Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PENJELASAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN , METODE PENGUJIAN


TENTANG ANALISA SARINGAN DAN PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT
DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Laboratorium Desain Perkerasan Jalan

Disusun oleh :

Febiola Algaayu Risky Putri

NIM. 5111419027

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

1
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

A. TEORI

Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat.
Berat jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton
sehingga secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran
beton. Berat jenis digunakan dalam Perhitungan perencanaan campuran beton.

Dari pengujian ini dapat dapat ditentukan berat jenis bulk, berat jenis-kering
permukaan jenuh (SSD = saturated surface dry), berat jenis semu (apparent) dan
penyerapan agregat halus:
a. Berat jenis bulk ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling
yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu
b. Berat jenis kering-permukaan jenuh (SSD) ialah perbandingan antara berat agregat
kering-permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu
c. Berat jenis semu (apparent) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada
suhu tertentu
d. Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering.

B. ACUAN

Praktikum mengukur berat jenis dan penyerapan agregat halus kali ini
menggunakan acuan :
SNI 1970 : 2008 : Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus.

C. MAKSUD

Maksud dari praktikum mengukur berat jenis dan penyerapan agregat halus
adalah sebagai pegangan dan acuan dalam pengujian untuk menentukan berat jenis
curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu, dan angka penyerapan
daripada agregat halus.

D. TUJUAN
Tujuan dari praktikum mengukur berat jenis dan penyerapan agregat halus
adalah untuk mendapatkan angka untuk berat jenis curah, berat jenis permukaan
jenuh, berat jenis semu, dan penyerapan air pada agregat halus.

E. RUANG LINGKUP

Mencakup cara persiapan benda uji, peralatan, dan cara pengujian berat jenis
dan penyerapan pada tanah jenis agregat halus, yaitu lolos saringan No. 4 (4,75 mm).

F. PERALATAN UJI

1. Peralatan Uji

 Timbangan
 Piknometer
 Kerucut terpancung
 Batang penumbuk
 Talam
 Pompa hampa udara
 Saringan

2. Oven

3. Bejana tempat air

G. PROSEDUR

1. Siapkan benda uji yang lewat saringan No. 4 (4,75 mm) yang diperoleh dari
alat pemisah contoh atau cara perempat (quartering) sebanyak 1000 gram.

2. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± _5)°C, sampai berat tetap
(0,1 %); dinginkan pada suhu ruang, Kemudian rendam dalam air selama (24
± 4) jam.

3. Buang air perendam dengan hati-hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan
agregat diatas talam, Keringkan di udara panas dengan cara membalik-balikan
benda uji; lakukan pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan
jenuh.

4. Periksa keadaan kering permukaan jenuh, dengan cara sebagai berikut:


- Letakkan dasar kerucut pada permukaan yang rata dan kedap
- Masukkan benda uji yang agak kering ke dalam kerucut secara
bertahap/perlapis
- Ratakan permukaan benda uji pada kerucut dengan jari sebelum dilakukan
penumbukkan
- Lakukan 25 kali penumbukan terhadap benda uji dalam kerucut. Setiap pe-
numbukan dilakukan dengan menjatuhkan secara bebas penumbuk dari
ketinggian 5
mm diatas permukaan benda uji, buang butiran yang terdapat pada permukaan
disekitar dasar kerucut
- Angkat kerucut secara vertical, jika:
 Benda uji yang kering akan hancur
 Benda uji yang terlalu basah akan berbentuk kerucut
 Benda uji pada kondisi jenuh permukaan akan runtuh tetapi masih
dalam keadaan tercetak

5. Setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh masukkan 500 gram benda
uji ke dalam piknometer, kemudian Masukkan air suling sampai mencapai
90% isi piknometer, selama pemasukan sesekali putar piknometer sambil di
guncang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya, untuk
mempercepat proses, dapat digunakan vacuum pump, tetapi jaga jangan
sampai ada air/agregat yang ikut terhisap. Tambahkan air suling sampai
mencapai tanda batas pada piknometer, timbang
piknometer berisi agregat dan air tersebut (Bt).

6. Tambahkan air suling sampai mencapai tanda batas pada piknometer, timbang
piknometer berisi agregat dan air tersebut (Bt)

7. Keluarkan benda uji dari dalam piknometer, keringkan dalam oven sampai
berat tetap, kemudian dinginkan dalam desikator, setelah dingin timbang berat
benda uji (Bk).

8. Timbang berat piknometer yang berisi air sampai tanda batas pada piknometer
(B), kemudian ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu
standar (25° C).

H. RUMUS PERHITUNGAN
Bk
 Berat jenis curah=
( B+500−Bt )
500
 Berat jenis jenuh kering permukaan=
(B+500−Bt )
Bk
 Berat jenis semu=
B+Bk −Bt
(500−Bk)
 Penyerapan= x 100 %
Bk
Dimana : Bk = berat benda uji kering oven, dalam garam
B = berat piknometer berisi air, dalam gram
Bt = berat piknometer berisi benda uji dan air, dalam gram
500 = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh,
dalam gram
I. CONTOH HASIL PERHITUNGAN
Tabel Perhitungan :

Rata -
Pengujian A B Satuan
Rata

Berat benda uji kering permukaan jenuh (SSD) 500,0 500,0 gr


500

Berat benda uji kering oven (Bk) 497,7 493,2 gr

Berat piknometer diisi air (25°C) (B) 822,6 850,0 gr

Berat piknometer + benda uji (SSD) + Air 1127,6 1153,3 gr


(25°C) (Bt)

Bk 2,55 2,54 2,53


Berat jenis curah=
( B+500−Bt )

500 2,55 2,54 2,56


Berat jenis jenuhkering permukaan=
( B+500−Bt )

Bk 2,61 2,63 2,62


Berat jenis semu=
B+Bk −Bt
(500−Bk) 1,39 1,35 1,32
Penyerapan= x 100 %
Bk

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR


A. TEORI
Berat jenis curah dan berat jenis semu umumnya digunakan pada perhitungan
volume dalam campuran, rongga dalam agregat.
Penyerapan digunakan untuk menghitung perubahan berat agregat sebagai
akibat adanya air yang terserap oleh pori dalam agregat dibandingkan dengan berat
agregat dalam keadaan kering.
B. ACUAN
Praktikum mengukur berat jenis dan penyerapan agregat halus kali ini
menggunakan acuan :
SNI 1970 : 2008, Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
C. MAKSUD
Maksud dari praktikum mengukur berat jenis dan penyerapan agregat kasar
adalah sebagai pegangan dan acuan dalam pengujian untuk menentukan berat jenis
curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu, dan angka penyerapan
daripada agregat kasar.
D. TUJUAN
Tujuan dari praktikum mengukur berat jenis dan penyerapan agregat halus
adalah untuk mendapatkan angka untuk berat jenis curah, berat jenis permukaan
jenuh, berat jenis semu, dan penyerapan air pada agregat kasar.
E. RUANG LINGKUP
Mencakup cara persiapan benda uji, peralatan, dan cara pengujian berat jenis
dan penyerapan pada tanah jenis agregat kasar, yaitu yang tertahan saringan No. 4
(4,75 mm).
F. PERALATAN
1. Keranjang kawat
2. Tempat air
3. Timbangan
4. Saringan
5. Keranjang kawat
6. Oven
7. Alat pemisah contoh
G. PROSEDUR
1. Siapkan benda uji yang tertahan saringan no. 4 (4,75) mm yang diperoleh dari
alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak kira-kira 5 kg.
2. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat
pada permukaan, Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110° ± 5)°C
sampai berat tetap. Bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam
pekerjaan beton dimana agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya,
maka tidak perlu dilakukan pengeringan dengan oven.
3. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian timbang
dengan ketelitian 0,5 gram (=Bk).
4. Rendam benda uji dalam air pada suhu ruang selama 24 ± 4 jam. Keluarkan
benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan halus satu persatu.
Timbang benda uji kering permukaan jenuh (=Bj).
5. Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluar
–kan udara yang tersekap, tentukan beratnya di dalam air (=Ba) dan ukur suhu
air untuk penyesuaian perhitungan pada suhu standar (25°C).
H. RUMUS PERHITUNGAN
Bk
 Berat jenis curah(bulk specific gravity)=
( Bj−Ba)
Bj
 Berat jenis kering− permukaan jenuh=
( Bj−Ba)
Bk
 Berat jenis semu(apparent specific gravity)=
Bk−Ba
Bj−Bk
 Penyerapan= x 100 %
Bk
Dimana : Bk = berat benda uji kering oven, dalam garam
BJ = berat benda uji kering permukaan januh, dalam gram
Ba = berat benda uji kering permukaan jenuh dalam air, dalam
gram
500 = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh,
dalam gram
I. CONTOH HASIL PERHITUNGAN

Rata -
Pengujian A B Satuan
Rata
Berat benda uji kering oven (Bk) 1215,25 1195,10 gr

Berat benda uji kering permukaan jenuh 497,7 493,2 gr


(Bj)

Berat benda uji dalam air (25°C) (Ba) 822,6 850,0 gr

Bk 2,52 2,54 2,53


Berat jenis (bulk)=
Bj−Ba

Bj 2,55 2,54 2,56


Berat jenis kering permukaan jenuh=
Bj−Ba

Bk 2,61 2,63 2,62


Berat jenis semu(apparent )=
Bk−Ba

Bj−Bk 1,39 1,35 1,32


Penyerapan( absorption)= x 100 %
Bk

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN


KASAR

A. TEORI
Analisis saringan (sieve analysis) adalah suatu proses membagi contoh
(sample) agregat ke dalam fraksi-fraksii berdasarkan ukuran partikel. Analisis
saringan dimaksudkan untuk menentukan gradasi atau penyebaran butir agregat. Dari
hasil analisis saringan juga dapat diketahui kesesuaian atau ketidak-sesuaian gradasi
dengan spesifikasi. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik, salah satu syarat
yang harus dipenuhi adalah gradasi. Gradasi agregat tidak berpengaruh secara
langsung terhadap kekuatan beton, tetapi berpengaruh langsung tehadap konsistensi,
keseragaman, dan pencapaian kepadatan maksimum adukan beton.
Besarnya ukuran agregat maksimum dapat diketahui dari hasil analisis
saringan agregat, yaitu pada nomor saringan yang masih meloloskan 100% agregat
sebelum nomor saringan yang di atasnya terdapat bagian agregat yang tertahan. Bila
ukuran partikel agregat lebih besar, luas permukaan bidang kontak dengan pasta akan
lebih kecil sehingga kebutuhan air campuran menjadi berkurang. Jadi untuk suatu
workability dan jumlah semen yang telah ditetapkan, nilai faktor air-semen dapat
dikurangi sehingga memberi keuntungan terhadap kekuatan. Akan tetapi, luas
permukaan yang semakin kecil dapat mengurangi kekuatan lekatan antara permukaan
agregat dengan pasta.
B. ACUAN
Praktikum pengujian tentang analisa saringan agregat halus dan kasar kali ini
menggunakan acuan :
SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan
Kasar
C. MAKSUD
Maksud dari praktikum ini adalah menentukan pembagian butir (gradasi)
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
D. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperoleh distribusi besaran atau
jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi yang
diperoleh dapat ditunjukan dalam tabel atau grafik.
E. RUANG LINGKUP
Mencakup cara persiapan benda uji, peralatan, dan cara pembagian butir agregat
jenis- jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar.
F. PERALATAN
1. Timbangan dan satu set saringan
2. Oven
3. Alat pemisah contoh
4. Alat pengguncang
G. PROSEDUR
1. Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat.
a. Agregat halus, terdiri dari :
 Ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500 gram;
 Ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100 gram.
b. Agregat kasar, terdiri dari :
 Ukuran maks. 3,5"; berat minimum 35,0 kg
 Ukuran maks. 3"; berat minimum 30,0 kg
 Ukuran maks. 2,5"; berat minimum 25,0 kg
 Ukuran maks. 2"; berat minimum 20,0 kg
 Ukuran maks. 1,5"; berat minimum 15,0 kg
 Ukuran maks. I"; berat minimum 10,0 kg
 Ukuran maks. 3/4" berat minimum 5,0 kg
 Ukuran maks. 1/2"; berat minimum 2,5 kg
 Ukuran maks. 3/8"; berat minimum 1,0 kg
c. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar,
agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No.4.
2. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C, sampai berat
tetap.
3. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas dan Saringan diguncang dengan tangan atau mesin
pengguncang selama + 15 menit.
4. Timbang dan hitunglah prosentase berat benda uji yang tertahan pada masing-
masing saringan terhadap berat total benda uji.
H. RUMUS PERHITUNGAN
Persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan adalah :
Berat komulatif benda uji tertahan
x 100 %
Berat total benda uji setelah disaring
I. CONTOH PERHITUNGAN
Tabel Perhitungan :
Saringan Berat Jumlah Presentase Kumulatif (%)
Tertahan Tertahan

mm (inci) gram gram Tertahan Lewat

76.2 ( 3”)

63.5 ( 2 ½” )

50.8 ( 2” )

36.1 ( 1 ½” )

25.4 ( 1” )

19.1 ( ¾” )

12.7 ( ½” )

9.52 ( 3/8” ) 0 100

No. 4 23 23 4,6 95,4

No. 8 67 90 18 82

No. 16 72 162 32,4 67,6

No. 30 88 250 50 50

No. 50 167 417 83,4 16,6

No. 100 60 477 95,4 4,6

No. 200 16 493 98,6 1,4

Pan 7 500 100 0

Modulus Kehalusan : 2,84


4

PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES

A. ACUAN
Praktikum pengujian agregat dengan mesin abrasi los angeles kali ini
menggunakan acuan :
SNI 2417:2008 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles
B. MAKSUD
Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai acuan dan pegangan dalam
menguji keausan agregat dengan menggunakan alat/mesin Abrasi Los Angeles.
C. TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui angka keausan yang
dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus terhadap berat semula dalam
persen.
D. RUANG LINGKUP
Mencakup peralatan, persiapan bahan uji, dan cara pengujian keausan agregat dengan
mesin abrasi Los Angeles, meliputi agregat kasar dengan ukuran 75 mm (3 inci)
sampai dengan ukuran 2,36 mm (saringan No.8) dengan menggunakan mesin abrasi
Los Angeles.
E. PERALATAN
1. Alat mesin abrasi Los Angeles
2. Saringan
3. Timbangan
4. Bola – bola baja
5. Oven
F. PROSEDUR
1. Siapkan benda uji dengan berat dan gradasi sesuai Tabel 1. (terdapat 7 cara
yang dapat
ditentukan, cara A s/d G dengan masing-masing gradasi).
2. Cuci dan keringkan agregat pada temperatur 110C ± 5C sampai berat tetap.
Pisah- pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara
penyaringan dan lakukan penimbangan.

3. Gabungkan kembali fraksi-fraksi agregat sesuai grading yang dikehendaki


sesuai pada daftar gradasi dan berat benda uji. Timbang berat contoh dengan
ketelitian mendekati 1 gram. (=a).

4. Pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan


salah satu dari 7 macam gradasi (A, B, C, D, E ,G), Benda uji dan bola baja
dimasukkan ke dalam mesin abrasi. Putar mesin dengan kecepatan 30 s/d 33
rpm dengan jumlah putaran gradasi A, B, C, dan gradasi D adalah 500
putaran, serta untuk gradasi E, F, dan gradasi G adalah 1000 putaran.

5. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin dan saring dengan
saringan No.12 (1,70 mm). Kemudian yang tertahan di atasnya dicuci bersih.

6. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada temperatur 110C ± 5C dan


Timbang bahan tertahan saringan no. 12 dengan ketelitian 1 gram. (=b).

G. RUMUS PERHITUNGAN
a−b
Keausan= x 100 %
a
Dimana :

a : berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram

b : berat benda uji tertahan saringan No. 12 (1,70 mm), dinyatakan dalam gram.
H. CONTOH PERHITUNGAN

Anda mungkin juga menyukai