1.1 Pelaksanaan
Hari/tanggal : Senin, 31 Oktober 2022
Waktu : 08.12 WIB - Selesai
Tempat : Laboratorium Teknologi Bahan Kontsruksi
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Padang
Tujuan
Tujuan umum
Menentukan berat jenis semen, apakah semen tersebut masih berada dalam batas berat jenis semen y
Tujuan khusus
Setelah pratikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
Terampil dalam menggunakan alat pengujian berat jenis semen.
Menentukan berat jenis semen secara laboratorium maupun secara lapangan dan mengetahui faktor-f
Menentukan apakah semen tersebut masih dapat digunakan untuk
pekerjaan structural dan pekerjaan lainya.
air atau larutan garam yang berupa partikel-partikel. Semen berfungsi sebagai
perekat dalam pencampuran agregat. Jika dicampur dengan air semen akan
berubah menjadi pasta titik penambahan semen dalam pencampuran beton dapat
meningkatkan kualitas beton air dengan semen juga menentukan, selain tingkat
kekerasan, bentuk, gradasi permukaan dan ukuran maksimum dari agregat yang
digunakan titik semen yang biasa digunakan dalam bidang teknik sipil adalah
semen Portland. Adapun jenis-jenis semen adalah sebagai berikut :
a. Semen Tipe 1 (Ordinary Portland Cement)
Ferdi Amril (21101154330013) 1
Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Memenuhi :
1. SNI 15-2049-2004
2. ASTM C 150-07
3. BS 12-1996
4. JISR 5210-1981
Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus yaitu :
a. Tidak memerlukan ketahanan sulfat
b. Tidak memerlukan persyaratan panah dehidrasi
c. Tidak memerlukan kekuatan awal yang tinggi
Contoh aplikasi penggunaannya adalah pada gedung, jembatan, jalan raya,
rumah pemukiman dan landasan pacu pesawat terbang.
b. Semen Tipe 2 (Moderate Sulphate Resistance)
Memenuhi :
1. SNI 15-2049-2004
2. ASTM C 150-07
Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi yang memerlukan
persyaratan :
1. Tahan terhadap sulfat sedang yaitu terhadap air tanah yang
mengandung sulfat antara 0,08% - 0,17% atau dinyatakan mengandung
SO3 + 125 ppm.
2. Tahan terhadap dehidrasi sedang.
Contoh aplikasi dalam penggunaannya adalah pada dermaga,
bendungan, bangunan ditanah rawa, bergambut dan memerlukan
kekuatan awal yang tinggi pada pantai, soil cement.
c. Semen Tipe III (High Early Strengt Cement)
Memenuhi :
1. SNI 15-2049-2004
2. ASTM C 150-07
Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi yang memerlukan
kekuatan awal yang tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi.
Ferdi Amril 2
Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Contoh aplikasi penggunaannya adalah pada pembuatan jalan beton,
landasan lapangan udara, bengunan tingkat tinggi, bangunan dalam air
yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat.
d. Semen Tipe IV (High Sulphate Resistance)
Memenuhi :
1. SNI 15-2049-2004
2. ASTM C 150-07
Semen ini cocok dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan
persyaratan :
1. Tahan terhadap sulfat tinggi
2. Air tanah mengandung sulfat 0,17% - 0,16% (mengandung SO3125-
250 ppm).
Contoh aplikasi penggunaannya adalah pada bangunan instalasi
pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, terowongan dan dermaga.
e. Semen Putih.
Semen ini biasanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan arsitektur serta
keindahan dari arsitektur tersebut.
f. Semen PCC (Portland Composite Cement).
Semen PCC cocok untuk bahan pengikat dan direkomendasikan untuk
penggunaan keperluan konstruksi umum dan bahan bangunan, berdasarkan
SNI 15 – 7064 – 2004.
Sifat-sifat yang dimiliki semen PCC :
1. Mempunyai panas dehidrasi rendah sampai sedang.
2. Tahan terhadap serangan sulfat.
3. Kekuatan tekan awal kurang, namun kekuatan akhir lebih tinggi.
Kegunaan :
1. Lebih mudah dikerjakan.
2. Suhu beton lebih rendah.
3. Lebih tahan terhadap sulfat.
4. Lebih kedap air.
5. Permukaan acian lebih halus.
g. Semen untuk sumur minyak (Oil Well Cement)
Ferdi Amril 3
Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Memenuhi :
1. SNI 15-3044-1992
2. API Spec. 10A-2002
Semen ini khusus dipakai untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas
alam dengan konstruksi sumur minyak dibawah permukaan laut dan bumi
(lepas pantai). OWC yang diproduksi adalah Class G-HSR disebut juga
sebagai “BASIC OWC” karena dengan menambahkan additive dapat
digunakan untuk berbagai tingkat kedalaman dan temperatur.
Selain semen-semen yang telah disebutkan diatas terdapat juga jenis semen yang lebih khu
Semen kedap air (Waterproof Portland Cement)
Semen plastik (Platic Cement)
Semen ekspansif (Expansif Cement)
Regulated Set Cement
Berat jenis dapat di hitung dengan menggunakan rumus :
Berat Semen
BJ Semen = × BJ Air
V2 − V1
Keterangan :
Ρ : Berat isi semen portland (gr/cc)
V2-V1 : Isi kerosin atau naptha yang dipindahkan oleh benda uji
Ferdi Amril 4
Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
1.5 Prosedur Pelaksanaan
1.5.1. Cara Laboratorium
a. Mengisi botol Lie Chatelier 100 ml yang bersih dan kering dengan
minyak tanah yang telah disaring sampai skala 0 - 1.
b. Memasukan botol Lie Chaterlier tersebut kedalam bak air dengan suhu
antara 200 - 300 C (suhu ruangan) yang tujuannya menyamakan suhu
cairan didalam botol dengan suhu yang ditetapkan (suhu ruangan).
Perendaman dilakukan selama 10 menit.
Menimbang semen sebanyak 25 gram.
Setelah 10 menit, botol Lie Chatelier dikeluarkan dari bak air dimana diharapkan suhu telah sama de
Memasukkan semen Portland sebanyak 25 gram sedikit demi sedikit ke dalam botol Lie Chatelier. H
Setelah benda uji dimasukkan, tutup botol tersebut. Kemudian diputar- putar dengan posisi miring se
Mengulangi pekerjaan V2 yaitu memasukkan botol Lie Chatelier yang telah berisi semen kedalam b
Cara Lapangan.
Mengisi gelas ukur 100 ml dengan minyak tanah masing 40 ml
Gelas ukur yang berisi minyak tanah tersebut dimasukan kedalam water bath dengan suhu antara 20
Ferdi Amril 5
Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
f. Setelah benda uji dimasukkan, tutup botol tersebut. kemudian diputar-
putar dengan posisi miring secara perlahan-lahan sampai gelembung
udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan.
g. masukan kembali gelas ukur tersebut kedalam water bath selama 20
menit lalu dekeluarkan serta amati volumenya dan catat sebagai V2.
Senin, 31 Oktober
Hari / Tanggal Dikerjakan oleh Kelompok 3
2022
Carry Aptavia Rosa
Waktu 08:12 WIB - Selesai Diperiksa oleh Devita Lira Oktavani
Rivo Pradytho
(Sumber : Pengamatan Data)
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Data
Pengamatan W(gram) 𝑉1 (ml) 𝑉2 (ml) BJ Semen
Lapangan
25 40 49 2,78 gr⁄ml
G.U 100 ml
(Sumber : Hasil Pengamatan Data)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛
𝐵𝐽 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛 = × 𝐵𝐽 𝐴𝐼𝑅
𝑉2 − 𝑉1
BJ Air = 1 gr/ml
a. Cara laboratorium
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛
𝐵𝐽 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛 = × 𝐵𝐽 𝐴𝐼𝑅
𝑉2−𝑉1
25 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 1 gr⁄ml
111,49 𝑚𝑙 - 100𝑚𝑙
Ferdi Amril 6
Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
= 2,18 𝑔𝑟/𝑚𝑙
b. Cara lapangan
BJ Semen rata-rata
Resume :
1.8 Kesimpulan
Dari analisa data yang diperoleh dalam menentukan berat jenis semen cara
laboratorium dan lapangan. Maka hasil yang dapat sebagai berikut:
Berat jenisl cara laboratorium : 2,18
gr/ml Berat jenis cara lapangan : 2,78
gr/ml
Pengujian yang dilakukan di laboratorium di dapat 2,18 gr/ml dan
lapangan di dapat 2,78 gr/ml. Berdasarkan dari data pengujian yang diperoleh
maka dapat disimpulkan bahwa semen Portland type I merek Semen Padang
masih murni dan dapat digunakan untuk pengerjaan kontruksi bangunan dan
kontruksi lainya.
Ferdi Amril 7
Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
1.9 Dokumentasi
Ferdi Amril 8