Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

Properti Material
Analisa Spesific Gravity dan Absorbsi Dari Agregat Halus

Kelompok P1:
1 Aprilia Dhiya Ulhaq
2 Alexander Darmawan
3 Muhammad Taufik Hidayat
4 Aflah Alamsha Dani
5 Lucky Steffano S.situmorang
PJ Laporan
Asisten Modul
Tanggal Praktikum
Tanggal Disetujui
Nilai Laporan
Paraf Asisten

1506745434
1506745365
1506716560
1506716655
1506745314

: Alexander Darmawan
: Parlin Aprijal I N
: 1 Oktober 2016
:
:
:

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I Percobaan Terhadap Agregat Halus

Analisa spesific gravity dan absorbsi dari agregat halus.


1.Tujuan Percobaan
Menentukan bulk dan apparent specific gravity dan absorbsi dari agregat halus
menurut ASTM C 128 , guna menentukan volume agregat dalam beton.

2.Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.

Neraca timbangan dengan kepekaan 0.1 gram dan kapasitas maksimum 1 kg.
Piknometer kapasitas 500 gram.
Cetakan kerucut pasir.
Tongkat pemadat (tamper) dari logam.
Oven, dengan ukuran yang mencukupi dan dapat mempertahankan suhu [100
5]C.

3.Bahan
500 gram agregat halus

4.Prosedur
1. Merendam agregat halus menggunakan air .
2. Mengeringkan agregat halus [kering udara] sampai didapat keadaan kering
merata. Agregat dikatakan kering merata di permukaannya ketika agregat dapat
tercurah atau longsor setelah dicetak [Free Flowing Condition].
3. Menguji kondisi agregat halus dengan memasukan agregat halus ke dalam sand
cone mold hingga sepertiganya lalu ditumbuk menggunakan tongkat pemadat
sebanyak 25 kali, kemudian isi agregat sampai penuh lalu tumbuk 25 kali
menggunakan tongkat pemadat, lalu isi dan ratakan agregat halus di dalam sand
cone mold. Jika kondisi SSD [Satured Surface Dry], agregat akan longsor ketika
cetakan diangkat.
4. Mengambil 500 gram agregat halus dalam kondisi SSD tadi lalu dimasukan ke
dalam piknometer dan diisi air hingga garis pada piknometer.
5. Menggoyang-goyangkan agregat yang terendam air di dalam piknometer agar
gelembung-gelembung udara dapat dihilangkan.
6. Merendam agregat di dalam piknometer menggunakan air selama 2 hari lalu
menimbang berat piknometer, benda uji, dan air.

7. Memisahkan benda uji dari piknometer ke dalam wadah dan dikeringkan


menggunakan oven.
8. Menimbang berat agregat halus yang telah kering oven.
9. Menimbang berat piknometer berisi air.

5.Teori
Berat jenis adalah nilai perbandingan relatif antara massa jenis suatu zat dengan
massa jenis air murni .Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan
untuk menyerap air.Jumlah rongga atau pori yang didapatpada agregat disebut porositas.
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan banyak campuran
agregat halus di dalam campuran beton, campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena
lebih teliti dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan
banyaknya pori agregat. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume agregat halus yang
besar sehingga dengan berat sama akan dibutuhkan agregat halus yang banyak dan
sebaliknya. Nilai penyerapan adalah perubahan berat agregat halus karena penyerapan air
oleh pori-pori dengan agregat halus pada kondisi kering.
Macam-macam berat jenis yaitu:
1.

Berat jenis curah (Bulk specific gravity)


Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada (Volume
pori yang dapat diresapi agregat atau dapat dikatakan seluruh volume pori yang dapat
dilewati air dan volume partikel)

2.

Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)


Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapi
agregat ditambah dengan volume partikel.

3.

Berat jenis semu (apparent specific gravity)


Adalah

berat

jenis

yang

memperhitungkan

volume

partikel

saja

tanpa

memperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air.Atau merupakan bagian relative
density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori atau pori udara
yang dapat menyerap air.
Kondisi agregat akibat air dibagi atas 4 macam yaitu :
1.

Keadaan kering oven atau mutlak

Yaitu kondisi dimana agregat setelah dioven selama 24 jam dengan suhu 110 5C.
2.

Keadaan jenuh kering muka ( SSD )

Yaitu bila semua pori berisi air dalam keadaan jenuh sedangkan kering kondisi ini dinamakan
dalam keadaan SSD.
3.

Keadaan basah atau penuh ( jenuh)

Yaitu dimana seluruh permukaan agregat tersebut berisi air yang biasanya disebut air
permukaan. Kondisi ini adalah kondisi dimana seluruh bagian agregat halus terendam air.
Untuk mendapatkan nilai berat jenis dan penyerapan agregat halus, dapat digunakan
rumus:
Berat jenis curah [ Bulk Specific Gravity ] =

Berat kering permukaan [ SSD ]=

500
B+500C

Berat jenis semu [ Apparent Specific Gravity ] =

Penyerapan [ Absorbsi ] =

A
B+500C

A
B+ AC

500 A
100
A

Keterangan :
-

A
B
C

= berat (gram) dari benda uji oven dry


= berat (gram) dari piknometer berisi air
= berat (gram) dari piknometer dengan benda uji dan air sesuai kapasitas

kalibrasi
7.Data
Kelompok P1 :
-

Berat agregat halus oven dry (A)


= 448 gram
Berat piknometer berisi air (B)
= 660 gram
Berat piknometer, air, dan agregat halus (C) = 939.5 gram

Kelompok K1 :

Berat agregat halus oven dry (A)


= 492 gram
Berat piknometer berisi air (B)
= 673 gram
Berat piknometer, air, dan agregat halus (C) = 983 gram

8.Pengolahan Data

Data P1 :
Berat jenis curah [ Bulk Specific Gravity ] =

A
B+500C

Berat jenis curah [ Bulk Specific Gravity ] =

448
660+ 500939.5

Berat jenis curah [ Bulk Specific Gravity ] =2.032

Berat kering permukaan [ SSD ]=

500
B+500C

Berat kering permukaan [ SSD ]=

500
660+500939.5

Berat kering permukaan [ SSD ]=2.268

Berat jenis semu [ Apparent Specific Gravity ] =

A
B+ AC

Berat jenis semu [ Apparent Specific Gravity ] =

448
660+ 448939.5

Berat jenis semu [ Apparent Specific Gravity ] =2.659

Penyerapan [ Absorbsi ] =

500 A
100
A

Penyerapan [ Absorbsi ] =

500448
100
448

Penyerapan [ Absorbsi ] =11.61

Data K1 :
Berat jenis curah [ Bulk Specific Gravity ] =

A
B+500C

Berat jenis curah [ Bulk Specific Gravity ] =

492
673+ 500983

Berat jenis curah [ Bulk Specific Gravity ] =2.589

Berat kering permukaan [ SSD ]=

500
B+500C

Berat kering permukaan [ SSD ]=

500
673+500983

Berat kering permukaan [ SSD ]=2.632


Berat jenis semu [ Apparent Specific Gravity ] =

A
B+ AC

Berat jenis semu [ Apparent Specific Gravity ] =

492
673+ 492983

Berat jenis semu [ Apparent Specific Gravity ] =2.703


Penyerapan [ Absorbsi ] =

500 A
100
A

Penyerapan [ Absorbsi ] =

500492
100
492

Penyerapan [ Absorbsi ] =1.63

Kelompok P1
A (Oven Dry)

B
(Piknometer+Air)

C (Piknometer+Agregat+Air)

448 gr

660 gr

939.5 gr

Berat
jenis
curah
2.032

Berat
SSD
2.268

Berat
jenis
semu
2.659

Penyerapan
11.61%

Kelompok K1
A (Oven Dry)

B
(Piknometer+Air)

C (Piknometer+Agregat+Air)

492 gr

673 gr

983 gr

Rata-rata

9.Analisa

Analisa Percobaan

Berat
jenis
curah
2.589
2.31
05

Berat
SSD
2.632
2.45

Berat
jenis
semu
2.703
2.68
1

Penyerapan
1.63%
6.62%

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan bulk dan apparent specific gravity dan
absorbsi dari agregat halus guna menentukan volume agregat dalam beton. Pertama kali
praktikan akan menyiapkan agregat sebanyak 500 gram kemudian merendam agregat halus
tersebut menggunakan air. Setelah merendam agegat halus dengan air, praktikan akan
mengeringkan agregat halus [kering udara] sampai didapat keadaan kering merata selama
sehari. Kondisi ini disebut kondisi SSD. Kondisi SSD digunakan karena kondisi ini dianggap
dapat mewakili kondisi agregat halus yang akan digunakan dalam campuran beton yaitu tidak
terlalu kering dan tidak terlalu basah. Agregat dikatakan kering merata ketika agregat tersebut
runtuh ketika dimasukan ke dalam cetakan. Oleh karena itu, praktikan harus menguji kondisi
agregat halus dengan memasukan agregat halus ke dalam sand cone mold hingga
sepertiganya lalu memadatkannya dengan cara menumbuk agregat menggunakan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali, kemudian isi agregat halus sampai penuh lalu menumbuk agregat
halus lagi sebanyak 25 kali menggunakan tongkat pemadat, lalu isi dan ratakan agregat halus
di dalam sand cone mold. Jika kondisi SSD [Satured Surface Dry], agregat akan longsor
ketika cetakan diangkat. Jika agregat halus tidak longsor, maka praktikum belum boleh
dilanjutkan karena kondisi dari agregat halus belum SSD dan harus dikering kan terlebih
dahulu. Setelah agregat halus telah berada pada konsidi SSD, praktikan akan mengambil 500
gram agregat halus yang berada dalam kondisi SSD tadi lalu dimasukan ke dalam piknometer
dan diisi air hingga garis pada piknometer. Garis pada piknometer merupakan kapasitas
kalibrasi alat dari piknometer. Agregat direndam menggunakan air kembali untuk mengetahui
berat agregat saat berada dalam kondisi jenuh air. Sebelum dibiarkan terendam air selama 2
hari, praktikan harus menggoyang-goyangkan agregat yang terendam air di dalam piknometer
agar gelembung-gelembung udara dapat dihilangkan sehingga agregat halus dapat terendam
air secara sempurna. Jika masih ada gelembung udara di dalam piknometer, maka tidak
semua bagian dari agregat halus terendam air sehingga kondisi jenuh air tidak benar-benar
tercapai dan juga gelembung udara akan mengurangi berat dari piknometer, agregat, dan air
saat penimbangan. Setelah direndam menggunakan air selama 2 hari , Praktikan akan
menimbang berat piknometer, benda uji, dan air untuk perhitungan. Setelah itu praktikan
memisahkan benda uji dari piknometer ke dalam wadah dan dikeringkan menggunakan oven
hingga kering oven. Setelah di oven selama sehari, agregat halus akan ditimbang untuk
mendapatkan berat oven dry dari agregat halus. Praktikan juga harus menimbang berat
piknometer yang berisi air sampai pada garis untuk digunakan dalam perhitungan massa
jenis.

Analisa Hasil

Kelompok P1
A (Oven Dry)

B
(Piknometer+Air)

C (Piknometer+Agregat+Air)

448 gr

660 gr

939.5 gr

Berat
jenis
curah
2.032

Berat
SSD
2.268

Berat
jenis
semu
2.659

Penyerapan
11.61%

Kelompok K1
A (Oven Dry)

B
(Piknometer+Air)

C (Piknometer+Agregat+Air)

492 gr

673 gr

983 gr

Rata-rata

Berat
jenis
curah
2.589
2.31
05

Berat
SSD
2.632
2.45

Berat
jenis
semu
2.703
2.68
1

Penyerapan
1.63%
6.62%

Pada praktikum agregat halus ini, praktikan telah mendapatkan semua data
yang dibuhkan dengan lengkap dan baik. Data tersebut didapatkan melalui berbagai
pengukuran yaitu melalui pengukuran berat dari agregat halus oven dry (A), berat dari
piknometer berisi air (B), dan berat dari piknometer dengan agregat halus dan air
sampai garis di piknometer yang merupakan kapasitas kalibrasi alat (C). Setelah
mendapat semua data yang diperlukan, nilai dari berat jenis curah, berat SSD, berat
jenis semu ,dan penyerapan dapat dihitung.
Dengan menggunakan data yang telah didapat, praktikan dapat mencari besar
nilai berat jenis curah dari agregat halus menggunakan rumus

A
B+500C

dan

mendapat kan hasil 2.032. Berat SSD dari agregat halus juga dapat dihitung
menggunakan rumus

500
B+500C

dan menghasilkan nilai 2.268. Berat jenis semu

dapat dihitung menggunakan rumus

A
B+ AC

dan didapatkan hasil 2.659 .

Terakhir, praktikan dapat menghitung besar penyerapan pada agregat halus

menggunakan rumus

500 A
100
A

dan mendapatkan nilai penyerapan air sebesar

11.61% .
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, maka seharusnya data yang
diambil lebih dari 1 data. Oleh karena itu, praktikan juga menggunakan data dari
kelompok K1 yang menggunakan agregat yang sama. Data yang didapatkan oleh
kelompok K1 lengkap dan bisa langsung digunakan untuk perhitungan. Dengan
menggunakan data yang telah didapat, praktikan dapat mencari besar nilai berat jenis
curah dari agregat halus menggunakan rumus

A
B+500C

dan mendapat kan hasil

2.589. Berat SSD dari agregat halus juga dapat dihitung menggunakan rumus
500
B+500C

dan menghasilkan nilai 2.632 . Berat jenis semu dapat dihitung

menggunakan rumus

A
B+ AC

dan didapatkan hasil 2.703 . Terakhir, praktikan

dapat menghitung besar penyerapan pada agregat halus menggunakan rumus


500 A
100
A

dan mendapatkan nilai penyerapan air sebesar 1.63% .

Dari hasil perhitungan dan data mentah, dapat dilihat bahwa ada perbedaan
yang cukup besar dari data berat agregat halus. Oleh karena itu, akan ada kesalahan
relatif yang terjadi akibat kelalaian dalam melakukan praktikum. Besar nilai berat
jenis dan penyerapan yang digunakan adalah hasil dari rata-rata dua data. Rata-rata

dapat di hitung menggunakan rumus

Data1+ Data 2
2

. Untuk berat jenis dari

agregat halus yaitu berat SSD, jenuh, dan curah memiliki syarat SNI yang sama yaitu
lebih dari 2.5 . Besar berat jenis curah yang didapat pada praktikum adalah 2.3105
sehingga tidak memenuhi standard SNI. Berat jenis SSD yang didapat pada praktikum
adalah 2.45 sehingga tidak memenuhi standard SNI. Berat jenis semu yang didapat
pada praktikum kali ini adalah 2.681 sehingga menjadi satu-satunya berat jenis yang
memenuhi SNI. Besar penyerapan yang memenuhi standard SNI adalah kurang dari

3% sedangkan penyerapan yang didapat saat praktikum adalah 6.62% sehingga tidak
memenugi stabdard SNI. Dengan melihat banyaknya faktor yang tidak terpenuhi oleh
agregat halus, maka agregat ini kurang cocok untuk digunakan dalam campuran
beton.

Analisa K3LL
Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan berbagai alat keselamatan
untuk menunjang jalannya praktikum. Alat-alat tersebut adalah jas lab, sarung tangan,
dan sepatu. Jas lab diperlukan agar bila tubuh praktikan terkena benda tajam ataupun
cairan yang berbahaya, benda tersebut tidak langsung mengenai kulit praktikan
sehingga tubuh praktikan terlindungi. Sarung tangan yang digunakan pada praktikum
kali ini ada 2 jenis. Jenis pertama adalah sarung tangan yang tahan terhadap panas
yang digunakan saat memasukan agregat halus ke dalam oven agar bila menyentuh
bagian dalam oven, tangan tidak terkena kontak langsung dengan panas oven. Jenis
kedua adalah sarung tangan karet. Sarung tangan ini digunakan saat mencuci agregat.
Sarung tangan ini perlu digunakan agar tangan praktikan tidak terluka saat proses
mencuci agregat. Sepatu juga hal yang sangat penting untuk digunakan saat
praktikum. Sepatu diperlukan untuk melindungi kaki dari benda tajam yang mungkin
terjatuh di lantai ataupun untuk melindungi kaki saat ada benda jatuh.

Analisa kesalahan
Pada saat praktikum, praktikan tidak mungkin dapat menghindari hal-hal
menyebabkan kesalahan relatif.. Faktor-faktor yang mungkin dapat menambah besar
kesalahan relatif pada praktikum ini adalah :
-

Ketidak telitian saat menimbang berat agregat halus sehingga berat agregat halus

tidak tepat 500 gram.


Penentuan saat kondisi SSD yang kurang tepat. Agregat halus bisa saja masih

terlalu basah ataupun terlalu kering.


Praktikan tidak mencuci agregat halus terlebih dahulu sehingga berat agregat

halus tercampur dengan berat lumpur.


Ada agregat halus yang terbuang saat proses praktikum dari kondisi SSD hingga
penimbangan setelah agregat halus dalam kondisi oven dry.

10.Kesimpulan :
1.
2.
3.
4.
5.

Berat jenis curah dari agregat halus adalah 2.3105 .


Berat SSD dari agregat halus adalah 2.45 .
Berat jenis semu agregat halus adalah 2.681 .
Besar penyerapan air dari agregat halus adalah 6.62% .
Berat agregat halus dipengaruhi oleh kondisi agregat halus yaitu kondisi SSD,

jenuh air, dan kering oven.


6. Nilai SNI untuk semua berat jenis adalah lebih dari 2.5 dan penyerapan kurang
dari 3% sehingga agregat halus ini tidak cocok digunakan dalam campuran beton.

11.Referensi :

http://www.ilmusipil.com/analisis-specific-gravity-dan-penyerapan-agregat-halus
America Society for Testing Materials. Standards Test Method for Density, Relative
Density (Specific Gravity), and Absorption of Fine Aggregate, No.ASTM C128- 04a.

Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.02.


Badan Standarisasi Nasional.Metode penguji berat jenis dan penyerapan air agregat
halus, SNI 03-1970-1990.

12.Lampiran

Gambar 1 : menguji kondisi


SSD
Gambar 3 : menimbang berat
agregat halus

Gambar 2 : agregat halus hasil


oven dry
Gambar 4 : menimbang berat piknometer
berisi air

Anda mungkin juga menyukai