PERCOBAAN II
AGREGAT HALUS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan kerak tungku besi, yang dipakai secara bersama-sama dengan suatu media
pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidrolik atau adukan fungsi agregat
adalah sebagai material pengisih dan biasanya menempati sekitar 75% dari isi total
beton, karena itu pengaruhnya besar terhadap sifat dan daya tahan beton. Misalnya
bahwa agregat menempati jumlah yang cukup besar dari volume beton dan sangat
mempengaruhi sifat beton,maka perlu kiranya material ini diberi perhatian yang
lebih detail. Di samping itu dapat mengurangi penyusutan akibat pengerasan beton
dan juga mempengaruhi koefisien pemuaian akibat panas, pemilihan jenis agregat
yang akan digunakan tergantung pada mutu agregat, ketersediannya dilokasi, harga
batuan beku, batuan sedimen, dan agregat batuan. Agregat alam merupakan agregat
yang bentuknya alami terbentuk berdasarkan aliran air sungai dan degradasi.
Agregat yang terbentuk dari aliran air sungai berbentuk bulat dan licin, sedangkan
agregat yang terbentuk dari proses degradassi berbentuk kubus (bersudut) dan
permukaannya kasar. Permintaan akan agregat alam berbentuk kubus atau bersudut,
mempunyai permukaan kasar dan bergradasi baik. Oleh karena itu, agregat akan
Program Studi Teknik Sipil
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XI
juga dapat dibentuk dengan cara pengolahan. Penggunaan alat pemecah batu
(crusher stone) yang terkontrol dapat membentuk agregat sesuai bentuk yang
dibutuhkan, terutama dalam pembangunan jalan. Agregat alam yang berasal dari
tempat terbuka disebut pitrun sedangkan yang berasal dari tempat tertutup disebut
bankrun.
B. Tujuan Percobaan
(absorption) dari agregat halus menurut SNI 03-1970-2008. Nilai ini diperlukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar
(steel yard) yang mengacu pada buku acuan dari sifat fisik dan mineralogy
metode yang bisa dihitung berat jenis agregat halus dan sedang yakni dengan
menggunakan gasjar dan specific gravity bottle (BS 812 : 1975). Karateristik
berat jenis secara umum digunakan dalam perhitungan volume agregat dalam
Portland, aspal beton, dan campuran lain yang secara proporsional atau
relative density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali
jenis (bulk), berat jenis kering permukaan jenuh (Surface Saturated Dry =
SSD), berat jenis semu (apparent) dan penyerapan dari agregat halus.
jenis agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
Berat Jenis (SSD) : Atau berat kecil kering permukaan jenuh yaitu
suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
tertentu.
antara berat agregat dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
B. Prosedur Percobaan
7. Sebagian dari benda uji yang lolos SSD di masukkan ke dalam cetakan
10. Isi pignometer kosong yang berisi air dan benda uji 500 gram yang
sudah SSD atau kering permukaan. Isi air sampai batas kalibrasi 90%
pignometer.
BAB III
METODE PERCOBAAN
5. Talam
6. Sendok agregat
7. Corong plastik
8. Koran
9. Plat kaca
10. Oven
11. Ember
diperoleh dari bahan yang diproses melalui alat pemisah atau cara
perempatan.
BAB IV
A. Perhitungan
Observasi 1
B
Apparent Specific Gravity =
B+C-D
=
490,95
490,95+681-998,83
= 2,83
B
Bulk Specific Gravity (Kering) =
C +A- D
= 490,95
681+500-998,83
= 2,69
A
Bulk Specific Gravity (SSD) =
C + A -D
= 500
6 81 +500-998,83
= 2,74
A-B
Presentase Absorpi Air = x 100 %
B
500 - 490,95
= x 100
490,95
%
= 1,84%
Observasi II
B
Apparent Specific Gravity =
B+C-D
492 , 57
= 492 , 57+661 , 62−981 ,57
= 2,85
B
Bulk Specific Gravity (Kering) =
C + A -D
492 , 57
= 661 ,62+500−981 ,57
= 2,73
A
Bulk Specific Gravity (SSD) =
C+ A - D
500
= 661 ,62+500−981 ,57
= 2,77
A-B
Presentase Absorpsi Air = x 100 %
B
= 1,50%
Rata-rata
2,83+2,85
Apparent Specific Gravity = = 2,84
2
2,69+2,73
Bulk Specific Gravity (Kering) = = 2,71
2
2,74+2,77
Bulk Specific Gravity (SSD) = = 2,75
2
1,84+1,50
Presentase Absorpsi Air = = 1,67 %
2
Observasi 1
gram
B 2,853
Apparent Specific Gravity =
B+C−D
B
Bulk Specific Gravity (Kering) =
C+ A−D 2,735
A−B
Presentase Absorpi Air = x 100 %
B 1,508 %
Observasi II
B 2,835
Apparent Specific Gravity =
B+C−D
B 2,695
Bulk Specific Gravity (Kering) =
C+ A−D
A 2,744
Bulk Specific Gravity (SSD) =
C+ A−D
A−B 1,843 %
Presentase Absorpsi Air = x 100 %
B
Rata Rata
2,853+2,835 2,844
Apparent Specific Gravity =
2
2,735+2,695 2,715
Bulk Specific Gravity (Kering) =
2
2,777+2,744 2,760
Bulk Specific Gravity (SSD) =
2
1,508+1,843 1,675 %
Presentase Absorpsi Air =
2
Analisa Data
Spesifikasi Hasil
Jenis pemeriksaan Keterangan
Minimum Maksimum Percobaan
Apperent Specific
- - 2,844 -
Gravity
Air
501 Pembahasan :
specific gravity sebesar 2,844, bulk specific gravity (kering) 2,715, bulk
specific gravity (SSD) 2,760 dan persentase absorbsi sebesar 1,675 % dimana
bulk specific gravity (SSD) dengan absorpsi air adalah berbanding terbalik,
dimana semakin besar hasil yang diperoleh maka semakin kecil daya serap air
BAB V
A. Kesimpulan
Gravity (SSD) rata-rata 2,760 dan Hasil perhitungan yang diperoleh dari
B. Saran
tempat semula.
5. Sebaiknya lab menyiapkan sarung tangan atau kain bekas agar ketika
DAFTAR PUSTAKA
ASTM C218 : Standart Test Method For Relative Density (specific gravity and
Agregat Halus.
LAMPIRAN
A. Gambar Alat
B. Gambar Bahan
C. Foto Kegiatan
D. Foto Kelompok
KELOMPOK XI