Anda di halaman 1dari 21

Tabel 3.

4: Faktor modifikasi untuk deviasi standar benda uji


Faktor Pengali
Jumlah Pengujian Deviasi Standar
15 1.16
16 1.144
17 1.128
18 1.112
19 1.096
20 1.08
21 1.07
22 1.06
23 1.05
24 1.04
25 1.03
26 1.024
27 1.018
28 1.012
29 1.006
30 1
Tabel 3.6: Nilai slump yang dianjurkan untuk berbagai pekerjaan konstruksi
Slump, mm (inch)
Tipe konstruksi
Maksimum* Minimum
Pondasi beton bertulang (dinding dan pondasi telapak) 75 25 (1)

Pondasi telapak tanpa tulangan, pondasi tiang pancang, dinding bawah tanah. 75 25 (1)

Balok dan dinding bertulang 100 25 (1)


Kolom bangunan 100 25 (1)
Perkerasan dan pelat lantai 75 25 (1)
Beton massa 75 25 (1)

* Slump dapat ditambah bila digunakan bahan tambahan kimia, asalkan beton yang diberi bahan
tambahan tersebut memiliki rasio air-semen atau rasio air-bahan bersifat semen yang sama atau lebih
kecil dan tidak menunjukkan segregasi yang berarti atau bliding berlebihan.

Slump boleh ditambah 25 mm untuk metode pemadatan selain dengan penggetaran seperti menggunakan tangan
dengan rodding and spading (Adapted from ACI 211.1).
RANCANGAN CAMPURAN BETON NORMAL SESUAI SNI 7656: 2012

Struktur beton digunakan untuk


kekuatan tekan rencana (f'c)
data deviasi standar (penyimpangan)
n-Data

NILAI SLUM
Butir Maksimum Agregat
Beton tanpa tambahan udara (1)
Beton dengan tambahan udara (2)
Modulus Halus Butir Agregat Halus
Berat kering oven agregat kasar
DATA AGREGAT
Kadar Air Agregat Halus
Penyerapan Agregat Halus
Kadar Air Agregat Kasar
Penyerapan Agregat Kasar
Volume untuk sekali adukan (Perkiraan)
Langkah 1
Struktur beton digunakan untuk

Slump
Dari Tabel 3.6

Langkah 2
Ukuran Besar Butir Agregat Maksimum

50
100
150
175
Langkah 3
Rentang Slump
Kandungan Udara:
Ukuran Besar Butir Agregat Maksimum
Perkiraan Air Pencampur Tanpa Kandungan Udara
Perkiraan Air Pencampur dengan Kandungan Udara
Kandungan Udara (%)
Kebutuhan Air
Kandungan Udara dalam beton

Langkah 4:
Pemilihan Rasio Air-Semen Atau Rasio Air-Bahan Bersifat Semen
Kuat tekan Rencana
Deviasi
Jumlah Data
Kuat Tekan Perlu (Tidak ada data)
Faktor Koreksi
Kuat Tekan Perlu (dengan data deviasi standar) (1)
Kuat Tekan Perlu (dengan data deviasi standar) (2)
Kuat Tekan perlu (digunakan)
WCR

Langkah 5:
Banyaknya semen untuk tiap satuan volume beton (M3)

Langkah 6:
Perkiraan Kadar Agregat Kasar
Modulus Halus Butir Agregat Halus
Ukuran Besar Butir Agregat Maksimum
MHB
Berat Isi Volume Agregat Kasar Per Satuan Volume Beton untuk butir maks agregat
Berat Isi Volume Agregat Kasar Per Satuan Volume Beton
Perkiraan awal berat beton segar
berat kering oven agregat kasar
Berat kering agregat kasar
Langkah 7:
Menggunakan perhitungan massa (berat)
Perkiraan awal berat beton segar
Berat air
Berat Semen
Agregat kasar
Perkiraan Kadar Agregat Halus

Bahan Campuran
Semen
Air
Agregat Halus (kering)
Agregat Kasar (kering)
Perkiraan Berat Isi Beton Segar

Langkah 8:
Penyesuaian terhadap kelembaban agregat
Berat Agregat halus dalam keadaan basah
Berat Agregat kasar dalam keadaan basah

Air dari Agregat Halus


Air dari Agregat Kasar
Perkiraan air

Bahan Campuran
Semen
Air
Agregat Halus (kering)
Agregat Kasar (kering)
Perkiraan Berat Isi Beton Segar

Proporsi Campuran Percobaan dengan Berat Massa beton untuk sekali aduk
Proporsi campuran percobaan berdasarkan berat
Bahan Campuran
Semen
Air
Agregat Halus (kering)
Agregat Kasar (kering)
Perkiraan Berat Isi Beton Segar
Balok dan dinding bertulang
36 MPa
3.25 MPa
25 Data
0
100 mm
40 mm
1
0
2.45
1600 Kg/m3
0
2.62 %
0.85 %
1.05 %
0.65 %
0.013253594 m3

Balok dan dinding bertulang

100 mm
100 mm

40 mm
Rentang
25 s.d 50
75 s.d 100
150 s.d 175
>175*

75 s.d 100 mm
Beton tanpa tambahan udara (1)
9.5 12.5 19 25 37.5 50 75 150
228 216 205 193 181 169 145 124
- - - - - - - -
- - - - - - - -
181 lt/m3
- %
36 MPa
3.25 MPa
25 Data
0 MPa
1.03
40.48565 MPa
40.199675 MPa
40.48565 MPa
0.42

430.95 kg/m3

2.45 B59
40 mm
2.4 2.6 2.8 3
0.75 0.73 0.71 0.69
0.745
2410 kg/m3
1600 kg/m3
1192 kg/m3

2410 kg/m3
181 lt/m3
431 kg/m3
1192 kg/m3
606 kg/m3

431 kg/m3
181 kg/m3
606 kg/m3
1192 kg/m3
2410 kg/m3

622 kg/m3
1205 kg/m3

10.73 kg
4.768 kg
165.50 liter

431 kg/m3
166 kg/m3
622 kg/m3
1205 kg/m3
2423 kg/m3

0.013253594 m3

5.71 kg
2.19 kg
8.24 kg
15.96 kg
32.11 kg
RANCANGAN CAMPURAN BETON NORMAL SESUAI SNI 7656: 2012

Struktur beton digunakan untuk Balok dan dinding bertulang


kekuatan tekan rencana (f'c) 36 MPa
data deviasi standar (penyimpangan) 3.25 MPa
n-Data 25 Data

NILAI SLUM 100 mm


Butir Maksimum Agregat 40 mm
Beton tanpa tambahan udara (1) 1
Beton dengan tambahan udara (2) 0
Modulus Halus Butir Agregat Halus 2.45
Berat kering oven agregat kasar 1600 Kg/m3
DATA AGREGAT
Kadar Air Agregat Halus 2.62 %
Penyerapan Agregat Halus 0.85 %
Kadar Air Agregat Kasar 1.05 %
Penyerapan Agregat Kasar 0.65 %
Volume untuk sekali adukan (Perkiraan) 0.013254 m3

HASIL RANCANGAN
Bahan Campuran Proporsi
Semen 431 kg/m3
Air 166 kg/m3
Agregat Halus
(kering) 622 kg/m3
Agregat Kasar
Perkiraan
(kering) 1205 kg/m3
Berat Isi Beton 2423 kg/m3
Segar
Proporsi Campuran Percobaan dengan Berat Massa beton untuk seka 0.0133 m3
Proporsi campuran percobaan berdasarkan berat
Bahan Campuran Proporsi
Semen 5.71 kg
Air 2.19 kg
Agregat Halus
(kering) 8.24 kg
Agregat Kasar
Perkiraan
(kering) 15.96 kg
Berat Isi Beton 32.11 kg
Segar
Tabel 3.11: Perkiraan awal berat beton segar
Perkiraan awal berat beton*, kg/m3
Ukuran nominal maksimum agregat
Beton tanpa tambahan udara
9.5 2280
12.5 2310
19 2345
25 2380
37.5 2410
50 2445
75 2490
150 2530

* Nilai yang dihitung menggunakan wcr. untuk beton dengan jumlah semen cukup banyak (330 kg/m 3), dan dengan slump sedang serta be
2,7. Pada slump (75 – 100) mm sesuai Tabel 3.6. Bila informasi yang diperlukan cukup, maka berat perkiraan dapat diperhalus lagi den
berikut :

1) Setiap perbedaan air pencampur 5 kg dengan slump slump (75 – 100) mm sesuai Tabel 3.6, koreksi berat tiap m 3 sebanyak 8 kg pada ara

2) Setiap perbedaan 20 kg kadar semen dari 330 kg, koreksi berat per m 3 sebesar 3 kg dalam arah bersamaan;
3) Setiap perbedaan berat jenis agregat 0,1 terhadap nilai 2,7, koreksi berat beton sebesar 60 kg dalam arah yang sama;
4) Beton dengan tambahan udara, gunakan Tabel 3.6. Berat dapat ditambah 1 % untuk setiap 1 % berkurangnya kadar udara dari jumlah te
rkiraan awal berat beton*, kg/m3
Beton dengan tambahan udara
2200
2230
2275
2290
2350
2345
2405
2435

ak (330 kg/m 3), dan dengan slump sedang serta berat jenis agregat
maka berat perkiraan dapat diperhalus lagi dengan cara sebagai

3.6, koreksi berat tiap m 3 sebanyak 8 kg pada arah berlawanan;

am arah bersamaan;
r 60 kg dalam arah yang sama;
tiap 1 % berkurangnya kadar udara dari jumlah tersebut.
Tabel 3.10: Berat Isi Volume Agregat Kasar Per Satuan Volume Beton

Volume agregat kasar kering oven* per satuan volume beton untuk berbagai modulus kehalusan**
Nominal maximum size volume of dry-rodded coarse aggregate* per unit volume of concrete for different fineness modul
of aggregate, mm (in.)

2.4 2.6 2.8


9.5 0.5 0.48 0.46
12.5 0.59 0.57 0.55
19 0.66 0.64 0.62
25 0.71 0.69 0.67
37.5 0.75 0.73 0.71
50 0.78 0.76 0.74
75 0.82 0.8 0.78
150 0.87 0.85 0.83

* Volume berdasarkan berat kering oven sesuai SNI 03-4804-1998 atau ASTM C 29 (AASHTO T 19). Adapted from ACI 211.1. (SNI 7656: 201

** Modulus halus butir adalah jumlah prosentase kumulatif dalam satu set ayakan sesuai (SNI 03-1968-1990)
gai modulus kehalusan** dari agregat halus (Bulk
different fineness moduli of fine aggregate**)

3
0.44
0.53
0.6
0.65
0.69
0.72
0.76
0.81

m ACI 211.1. (SNI 7656: 2012)


Tabel 3.8: Hubungan antara Rasio Material Air – Semen dan Kekuatan Tekan Beton

Kekuatan Tekan umur 28 hari Rasio air semen berdasarkan berat (Water-cementitious materials ratio by mass
[(Compressive strength at 28
days), Mpa (Kg/cm2*)] Beton tanpa tambahan udara
(Non-air-entrained concrete)
15 0.79
16 0.770
17 0.750
18 0.730
19 0.710
20 0.69
21 0.674
22 0.658
23 0.642
24 0.626
25 0.61
26 0.596
27 0.582
28 0.568
29 0.554
30 0.54
31 0.526
32 0.512
33 0.498
34 0.484
35 0.47
36 0.460
37 0.450
38 0.440
39 0.430
40 0.420
41 0.412
42 0.404
43 0.396
44 0.388
45 0.380

Kekuatan tekan sesuai dengan hasil uji silinder beton yang dirawat dengan perendaman pada umur 28 hari sesuai dengan standar AS
Hubungan didasarkan dengan asumsi penggunaan agregat maksimum 19 mm. sampai 25 mm. Diadopsi dari ACI 211.1 danACI 211.3.
* 1 Mpa ekwivalensi dengan 10 Kg/cm2. Nilai-nilai ini adalah perkiraan rata-rata kekuatan beton yang mengandung tidak lebih dari 2 %
tambahan udara dan 6 % kadar udara total untuk beton dengan tambahan udara. Untuk w/c atau w/(c+p) yang tetap, kekuatan beton b
bertambah. Nilai kekuatan umur 28 hari adalah nilai lama dan dapat berubah bila digunakan berbagai bahan bersifat semen. Nilai kek
benda uji silinder (150 x 300) mm yang dipelihara dalam kondisi lembab pada temperatur (23 ± 1,7) 0C sebelum diuji. Hubungan yang d
adalah untuk ukuran nominal agregat maksimum (19 - 25) mm. Untuk agregat yang telah ditentukan, w/c atau w/(c+p) tertentu, keku
ukuran nominal maksimum agregat berkurang (SNI 7656: 2012, 2012)

** Nilai tidak tercantum pada SNI 7656:2012.

Tabel 3.9: Maksimum rasio w/c atau rasio w/(c+p) yang dijinkan untuk beton tingkat pemaparan berat (severe exposu
Struktur selalu/seringkali basah
Tipe struktur dan terpapar pembekuan serta
pencairan

Bagian tipis (pegangan tangga,


gili-gili, sills, talang,
ornamental work) dan bagian 0.45
selimut beton kurang dari 25
mm.

Struktur lain 0.5


* bahan bersifat semen selain semen portland harus sesuai dengan SNI 15-0302-2004 .
** Jika digunakan semen Portland tahan sulfat (Tipe II atau Tipe V SNI 15-2049-2004), atau semen Portland Pozzolan tipe IPK (SNI 15-03
w/c atau rasio w/(c+p) yang diijinkan dapat dinaikkan sebanyak 0,05.
emen dan Kekuatan Tekan Beton

semen berdasarkan berat (Water-cementitious materials ratio by mass)

Beton dengan tambahan udara (Air-entrained concrete)

0.70
0.680
0.660
0.640
0.620
0.60
0.584
0.568
0.552
0.536
0.52
0.506
0.492
0.478
0.464
0.45
0.438
0.426
0.414
0.402
0.39
0.380
0.370
0.360
0.350
0.34
0.332
0.324
0.316
0.308
0.30

ng dirawat dengan perendaman pada umur 28 hari sesuai dengan standar ASTM C 31 (AASHTO T 23).
maksimum 19 mm. sampai 25 mm. Diadopsi dari ACI 211.1 danACI 211.3.
lah perkiraan rata-rata kekuatan beton yang mengandung tidak lebih dari 2 % udara untuk beton tanpa
engan tambahan udara. Untuk w/c atau w/(c+p) yang tetap, kekuatan beton berkurang bila kadar udara
a dan dapat berubah bila digunakan berbagai bahan bersifat semen. Nilai kekuatan ini didasarkan pada
kondisi lembab pada temperatur (23 ± 1,7) 0C sebelum diuji. Hubungan yang ditunjukkan dalam Tabel 3
5) mm. Untuk agregat yang telah ditentukan, w/c atau w/(c+p) tertentu, kekuatan akan bertambah bila
012, 2012)

yang dijinkan untuk beton tingkat pemaparan berat (severe exposures)*

Struktur yang dipengaruhi air laut atau sulfat

0,45**

0,45**
ai dengan SNI 15-0302-2004 .
u Tipe V SNI 15-2049-2004), atau semen Portland Pozzolan tipe IPK (SNI 15-0302-2004), rasio
nyak 0,05.
Tabel 3.7: Perkiraan Air Campuran untuk nilai slum yang berbeda dan Ukuran Maksimum Nominal Agregat
Air (kg/m3) untuk ukuran nominal agregat maksimum batu pecah
Slump, mm
9,5 mm *
12,5 mm* 19 mm* 25 mm* 37,5 mm* 50 mm†*
9.5 12.5 19 25 37.5 50
Beton tanpa tambahan udara
25 s.d 50 207 199 190 179 166 154
75 s.d 100 228 216 205 193 181 169
150 s.d 175 243 228 216 202 190 178
>175* - - - - - -
Beton dengan tambahan udara
Banyaknya udara dalam beton 3 2.5 2 1.5 1 0.5
(%)
25 s.d 50 181 175 168 160 150 142
75 s.d 100 202 193 184 175 165 157
150 s.d 175 216 205 197 184 174 166
>175* - - - - - -

Jumlah kadar udara yang


disarankan untuk tingkat
pemaparan sebagai berikut†

Pemaparan ringan 4.5 4 3.5 3 2.5 2


Pemaparan Sedang 6 5.5 5 4.5 4.5 4
Pemaparan Berat# 7.5 7 6 6 5.5 5
Keterangan:

* Banyaknya air pencampur untuk beton dengan tambahan udara didasarkan pada persyaratan kadar air total, khusus untuk “pemap
Jumlah air ini digunakan untuk menghitung banyaknya semen dalam campuran percobaan pada suhu (20-25)ºC. Agregat bentuk bu
membutuhkan lebih sedikit air sekitar 18 kg bagi beton tanpa tambahan udara dan sekitar 15 kg untuk beton dengan tambahan udara
bahan tambahan kimia, ASTM C 494, dapat pula mengurangi air pencampur sebanyak 5% atau lebih. Volume bahan tambahan cair dimas
bagian dari jumlah seluruh air pencampur. Slump dengan nilai lebih dari 175 mm hanya dapat dicapai dengan penggunaan bahan kim
untuk beton dengan ukuran nominal agregat maksimum 25 m.

** Nilai slump untuk beton dengan agregat lebih besar dari 40 mm didasarkan dari uji slump setelah partikel agregat lebih besar dari 40 m
dengan cara disaring basah.

‡Jumlah air pencampur ini digunakan untuk menghitung campuran percobaan bila menggunakan agregat yang berukuran maksimum 75
mm. Ini adalah nilai rata-rata untuk agregat dengan bentuk yang baik dan dengan susunan besar butir yang baik pula dari kasar hingga halu

** Untuk beton dengan ukuran agregat lebih besar dari 40 mm sebelum dilakukan uji kadar udara harus disaring basah pada 40 mm, pers
diharapkan pada bahan-bahan yang lebih kecil dari 40 mm termasuk nilai-nilai dalam kolom 40 mm. Namun demikian, perhitungan propo
memasukkan kadar udara dalam persen dari keseluruhannya.
†† Bila beton menggunakan agregat berukuran besar dan faktor air-semen rendah, tambahan udara tidak akan mengurangi kekuatannya.
kasus, jika air pencampur dikurangi cukup banyak untuk memperbaiki rasio air-semen maka ditambahkan udara untuk mengimba
berkurangnya kekuatan beton. Oleh karena itu, pada umumnya, untuk agregat-agregat berukuran nominal maksimum yang besar, kad
disarankan untuk pengaruh kondisi lingkungan yang berat haruslah dipertimbangkan, sekalipun kemungkinan pemaparannya terhadap kel
pembekuan adalah kecil atau sama sekali tidak terjadi.

‡‡ Nilai-nilai ini didasarkan pada kriteria bahwa diperlukan 9 % udara untuk fase mortar dari beton. Bila volume mortar berbeda dari ya
dalam standar ini, mungkin diperlukan untuk menghitung kadar udara dengan memakai angka 9 % dari volume mortar sebenarnya

Diadaptasi dari ACI 211.1 dan ACI 318. Hover (1995) dan (SNI 7656: 2012)
Nominal Agregat
mum batu pecah
75 mm†‡ 150 mm†‡
75 150

130 113
145 124
160 -
- -

0.3 0.2

122 107
133 119
154 -
- -

1 1,0 **††
3 3,0**††
4 4,0**††

air total, khusus untuk “pemaparan sedang”.


u (20-25)ºC. Agregat bentuk bulat umumnya
k beton dengan tambahan udara. Penggunaan
ume bahan tambahan cair dimasukkan sebagai
i dengan penggunaan bahan kimia tambahan

tikel agregat lebih besar dari 40 mm dikeluarkan

at yang berukuran maksimum 75 mm atau 150


g baik pula dari kasar hingga halus.

disaring basah pada 40 mm, persen udara yang


mun demikian, perhitungan proporsi awal harus
k akan mengurangi kekuatannya. Dalam banyak
bahkan udara untuk mengimbangi pengaruh
minal maksimum yang besar, kadar udara yang
nan pemaparannya terhadap kelembaban atau

a volume mortar berbeda dari yang dianjurkan


lume mortar sebenarnya

Anda mungkin juga menyukai