan dan alat-alat tersedia, kemudian lakukan pengujian menurut langkah
langkah sebagai berikut :
a. Berat isi gembur (shoveled)
1. Timbang berat bejana kosong
2. Timbang berat bejana penuh berisi air
3. Tuangkan air keluar dan bejana dilap dengan kain sampai kering
4. Isikan agregat halus ke dalam bejana hingga permukaan agregat halus kirakira
5 cm diatas permukaan bejana
5. Ratakan permukaan agregat halus dengan menggunakan pisau aduk hingga
permukaan agregat halus rata dengan bibir atas bejana
6. Timbang berat bejana berisi agregat halus tersebut
7. Hitunglah berat satuan atau isi agregat halusnya.
DATA PENGAMATAN :
Data tempat B
2 Diameter 10,03 cm
3 Tinggi 14,355 cm
ANALISIS
TABEL PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT HALUS
Percobaan Percobaan
No. Keterangan Satuan
1 2
Data tempat A B
2 Diameter 10.03 - cm
3 Tinggi 14.355 - cm
Hasil uji
KESIMPULAN :
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat berat satuan/isi agregat halus
rata-rata adalah sebagai berikut :
- Kondisi gembur (sholved) = 1.521
- Kondisi dipadatkan (rodded) = 1.714
Maka dari hasil percobaan diatas disimpulkan bahwa kondisi agregat yang
telah dipadatkan dengan cara ditusuk 25 setiap 1/3 tinggi wadah percobaaan
memiliki nilai berat satuan yang lebih besar dari pada kondisi gembur, hal ini
disebabkan karena kondisi agregat yang telah dipadatkan memiliki sedikit rongga-
rongga kosong dibanding kondisi gembur.
ANALISIS
Setelah melakukan praktikum percobaan ke 1 ini,didapatkan bahwa berat
volume agregat halus pada keadaan padat adalah 1,714 dan pada keadaan gembur
adalah1,521
DASAR TEORI :
Berat isi atau berat satuan agregat adalah rasio antara berat satuan butir
agregat dengan isi / volume agregat. Pemeriksaan berat satuan agregat dimaksudkan
untuk menentukan berat jenis agregat kasar serta mengetahui kemampuannya dalam
menyerap air.
Berat volume agregat ditinjau dalam dua keadaan, yaitu berat volume gembur
dan berat volume padat. Berat volume gembur merupakan perbandingan berat agregat
dengan berat volume air, sedangkan berat volume padat adalah perbandingan berat
agregat dalam keadaan padat dengan berat volume air.
MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa berat satuan suatu contoh agregat kasar
dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat kasar : kerikil sebagai hasil disintegrasi alamidari bantuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No.1,5 inci).
2. Berat satuan/berat isi : perbandingan antara berat dan volume pasir termasuk pori-
pori antara butirannya.
DATA PENGAMATAN :
Data tempat A
2 Diameter 10,035 cm
3 Tinggi 14,26 cm
HITUNGAN :
Jika : W1 = berat bejana kosong ( gram )
W2 = berat bejana penuh air ( gram ) W3 =
berat bejana penuh agregat kasar (gram )
Maka berat satuanisi agregat kasar dihitung sebagai berikut :
Berat air = ( W2 - W1) = Volume air ( ) = Volume agregat ( )
Berat agregat halus = ( W3 - W1 )
=
ANALISIS :
Percobaan Percobaan
No. Keterangan Satuan
I II
Data tempat A B
2 Diameter 10.035 - cm
3 Tinggi 14.260 - cm
Hasil uji
KESIMPULAN :
Dari percobaan yang dilakukan didapat berat satuan/isi agregat kasar rata-rata
adalah sebagai berikut :
- Kondisi gembur (shoveled) = 1.306
- Kondisi dipadatkan (rodded) = 1.410
Maka dari hasil percobaan diatas disimpulkan bahwa kondisi agregat yang telah
dipadatkan dengan cara ditusuk 25 setiap 1/3 tinggi wadah percobaaan memiliki nilai
berat satuan yang lebih besar dari pada kondisi gembur, hal ini disebabkan karena
kondisi agregat yang telah dipadatkan memiliki sedikit rongga rongga kosong
dibanding kondisi gembur.
ANALISIS :
Setelah melakukan praktikum percobaan ke 2 ini,didapatkan bahwa berat
volume agregat kasar pada keadaan padat adalah 1,410 dan pada keadaan gembur
adalah 1,306
Dari kedua keadaan tersebut, berat volume agregat halus dan agregat kasar
pada keadaan padat jauh lebih besar dibandingkan pada keadaan gembur, Hal ini
menunjukkan bahwa pada keadaan padat, ruang untuk rongga udara di selah – selah
DASAR TEORI :
Berat jenis agregat adalah rasio perbandingan antara massa padat agregat dan
massa air dengan volume sama pada suhu yang sama. Penyerapan adalah kemampuan
agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh
permukaan kering ( SSD = SaturatedSurfaceDry ).
MAKSUD :
Maksud percobaan ini adalah memeriksa berat jenis dan penyerapan air suatu
contoh agregat halus, dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat halus : pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar4,75
mm (No.4).
2. Berat jenis : perbandingan antara berat dari satuan volume dari suatu material
terhadap berat air dengan volume yang sama pada temperatur yang ditentukan.
Nilai-nilainya adalah tanpa dimensi.
a. Berat jenis curah kering : perbandingan antara berat dari satuan volume
agregat (termasuk rongga yang impermeable dan permeable di dalam butir
partikel, tetapi tidak termasuk rongga antara butiran partikel) pada suatu
temperatur tertentu terhadap berat diudara dari air suling bebas gelembung
dalam volume yang sama pada pada suatu temperatur tertentu.
b. Berat jenis curah jenuh kering permukaan : perbandingan antara berat
dari satuan volume agregat (termasuk berat air yang terdapat di dalam rongga
akibat perendaman selama (24+4) jam, tetapi tidak termasuk rongga antara
butiran partikel) pada suatu temperatur tertentu terhadap berat diudara dari air
suling bebas gelembung dalam volume yang sama pada pada suatu temperatur
tertentu.
c. Berat jenis semu/apparent( : perbandingan antara berat dari satuan volume
suatu bagian agregat yang impermiabel pada suatu temperatur tertentu
1 Berat benda uji kondisi jenuh kering muka S 500 500 Gram
4 Berat piknometer dengan benda uji dan air C 980 1005 Gram
HITUNGAN :
Keterangan : W1 = berat piknometer ( gram )
W2 = berat piknometer berisi agregat halus ( gram )
W3 = berat piknometer berisi agregat halus dan air ( gram )
W4 = berat piknometer berisi air ( gram )
a. Berat jenis curah kering
Perhitungan berat jenis curah kering (Sd),dengan rumus berikut ini :
Keterangan :
Penyerapan air =
Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram)
S = Berat benda uji kondisi SSD/ jenuh kering permukaan (gram)
𝐴
1 Berat jenis curah kering ( Sd ) 2.720 2.694 2.707 gram
(B + S − C)
𝐴
3 Berat Jenis Semu (Sa) 2,720 2,694 2,707 gram
(𝐴 + 𝐴 − 𝐴)
(𝐴 − 𝐴)
4 Penyerapan air ( Sw )% 2.04% 3.09% 2.565% %
𝐴
KESIMPULAN :.
Diperoleh hasil rata rata :
Sd = 2,707
Ss = 2,780
Sa = 2,707
Sw = 2,565 %
Dari perolehan hasil tersebut maka disimpulkan bahwa percobaan berat jenis agregat
halus telah memenuhi syarat karena nilai berat jenis 2,4 – 2,9 dan nilai penyerapan
< 5%
ANALISIS
Dari hasil percobaan ke 3 yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa
berpengaruhnya kandungan air pada agregat halus dihasilkan, berat jenis agregat
halus pada kondisi kering oven memiliki nilai lebih kecil dibanding agregat halus
pada kondisi SSD, dikarenakan saat kondisi kering oven kandungan air yang berada
pada agregat halus benar benar kering karena panas oven.
Uji penyerapan agregat halus bertujuan untuk mengetahui tingkat atau
kemampuan agregat halus dalam menyerap air. Dari hasil pengujian didapat nilai
PELAKSANAAN :
1. Siapkan 1000 gram agregat kasar dari contoh benda uji untuk pemeriksaan secara
duplo (dua percobaan yang terpisah).
2. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat
pada permukaan.
3. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110+5) sampai berat tetap.
DATA PENGAMATAN :
HITUNGAN :
1. Berat jenis curah kering
Lakukan perhitungan berat jenis curah kering (Sd) pada temperatur air 23 0C
dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
A = Berat benda uji kering oven (gram) C = Berat uji dalam air(gram).
4. Penyerapan air
Perhitungan presentase penyerapan air (Sw),dengan cara :
Rata
No. Pengujian Notasi I II Satuan
rata
𝐴
1 Berat jenis curah kering ( Sd ) 2.358 2.370 2.364 gram
(𝐴 − 𝐴)
𝐴
3 Berat jenis semu ( Sa ) 2.506 2.487 2.496 gram
(𝐴 − 𝐴)
(𝐴 − 𝐴)
4 Penyerapan air ( Sw ) 𝐴 2.5% 2% 2.25% %
KESIMPULAN :
Diperoleh hasil rata rata :
Sd = 2,364
Ss = 2,417
Sa = 2,496
Sw = 2,25 %
Berdasarkan syarat SNI S-04-1989-F yang diadopsi pada SNI 03-2847-2002 untuk
berat jenis sebesar 2,5-2,7 dan nilai penyerapan maksimal yang disyaratkan sebesar
3%.
Maka disimpulkan bahwa dari perolehan hasil data diatas menunjukkan bahwa
percobaan pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar telah memenuhi
syarat penyerapan yaitu 2,25% < 3%, tetapi untuk syarat berat jenis belum memenuhi
syarat karena nilainya < 2,5 – 2,7.
DASAR TEORI :
SSD atau SaturatedSurfaceDryadalah keadaan pada agregat yang tidak
terdapat air pada permukaannya tetapi pada rongganya terisi oleh air sehingga tidak
mengakibatkan penambahan maupun pengurangan kadar air dalam beton.
Pemeriksaan SSD adalah untukmemperoleh pasir yang sesuai sebagai bahan
campuran adukan beton, hal ini berhubungan dengan sedikit atau banyaknya air yang
dikandung oleh pasir tersebut.
MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa kondisi jenuh kering muka suatu contoh
agregat halus/pasir, dengan pengertian istilah sebagai berikut :
1. Agregat halus: Pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75
mm (No.4).
CARA MEMBUAT PASIR DALAM KONDISI JENUH KERING MUKA
(SSD)
1. Ambil pasir secukupnya dari contoh pasir yang tersedia.
2. Rendam pasir tadi dalam air bersih sampai semua pasir terendam air, selama 24
jam.
3. Ambil pasir dari dalam air, letakan diatas koran dan pasir diratakan
permukaannya hingga timbunan tipis kira-kira setebal 3-5 cm dan
dianginanginkandidalam ruangan (terlindung dari sinar matahari langsung). Pada
saatsaat tertentu pasir dibolak-balik.
4. Jika pasir sudah tampak tidak basah lagi permukaanya, ujilah dengan alat uji pasir
SSD, yaitu berupa kerucut terpancung dari kuningan dan tongkat uji/pemukul.
CARA MENGUJI PASIR SSD :
1. Letakan kerucut (terpancung) uji pasir SSD ditempat yang datar, dengan bagian
yang besar dibawah.
KESIMPULAN :
Dari hasil percobaan pemeriksaan kondisi SSD agregat halus/pasir yang telah
kami lakukan didapat hasil seperti pada gambar yang telah kami lampirkan dibawah
Dari hasil pada gambar yang tertera dibawah dapat disimpulkan, keadaan SSD
telah tercapai, karena pasir berbentuk kerucut dengan tinggi sedikit lebih rendah dari
pada tinggi kerucut uji.
ANALISIS
Kondisi SSD diperoleh ketika kerucut uji diangkat dan kondisi pasir ssd dapat
dilihat ketika kerucut uji diangkat maka terlihat pasir yang tercetak lebih rendah dari
kerucut uji dan terdapat runtuhan pasir yang cukup signifikan.
DASAR TEORI :
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam
agregat perlu diketahui karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan
didalam campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung air) akan
membuat campuran juga lebih basah dan sebaliknya.
MAKSUD :
Maksud percobaan adalah memeriksa kadar air suatu contoh agregat halus/pasir,
dengan pengertian istilah sebagai berikut :
Agregat halus: pasir alam sebagai disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir sebesar 4,75mm
(No.4)
1. Pengujian kadar air pasir contoh
a. Bahan dan alat
1. Pasir contoh yang akan diuji
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
3. Oven
4. Tempat pasir/cawan
5. Sendok
b. Langkah kerja
1. Ambil dari contoh pasir yang tersedia dengan cara kuartering kira-kira
sebanyak 500 gram
2. Timbang pasir contoh dengan cawannya seberat W2 gram, buatlah secara
duplo (dua percobaan terpisah).
3. Keringkan pasir dalam oven, dengan suhu 105 0C selama 24 jamatau
sampai beratnya tetap.
HITUNGAN :
Jika : W1 = berat cawan kosong ( gram )
W2 = berat cawan dengan contoh pasir uji ( gram )
W3 = berat cawan dengan contoh pasir uji kering oven (gram)
Maka untuk mencari kadar air pasir contoh menggunakan rumus :
Jika berat cawan kosong = W1 gram, maka :
ANALISIS :
Rata
No. Perhitungan Rumus I II Satuan
rata
DASAR TEORI :
Uji gradasi merupakan pengujian yang dimaksudkan untuk mengetahui atau
menentukan gradasi/sebaran butir/pembagian butir agregat dengan menggunakan
saringan dengan ukuran lubang yang telah ditentukan. Gradasi agregat adalah
distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran
yang sama (seragam) maka volume pori akan besar, sebaliknya bila ukuran
butirbutirnya bervariasi maka volume pori akan kecil. Hal ini dikarenakan butiran
yang kecil akan mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-porinya
menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya akan lebih tinggi.Agregat untuk
pembuatan mortar atau beton diinginkan suatu butiran yang mempunyai kemampatan
yang tinggi.
MAKSUD:
Maksud percobaan adalah menentukan distribusi ukuran butiran suatu contoh
agregat halus dengan pengertianistilah sebagai berikut :
1. Agregat halus: pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75
mm (No.4).
2. Gradasi adalah : distribusi ukuran butiran agregat.
3. Syarat mutu agregat halus
a. Kehalusan (modulus halus butir) 1,5-3,80
b. Kadar lumpur maksimum 5%.
c. Kadar zat organik diuji dengan larutan NaOH 3%, tidak melebihi warna
larutan pembanding.
Lubang Berat
No.
ayakan ( mm ) tertinggal ( gram )
1 9.5 0
2 4.75 15
3 2.36 45
4 1.18 100
5 0.6 340
6 0.3 335
7 0.15 130
8 0.075 35
Jumlah 1000
Persen
Lubang Berat tertinggal Persen lolos
No. Persen
ayakan tertinggal komulatif ( komulatif (
( mm ) ( gram ) tertinggal ( % ) %) %)
1 9.50 0 0 0 100
3 2.36 45 4.5 6 94
4 1.18 100 10 16 84
5 0.60 340 34 50 50
KESIMPULAN :
Disimpulkan bahwa pada pemeriksaan gradasi agregat halus yang telah
dilakukan dan dianalisis didapatkan MHB sebesar 3,535, hasil tersebut telah
memenuhi syarat mutu agregat halus, dengan syarat MHB 1,5 – 3,80
Berdasarkan kriteria nomor saringan maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
kehalusan agregat tersebut baik dilihat dari grafik hasil perhitungan berada diantara
batas atas dan batas bawah standar yang telah ditetapkan.
0 0
90 90 94 5
84 90
75
70
59
55
50 50
35
30 30
16,
%)
10 10 5
30,
8
- 5
10 0,15 0,3 0,6 1,18 2,36 5 9,5
persen
3,5 16,5 50 84 94 98,5 100
lolos
komulatif
batas awah 0 8 35 55 75 90 100
batas atas 10 30 59 90 100 100 100
DASAR TEORI :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi / pembagian butir
agregat kasar dengan menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi
ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama
(seragam) maka volume pori akan besar, sebaliknya bila ukuran butir-butirnya
bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini dikarenakan butiran yang kecil
akan mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-porinya menjadi
sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi.Agregat untuk pembuatan mortar
atau beton diinginkan suatu butiran yang memiliki kemampatan tinggi sehingga
hanya membutuhkan sedikit bahan pengikat.
MAKSUD:
Maksud percobaan adalah menentukan distribusi ukuran butiran suatu contoh agregat
kasar dengan pengertianistilah sebagai berikut:
1. Agregat kasar : Kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No.1,5 inci)
2. Gradasi adalah : Distribusi ukuran butiran agregat kasar.
3. Syarat mutu agregat kasar
a. Kehalusan (modulus halus butir) 6 – 7,1
b. Kadar lumpur maksimum 1 %
c. Kadar zat organik di uji dengan larutan Natrium Sulfat bagian yang
hancurmaksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum
18%
d. Berat jenis pasir 2,5 – 2,7
Lubang Berat
No.
ayakan ( mm ) tertinggal ( gram )
1 76.2 0
2 50.8 0
3 38.1 0
4 31.7 0
5 25.4 0
6 19 190
7 12.7 300
8 9.5 225
9 4.75 260
10 2.36 10
11 0.075 15
Jumlah 1000
ANALISIS DATA :
1 76.2 0 0 0 100
2 50.8 0 0 0 100
3 38.1 0 0 0 100
4 31.7 0 0 0 100
5 25.4 0 0 0 100
6 19 190 19 19 81
7 12,7 300 30 49 51
ANALISIS
Dari hasil kurva gradasi yang telah dilampirkan kurang ideal karena berada
diluar batas atas dan bawah yang telah ditentukan
Pembagian butir agregat (gradasi) cenderung tidak heterogen, yang
menyebabkan campuran beton yang kurang padat dan cenderung menghasilkan
segregrasi dan bleeding pada beton kurang baik.
Solusi untuk mengatasi gradasi yang kurang baik disarankan melakukan
pemilihan ukuran agregat sebelum digunakan untuk campuran beton dengan
komposisi yang baik hingga memenuhi standar yaitu berada pada batas atas dengan
bawah .
SLUMP TEST :
Slumptest bertujuan untuk menunjukkan workabilityatau istilah bakunya
(seberapa lecak/encer/muddy) suatu adukan beton.Testtersebut harus selalu dilakukan
dengan hati-hati. Test yang kurang memperhatikan prosedur yang baik dan benar
dapat memberikan hasil yang tidak tepat.
SAMPLING :
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batchbeton, misalnya
dari truk beton atau trukready-mix. Pengambilan sampel ini harus sesegera mungkin
dilakukan begitu truk sudah sampai dilokasi proyek. Jadi, sampel diambil di lokasi
(akan lebih baik lagi jika lokasi pengambilan yaitu ditempat beton dituangkan dari
ujung pipa mobil concretepump), bukan di BatchingPlant, yaitu tempat dimana truk
ready mix mengambil dan mencampur bahan baku beton.
Sampel dapat diambil dalam dua cara :
1. Untuk persetujuan boleh dipakai atau tidak, sampel diambil setelah 0,2 meter
kubik beton sudah dituang (dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu
sebanyak 0.2 meter kubik, kemudian diambil sampel. Jika oke, beton tersebut
boleh dipakai. Jika tidak, tentu saja dikembalikan.
2. Untuk pengecekan rutin : sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton
dalam truk.
LANGKAH KERJA :
1. Bersihkan cone/kerucut.
2. Basahi permukaannya dengan air dan ditempatkan di papan slump.
3. Papan slump harus bersih, stabil/tidak mudah bergeser, tidak berdebu, tidak
miring dan tidak menyerap air
4. Ambil sampel beton segar dari tempat adukan
5. Berdiri pada pijakan (kuping) yang ada pada cone. Isi sepertiga bagian dari cone
dengan sampel. Padatkan dengan cararodding, yaitu menusuk-nusuk beton
sebanyak 25 kali. Lakukan dari bagian terluar hingga kebagian tengah.
Didapatkan hasil :
a. Terendah Slump 1,5 cm
b. Sedang Slump 2 cm
c. Tertinggi Slump 2,5 cm
BAHAN :
Adukan beton untuk benda uji yaitu di dapat dari perhitungan mix design
beton. Perbandingan campuran yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Air sebanyak = 1,312 liter
2. Semen sebanyak = 3,124 kg
3. Pasir sebanyak = 3,640 kg
4. Split sebanyak = 5,456 kg
5. Mutu beton disyaratkan (f’c) = 30 Mpa
6. Mutu beton rencana (f’c + Margin) = 42 Mpa
Pengujian :
Pelaksanaan pengujian kuat tekan beton adalah sebagai berikut :
1. Nyalakan/hidupkan mesin tekan beton
2. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris
3. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2
sampai 4 kg/cm2 per detik
4. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur, dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji 5. Gambar/skets pecahnya
benda uji dan catatlah keadaan benda uji
28
1 12180 150 298 17577,21 5266094,69
hari
HITUNGAN :
Nilai kuat tekan beton dihitung dengan rumus berikut :
f’c =
keterangan :
P = Beban maksimum ( N )
A = Luas penampang bidang tekan (mm2 )
KESIMPULAN :
Dari hasil praktikum diperoleh nilai kuat tekan beton rata-rata pada 28 hari adalah 29 Mpa.
Hasil tersebut belum masuk dalam kuat tekan beton yang disyaratkan.
Pengelolaan Contoh
Pengelolaan contoh disyaratkan, sebagai berikut :
1) Setiap contoh diberi label yang jelas, sehingga identitas contoh dapat diketahui.
2) Label contoh meliputi:
a. nomor contoh
b. jenis dan grade baja beton
c. dimensi contoh
d. asal pabrik
3) Petugas/teknisi yang mengambil contoh.
4) Tanggal pengambilan contoh.
Cara Uji
Proses pengujian dilakukan sebagai berikut:
1. Buat benda uji untuk setiap contoh dengan bentuk dan dimensi yang sesuai
dengan ketentuan.
2. Setiap contoh dibuat 2 (dua) buah benda uji untuk pengujian ganda.
3. Setiap benda uji dilengkapi dengan nomor benda uji, nomor contoh serta
dimensinya.
4. Pasang benda uji dengan cara menjepit bagian h dari benda uji pada alat penjepit
mesin tarik; sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji.
5. Tarik benda uji dengan penambahan beban sebesar 10 MPa/detik sampai benda
uji putus; catat dan amatilah besarnya perpanjangan yang terjadi setiap
penambahan 10 MPa
6. Catat besarnya gaya tarik pada batas leleh Py dan pada batas putus Pmaks, bila
benda uji merupakan baja lunak.
7. Buatlah grafik antara gaya tarik yang bekerja dan perpanjangan
DATA PENGAMATAN :
Diameter Panjang dp 10
No. Do Du lo lu
( mm ) ( mm ) ( mm ) ( mm )
1 9.75 9.6 2 2
2 1 9.6 2 2.5
5 9.75 9 2 2.5
6 9.75 9.15 2 2
7 9.75 9.4 2 2
8 1 9.4 2 2
9 1 9.65 2 2
10 1 10.6 2 2
11 9,75 9,40 2 2
HITUNGAN
1. Kekuatan tarik
2. Prosentasi perpanjangan s
ANALISIS
KESIMPULAN
Pada pengujian kuat tarik baja beton di peroleh hasil rata-rata :
Lo = 20 mm
Lu = 21,8 mm
Do = 10,83 mm
Du = 10 mm
Dari pengujian kuat tarik baja beton, baja dapat menerima gaya sampai sebesar 12
Div (6 Ton) dan mengalami perpanjangan sebesar 15,27 % . Benda uji putus pada
segmen 1 pada kekuatan tarik 12 Div (6 Ton).
A. Pendahuluan
Pasir adalah butiran-butiran mineral yang lolos ayakan 4,8 mm dan tertinggal
diatas ayakan 0,075 mm. Di dalam pasir juga masih terdapat kandungan-kandungan
mineral yang lain seperti tanah dan silt. Pasir yang digunakan untuk bahan bangunan
harus memenuhi syarat yang telah ditentukan di dalam (PUBI). Pasir yang dapat
digunakan sebagai bahan bangunan , jika kandungan lumpur di dalamnya tidak lebih
dari 5%.
B. Tujuan
Pemekrisaan pasir dengan cara ayakan nomor 200 bertujuan untuk
mengetahui besarnya kadar lumpur (tanah liat dan silt) dalam pasir tersebut.
C. Benda Uji
a. Pasir lolos ayakan 4,8 mm seberat 500 gram.
b. Air bersih
D. Alat
a. Gelas ukur
b. Alat pengaduk
E. Pelaksanaan
1. Contoh benda uji dimasukan ke dalam gelas ukur.
2. Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.
3. Gelas ukur dikocok untuk mencuci pasir dari lumpur.
4. Letakkan gelas ukur ditempat yang datar selama 24 jam sampai lumpur
mengendap
5. Ukur tinggi pasir (V1) dan ukur tinggi lumpur (V2).
Kadar lumpur =
ANALISIS DATA :
Rata
No. Perhitungan Rumus I II
rata
V2
V1+V2
1 Kadar lumpur (%) 1.176 3.704 2.44%
KESIMPULAN
Berdasarkan cara yang digunakan untuk pengujian kadar lumpur yaitu cara
endapan, hasil pengujian kandungan kadar lumpur terbesar diperoleh dengan cara
endapan dengan kadar lumpur rata – rata 2.44% maka disimpulkan bahwa agregat
tersebut bisa digunakan karena sudah memenuhi persyaratan bahan bangunan yang
telah ditentukan di dalam PUBI,bahwa kandungan kadar lumpur agregat halus di
dalamnya tidak boleh lebih dari 5%.
9 Slump 100 Mm
5.
Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman87
ITNY 2020
6.
Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman88
ITNY 2020
7.
Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman89
ITNY 2020
Laporan Praktikum Bahan Struktur Kelompok 11 Teknik Sipil Halaman90
ITNY 2020