Anda di halaman 1dari 19

Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agregat halus pada umumnya terdiri dari pasir atau partikel yang lewat saringan
No. 4, sedangkan agregat kasar tertahan pada saringan tersebut. Ukuran maksimum
agregat kasar dalam struktur beton diatur dalam peraturan untuk kepentingan
berbagai komponen. Namun pada dasarnya bertujuan agar agregat-agregat dapat
masuk atau lewat di antara sela-sela tulangan atau acuan.

Pasir sebagai agregat halus dalam pembuatan beton jika ditinjau dari asalnya
dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batuan. Agar diperoleh mutu
beton yang baik, pasir yang akan digunakan harus memenuhi beberapa kriteria
tertentu. Pasir harus terdiri dari butiran tajam, keras dan bersifat kekal. Selain itu
pasir tidak boleh mengandung banyak lumpur dan bahan-bahan organik karena
dapat mengurangi kekuatan beton.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah keanekaragaman besar butiran agregat
halus tersebut. Dengan diketahuinya gradasi (pembagian atau distribusi ukuran
agregat), perencanaan adukan beton dapat dilakukan dengan tepat. Tujuan gradasi
ini tidak lain adalah untuk mengurangi regangan seminimum mungkin.

B. Tujuan Percobaan

Menentukan “bulk and apparent” specific gravity dan penyerapan


(absorption) dari agregat halus menurut SNI 03-1970-2008. Nilai ini diperlukan
untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam adukan beton.

Program Studi Teknik Sipil 1


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Dasar

Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air
dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah
kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan
kondisi jenuh permukaan kering ( SSD = Saturated Surface Dry ). Untuk agregat
yang lebih halus digunakan piknometer (pycnometer), selain penggunaan
piknometer ini ada beberapa metode yang bisa dihitung berat jenis agregat
halus dan sedang yakni dengan menggunakan gas jar dan specific gravity bottle.
Karateristik berat jenis secara umum digunakan dalam perhitungan volume agregat
dalam berbagai jenis campuran yang mengandung agregat termasuk beton semen
Portland, aspal beton, dan campuran lain yang secara proporsional atau
dianalisis berdasarkan volume.

Berat Jenis semu (apparent specific gravity ) merupakan bagian relative


density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori-
pori/rongga udara yang dapat menyerap air.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk),  berat jenis


kering permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis
semu (apparent)  dan penyerapan dari agregat halus.

Berat Jenis : Bulk specific gravity adalah perbandingan antara berat


jenis agregat kering dan berat air suling yang isinya
sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada
suhu tertentu.

Berat Jenis (SSD) : Atau berat kecil kering permukaan jenuh yaitu
perbandingan antara berat agregat kering-permukaan
jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan
agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

Program Studi Teknik Sipil 2


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

Berat Jenis Semu : Apparent specific gravity ialah perbandingan antara


berat agregat dan berat air suling yang isinya sama
dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu
tertentu.

Penyerapan : Adalah presentase berat air yang dapat diserap


pori terhadap berat agregat kering

Program Studi Teknik Sipil 3


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Peralatan yang digunakan

a) Timbangan dengan ketelitian 1 gram yang mempunyai kapasitas 20 kg.

Gambar 3. 1 Timbangan

b) Piknometer dengan kapasitas 500 gram

Gambar 3. 2 Piknometer

c) Cetakan kerucut pasir

Program Studi Teknik Sipil 4


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

Gambar 3. 3 Cetakan kerucut pasir

d) Tongkat pemadat dari logam untuk cetakan kerucut pasir

Gambar 3. 4 Tongkat pemadat

e) Koran

Gambar 3. 5 Koran

Program Studi Teknik Sipil 5


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

f) Plat kaca

Gambar 3. 6 Plat kaca

g) Sekop dari logam

Gambar 3.7 Sekop dari logam

h) Talam

Gambar 3. 8 Talam

Program Studi Teknik Sipil 6


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

i) Ember

Gambar 3. 9 Ember

j) Oven

Gambar 3. 10 Oven

k). Corong

Gambar 3. 11 Corong

Program Studi Teknik Sipil 7


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

B. Bahan yang digunakan

Berat contoh disiapkan sebanyak ±1000 gram. Contoh diperoleh dari bahan yang

diproses melalui alat pemisah dengan menggunakan saringan No.4

Gambar 3.12

C. Prosedur Pelaksanaan

1. Ambillah benda uji atau agregat halus yang lolos saringan NO. 4 sebanyak 1000
gr.
2. Kemudian timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gr kapasitas 20 Kg.
3. Masukkan kedalam wadah dan rendam selama 24 jam.
4. Setelah direndam selama 24 jam, benda uji dimukakan dengan kertas koran
hingga SSD dengan indikasi contoh tercurah dengan baik.
5. Sebagian dari contoh benda uji kering permukaan (SSD) dimasukkan pada
metal sand cone mold dengan 3 pemasukkan sebanyak 1/3 dari volume
kerucut. Kemudian benda uji dipadatkan dengan tongkat pemadat (stamper).
Jumlah tumbukan adalah 25 kali. Untuk tumbukan pertama dan kedua
sebanyak 9 kali, dan untuk pemadatan ketiga ditumbuk sebanyak 7 kali. Kondisi
SSD contoh benda uji diperoleh jika cetakan diangkat, butiran-butiran pasir
akan longsor atau runtuh.
6. Timbang piknometer kosong dan catat hasilnya.
7. Setelah itu isi piknometer kosong dengan air sampai batas kalibrasi kemudian
timbang dan catat beratnya.

Program Studi Teknik Sipil 8


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

8. Setelah itu isi piknometer kosong dengan benda uji sebesar 500 gr yang kering
permukaan (SSD). Kemudian isi air sampai 90 % penuh. Bebaskan gelembung-
gelembung udara dengan cara menggoyang-goyangkan piknometer. Timbang
berat piknometer yang berisi contoh benda uji dan air.
9. Rendam piknometer dengan suhu 25° C selama 24 jam. Setelah itu pisahkan
benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu (23±2) °C.
10. Kemudian timbang agregat halus yang telah dikeringkan dengan oven dan catat
hasilnya.
11. Bersihkan dan kembalikan alat-alat pada tempatnya.

Program Studi Teknik Sipil 9


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

BAB IV

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan

Diketahui data-data hasil percobaan sebagai berikut :


Observasi I
Berat contoh kondisi SSD (Jenuh Air) (A) = 500 gr
Berat Contoh Kering Oven (B) = 487 gr
Berat Piknometer Berisi Air (C) = 665 gr
Berat Piknometer + Air + Benda Uji SSD (D) = 986 gr
B
Apparent Specific Gravity = B+ C -D
487
= 487+665−986
= 2,934
B
Bulk Specific Gravity (Kering) = C + A−D
487
= 665+500−986
= 2,721
A
Bulk Specific Gravity (SSD) = C + A−D
500
= 665+500−986
= 2,793
A-B
x 100
Persentase Absorpsi Air = B
500-487
x 100 %
= 487
= 2,669 %

Program Studi Teknik Sipil 10


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

Observasi II
Berat contoh kondisi SSD (Jenuh Air) (A) = 500 gr
Berat Contoh Kering Oven (B) = 488 gr
Berat Piknometer Berisi Air (C) = 661 gr
Berat Piknometer + Air + Benda Uji SSD (D) = 967 gr
B
Apparent Specific Gravity = B+ C -D
488
= 488+661−967
= 2,681
B
Bulk Specific Gravity (Kering) = C + A−D
488
= 661+500−967
=2,515
A
Bulk Specific Gravity (SSD) = C + A−D
500
= 661+500−967
= 2,577
A-B
x 100
Persentase Absorpsi Air = B
500-488
x 100 %
= 488
= 2.459 %
Rata-rata
Apparent specific gravity = 2,808

Bulk Specific Gravity (Kering) = 2,618

Bulk Specific Gravity (SSD) = 2,685

Program Studi Teknik Sipil 11


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

Presentase Absorpsi = 2.564 %

B. Analisa Data

Syarat Hasil
Jenis Pemeriksaan Keterangan
Min Max Percobaan
a. Apparent Specific
1,60 3,20 2,808 Memenuhi
Gravity
b. Bulk Specific
1,60 3,20 2,618 Memenuhi
Gravity (SSD)
c. Bulk Specific
1,60 3,20 2,685 Memenuhi
Gravity (Kering)
d. Persentase
0,2% 2,0 % 2,564 % Memenuhi
Absorpsi

C. Pembahasan

Dari hasil didapatkan apparen specific grafity rata-rata 2,808, bulk specific
gravity (SSD)rata-rata 2,618, dan bulk specific gravity (kering) yaitu 2,685.
Persentase absopsi air rata-rata agregat halus yaitu 2,564 %.

Program Studi Teknik Sipil 12


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

a) Dari hasil perhitungan didapatkan :


 Apparent specific gravity rata-rata = 2,808
 Bulk Specific Gravity (Kering) rata-rata = 2,618
 Bulk Specific Gravity (SSD) rata-rata = 2,685
b) Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus menurut
ASTM C127 dan C128, agregat yang diuji dapat digunakan sebagai
bahan/material konstruksi.
B. Saran
a) Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu memahami
materi percobaan.
b) Sebaiknya alat-alat laboratorium dilengkapi agar praktikum tidak terhambat
karena kekurangan alat demi kelancaran praktikum.
c) Sebaiknya ketika melaksanakan praktikum diharapkan untuk datang tepat
waktu sesuai jadwal.
d) Sebaiknya ketika praktikan selesai melakukan percobaan agar
membersikan alat-alat yang telah digunakan dan dikembalikan ke
tempat semula.

Program Studi Teknik Sipil 13


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

DAFTAR PUSTAKA

Tonapa, Suryanti Rapang. 2019. Pedoman Praktikum Teknologi Bahan Suryanti


Rapang Tonapa. Universitas Kristen Indonesia Paulus, Makassar

Program Studi Teknik Sipil 14


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

LAMPIRAN

Program Studi Teknik Sipil 15


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

FOTO KEGIATAN

Gambar 3.13 merendam agregat dalam dalam air

Gambar 3.14 Mengering mukakan agregat halus

dalam kondisi SSD

Program Studi Teknik Sipil 16


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

Gambar 3.14 Mengering mukakan agregat halus

dalam kondisi SSD

Gambar 3.16 Hasil pemadatan agregat halus

dalam kondisi SSD

Program Studi Teknik Sipil 17


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

Gambar 3.17 Memasukkan agregat halus kedalam

piknometer dan diisi dengan air

Gambar 3.18 Merendam piknometer berisi


agregat dalam air

Program Studi Teknik Sipil 18


Praktikum Teknologi Bahan KELOMPOK XV

Gambar 3.19 Mengeringkan agregat halus dalam


oven

Gambar 3.20 Menimbang agregat halus yang telah


dioven

Program Studi Teknik Sipil 19

Anda mungkin juga menyukai