Anda di halaman 1dari 10

2.

2 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Standar pengujian:
1. ASTM C 128-84
2. SK SNI 03-1969-1990 / AASHTO T 84-88
3. BS 812: Part 2: 1975
2.2.1 Pendahuluan
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran
agregat dengan aspal, campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih
teliti dibanding dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan
banyaknya pori agregat. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang
besar sehingga dengan berat yang sama akan membutuhkan aspal yang banyak.
Berat jenis (Bulk Specific Gravity) adalah berat jenis yang diperhitungkan
terhadap seluruh volume pori yang ada (volume pori yang dapat diresapi oleh
aspal, volume pori yang tidak dapat diresapi oleh aspal, atau dapat dikatakan
seluruh volume pori yang dapat dilewati air dan volume partikel).
Berat jenis kering-permukaan jenuh (Saturated Surface Dry/SSD specific
gravity) adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat
diresapi oleh aspal ditambah dengan volume partikel.
Berat jenis semu (Apparent Spesific Gravity) adalah berat jenis yang
memperhitungkan volume partikel saja tanpa memperhitungkan volume pori yang
dapat dilewati air.
Nilai penyerapan adalah perbandingan perubahan berat agregat karena
penyerapan air oleh pori-pori dengan berat agregat pada kondisi kering.

2.2.2 Maksud dan Tujuan


Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat jenis lepas (bulk), berat
jenis kering – permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis
semu (apparent) dan penyerapan dari agregat halus.
2.2.3 Bahan dan Peralatan
Berikut merupakan peralatan yang diperlukan dalam pengujian:
a. Timbangan kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gr.
b. Piknometer dengan kapasitas 500 ml.
c. Kerucut terpacung (cone), diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter
bagian bawah (90 ± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logam
tebal minimum 0,8 mm.
d. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340
± 1) gram, diameter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm.
e. Saringan No. 4.
f. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memasang sampai
(110 ± 5)°C.
g. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 1°C.
h. Talam.
i. Bejana tempat air.
j. Pompa hampa udara (vacuum pump) atau tungku.
k. Air suling.
l. Desikator.

2.2.4 Penyiapan Benda Uji

Sampel berupa agregat yang lewat saringan No. 4, diperoleh dari alat
pemisah contoh atau cara perempat sebanyak ± 1000 gram untuk 1 kali
percobaan.
2.2.5 Prosedur Pengujian
Berikut merupakan langkah yang harus dilakukan dalam pengujian ini:
a. Mengeringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C, sampai
berat tetap.
b. Mendinginkan pada suhu runag, kemudian rendam dalam air selama
(24 ± 4) jam.
c. Membuang air perendam hati-hati, jangan ada butiran yang hilang,
tebarkan agregat di atas talam, keringkan di udara panas dengan cara
membalik-balikan benda uji.
d. Melakukan pengeringan sampai keadaan kering-permukaan
jenuh/SSD.
e. Memeriksa keadaan SSD sampel dengan tes Cone.
f. Mengambil kerucut terpacung dan batang penumbuknya. Letakkan
kerucut dengan diameter yang besar pada bagian bawah, pada alas rata
yang tidak menyerap air/alas besi. Masukkan sampel yang telah
diperkirakan SSD ke dalam kerucut sampai penuh dan menyembul.
Padatkan dengan menjatuhkan batang penumbuk setinggi + 5 mm
sebanyak 25 kali. Tidak perlu menambahkan sampel kembali setelah
tumbukan terakhir. Angkat kerucut dan perhatikan keruntuhan yang
terjadi.
g. Segera setelah tercapai keadaan kering – permukaan jenuh, masukkan
500 gram benda uji ke dalam piknometer yang telah ditimbang
sebelumnya.
h. Memeriksa kembali bahwa selisih berat piknometer berisi sampel
dengan berat piknometer adalah 500 gram. Bila tidak maka untuk
perhitungan, angka 500 harus diganti dengan berat sampel yang
tercatat.
i. Memasukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer, putar,
guncang, sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.
j. Untuk mempercepat proses ini dapat digunakan pompa hampa udara,
tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terisap dapat
dilakukan dengan merebus piknometer.
k. Merendam piknometer yang telah berisi sampel ke dalam air dan ukur
suhu air untuk perhitungan kepada suhu standar 25°C. Sebaiknya
didiamkan selama 1 hari.
l. Menambahkan air sampai tanda batas.
m. Menimbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1
gram (Bt).
n. Mengeluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ±
5)°C sampai berat tetap, kemudian dinginkan benda uji dalam
desikator.
o. Setelah benda uji dingin kemudian timbanglah (Bk).
p. Menentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna
penyesuaian dengan suhu standar 25°C (B).
q. Ilustrasi kondisi keruntuhan disajikan pada Gambar 3.6.

Gambar 2. 1 Bentuk Keruntuhan Kondisi Basah SSD, dan Kering


Sumber: Pemeriksaan dan Pengujian Bahan Perkerasan Jalan, 2023)

2.2.6 Data Hasil Pengujian


Data pengujian berat jenis bitumen dapat dilihan pada Tabel 3.4
Tabel 2. 1 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Abu Batu
Percobaan Hasil
Berat benda uji kering permukaan jenuh (SSD) 500 gr
Berat benda uji kering oven (BK) 489,7 gr
Berat picnometer diisi air 25oC (B) 707,5 gr
Berat picnometer + benda uji SSD + air 25oC (Bt) 1029,2 gr
Berat Jenis (Bulk) 2,746
Berat Jenis Permukaan Jenuh (SSD) 2,804
Berat Jenis Semu (Apparent) 2,915
Penyerapan (Absorption) 2,103 %

(Sumber : Hasil Praktikum PJR Tahun 2023)

Tabel 2. 2 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Pasir


Percobaan Hasil
Berat benda uji kering permukaan jenuh (SSD) 500 gr
Berat benda uji kering oven (BK) 492,5 gr
Berat picnometer diisi air 25oC (B) 678,2 gr

Berat picnometer + benda uji SSD + air 25oC (Bt) 984,3gr


Berat Jenis (Bulk) 2,540
Berat Jenis Permukaan Jenuh (SSD) 2,579
Berat Jenis Semu (Apparent) 2,642
Penyerapan (Absorption) 1,523 %

(Sumber : Hasil Praktikum PJR Tahun 2023)


2.2.7 Perhitungan
BK
Berat jenis Curah (Bulk Specific Gravity) =
B+500−Bt
500
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) =
B+500−Bt
BK
Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity) =
B+ BK−Bt
(500−BK )
Penyerapan (Absorbtion) = ×100 %
BK
Keterangan :
BK = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat picnometer diisi air 25oC (gram)
BK = Berat benda uji kering oven (gram)
a. Abu Batu
489 , 7
Berat Jenis = = 2,746
707 ,5+ 500−1029 , 2
500
BJ SSD = = 2,804
707 ,5+ 500−1029 , 2
489 , 7
BJ Semu = = 2,915
707 ,5+ 489 , 7−1029 , 2
(500−489 , 7)
Penyerapan = ×100 % = 2,103%
489 , 7
b. Pasir

492 , 5
Berat Jenis = = 2,540
678 ,2+500−984 ,3
500
BJ SSD = = 2,579
678 ,2+500−984 ,3
492 , 5
BJ Semu = = 2,642
678 ,2+ 492 ,5−984 ,3
(500−492 , 5)
Penyerapan = ×100 % = 1,523%
492 , 5
2.2.8 Kesimpulan

Pada pemeriksaan berat jenis agregat halus didapatkan kesimpulan sebagai


berikut:

Tabel 2. 3 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus


Keterangan Abu Batu Pasir
Berat Jenis Curah (Bulk) 2,746 2,540
Berat Jenis SSD 2,804 2,579
Berat Jenis Semu 2,915 2,642
Penyerapan 2,103% 1,523%
(Sumber : Hasil Praktikum PJR Tahun 2023)
Sesuai spesifikasi umum Bina Marga tahun 2018 yang mensyaratkan
berat jenis agregat kasar dan halus tidak boleh melebihin 0,2, Berat jenis
agregat kasar adalah 2,758 dan berat jenis agregat halus 2,704 maka
persyaratan memenuhi

2.2.8 Saran

Pelaksanaan pengujian berat jenis agregat halus sebaiknya dilaksanakan


dengan cermat dan teliti agar hasil yang didapatkan lebih valid.

2.2.9 Lampiran
1. Alat dan Bahan
a. Agregat Halus (Abu batu dan Pasir). b. Timbangan

Gambar 2. 3 Agregat Abu batu dan Gambar 2. 2 Timbangan


Pasir

c. Piknometer Kapasitas 500ml d. Oven


Gambar 2. 4 Piknometer 500 ml Gambar 2. 5 Oven

2. Praktikum

Gambar 2.9 Memasukkan agregat yang sudah direndam sebanyak +- 1000gr

Gambar 2.10 Mencuci agregat sampai air menjadi bening


Gambar 2.11 Mengangin-anginkan agregat

Gambar 2.12 Memasukkan agregat ke dalam picnometer sebanyak 500 gr

Gambar 2.13 Memasukkan 500gr agregat sisanya ke dalam oven


Gambar 2.14 Merebus Agregat Sampai Mendidih

Kesimpulan
Agregat Agregat
Keterangan
Kasar Halus
Berat Jenis Rata-Rata 2,758 2,704
Selisih < 0,2 Memenuhi

Anda mungkin juga menyukai