Anda di halaman 1dari 10

5

BAB II
PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS ( PASIR )

2.1 Analisa Butir Pasir


2.1.1 Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran butir dan gradasi
agregat dari pasir untuk keperluan design campuran beton.

2.1.2 Peralatan
a. Mesin pengguncang saringan.
b. Saringan untuk agregat halus dengan ukuran sbb :
 Saringan dengan no 3/8
 Saringan dengan no 4
 Saringan dengan no 8
 Saringan dengan no 16
 Saringan dengan no 30
 Saringan dengan no 50
 Saringan dengan no 100
 Pan
c. Timbangan.
d. Alat Pemanggang (Oven).

2.1.3 Benda uji


Contoh pasir sebanyak 2000 gram.

2.1.4 Pelaksanaan
a. Timbang masing-masing saringan.
b. Susun saringan berurutan, yang paling bawah adalah pan kemudian
saringan dengan lobang terkecil sampai dengan lobang terbesar.
c. Masukkan benda uji pada saringan teratas kemudian tutup.
d. Buka saringan, kemudian timbang masing-masing saringan berserta
isinya.
e. Hitung berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan.
6

f. Lanjutkan perhitungan sesuai yang tercantum dalam tabel.


2.1.5 Penyajian Data
Untuk hasil ukuran butir dan gradasi agregat dari pasir seperti ditunjukkan
dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Hasil ukuran butir dan gradasi agregat pasir.


Ukuran Berat Berat Saringan Tertinggal Kumulatif
Saringan Saringan + Agregat
No (mm) (gr) (gr) gram % Tertinggal % Lolos %

3/8 9.5 550 740 190 9.42 9.42 90.58


4 4.75 438.5 590 151.5 7.51 16.93 83.07
8 2.36 429.5 680 250.5 12.42 29.35 70.65
16 1.18 421.4 805 383.6 19.02 48.38 51.62
30 0.6 409.7 1145 735.3 36.46 84.84 15.16
50 0.3 397.7 400 2.3 0.11 84.95 15.05
100 0.15 385 445 60 2.98 87.93 12.07
pan pan 71.5 315 243.5 12.07 - 0
2016.7 100 361.80
Sumber : Hasil Pengamatandan Perhitungan

2.1.6 Fraction Modulus

Friction Modulus (FM) adalah suatu indeks yang dipakai untuk


menjadi ukuran kehalusan atau kekasaran butir-butir batuan. FM ini
didefinisikan sebagai jumlah persen kumulatif dari butir-butir batuan yang
tertinggal diatas suatu set ayakan dan kemudian dibagi seratus. Makin besar
nilai FM, menunjukkan bahwa makin besar butir-butir batuannya. Pada
umumnya untuk pasir dapat dikelompokkan dalam 3 macam tingkat
kehalusan, yaitu :
a. Pasir halus, jika FM = 2,20 - 2,60.
b. Pasir sedang, jika FM = 2,60 - 2,90.
c. Pasir kasar, jika FM = 2,90 - 3,20.
Untuk menghitung FM, maka sisa pada pan tidak dihitung. Dengan
demikian dari analisa saringan pasir diatas didapat nilai FM sebesar :
7

382.41
FM = = 3,824
100

sehingga benda uji pasir diatas termasuk dalam kelompok pasir


kasar.Selanjutnya data dari analisa saringan diatas dimasukkan kedalam
grafik 2 tentang batas gradasi pasir. Pilih salah satu dari grafik yang
memenuhi data, sehingga pada akhirnya pasir dapat diketahui agregat pasir
tersebut masuk pada gradasi 1, gradasi 2, gradasi 3 atau gradasi 4.
8
9

2.1.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan setelah dimasukkan didalam grafik1
tentang batas gradasi pasir, maka dapat diketahui bahwa benda uji (agregat
pasir) tersebut masuk dalam GRADASI 2.

2.2. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Pasir


2.2.1 Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui berat jenis dan penyerapan
yang ada pada agregat halus.

2.2.2 Peralatan
a. Neraca timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
b. Picnometer ukuran 500 ml.
c. Sendok pengaduk.
d. Mangkok adukan.
e. Alat pemanggang / Oven.

2.2.3 Benda Uji


Contoh pasir sebanyak 500 gram.

2.2.4 Pelaksananaan
a. Goreng / panggang benda uji dengan alat pemanggang (oven) selama
kurang lebih 10 menit hingga benda uji terlihat kering.
b. Timbang berat pasir kering yang setelah dipanggang.
c. Isi picnometer dengan air, kemudian timbang.
d. Masukkan benda uji dalam picnometer dan ditambah air kemudian
timbang beratnya.
e. Lanjutkan perhitungan sesuai yang tercantum dalam tabel.
10

2.2.5 Penyajian Data


Untuk hasil pemeriksaan jenis dan penyerapan pasir seperti ditunjukkan
dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Pemeriksaan jenis dan penyerapan pasir.

Kode Uraian Sat. Nilai

       
A Berat Pasir kering Oven Kg 586
B Berat Tempat + Air Kg 671
C Berat Tempat + Pasir SSD + air Kg 974
       

Sumber : Hasil Pengamatandan Perhitungan


Perhitungan :
A
Berat Jenis (Bulk Specific Gravity) = (B+ 500−C )
482
=
(675+500−985)
= 2,53 gr/mm3

Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD Specific Gravity)


500
= ( B+ 500−C )
500
=
( 675+500−985 )
= 2,63 gr/mm3
Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity)
A
= (B+ A−C )
11

482
=
( 675+482−985 )
= 2,80 gr/mm3

500− A
×100 %
Penyerapan Air (Absorbtion) = A
500−482
= x 100 %
482
= 3,73 %

2.3. Pemeriksaan Bobot Isi Agregat Pasir


2.3.1 Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui berat isi dari pasir. Berat
isi diperlukan apabila kita akan melakukan mix design dengan menggunakan
perbandingan volume.

2.3.2 Peralatan
a. Neraca timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
b. Mangkok tempat benda uji.
c. Sendok perata.

2.3.3 Benda Uji


Percobaan menggunakanpasir sebanyak 500 gram.

2.3.4 Pelaksanaan
a. Ukur berat mangkok tempat benda uji.
b. Hitung volume tempat benda uji.
c. Masukkan benda uji kedalam mangkok, timbang berat mangkok dan
benda uji.
12

2.3.5 Penyajian Data


Untuk hasil pemeriksaan berat isi agregat pasir seperti ditunjukkan dalam
Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Pemeriksaan berat isi agregat pasir.

Kode Uraian Sat. Nilai

A Berat Tempat gr 217


B Berat tempat + Benda Uji gr 7700
C Isi Tempat(Volume Tempat) mm3 4083
D Berat Benda Uji( B - A ) gr 3617
E Berat Isi( D / C ) gr/mm3 1,13
       

Sumber : Hasil Pengamatandan Perhitungan

2.3.6 Kesimpulan
Dari pemeriksaan dapat diketahui bahwa berat isi pasirdari volume
percobaan adalah 1,42gr/mm3.
2.4. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

2.4.1 Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar air yang terkandung
dalam agregat pasir.

2.4.2 Peralatan
a. Neraca timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
b. Mangkok tempat benda uji.
c. Alat pemanggang / Oven.

2.4.3 Benda Uji


Contoh Pasir sebanyak 500 gram.

2.4.4 Pelaksanaan
13

a. Timbang berat mangkok kosong.


b. Masukkan benda uji kedalam mangkok, timbang berat mangkok dan
benda uji.
c. Goreng / panggang benda uji dengan alat pemanggang (oven) selama
kurang lebih 10 menit hingga benda uji terlihat kering.
d. Timbang mangkok berisi benda uji yang telah kering.
e. Hitung kadar airnya.

2.4.5 Penyajian Data


Untuk hasil pemeriksaan kadar air agregat halus (pasir) seperti ditunjukkan
dalam Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Pemeriksaan kadar air agregat halus (pasir).

Kode Uraian Sat. Nilai

       
A Berat Tempat gr 93
B Berat tempat + Benda Uji gr 575
C Berat Tempat + Benda Uji Kering gr 482
       

Perhitungan:

B−C
×100 %
Kadar Air = C− A
575−482
= x 100 % = 23,90%
482−93
2.4.6 Kesimpulan
Dari pemeriksaan dapat diketahui bahwa kadar air agregat halus (pasir) dari
volume percobaanadalah 23,90%.

2.5. Pemeriksaan Kadar Silt dan Clay


2.5.1 Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar endapan lumpur
yang terkandung dalam agregat pasir.

2.5.2 Peralatan
14

a. Neraca timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.


b. Mangkok tempat benda uji.

2.5.3 Benda Uji


Contoh Pasir sebanyak 500 gram.

2.5.4 Pelaksanaan
a. Timbang berat mangkok kosongdan masukkan benda uji kedalam
mangkok, timbang berat mangkok dan benda uji.
b. Bersihkan benda uji dari kotoran yang ada, timbang berat mangkok dan
benda uji bersih kemudianhitung kadar silt dan clay.

2.5.5 Penyajian Data


Untuk hasil pemeriksaan kadar silt dan clayditunjukkan dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Pemeriksaan kadar silt dan clay agregat halus (pasir).

Kode Uraian Sat. Nilai

       
A Berat Tempat gr 162
B Berat tempat + Benda Uji gr 540
C Berat Tempat + Benda Uji Kering gr 526
D Kadar Silt dan Clay % 3,70
  ((B – C) / (B – A)) . 100%      
       

2.5.6 Kesimpulan
Dari pemeriksaan dapat diketahui bahwa kadar silt dan clay agregat halus
(pasir) dari volume percobaan adalah 3,70%.

Anda mungkin juga menyukai