Anda di halaman 1dari 15

BAB II

BERAT JENIS MATERIAL BETON


(AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR)

2.1 PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR


AGREGAT HALUS (PASIR)
A. PENDAHULUAN
Pasir mempunyai sifat-sifat tersendiri terhadap beratnya, yang
tergantung pada tingkat kepadatan, bentuk butir maupun tingkat
kebasahannya. Oleh karena itu, untuk pasir dikenal berat jenis, berat satuan,
berat jenis semu, maupun berat jenis jenuh kering muka.

B. TUJUAN
Tujuan pengujian pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air adalah:
1. Mengetahui nilai berat jenis curah pasir.
2. Mengetahui nilai berat jenis jenuh kering muka pasir.
3. Mengetahui nilai berat jenis semu / tampak pasir.
4. Mengetahui persentase penyerapan air pada pasir.

C. BENDA UJI
Pasir yang lolos ayakan 4,8 mm sebanyak 500 gram.

D. ALAT-ALAT
Alat-alat yang digunakan dalam pengujian pemeriksaan berat jenis dan
penyerapan air seperti berikut ini.
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
2. Piknometer / erlenmeyer dengan kapasitas 500 ml.
3. Tungku pengering dengan suhu sekitar 105ºc.
4. Tempat penampung pasir.
5. Air suling.

23
24

E. PELAKSANAAN
Berdasarkan SK SNI: 03-1970-1990 pemeriksaan berat jenis dan
penyerapan pasir dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini.
1. Keringkan pasir dalam tungku dengan suhu sekitar 105ºc sampai
beratnya tetap.
2. Rendam pasir dalam air selama 24 jam.
3. Buang air perendam dengan hati-hati agar butiran pasir tidak ikut
terbuang. Kemudian keringkan pasir hingga mencapai keadaan
jenuh kering muka (ssd).
4. Masukkan pasir jenuh kering muka kedalam piknometer sekitar 500
gram. Kemudian tambahkan air suling sampai 90 % penuh.
Piknometer diputar dan diguling-gulingkan untuk mengeluarkan
gelembung udara yang terperangkap diantara butir-butir pasir.
Pengeluaran gelembung udara dapat juga dilakukan dengan
memanaskan piknometer.
5. Tambahkan air pada piknometer sampai tanda batas penuh agar
gelembung udara terbuang.
6. Timbang piknometer yang sudah ditambahkan air sampai penuh
100 % dan sudah dihilangkan gelembung udaranya dengan
ketelitian 0,1 gram (bt).
7. Keluarkan pasir dari piknometer dan keringkan sampai beratnya
tetap. Penimbangan dilakukan setelah pasir dikeringkan dan
didinginkan dalam desikator (bk).
8. Isi piknometer kosong dengan air sampai penuh kemudian timbang
(B).
25

F. HASIL PENGUJIAN
Tabel 2.1.1 Hasil pemeriksaan berat jenis pasir
Uraian Pengujian 1 Pengujian 2 Satuan
Berat piknometer berisi pasir
1048 1035 Gram
dan air (Bt)
Berat pasir setelah kering (Bk) 489 488 Gram
Berat erlenmeyer berisi air (B) 742 730 Gram
Berat pasir keadaan jenuh
500 500 Gram
kering muka (SSD)
Sumber: Data Praktikum Teknologi Bahan 2022
26

G. ANALISIS HITUNGAN
1. Pengujian 1 Berat Jenis Agregat Halus (Pasir)
a. Berat jenis curah (bulk specific gravity)
Bk
=
B+SSD-BT
489
=
742+500-1048
= 2,5206
b. Berat jenis jenuh kering muka (saturated surface dry)
SSD
=
B+SSD-BT
500
=
742+500-1048
= 2,5773
c. Berat jenis tampak (apparent specific gravity)
BK
=
B+BK-BT
489
=
742+489-1048
= 2,6721
d. Penyerapan air agregat halus (pasir)
SSD-BK
= x 100 %
BK
500-489
= x 100 %
489
= 2,25 %
27

2. Pengujian 2 Berat Jenis Agregat Halus (Pasir)


a. Berat jenis curah (bulk specific gravity)
Bk
=
B+SSD-BT
488
=
730+500-1035
= 2,5026
b. Berat jenis jenuh kering muka (saturated surface dry)
SSD
=
B+SSD-BT
500
=
730+500-1035
= 2,5641
c. Berat jenis tampak (apparent specific gravity)
BK
=
B+BK-BT
488
=
730+488-1035
= 2,6667
d. penyerapan air agregat halus (pasir)
SSD-BK
= x 100 %
BK
500-488
= x 100 %
488
= 2,46%
28

3. Berat Jenis Jenuh Kering Muka (saturated surface dry) Rata-Rata


Bj SSD1+Bj SSD2
=
2
2,5773+2,5641
=
2
= 2,5707
29

H. PEMBAHASAN

Menurut SNI 1970: 2008, agregat halus merupakan pasir alam sebagai
hasil disintegrasi ‘alami’ batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75 mm (No. 4).
Menurut SNI 1970: 2008, berat jenis adalah perbandingan antara berat
dari satuan volume dari suatu material terhadap berat air dengan volume yang
sama pada temperatur yang ditentukan. Nilai-nilainya adalah tanpa dimensi.
Pengujian yang dilakukan dalam menentukan berat jenis dan penyerapan
air agregat kasar didapatkan hasil perhitungan nilai berat jenis curah (bulk
spesific gravity) pada pengujian 1 sebesar 2,5206 dan pengujian 2 sebesar
2,5026. Berat jenis jenuh kering muka (saturated surface dry) pada pengujian
1 sebesar 2,5773 dan pengujian 2 sebesar 2,5641. Berat Jenis tampak
(apparent spesific gravity) pada pengujian 1 sebesar 2,6721 dan pengujian 2
sebesar 2,6667. Penyerapan air agregat halus (pasir), pada pengujian 1 sebesar
2,25 % dan pengujian 2 sebesar 2,46 %. Sementara berat jenis jenuh kering
muka (saturated surface dry) rata-ratanya sebesar 2,57 %.
Berdasarkan SNI 03-1969-1990, berat jenis curah kering dan berat jenis
kering muka yang akan digunakan untuk konstruksi berkisar antara 2,5 – 2,7
dan nilai penyerapan air < 3%. Dari pengujian 1 agregat yang diujikan sudah
termasuk sebagai golongan agregat normal dikarenakan penyerapan air yang
didapatkan yaitu di bawah 3% dan pengujian tersebut sudah memenuhi syarat.
Pada berat jenis pengujian 1 didapatkan berat jenis curah sebesar 2,5206, berat
jenis jenuh kering mukanya sebesar 2,5773, dan penyerapan airnya 2,25%.
Untuk pengujian 2 agregat yang diujikan juga sudah termasuk sebagai
golongan agregat yang memenuhi standar SNI, yaitu berat jenis pengujian 2
didapatkan berat jenis curahnya sebesar 2,5026, berat jenis jenuh kering
mukanya sebesar 2,5641, dan penyerapan airnnya 2,46 %.
30

I. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan berat jenis dan penyerapan air agregat Halus
(Pasir) maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pengujian 1
a. Berat jenis curah = 2,5206
b. Berat jenis jenuh kering muka = 2,5773
c. Berat jenis tampak = 2,6721
d. Penyerapan air agregat halus = 2,25 %
2. Pengujian 2
a. Berat jenis curah = 2,5026
b. Berat jenis jenuh kering muka = 2,5641
c. Berat jenis tampak = 2,6667
d. Penyerapan air agregat halus = 2,46 %
3. Berat jenis jenuh kering muka rata-rata = 2,57

J. REFERENSI

SK SNI: 03-1970-1990 tentang pemeriksaan berat jenis dan penyerapan pasir.

SK SNI 1970: 2008 tentang cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat
halus.

Tim Dosen dan Tim Asisten Praktikum, 2022. Modul Praktikum Teknologi
Beton. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

KETERANGAN :

NILAI ASISTEN NILAI DOSEN

Tanggal: Tanggal:
LAMPIRAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT

Gambar 2.1.1 Timbangan Gambar 2.1.2 Erlenmeyer

Gambar 2.1.3 Oven Gambar 2.1.4 Tempat penampung


pasir
2. BAHAN

Gambar 2.1.5 Pasir Gambar 2.1.6 Air suling


B. LANGKAH-LANGKAH
1. Keringkan pasir dalam oven dengan suhu sekitar 105˚c sampai beratnya
tetap

Gambar 2.1.7 Proses pengeringan pasir

2. Rendam pasir dalam air selama + 24 jam

Gambar 2.1.8 Proses perendaman air

3. Buang air perendam dengan perlahan agar butiran pasir tidak ikut terbuang

Gambar 2.1.9 Pembuangan air


4. Erlenmeyer kosong diisi air sampai penuh lalu ditimbang untuk mendapatkan
nilai B

Gambar 2.1.10 Proses menimbang erlenmeyer

5. Air dalam erlenmeyer dibuang lalu pasir jenuh kering muka dimasukkan ke
dalam erlenmeyer sekitar 500 gram

Gambar 2.1.11 Memasukkan pasir ke erlenmeyer

6. Kemudian tambahkan air suling sampai 90% dari ukuran erlenmeyer

Gambar 2.1.12 Proses mengisi air suling ke erlenmeyer


7. Setelah itu, erlenmeyer diputar atau diguling-digulingkan untuk mengeluarkan
gelembung udara

Gambar 2.1.13 Proses memutar erlenmeyer

8. Pasir dikeluarkan dari erlenmeyer dan dikeringkan sampai beratnya tetap


kemudian timbang dan catat beratnya

Gambar 2.1.14 Mengeluarkan pasir dari erlenmeyer

Anda mungkin juga menyukai