Anda di halaman 1dari 5

BAB VI

PENENTUAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN PADA AGREGAT


KASAR

6.1 Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 31 Oktober 2022
Waktu : 09.20 WIB - Selesai
Tempat : Laboratorium Bahan Konstruksi Universitas Putra
Indonesia “YPTK” Padang

6.2 Tujuan
6.2.1 Tujuan umum
a. Menentukan agregat kasar dalam keadaan kering oven dan jenuh
kering permukaan (SSD).
b. Menentukan penyerapan air agregat kasar.
c. Menerangkan kegunaan pemeriksaan ini apabila dikaitkan dengan
perhitungan dalam campuran beton.
6.2.2 Tujuan khusus
Praktikum ini bertujuan agar dapat menetukan berat jenis agregat kasar
dalam keadaan SSD dan penyerapan.

6.3 Dasar Teori


Berat jenis adalah perbandingan antara massa agregat dan massa air
dengan volume dan suhu yang sama. Penyerapan adalah persentase berat air yang
diserap pori – pori terhadap berat agregat kering dimana besar penyerapan
tergantung pada porositas. Kemampuan suatu bahan menyerap sejumlah zat cair
yang merambat melalui pori – pori yang terdapat pada seluruh permukaan.
Menurut asal perolehannya dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Agregat alam
Agregat alam adalah agregat yang diperoleh langsung dari alam,
melalui proses pemecahan sehingga batuan tersebut berbentuk kerikil dan
butirannya berbentuk bundar.

Ferdi Amril (21101154330013) 28


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b. Agregat buatan
Diperlukan sifat khusus untuk kontruksi tertentu, maka dibuat agregat
buatan untuk menggantikan fungsi agregat alam. Contohnya yaitu, agregat
lempung bekah, bermis, perlit, agregat udara.
Didalam agregat terdapat 4 kemungkinan kandungan air, antara lain
yaitu :
a. Butiran kering mutlak
Dikatakan butir kering mutlak apabila agregat tidak memiliki kadar
air atau kadar airnya 0%.
b. Butir kering udara
Dikatakan kering udara apabila permukaan agregat kering tetapi
dibagian dalam keadaan basah tetapi tidak mutlak basah semua masih
terdapat bagian - bagian kering.
c. Butir kering permukaan jenuh air (SSD Condition)
Dikatakan kering permukaan jenuh air apabila pada permukaan
agregat kering tetapi pada bagian dalam jenuh air.
d. Butir basah
Dikatan butir basah apabila pada permukaan agregat terkandung
kadar air sebanyak 100 %.
Pada campuran beton berat jenis dan penyerapan akan mempengaruhi
penentuan kadar air yang dibutuhkan, jumlah semen yang dibutuhkan serta
agregat yang akan digunakan pada campuran beton.

6.4 Peralatan dan Bahan


6.4.1 Peralatan
a. Oven
b. Timbangan
c. Pan
d. Gelas ukur 500 ml
6.4.2 Bahan
a. Agregat kasar
b. Air bersih

Ferdi Amril (21101154330013) 29


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
6.5 Prosedur Pelaksanaan
a. Menimbang agregat kasar yang lolos saringan sebanyak 500 gram
sebagai W1.
b. Masukkan air bersih ke dalam gelas ukur 500 ml sampai volume gelas
ukur 500 ml dan ditimbang sebagai W4.
c. Keluarkan air dari gelas ukur dan masukkan agregat kasar ke dalam
gelas ukur 500 ml dan masukkan air bersih sampai 100% volume gelas
ukur 500 ml dan direndam selama 24 jam.
d. Setelah 24 jam, jika air pada gelas ukur berkurang, isi kembali air
tersebut hingga 100% volume gelas ukur dan timbang sebagai W3.
e. Keluarkan agregat kasar dan masukkan agregat kasar ke dalam oven
untuk dikeringkan selama 24 jam dengan suhu 110 ± 5°C.
f. Setelah 24 jam kemudian keluarkan dan timbang sebagai W2.

6.6 Pengamatan Data


Tabel 6.1 Pengamatan Data

Tempat Laboratoriun Bahan Konstruksi UPI “YPTK” Padang


Senin, 31
Hari/Tanggal Oktober Dikerjakan Kelompok 3
oleh
2022
Carry Aptavia Rosa
09.20
Waktu Diperiksa oleh Devita Lira
WIB –
OktavaniRivo
Selesai
Pradytho
(Sumber : pengamatan data)

Tabel 6.2 Penentuan Kadar Lumpur Dan Kadar Air Agregat Kasar

Penentuan Kadar Lumpur dan Kadar Air Agregat Kasar


Berat agregat kasar keaadaan SSD (W1) 500 gram
Berat agregat keaadan kering oven (W2) 455,1 gram
Berat gelas ukur + agregat + air (W3) 1210 gram
Berat gelas ukur + air (W4) 909,5 gram
(Sumber : pengamatan data)

Ferdi Amril (21101154330013) 30


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
6.7 Analisis Pengolahan Data
𝑤1
Berat jenis SSD =
𝑤1 − ( 𝑤3 – 𝑤4 )
500
=
500− ( 1210−909,5 )

= 2,50 gram
𝑤2
Berat jenis kering =
𝑤1 − ( 𝑤3 – 𝑤4 )
455,1
=
500−( 1210−909,5 )

= 2,28 gram
𝑤 −𝑤
Penyerapan = 1 2 × 100 %
𝑤2
500−455,1
= × 100 %
455,1

= 9,86 %
Keterangan :
(W3 – W4) = Berat agregat halus jenuh air di dalam air

6.8 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didalam labor didapatkan :
Berat jenis keadaan SSD : 2,50 gram
Berat jenis kering : 2,28 gram
Penyerapan : 9,86 %

6.9 Dokumentasi

Gambar 6.1 Berat Agregat Kasar Keadaan SSD (W1)


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ferdi Amril (21101154330013) 31


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 6.2 Agregat Kasar dalam keadaan di oven


(Sumber : Dokkumentasi Pribadi)

Ferdi Amril (21101154330013) 32

Anda mungkin juga menyukai