Anda di halaman 1dari 10

BAB 4

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

4.1 Teori Umum


Menurut SNI 03-1970-1990, agregat halus adalah agregat yang ukuran butirannya
lebih kecil dari 4,75 mm (No. 4). Berat jenis adalah perbandingan antara berat dari
satuan volume dari suatu material terhadap berat air dengan volume yang sama pada
temperatur yang ditentukan. Nilai-nilainya adalah tanpa dimensi. Pengukuran berat
jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal dengan agregat,
campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan
dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat.
Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat
sama akan dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya. Bahan yang digunaka
dalam praktikum perkerasan jalan adalah agregat halus abu batu. Abu batu
merupakan hasil Samping dari mesin pemecah batu dalam proses pemecahan batu
menjadi batu pecah dapat dijadikan bahan pengganti agregat halus. Namun abu batu
mempunyai banyak kelemahan seperti penyerapan air yang lebih besar dari pasir
alam. Berat jenis agregat ada 3, yaitu:
1. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)
Berat jenis SSD adalah perbandingan antara berat dari satuan volume agregat
(termasuk berat air yang terdapat di dalam rongga akibat perendaman selama
(24+4) jam, tetapi tidak termasuk rongga antara butiran partikel) pada suatu
temperatur tertentu terhadap berat di udara dari air suling bebas gelembung
dalam volume yang sama pada suatu temperatur tertentu.

2. Berat jenis semu (Apparent)


Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat dari satuan volume suatu
bagian agregat yang impermiabel pada suatu temperatur tertentu terhadap berat
di udara dari air suling bebas gelembung dalam volume yang sama pada suatu
temperatur tertentu.
BAB 4 | BERAT JENIS AGREGAT HALUS

3. Berat jenis bulk


Berat jenis curah adalah perbandingan antara berat dari satuan volume agregat
(termasuk rongga yang impermeabel dan permeabel di dalam butir partikel,
tetapi tidak termasuk rongga antara butiran partikel) pada suatu temperatur
tertentu terhadap berat di udara dari air suling bebas gelembung dalam volume
yang sama pada suatu temperatur tertentu.

Sedangkan penyerapan adalah penambahan berat dari suatu agregat akibat air yang
meresap ke dalam pori-pori, tetapi belum termasuk air yang tertahan pada
permukaan luar partikel, dinyatakan sebagai persentase dari berat keringnya.
Agregat dikatakan “kering” ketika telah dijaga pada suatu seluruh temperatur
(110±5)oC dalam rentang waktu yang cukup untuk menghilangkan kandungan air
yang ada (sampai beratnya tetap).

Dalam penggunaannya, berat jenis curah adalah suatu sifat yang pada umumnya
digunakan dalam menghitung volume yang ditempati oleh agregat dalam berbagai
campuran yang mengandung agregat termasuk beton beton aspal dan campuran lain
yang diproporsikan atau dianalisis berdasarkan volume absolut. Berat jenis curah
yang ditentukan dari kondisi jenuh kering permukaan digunakan apabila agregat
dalam keadaan basah yaitu pada kondisi penyerapannya sudah terpenuhi.
Sedangkan berat jenis curah yang ditentukan dari kondisi kering oven digunakan
untuk menghitung ketika agregat dalam keadaan kering atau diasumsikan kering.

Berat jenis semu adalah kepadatan relatif dari bahan padat yang membuat partikel
pokok tidak termasuk ruang pori di antara partikel tersebut dapat dimasuki oleh air.
Angka penyerapan digunakan untuk menghitung perubahan berat dari suatu agregat
akibat air yang menyerap ke dalam pori di antara partikel pokok dibandingkan
dengan pada saat kondisi kering, ketika agregat tersebut dianggap telah cukup lama
kontak dengan air sehingga air telah menyerap penuh. Standar laboratorium untuk
penyerapan akan diperoleh setelah merendam agregat yang kering ke dalam air
selama (24+4) jam.

4.2 Maksud dan Tujuan

PRAKTIKUM PPJ 2024 KELOMPOK 2 25


BAB 4 | BERAT JENIS AGREGAT HALUS

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh berat jenis kering permukaan jenuh
atau SSD (Saturated Surfaced Dry), serta nilai penyerapan (absorpsi) dari agregat
halus. Berat jenis SSD yaitu perbandingan antara berat dari satuan volume agregat
(termasuk berat air yang terdapat di dalam rongga akibat perendaman selama
(24±4), tetapi tidak termasuk rongga antara butiran partikel) pada suatu temperatur
tertentu terhadap berat di udara dari air suling bebas gelembung dalam volume yang
sama pada suatu temperatue tertentu. Penyerapan agregat adalah perbandingan
berat air yang dapat diserap quarry terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam
persen.

4.3 Benda Uji


Benda uji yang dipakai dalam percobaan ini adalah abu batu.

4.4 Alat-alat yang Digunakan


a. Timbangan elektrik.
b. Picknometer kapasitas 500 ml.
c. Oven.
d. Dessicator.
e. Saringan No. 4.
f. Cawan.
g. Kain Lap.
h. Sendok.

4.5 Prosedur Percobaan


a. Mengambil benda uji abu batu yang lolos saringan No. 4 (4,75 mm);
b. Memasukkan benda uji ke dalam pan, kemudian menambahkan air hingga
benda uji terendam seluruhnya;
c. Mendiamkan benda uji yang terendam selama ± 24 jam;
d. Membuang air yang terendam setelah ± 24 jam dan menebarkan benda uji secar
tipis-tipis di atas karung goni atau kain lap yang telah disiapkan, kemudian
mengangin-anginkan benda uji hingga permukaan benda uji terlihat kering;

PRAKTIKUM PPJ 2024 KELOMPOK 2 26


BAB 4 | BERAT JENIS AGREGAT HALUS

e. Memasukkan benda uji ke dalam kerucut Abraham sebanyak 3 lapis dan


menumbuk setiap lapisan sebanyak 8 kali untuk mengetahui benda uji sudah
dalam keadaan kering permukaan (SSD);
f. Mengangkat kerucut Abraham dengan hati – hati. Jika benda uji runtuh
sebagian, maka benda uji sudah dalam keadaan kering permukaan (SSD);
g. Mengambil 2 contoh benda uji masing – masing 300 gram;
h. Memasukkan benda uji ke dalam oven selama ± 24 jam;
i. Mengeluarkan benda uji setelah ± 24 jam dari oven, kemudian memasukkan ke
dalam dessicator hingga dingin atau beratnya tetap;
j. Menimbang benda uji setelah benda uji dingin atau beratnya tetap;
k. Memasukkan benda uji ke dalam picknometer dengan bantuan corong, agar
benda uji dapat masuk seluruhnya;
l. Menambahkan air suling sebanyak 2 (duapertiga) bagian isi picknometer;
3

m. Memasang picknometer ke dalam Vacuum Pump sampai gelembung udara


yang berada di picknometer hilang;
n. Menambahkan air kembali sampai batas leher, kemudian menimbangnya;
o. Mengeluarkan benda uji dari picknometer, kemudian membersihkannya;
p. Mengisi kembali picknometer dengan air suling hingga batas leher, kemudian
menimbangnya.

4.6 Diagram Alir

Mulai

Mengambil benda uji abu batu yang lolos saringan no. 4 (4,75 mm)

Memasukkan benda uji kedalam pan, kemudian menambahkan air


hingga benda uji terendam seluruhnya

PRAKTIKUM PPJ 2024 KELOMPOK 2 27


BAB 4 | BERAT JENIS AGREGAT HALUS

Mendiamkan benda uji yang terendam selama ± 24 jam

Mengangin-anginkan benda uji hingga permukaan benda uji terlihat kering

Buang air yang merendam benda uji dan menebarkan benda uji tipis-tipis
diatas karung goni atau kain lap yang telah disiapkan

Memasukkan benda uji kedalam kerucut Abraham sebanyak 3 lapis dan


ditumbuk setiap lapisan sebanyak 8 kali untuk mengetahui benda uji sudah
dalam keadaan kering permukaan (SSD)

Mengangkat kerucut Abraham dengan hati-hati. Jika benda uji runtuh


sebagian, maka benda uji tersebut sudah dalam keadaan kering permukaan
(SSD)

Mengambil 2 sampel benda uji masing-masing 300 gram

Memasukkan benda uji kedalam oven selama± 24 jam

Mengeluarkan benda ujisetelah ± 24 jam dari oven, kemudian


memasukkannya kedalam desicator hingga dingin/beratnya tetap

Menimbang benda uji setelah benda uji dingin/beratnya tetap

Memasukkan benda uji kedalam picnometer

Menambahkan air suling sebanyak 2/3 bagian dari isi pycnometer

PRAKTIKUM PPJ 2024 KELOMPOK 2 28


BAB 4 | BERAT JENIS AGREGAT HALUS

Menambahkan air kembali sebatas leher picnometer yang terisi


benda uji, kemudian menimbangnya

Mengeluarkan benda uji dari picnometer, kemudian membersihkannya

Mengisi kembali picnometer dengan air suling hingga batas


leher, kemudian menimbangnya

Selesai

Gambar 4.1 Diagram Alir Berat Jenis Agregat Halus


(Sumber : Analisa Penulis, 2024)

4.7 Data Pengamatan dan Perhitungan


4.7.1 Data Pengamatan
Tabel 4.2 Data Pengamatan Berat Jenis Agregat Halus ( Terlampir )

4.7.2 Perhitungan
a. Percobaan 1
1) Pengujian Berat Jenis Bulk Agregat Halus (Abu Batu)
Diketahui :
Berat Benda Uji Kering (BK) = 490 gram
Berat Picknometer + Benda Uji + Air (Bt) = 984,5 gram
Berat Benda Uji SSD (SSD) = 500 gram
Berat Picknometer + Air (B) = 692,5 gram
BK
Berat jenis Bulk =
(B+SSD-Bt)
490
=
(692,5+500-984,5)

= 2,356 gram/ml
2) Pengujian Berat Jenis SSD Agregat Halus (Abu Batu)

PRAKTIKUM PPJ 2024 KELOMPOK 2 29


BAB 4 | BERAT JENIS AGREGAT HALUS

Diketahui :
Berat Benda Uji SSD (SSD) = 500 gram
Berat Picknometer + Air (B) = 692,5 gram
Berat Picknometer + Benda Uji + Air (Bt) = 984,5 gram
SSD
Berat jenis SSD =
(B+SSD-Bt)
500
=
(692,5+500-984,5)

= 2,404 gram/ml
3) Pengujian Berat Jenis Semu Agregat Halus (Abu Batu)
Diketahui :
Berat Benda Uji Kering (BK) = 490 gram
Berat Picknometer + Benda Uji + Air (Bt) = 984,5 gram
Berat Picknometer + Air (B) = 692,5 gram
BK
Berat jenis Semu =
(B+BK-Bt)
490
=
(692,5+490-984,5)

= 2,470 gram/ml
4) Pengujian Penyerapan Agregat Halus (Abu Batu)
Diketahui :
Berat Benda Uji SSD (SSD) = 500 gram
Berat Benda Uji Kering (BK) = 490 gram
(SSD-BK)
% Penyerapan = x 100%
BK
(500-490)
= x 100%
490

= 2,04082 %

PRAKTIKUM PPJ 2024 KELOMPOK 2 30


BAB 4 | BERAT JENIS AGREGAT HALUS

4.8 Kesimpulan dan Saran


4.8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium didapatkan nilai sebagai berikut :
Tabel 4.1 Kesimpulan Hasil Pengujian
SNI 03-
Keterangan Nilai Keterangan
1737-1989
Berat Jenis
2,356 gram > 2,5 gram Nilai tidak sesuai.
Bulk
Berat Jenis
Nilai tidak sesuai
Permukaan 2,404 gram > 2,5 gram
SNI
Jenuh (SSD)
Berat Jenis
Nilai tidak sesuai
Semu 2,470 gram > 2,5 gram
SNI
(Apparent)
Penyerapan
2,04082 % < 3% Nilai sesuai SNI
(Absorpsi)
(Sumber : Analisa Penulis, 2024)

Dapat disimpulkan bahwa penyerapan (Absorpsi) sesuai dengan SNI 03-1737-1989,


sedangkan berat jenis bulk, berat jenis SSD, berat jenis semu yang tidak sesuai
dengan SNI 03-1737-1989.
4.8.1 Saran
Saran yang dapat kami berikan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan percobaan sesuai prosedur yang ada di modul.
b. Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam menimbang karena akan berpengaruh
terhadap nilai yang didapat.
c. Sebaiknya tidak tergesa-gesa dalam menimbang agar didapat hasil yang lebih
akurat

PRAKTIKUM PPJ 2024 KELOMPOK 2 31


LAMPIRAN
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH –
HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081287301294

LAMPIRAN
BERAT JENIS AGREGAT HALUS

No. Lampiran : 4.1 Tanggal : 6 Maret 2024


Jenis Material : Agregat Halus Dikerjakan oleh : Kelompok 2
Nomor Contoh : 1 Dihitung oleh : Kelompok 2
Pekerjaan : Berat Jenis Diperiksa : Maharani Izmy Sekar A
Berat Contoh : 1500 gram

Tabel 4.2 Data Pengamatan Berat Jneis Agregat Halus


KETERANGAN NILAI 1
Berat Benda Uji Permukaan Jenuh (SSD) 500 gram
Berat Benda Uji Oven (Bk) 490 gram
Berat Piknometer Diisi Air (25ºC) (B) 692,5 gram
Berat Piknometer + Benda Uji (SSD) + Air
984,5 gram
(25ºC) (Bt)

Berat Jenis Bulk 𝐵𝑘 2,356 gram


𝐵+𝑆𝑆𝐷−𝐵𝑡
2,404 gram
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh 𝑆𝑆𝐷
𝐵+𝑆𝑆𝐷−𝐵𝑡

Berat Jenis Semu (Apparent) 𝐵𝑘


2,470 gram
𝐵+𝐵𝑘−𝐵𝑡

Penyerapan (Absorbsi) 𝑆𝑆𝐷−𝐵𝑘 x 100 % 2,04082 %


𝐵𝑘

(Sumber : Analisa Penulis, 2022)

Mengetahui :
Asisten Laboratorium

Maharani Izmy Sekar Arum


NIM. 3336200090

Anda mungkin juga menyukai