Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL

MODUL 4
ANALISIS SPECIFIC GRAVITY DAN ABSORBSI
AGREGAT HALUS

Kelompok P1
Ahmad Faathir Surya 1306392020
Christio Agung Swastika
Dinda Athasi
Taufik Wildan
Yukifirasyi Darwis

Tanggal Praktikum : 27 September 2014
Asisten Praktikum : Azfar Fauzi Akbar
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM BAHAN DAN MATERIAL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014
ANALISA SPECIFIC GRAVITY DAN ABSORBSI
AGREGAT KASAR
A. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini untuk menentukan bulk dan apparent specific gravity dan absorbsi dari
agregat kasar ASTM C 128, guna menentukan volume agregat dalam beton.
B. PERALATAN
1. Neraca Timbangan dengan kepekaan 0,1 gram dan kapasitas maksimum 1 kg.
2. Piknometer kapasitas 500 gram.
3. Cetakan Kerucut Pasir.
4. Tongkat Pemadat [Tamper] dari logam untuk cetakan kerucut pasir.
5. Oven, dengan ukuran yang mencukupi dan dapat mempertahankan suhu
[110 5]
C. BAHAN
1000 gram (2 x 500 gram) agregat halus diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara
perempat.
D. PROSEDUR
1. Bahan uji dibuat jenuh air dengan cara diredam dalam air selama 1 hari, kemudian
dikeringkan dengan udara (kering udara) sampai didapat keadaan kering merata.
Benda uji disebut kering merata jika telah dapat tercurah (Free Flowing Condition).
2. Pengujiaannya dilakukan dengan memasukkan sebagian bahan uji pada metal sand
cone mold. Kemudian bahan uji dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan cara
menumbuk bahan uji sebanyak 25 kali tumbukan. Kondisi SSD (Saturated Surface
Dry) yaitu kondisi ketika cetakan diangkat, benda uji runtuh atau longsor.
3. 500 gram benda uji dalam kondisi SSD dimasukkan ke dalam piknometer, kemudian
ditambahkan air sampai 90% kapasitas piknometer.
4. Gelembung-gelembung udara dihilangkan dengan cara menggoyang-goyangkan
piknometer
5. Rendam dalam air dengan temperatur air [73.4 3] selama paling sedikit 1 hari.
Kemudian tentukan berat piknometer, benda uji dan air.
6. Pisahkan benda uji dari piknometer dan dikeringkan pada temperatur [212
230] selama 1 hari.
7. Tentukan berat piknometer berisi air sesuai kapasitas kalibrasi pada temperatur [73.4
3] dengan ketelitian 0,1 gram.
E. DATA PRAKTIKUM
Berat dari benda uji pada kondisi oven dry (A) : 479 gram
Berat dari piknometer berisi air (B) : 668 gram
Berat dari piknometer dengan benda uji dan air sesuai kapasitas kalibrasi (C) : 932
gram
F. PENGOLAHAN DATA
Berdasarkan dari data-data praktikum yang diperoleh, maka:
Berat jenis curah [Bulk Specific Gravity] =


a. Sampel 1 =

= 2.029
Berat jenis kering-permukaan jenuh [SSD] =


a. Sampel 1 =

= 2.118
Berat jenis semu [Apparent Specific Gravity] =


a. Sampel 1 =

= 2.228
Penyerapan [Absorbsi] =


a. Sampel 1 =

4.384%
G. ANALISIS
a. Analisis Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui nilai specific gravity baik berat jenis
curah, berat jenis jenuh kering permukaan maupun berat jenis semu, percobaan ini
juga bertujuan untuk mengetahui persentase absorbsi air agregat halus. Nilai specific
gravity ini penting untuk diketahui karena beberapa alasan:
1. Memberikan informasi penting tentang kualitas dan kemampuan agregat. Nilai
bulk specific gravity adalah nilai specific gravity pada keadaan natural, berat
jenis jenuh SSD adalah nilai berat jenis ketika agregat dalam keadaan kering
permukaan dan berat jenis semua adalah nilai berat jenis ketika agregat
dipanaskan oven selama 24 jam.
2. Specific gravity juga dapat mengindikasikan pencemaran material. Contohnya,
partikel perusak (deleterious particle) lebih ringan dari partikel agregat.
Sehingga jumlah partikel perusak yang banyak pada sampel agregat dapat
memberikan hasil specific gravity yang abnormal.
3. Sebagai indikator perubahan material. Perubahan pada mineral agregat atau sifat
fisik dapat menimbulkan perbedaan pada specific gravity.

Nilai absorbsi air penting untuk diketahui karena nilai absorbsi air yang tinggi
dapat menandakan bahwa agregat tersebut tidak tahan lama. Pada beton, nilai
absorbsi air menandakan kekuatan ikat antara semen dengan agregat dan berat jenis
agregat. Ketika absorbsi air agregat air tinggi, hal ini mengurangi tingkat kemudahan
pekerjaan pembuatan beton. Dikarenakan lebih kentalnya campuran yang di
hasilkan, sedangkan absorbsi air yang rendah maka kemudahan pekerjaan akan
semaik baik dikarnakan campuran yang semakin encer sehingga pekerjaan semakin
mudah.
Langkah awal dalam praktikum ini adalah dengan menyiapkan agregat halus
yang berada dalam keadaan kering permukaan (SSD). Untuk mendapatkan agregat
halus yang kering permukaan, kami membiarkan agregat di tempat yang cukup
sirkulasi udara selama 24 jam.. Setelah agregat halus berada pada kondisi SSD,
agregat ditimbang untuk diketahui berat agregat pada keadaan SSD. Setelah
ditimbang, agregat dimasukkan ke dalam piknometer dan ditambahkan air sampai
90% kapasitas piknometer. Sebelum dibiarkan selama 24 jam, piknometer berisi
agregat digoyang-goyang untuk menghilangkan udara yang terjebak di antara
agregat halus. Hal ini penting dilakukan untuk keakuratan praktikum sehingga berat
yang selanjutnya akan ditimbang benar-benar berat bersih dari agregat halus. Setelah
agregat halus direndam dalam air selama 24 jam, agregat ditimbang untuk diketahui
berat keseluruhan baik agregat halus, air maupun piknometer sendiri. Berat jenis
jenuh agregat adalah berat yang telah ditimbang dikurangi berat piknometer berisi
air yang telah ditulis di piknometer. Setelah ditimbang, agregat halus dikeringkan
dalam oven selama 24 jam. Setelah agregat dalam keadaan kering oven, agregat
ditimbang untuk mengetahui berat agregat oven dry.
b. Analisis Hasil
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data, nilai specific gravity
yang diperoleh telah memenuhi syarat yaitu di antara 1.6 sampai 3.2 (ASTM C 128).
Hasil praktikum ini juga memberikan hasil yang berurutan sesuai dengan teori
dimana berat jenis semu paling besar diikuti dengan berat jenis jenuh kering
permukaan dan berat jenis curah. Berat jenis semu selalu paling besar karena
walaupun semua berat jenis tersebut menggunakan berat agregat dalam keadaan
oven dry, volume agregat yang dihitung pada berat jenis semu tidak termasuk pori-
pori yang dapat dimasuki air. Jika dilihat dari nilai specific gravity yang diperoleh,
praktikum ini dapat dianggap berhasil.
c. Analisis Kesalahan
Secara keseluruhan praktikum ini cukup berhasil namun seperti data yang di
peroleh, absorbsi air agak sedikit menuju ke batas atas dari kewajaran yang
seharusnya. Hal ini di sebab kan oleh
Ketika agregat halus dipindahkan dari piknometer ke wadah, ada sedikit pasir
yang tertinggal di dalam piknometer
Agregat halus tidak seutuhnya jatuh ketika cetakan kerucut di lepaskan, masih
ada pasir di bgian tengah yang berdiri tegak walaupun lebih banyak pasit yang
jatuh ketika cetakan di lepas.
Jumlah air yang mungkin tidak mencapai 90% kapasitas piknometer saan air di
masukkan.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan nilai pengolahan data yang diperoleh, praktikum ini cukup berhasil
karena telah memenuhi standar dan teori yang telah ada. Hanya saja, nilai absorbsi air
pada percobaan ini hampir mengenai batas atas dari rentang hasil yang diizinkan. saya
menyimpulkan bahwa sampel agregat halus yang dipakai telah memenuhi standar dan
layak digunakan sebagai bahan campuran untuk kemudian digunakan sebagai bahan
dasar beton
I. REFERENSI
American Society for Testing and Materials. Standards Test Method for Density,
Relative Density (Specific gravity), and Absorption of Fine Aggregate, No. ASTM
C 128-04a. Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.02.
Badan Standardisasi Nasional. Metode Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus, SNI 03-1970-1990.
Pedoman Praktikum. Pemerikasaan Bahan Beton dan Mutu Beton, Laboratorium
Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai