2 (Juni, 2019)
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai perencanaan komposisi campuran beton mutu K-350 untuk konstruksi lantai
jembatan menggunakan Semen Tiga Roda tipe I, agregat kasar dari PT. Abadi Mineral Resouches (AMR),
Desa Semisir dan agregat halus dari Desa Sungup, Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kabupaten Kotabaru
dengan mengacu pada SK SNI 03-2834-2002. Dari hasil penelitian diperoleh kadar lumpur agregat kasar
adalah 0,62%, dan nilai keausan agregat kasar 15,98%. Untuk kadar lumpur agregat halus 10,82%,
sehingga dibuat variasi yaitu 3 benda uji untuk pengujian dengan agregat halus kondisi normal dan 3 benda
uji dengan agregat halus dilakukan pencucian terlebih dahulu sampai kadar lurmpur <5%. Untuk membuat
1 mᶾ beton mutu K-350 dibutuhkan komposisi semen sebanyak 519,83 kg/m 3, agregat halus sebanyak
809,06 kg/m3, agregat kasar sebanyak 1265,45 kg/m 3, dan air sebanyak 218,33 liter. Dari pengujian ini
diperoleh nilai kuat tekan beton untuk pasir dicuci rata-rata 376,89 kg/cm 2 dan tidak dicuci rata-rata 339,93
kg/cm2. Dari hasil pengujian kuat tekan beton untuk pasir dicuci memenuhi mutu rencana sedangkan untuk
pasir tidak dicuci tidak memenuhi mutu rencana.
Kata kunci : Mutu Beton, Agregat Kasar, Agregat Halus, Lantai Jembatan, K-350
ABSTRACT
This research is about planning the composition of K-350 quality concrete mixtures for the construction of
bridge floors using Type I of Tiga Roda Cement, coarse aggregate from PT. Abadi Mineral Resouches
(AMR), Semisir Village and fine aggregates from Sungup Village, Pulau Laut Tengah District, Kotabaru
Regency, South Kalimantan with reference to SK SNI 03-2834-2002. From the results of the study, the
coarse aggregate slurry was 0.62%, and the coarse aggregate wear value was 15.98%. For fine aggregate
mud content of 10.82%, so that variations are made, 3 specimens for testing with fine aggregates of normal
conditions and 3 specimens with fine aggregates are washed first to mud content <5%. To make 1 m ᶾ of
quality K-350 concrete, the composition of cement is 519.83 kg / m3, fine aggregate is 809.06 kg / m3,
coarse aggregate is 1265.45 kg/m3, and water is 218.33 liters. From this test the average compressive
strength for washed sand was obtained an average of 376.89 kg/cm2 and was not washed an average of
339.93 kg/cm2. From the results of testing the compressive strength of concrete for washed sand, it meets
the quality of the plan, while for non-washed sand it does not meet the quality of the plan.
Keywords : Strength of concrete, Coarse Aggregate, Fine Aggregate, Bridge Floors, K-350
53
ISSN : 2655-4453 Vol. 1 No. 2 (Juni, 2019)
Kadar lumpur =
Kadar lumpur = = 0,9% < 1%. Adapun hasil dari pemeriksaan kadar air agregat
halus dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai
Dari hasil pengujian, agregat kasar memenuhi berikut.
syarat untuk digunakan sebagai material
pembentuk beton. Tabel 4 Hasil Pemeriksaan Kadar Lumpur
Agregat Halus
Benda uji : 1.000 gram Pasir
B. Pengujian Karakteristik Agregat Halus
55
ISSN : 2655-4453 Vol. 1 No. 2 (Juni, 2019)
menggunakan pasir cuci dan 3 benda uji tanpa Kadar semen merupakan jumlah semen yang
perlakuan pencucian. dibutuhkan per m 3 beton sesuai faktor air
semen yang didapat dari membagi kadar air
bebas dengan faktor air semen.
C. Perencanaan Komposisi Campuran
berat jenis relatif agregat gabungan didapat BJ Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kuat
beton 2376 kg/m. Tekan Beton
20. Menentukan kebutuhan pasir dan batu pecah
(split) Benda Uji Tekanan Beban Kuat
Berat pasir + batu pecah BJ beton – (KN) Max (kg) Tekan
kebutuhan semen + air. (kg/cm2)
= 2376 – 519,83 + 218,33 = 2074,5 kg/m3 28 Hari
21. Menentukan kebutuhan pasir Beton 845 86,190 383,07
Kebutuhan pasir = (berat dengan 822 83,844 372,64
pasir + split) x % agregat halus pasir dicuci 827 84,354 374,91
= 2074,5 × 39 % = 809,06 kg/m3 Beton 759 77,418 344,08
22. Menentukan kebutuhan batu pecah dengan 733 74,766 332,29
Kebutuhan batu pecah = (berat pasir tidak 762 77,724 345,44
pasir + split) – kebutuhan pasir dicuci
= 2074,5 – 809,055 = 1265,45 kg/m 3
Jadi perbandingan berat (SSD) bahan dari
pengecoran: Dari hasil pengujian didapat perbandingan
a. Semen = 519,83 kg/m3 kuat tekan beton yang dihasilkan nilai kuat tekan
b. Air = 218,33 liter rata-rata untuk pasir dicuci sebesar 376,89
c. Agregat halus = 809,06 kg/m3 kg/cm2, sementara kuat tekan beton dengan pasir
d. Agregat kasar = 1265,45 kg/m 3 tidak dicuci sebesar 339,93 kg/cm 2.
350 339,93
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
Kubus sebagai berikut. 300
57
ISSN : 2655-4453 Vol. 1 No. 2 (Juni, 2019)
a. Agregat kasar memiliki gradasi maksimal Mulyono, Tri, 2005, Teknologi Beton, Andi,
40 mm dengan kadar air 9,66% dan kadar Yogyakarta.
lumpur 0.62% sehingga tidak perlu
dilakukan pencucian. Risdiyanto, Yudi, 2013, Kajian Kuat Tekan Beton
b. Agregat halus termasuk dalam zona 2 Dengan Perbandingan Volume Dan
(pasir agak kasar) dengan kadar air 2,09% Perbandingan Berat Untuk Produksi
dan kadar lumpur 10,82% sehingga Beton Massa Menggunakan Agregat
sebelum digunakan pasir tersebut harus Kasar Batu Pecah Merapi (Studi Kasus
dicuci terlebih dahulu. Pada Proyek Pembangunan Sabo
c. Nilai keausan agregat kasar 15,98% Dam), Jurnal Tugas Akhir Jurusan
sehingga memenuhi syarat keausan Teknik Sipil, Universitas Negeri
agregat. Yogyakarta.
2. Nilai kuat tekan beton rata-rata untuk sampel
beton dari hasil pengujian kuat tekan beton SNI-03-2847-2002.Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan
dengan pasir dicuci sebesar 376,89 kg/cm 2,
Gedung. Bandung: Panitia Teknik
sementara kuat tekan beton dengan pasir
tidak dicuci sebesar 339,93 kg/cm 2. Standarisasi Bidang Konstruksi dan
Bangunan, BSN.
3. Komposisi campuran beton sesuai mutu K-
SK-SNI-T-15-1990-03. Macam - Macam Semen
350 untuk struktur lantai jembatan dengan
portland.
kondisi pasir yang harus dicuci terlebih
dahulu adalah: SNI-T-15-1991-03. Faktor Air Semen Minimum
a. Semen = 519,83 kg/m3 Untuk Pembetonan.
b. Air = 218,33 liter
c. Agregat halus = 809,06 kg/m3 SK-SNI-S-04-1989-F, Spesifikasi Bahan
d. Agregat kasar = 1265,45 kg/m3 Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam), BSN.
SARAN
SK-SNI-03-2834-2000. Tata Cara Pembuatan
1. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah Rencana Campuran Beton Normal,
satu pertimbangan dalam membuat keputusan BSN.
terhadap penggunaan material campuran
SNI-03-1974-1990.Metode Pengujian Kuat Tekan
beton, agar konstruksi-konstruksi beton yang
Beton. Pustran, Balitbang, DPU.
ada di Kabupaten Kotabaru mutunya
terjamin. Tjokrodimuliyo, 2007, Teknologi Beton,
2. Pada saat melakukan penelitian di Universitas Gadjah Mada.
Laboratorium perlu adanya ketelitian,
ketepatan dan kesabaran sehingga hasil dapat PBBI. (1971). Batuan. Yogyakarta: Lauw Tjun Nji.
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Untuk perencanaan job mix formula
pembuatan beton di lapangan diusahakan
sesuai dengan standar laboratorium misalnya
untuk perawatan (curing) beton, di
laboratorium biasanya direndam dalam air
tetapi untuk di lapangan setelah pengecoran
beton bisa ditutupi dengan karung basah dan
dijaga agar karung tidak kering.
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, Gideon, 2013, Dasar-dasar
Perencanaan Beton, Erlangga, Jakarta.
58