• AGREGAT HALUS
A. TUJUAN
Untuk menentukan berat jenis agregat dalam keadaan jenuh air kering
permukaan (SSD) serta dapat mengetahui persentase berat air yang dapat
diserap oleh agregat halus yang dihitung terhadap berat keringnya.
B. DASAR TEORI
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
2. Bahan
a. Agregat halus (pasir) sebanyak 1,5 kg yang lewat saringan No. 4 (4,75
mm) yang telahdirendam selama ±24 jam dan dibuat dalam keadaan
jenuh kering permukaan (SSD)
b. Air
D. LANGKAH KERJA
➢ Penentuan SSD agregat halus
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Benda uji yang telah direndam ±24 jam dimasukkan ke dalam kerucut
terpancung dalam 3 (tiga) lapisan, yang masing-masing lapisan
ditumbuk sebanyak 8 (delapan) kali, ditambah 1 (satu) kali
penumbukan untuk bagian atasnya (seluruhnya 25 kali tumbukan).
3. Mengangkat cetakan terpancung secara perlahan-lahan.
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Catatan:
sebelum diangkat, cetakan kerucut terpancung harus dibersihkan dari
butiran agregat yang berada diluar cetakan.
4. Memeriksa bentuk agregat hasil percetakan setelah kerucut
terpancung harus diangkat, bentuk agregat umumnya ada 3 tipe, yang
masing-masing menyatakan \ keadaan kandungan air dari agregat
tersebut, yaitu keadaan kering, keadaan basah, dan keadaan SSD.
Catatan:
• Jika keadaan agregat kering maka agregat perlu ditambah air.
• Jika agregat dalam keadaan basah, maka agregat perlu dikeringkan
terlebih dahulu di suhu ruangan (diudara).
5. Untuk mengetahui agregat halus telah SSD dapat dilihat dari hasil
cetakan kerucut terpancung, jika hasil cetakannya agak longsur atau
retak (tidak membentuk kerucut dan tidak menggumpal) berarti benda
uji tersebut telah SSD.
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
11. Mengisi piknometer dengan air sampai tanda batas yang telah
ditentukan, lalu timbang beratnya untuk mendapatkan nilai (W2)
12. Melakukan pengujian dengan 2 sampel untuk mengambil rata-ratanya
2. Perhitungan=
Sampel I 𝐵𝐾
Berat jenis curah = (𝐵+500−𝐵𝑡)
471,86
=
(656,76+500−972,57)
=
= 2,56
=
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
𝐵𝐾
Berat jenis semu = = (𝐵+𝐵𝐾−𝐵𝑡)
471,86
=
= (656,76+471,86−972,57)
= 3,02
=
500−𝐵𝐾
Penyerapan = 𝑋 100%
𝐵𝐾
500−471,86
= 𝑋 100%
471,86
=
= 5,96%
=
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang dilakukan dan menganalisa data yang ada, maka
didapatkan :
1. Berat jenis curah = 2,56
2. Berat jenis kering permukaan jenuh = 2,71
3. Berat jenis semu = 3,02
4. Penyerapan = 5,96%
Sehingga berat jenis SSD memenuhi syarat yaitu 1,6 – 3,2 dan penyerapan
TIDAK memenuhi syarat yaitu 0,2 – 2% berdasarkan ASTM C128. Sehingga
material ini tidak layak dalam konstruksi.
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
G. DOKUMENTASI
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
• AGREGAT KASAR
A. TUJUAN
Untuk menentukan berat jenis agregat dalam keadaan jenuh air kering
permukaan (SSD) serta dapat mengetahui persentase berat air yang dapat
diserap oleh agregat kasar yang dihitung terhadap berat keringnya.
B. DASAR TEORI
Berat jenis kering (bulk specific gravity) adalah perbandingan antara
berat agregat kering dan berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu tertentu. Berat isi permukaan (SSD) yaitu
perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dengan berat isi
suling yang beratnya sama dengan berat agregat dalam keadaan jenuh pada
suhu 25ºC.
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Mencuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan lain
yang melekatpada permukaan benda uji
3. Merendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama ± 24 jam
4. Mengeluarkan benda uji dari dalam air, lap dengan kain penyerap
sampai selaput pada permukaan agregat hilang (agregat ini
dinyatakan dalam kondisi jenuh permukaan kering SSD)
5. Menimbang berat benda uji di dalam air (W1)
6. Membersihkan bejana dari benda uji dan masukkan ke dalam talam
7. Mengoven benda uji selama ± 24 jam hingga berat kering tetap
8. Menimbang berat agregat kering (W2)
9. Melakukan pengujian dengan menggunakan dua sampel
untuk mengambil rata-ratanya
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Sampel
Uraian Rata- rata
I II
Berat benda uji kering oven, Bk (gr)
Berat benda uji kering permukaan jenuh, Bj (gr)
=
2. Perhitungan :
Sampel I
Berat jenis curah =
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
=
Penyerapan =
=
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang dilakukan dan menganalisa data yang ada,
maka didapatkan :
Berat jenis SSD memenuhi syarat yakni 1,6 – 3,2 menurut ASTM C127.
Dan untuk penyerapan yang disyaratkan 0,2 – 4,6%, sehingga dari hasil
pengujian memenuhi syarat karena nilai yang diperoleh adalah 3,4%
Agregat ini memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga layak
digunakan dalamcampuran beton.
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
G. DOKUMENTASI
Kelompok 3
Kelas 2A D4 Perancangan Bangunan Gedung