A. JADWAL PELKSANAAN
Hari / Tanggal : Selasa, 16 Mei 2023
Waktu : 08.00 WIB – selesai
Lokasi : Laboratorium Pengujian Beton Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Padang
B. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan Umum
Dapat menentukan nilai berat jenis semen secara lapangan, sehingga dapat
mengetahui kemurnian semen.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami prosedur pelaksanaan dari pengujian
berat jenis semen secara lapangan.
b. Dapat mengenal dan menggunakan peralatan pengujian dengan baik dan
benar.
c. Dapat menentukan, menghitung, dan menganalisa data dari pengujian berat
jenis semen secara lapangan.
d. Dapat menganalisa, membandingkan hasil, dan menyimpulkan hasil
pengujian yang didapat dengan standar yang dipakai.
C. REFERENSI
1. ASTM C 188 - 95
2. SNI 15-2531-1991
3. SII – 0013 – 81
D. DASAR TEORI
Semen adalah bahan pengikat hidrolis, jika diaduk dengan air akan terjadi
hidrasi yang menimbulkan panas dan berubah menjadi keras, maka salah satu
pengikat campuran beton perlu diketahui berat jenisnya. Berat jenis adalah
perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu ruangan dengan berat isi air
suling suhu yang sama dengan isi semen.
Untuk dapat bersifat semen maka harus memiliki susunan mineral:
a. Senyawa Trikalsium Silikat (C3S)
Semakin tinggi kadar C3S pada komposisi semen maka akan tinggi pula
kualitas semen tersebut, karena semen tersebut mempunyai kualitas yang
tinggi dan proses pengikatan yang lebih cepat, maka semen ini terdapat
sebanyak 32% - 52 % dari berat semen.
b. Senyawa Dikalsium Silikat (C2S)
Semakin tinggi kadar C2S pada komposisi semen maka akan semakin lama
semen untuk mengeras, tetapi kandungan ini akan memberikan kekuatan
jangka lama yang paling tinggi dengan panas hidrasi yang dihasilkan oleh
semen yang rendah.
Berat jenis semen berkisar antara 3,1 – 3,3 gr/cm 3, sedangkan berat jenis yang
berkisaran rata – rata 3,2. Oleh karena itu, jika semen BJ –nya kurang dari BJ
normal dan jika lebih BJ normal, maka dapat diduga semen tersebut tak lagi
murni, seperti:
a. Jika BJ semen < 3,1 , berarti semen tersebut telah mengeluarkan panas
hidrasi. Pengaruh kelembaban udara, maka semen tersebut diragukan
nantinya untuk digunakan.
b. Jika BJ semen > 3,3 , berarti kesalahan pembuatan pada semen di
pabrik. Semen ini tidak dapat digunakan untuk konstruksi, apabila tetap
digunakan akan runtuh.
Jika berat jenis yang digunakan untuk konstruksi beton dibawah standar
minimum akan menyebabkan:
1. Pada saat pengerjaan
a. Beton sulit dikerjakan dalam arti:
Kompaktibilitas beton jelek atau kurang baik yaitu beton
sukar dikerjakan atau dipadatkan dan rongga udara sukar
dihilangkan.
Mobilitas pendek sehingga sukar dialirkan
Stabilitas jelek sehingga kemampuan beton berkurang
untuk menjadi masa homogen dan memudahkan terjadi
Berat Semen
BJ semen gelas ukur 500 ml = × Bj air
V 2−V 1
Berat Semen
BJ semen gelas ukur 100 ml = × Bj air
V 2' −V 1'
f. Timbangan Digital
2. Bahan
a. Semen sebanyak 100 gr untuk gelas ukur 500 ml yang telah disaring pada
saringan No. 200 dan 25 gr untuk gelas ukur 100 ml.
b. Air bersih
c. Minyak tanah 140 ml untuk gelas ukur 500 ml dan 40 ml untuk gelas ukur 100
ml
Catatan :
Semen yang digunakan adalah semen portland PCC produksi PT. Semen
Padang
Air yang digunakan berasal dari lingkungan laboratorium pengujian bahan
Politeknik Negeri Padang
F. KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Umum
a. Konsentrasi saat melakukan praktikum.
b. Memahami prosedur pelaksanaan dengan baik dan benar.
c. Menggunakan pakaian pelindung seperti jas labor.
d. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
e. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
2. Keselamatan Khusus
a. Menggunakan masker hidung saat pengayakan semen agar debunya tidak
terhirup.
b. Menggunakan sarung tangan pada saat pengambilan sampel agar tidak
terjadi iritasi pada kulit.
G. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Lalu ayak semen portland sebanyak 125 gram lolos saringan no. 200.
3. Setelah itu isi gelas ukur 500 ml dengan minyak tanah 140 ml dan gelas ukur
100 ml dengan minyak tanah 40 ml.
4. Lalu rendam kedua gelas ukur tersebut dalam waterbath selama 20 menit
untuk menyamakan suhu minyak tanah dengan suhu ruangan.
5. Setelah 20 menit, keluarkan gelas ukur dan catat volume sebagai (V 1) untuk
GU 500 ml dan (V1) untuk GU 100 ml
6. Selanjutnya isikan semen kedalam tabung, 100 gr untuk GU 500 ml dan 25 gr
untuk GU 100 ml.
7. Goyangkan gelas ukur yang telah diisi semen sampai tidak ada lagi
gelembung udara.
8. Lalu rendam kembali gelas ukur yang berisi minyak tanah dan semen ke
dalam waterbath selama 20 menit
9. Setelah 20 menit, keluarkan masing – masing gelas ukur kemudian catat
skala untuk GU 500 ml (V2) dan GU 100 ml (V2).
10. Lakukan pengolahan data
H. DATA
BJ Semen Rata-rata =
BjGU500ml +BjGU100ml
2,89
2
Berat Semen
BJ semen gelas ukur 500 ml = × Bj air
V 2−V 1
100
¿ ×1 gr /cm ³ = 3,03 gr /cm ³
17 2−1 39
Berat Semen
BJ semen gelas ukur 500 ml = × Bj air
V 2−V 1
100
¿ ×1 gr /cm ³ = 2,56 gr /cm ³
184−1 45
Berat Semen
BJ semen gelas ukur 100 ml = × Bj air
V 2' −V 1'
25
= ×1 gr /cm ³
4 8 , 8−4 0
= 2,84 gr /cm ³
Berat Semen
BJ semen gelas ukur 100 ml = × Bj air
V 2' −V 1'
25
= ×1 gr /cm ³
4 8−39 , 5
= 2,94 gr /cm ³
Berat Semen
BJ semen gelas ukur 100 ml = × Bj air
V 2' −V 1'
25
= ×1 gr /cm ³
48 , 5−39 , 6
= 2,81 gr /cm ³
c. BJ semen total
BJ Semen GU 500 ml+ BJ SemenGU 100 ml
BJ Semen rata−rata=
2
2 , 82+2 ,86
BJ Semen rata−rata=
2
= 2,84 gr /cm ³
K. LAMPIRAN
1. Data kelompok
2. Skema prosedur pengujian
3. Animasi prosedur pengujian
4. Gambar peralatan pengujian
5. SNI