http://unitedgank007.blogspot.co.id/2016/05/berat-jenis-agregat.html
Berat jenis agregat adalah perbandingan antara berat volume agregat dan volume air.
Besarnya berat jenis agregat penting dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal,
karena pada umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan berat dan juga untuk
menentukan banyak pori.
Agregat dengan berat jenis kecil mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat yang
sama membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak. Dan sebaliknya, agregat dengan berat
jenis yang besar tidak membutuhkan aspal yang banyak. Standar yang digunakan :
AM. Neville "Properties of Concrete" : Bulk Specific Gravity (berat jenis kering
permukaan jenuh) berkisar antara 2,5 - 3,0
SK SNI T-5 1990-03 : Pada pengerjaan perencanaan campuran beton, penyerapan air
agregat halus untuk Pasir (halus tidak pecah) < 3,10% dan Pasir (kasar tidak pecah) <
4,20%
SK SNI T-5 1990-03 : Pada pengerjaan perencanaan campuran beton, penyerapan air
agregat kasar (kerikil) adalah < 1,63%
Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya penyerapan pada agregat kasar dan agregat
halus antara lain suhu yang tinggi, sehingga air yang mengisi pori-pori pada agregat kasar
dan halus yang tidak merata membuat pori-porinya semakin mudah menyerap air. Kemudian
jika terkena suhu yang tinggi, maka akan cepat menguap dan berat keringnya menjadi kecil
dibandingkan berat kering normal dari kondisi agregat yang jenuh (terisi air). Berarti agregat
kasar dan halus ini tidak cocok digunakan untuk bahan campuran lapis perkerasan. Namun
apabila agregat ini digunakan untuk campuran lapis perkerasan, maka akan banyak menyerap
aspal pada pori-porinya. Kekuatan lapis perkerasan menjadi tinggi, tetapi boros dalam
pemakaiannya sehingga penggunaannya tidak ekonomis.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
http://em-ridho.blogspot.co.id/2012/01/laporan-praktikum-pengujian-
berat-jenis.html
AGREGAT HALUS
( AG – 02 )
C. REFERENSI
1. Laboratorium rekayasa jalan. 2001, “Modul Pratikum mix design”
2. PDEC, 1989 “pengujiam bahan” PDEC,Bandung
3. SNI 03 – 1970 – 1990 tentang pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus.
Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang kita uji.Sedangkan
penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk menyerap air.Jumlah rongga atau
pori yang didapatpada agregat disebut porositas.
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal dengan
agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan dengan
perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat jenis yang kecil
akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat sama akan dibutuhkan aspal yang
banyak dan sebaliknya.
Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak karena banyak
aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih tipis.Penentuan banyak pori ditentukan
berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh agregat. Nilai penyerapan adalah perubahan berat
agregat karena penyerapan air oleh pori-pori dengan agregat pada kondisi kering.
Pada standar peraturan BS 812 : 1975 ini adalah determination of relative dan water arbsorbsi :
1. Ukuran nominal butiran yang dipakai adalah untuk ukuran besar dari 10 mm
2. Ukuran butiran antara 40 mm – 50 mm menggunakan metode gasjar
3. Ukuran nominal butiran kecil dari 10 mm menggunakan metode piknometer
Kondisi agregat dilapangan akibat oleh air dibagi atas 4 macam yaitu :
Untuk mendapatkan nilai berat jenis dan penyerapan agregat kasar dihitung dengan menggunakan
rumus :
- Bj Bulk
- Bj Ssd
- Bj semu
- Penyerapan
Dimana :
Pan
Botol reagen
Spatula
2. Bahan
Agregat halus sebanyak 500 gr
Air bersih
Jika :
Agregat pada ssat kondisi No.2 lah agregat dengan berat jenis SSD, dan timbang
Timbang agregat dalam keadaan Wssd dam masukan agregat tsb kedalam botol reagen
3. Masukan air bersih sekitar 90 % isi botol reagen kedalam botol reagen yang berisi benda uji,
kemudian digoyang-goyang dan diputar sampai gellembung udaranya hilang
4. Timbang botol reagen berisi air + benda Uji (B)
5. Keluarkan benda uji dan bersihkan botol reagen yang telah dibersihkan tadi dan timbang (Bt)
6. Benda Uji yang dikeluarkan tadi dikeringkan didalam oven selama 24 jam sampai berat kering tetap
kemudian dingikan dan timbang beratnya (BK)
a) Bj bulk
= 2,797 gr
b) Bj SSD
= 2,557 gr
c) Bj semu
= 2,448 gr
d) Penyerapan
= 5,51 %
Dengan menggunakan cara yang sama untuk benda uji II didapat data nilai sebagai berikut :
Bj bulk = 2,536 gr
Bj SSD = 2,451 gr
Bj semu = 2,397 gr
Penyerapan = 2,28 %
Jadi rata-rata nilai berat jenis dan penyerapan agregat kasar adalah :
1. Bj bulk
= 2,666 gr
2. Bj SSD
= 2,504 gr
3. Bj semu
= 2,422 gr
4. Penyerapan
= 3,895 %
I. ANALISA DATA
Pengujian berat jenis penyeraspan agregat halus ini penting dilakukan sebelum agregat
dipakai sebagai campuran bahan pekerasan jalan kerena jika agregat halus yang kita pakai pada
suatu konstruksi memiliki Berat jenis atau penyerapan yang tidak memenuhi standart maka hasil
yang akan didapat dari konstruksi tersebut tidak akan maksimal atau mutu konstruksi rendah.
Penyerapan agregat dipengaruhi pori-pori yang ada pada agregat, semakin besar
porositas agregat tsb, maka semakin besarlah persentase penyerapan agg tsb.