Anda di halaman 1dari 8

IKATAN MAHASISWA SIPIL

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


YAUMIL KHAIRA
03011282025045

2.3. Pemeriksaan Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Halus


2.3.1.Tujuan Percobaan
Percobaan ini memiliki tujuan yaitu untuk menentukan berat jenis (bulk),
menentukan berat jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry),
menentukan berat jenis semu (apparent), dan menentukan besarnya penyerapan
(absorption).

2.3.2. Peralatan dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Timbangan digital
2. Piknometer dengan kapasitas 500 mL
3. Kerucut terpancung (Cone)
4. Batang penumbuk
5. Oven dengan suhu (100±5)°c
6. Pan
7. Bejana tempat air
8. Air suling
9. Sekop
10. Plat kaca
11. Agregat halus seberat 1000 gram

Gambar 2.3.2.1. Timbangan Digital Gambar 2.3.2.2. Piknometer

Civil Engineering of SriwijayaUniversity


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
YAUMIL KHAIRA
03011282025045

Gambar 2.3.2.3. Kerucut Terpancung Gambar 2.3.2.4. Batang penumbuk

Gambar 2.3.2.5. Oven Gambar 2.3.2.6. Pan

Gambar 2.3.2.7. Bejana Gambar 2.3.2.8. Air suling

Civil Engineering of SriwijayaUniversity


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
YAUMIL KHAIRA
03011282025045

Gambar 2.3.2.9. Sekop Gambar 2.3.2.10. Plat kaca

Gambar 2.3.2.11. Agregat halus

Civil Engineering of SriwijayaUniversity


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
YAUMIL KHAIRA
03011282025045

2.3.3. Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan yang dilakukan dalam praktikkum kali ini
adalah:
1. Timbang piknometer
2. Isi piknometer dengan air lalu timbang
3. Timbang agregat halus sebanyak 1000 gram
4. Masukkan agregat yang sudah ditimbang ke dalam pan
5. Isi kerucut terpancung dengan agregat halus tersebut hingga 1/3 dari
kerucut
6. Tumbuk dengan batang penumbuk 8 kali
7. Isi kerucut terpancung dengan agregat halus tersebut hingga mencapai 2/3
dari kerucut terpancung dan tumbuh sebanyak 8 kali
8. Lakukan hal yang sama hingga kerucut terpancung penuh dengan contoh
agregat halus tersebut dan tumbuk sebnayak 8 kali
9. Isi kerucut terpancung sampai penuh dan tumbuk sebanyak 1 kali
10. Angkat kerucut terpancung, keadaan ini tercapai apabila benda uji runtuh
akan tetapi masih dalam keadaan tercetak
11. Timbang agregat halus dalam kondisi saturated surface dry sebanyak 500
gram
12. Segera setelah ini tercapai, keadaan kering permukaan jenuh masukkan
benda uji kedalam piknometer, masukkan air suling sampai 90% isi
piknometer
13. Rendam piknometer dalam air selama 24 jam
14. Timbang piknometer yang masih berisi air dan agregat halus
15. Keluarkan benda uji, lalu keringkan dalam oven
16. Setelah 24 jam timbang kembali benda uji

Civil Engineering of SriwijayaUniversity


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
YAUMIL KHAIRA
03011282025045

2.3.4. Perhitungan
Adapun rumus rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah sebagai
berikut:
E
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering :
(B+ D−C )
E
Apparent Specific Gravity :
( E+ D−C )
B
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD :
(B+ D−C )
B−E
Persentase (%) Penyerapan (Absorption) : x 100 %
( E)
Dengan keterangan sebagai berikut :
A : Berat piknometer
B : Berat contoh kondisi SSD
C : Berat piknometer + air + contoh SSD
D : Berat piknometer diisi air
E : Berat contoh kering

Tabel 2.3.4.1. Hasil Perhitungan Specific Gravity dan Penyerapan Agregat


OBSERVASI I II
A. Berat piknometer (gram) 193 gram 193,3 gram
B. Berat contoh kondisi SSD (gram) 500 gram 500 gram
1046,65 1047,65
C. Berat piknometer + air + contoh SSD (gram)
gram gram
D. Berat piknometer diisi air (gram) 770,9 gram 771,4 gram
E. Berat contoh kering (gram) 462 gram 484 gram

1.

Civil Engineering of SriwijayaUniversity


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
YAUMIL KHAIRA
03011282025045

1. Bulk Specific Gravity Kondisi Kering


E 462 462
Observasi I = = = =2,0602
(B+ D−C ) 500+770,9−1046,65 224,25
E 484 484
Observasi II = = = =2,1631
( B+ D−C ) 500+771,4−1047,65 223.75
2. Apparent Specific Gravity
E 462 462
Observasi I = = = =2,4778
( E+ D−C ) 462+770,9−1046,45 186,45
E 484 484
Observasi II = = = =2,3274
( E+ D−C ) 484+771,4−1047,45 207,95
3. Bulk Specific Gravity Kondisi SSD
B 500 500
Observasi I = = = =2,2276
( B+ D−C ) 500+770,9−1046,45 224,45
B 500 500
Observasi II = = = =2,2326
( B+ D−C ) 500+771,4−1047,45 223,95
4. Persentase Penyerapan (Absorption)
B−E 500−462
Observasi I = x 100 %= x 100 %=8,22 %
( E) 462
B−E 500−484
Observasi II = = x 100 %= x 100 %=3,31 %
( E) 484

Rumus :
Observasi I +Observasi II
Rata-rata =
2

Bulk Specific Gravity Kering 2,0602+ 2,1631


=2,1117
2
Apparent Specific Gravity 2,4778+2,3274
=2,4026
2
Bulk Specific Gravity SSD 2,2276+2,2326
=2,2301
2
Persentase (%) Penyerapan (Absorption) 8,22 %+3,31 %
=5,765 %
2

Civil Engineering of SriwijayaUniversity


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
YAUMIL KHAIRA
03011282025045

Civil Engineering of SriwijayaUniversity


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
YAUMIL KHAIRA
03011282025045

2.3.5. Kesimpulan
Jadi berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan dengan melalui 2 kali
observasi, didapat bahwa agregtat halus memiliki nilai Bulk Specific Gravity
Kondisi Kering sebesar 2,1117; nilai Apparent Specific Gravity sebesar 2,4026;
nilai Bulk Specific Gravity Kondisi SSD sebesar 2,2301; dan persentase
penyerapan sebesar 5,765%.

2.3.6. Pembahasan
Berat jenis ( Bulk Specific Gravity ) ialah perbandingan antara berat agregat
kering dan air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh
pada suatu suhu tertentu yang pada praktikkum ini diperoleh hasil sebesar 2,1117.
Berat jenis kering permukaan (SSD ) yaitu perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu yang hasilnya sebesar 2,4026. Berat jenis
semu (Apparent Specific Gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering
permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu tertentu yang hasilnya 2,2301. Dan penyerapan adalah
persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering yang
hasilnya 5,765%. Dari hasil masing masing berat jenis dapat dilihat berat jenis
dalam keadaan SSD lebih berat daripada dalam keadaan kering karena berat
agregat akan bertambah pada kondisi SSD. Agregat yang mengandung air akan
memuat air pada saat pencampuran beton. Dan didapat persentase penyerapan
yang mebihi ambang normal yaitu 5,765% yang artinya air yang dibutuhkan akan
lebih banyak dibanding dengan keadaan normal.

Civil Engineering of SriwijayaUniversity

Anda mungkin juga menyukai