Tabel 3.1 (ACI-Tabel A1.5.3.1) Nilai Slump Beton yang Disarankan Untuk
Berbagai Jenis Konstruksi
Nilai Slump yang direkomendasikan untuk berbagai type konstruksi
Slump (mm)
Jenis Pekerjaan
Maks. Min.
a. Dinding, plat pondasi dan pondasi telapak bertulang 125 50
b. Pondasi telapak tidak bertulang, kaosin, dan konstruksi di
90 25
bawah tanah
c. Pelat, balok, kolom dan dinding. 150 75
d. Pengerasan jalan 75 50
e Beton massa (tebal) 75 25
Keterangan :
* dapat dipertinggi 25 mm untuk cara pemadatan tanpa getaran.
Keterangan :
Rekomendasi tambahan untuk kadar udaradan toleransi yang penting
mengenai kadar udara untuk pengawasan di lapangan, tercantum dalam beberapa
dokumen ACI, termasuk ACI 20, 345, 318, 301 dan 302. ASTM C-94 untuk Ready Mixed
Concrete juga memberi batasan mengenai kadar udara.
Persyaratan yang terdapat pada dokumen lain, tidak akan selalu cocok,
karena itu dalam pembuatan campuran beton pertimbangan-pertimbangan harus
diberikan untuk memilih jumlah kadar udara agar memenuhi keperluan di lapangan atau
memenuhi persyaratan pemakaian.
Tabel 3.3 (ACI-Tabel A1.5.3.4(a))”) Hubungan Antara f.a.s dan Kuat Tekan Beton
45
40
35
30
KEKUATAN TEKAN (MPa)
25
20
15
10
0
0.25 0.50 0.75 1.00
FAS
Keterangan :
Nilai ini diperkirakan rata-rata kuat tekan beton yang mengandung udara tidak
lebih dari 2% untuk beton tanpa udara dan 6% jumlah udara untuk beton pakai udara
(pakai AEA). Untuk f.a.s yang tetap, kekuatan beton akan berkurang bila kadar udaranya
naik. Hubungan yang tercantum dalam tabel tersebut di atas ini diperkirakan bagi
penggunaan butir aggregat maksimum 19 sampai 25 mm. Untuk sumber aggregat yang
tertentu, kuat tekan yang dihasilkan untuk harga f.a.s yang tertentu, akan naik, bila besar
butir maksimum aggregat ukurannya turun. Apabila angka-angka dalam tabel ini
digambar dalam bentuk kurva, hubungan antara kuat tekan banding f.a.s akan terlihat
seperti pada gambar 5.5.
F.a.s maks. Yang diijinkan untuk beton yang terjamah cuaca
berbahaya
Ukuran Butir
Volume Aggregat Kasar yang Dicocok-Padat‘) Tiap Unit Volume
Maksimum
Beton Untuk Sifat Angka Kehalusan yang Berbeda dari Aggregat
Aggregat
Halusnya”)
Nominal (mm)
2.40 2.60 2.80 3.00
9.5 0.5 0.48 0.46 0.44
12.4 0.59 0.57 0.55 0.53
19 0.66 0.64 0.62 0.60
25 0.71 0.69 0.67 0.85
37.5 0.75 0.73 0.71 0.69
50 0.78 0.76 0.74 0.72
75 0.82 0.80 0.78 0.76
150 0.87 0.85 0.83 0.81
Keterangan :
Lihat ASTM Method 136 untuk menghitung angka kehalusan.
Volume berdasarkan aggregat yang dicocok-padat menurut ASTM C-39.
Volume ini dipilih dari hubungan empiris, untuk menghasilkan beton workabilitynya cocok
untuk digunakan dalam beton bertulang. Untuk beton yang agak kurang workable,
misalnya untuk beton hamparan jalan raya, nilai di atas dapat dipertinggi 10%. Untuk
beton yang workabilitynya tinggi (lebih cair), misalnya untuk beton pompa, nilainya
dikurangi 10%.
Disarankan, bila aggregat yang dipakai susunan butirnya masing-masing tidak
diperdagangkan atas dasar angka kehalusan atau tidak memenuhi susunan butir
menurut ASTM, sebaiknya digabung sedemikian rupa sehingga kurva gabungan butir
tetap terjaga atau gunakan pedoman susunan butir aggregat menurut McIntosh.
Tabel 3.6 (ACI-Tabel A1.5.3.7.1) Perkiraan Pertama Untuk Berat Beton
Segar
Besar Butir Maksimum Perkiraan Pertama Untuk Beton Segar (kg/m3)’)
Nominal (mm) Beton Tanpa Udara Beton Dengan Kadar Udara
9.5 2280 2200
12.5 2310 2230
19 2345 2275
25 2380 2290
37.5 2410 2320
50 2445 2345
75 2490 2400
150 2530 2435
Keterangan :
Nilai dihitung dari persamaan pada langkah 7 untuk beton dengan kadar
semen medium (330 kg/m3 beton) dengan nilai slump sedang dan berat jenis aggregat
2.70. Jumlah air yang disyaratkan berdasar slump 75 atau 100 mm seperti pada tabel 2.2
(ACI-Tabel A1.5.3.3) bila dikehendaki perkiraan berat volume beton dapat diperkirakan
sebagai berikut : bila ada informasinya untuk tiap beda jumlah air pengaduk 5 kg dengan
slump 75 atau 100 mm, koreksi berat volumenya dengan 8 kg/m 3, untuk arah yang
berlawanan untuk tiap benda kadar semen sebesar 20 kg dari kadar semen 330 kg/m 3,
koreksi berat volumenya tiap m3 dengan 3 kg, pada arah yang sama, untuk tiap
perbedaan berat jenis aggregat 0.1 dari BJ 2.70, koreksi berat volumenya sebesar 60
kg,pada arah yang sama. Untuk beton yang mengandung udara, bagi beton yang
terjamah cuaca berbahaya, kadar udaranya seperti yang tercantum pada tabel 2.2 (ACI-
Tabel A1 5.3.3) dipakai. Berat volume betonnya dapat dinaikkan sebesar 1% untuk
penurunan kadar udara tiap 1% dari nilai tersebut pada tabel 2.2
FM=
∑ kumulatif agregat halus yang tertahan
100
351
= 100 = 3,51
FM agregat halus > 3
9. Beton tanpa kadar udara
4.2. Perhitungan
1. Memperkirakan jumlah air pengaduk
Nilai slump : 75 - 100 mm
Maksimal butir : 20 mm
Berdasarkan tabel 2.2 (ACI), jumlah air pengaduk yang diperlukan
3
sebesar 205 kg/m , kandungan udara yang diizinkan didapat 2 %.
2. Faktor air semen
Berat air
f.a.s = Berat semen
Jika : Sd = 6 MPa
f’cr = f’c + 1,64 Sd
= 30 + 1,64 (6)
= 39,84 MPa
Maka : f’cr = 39.84 MPa
Berdasarkan Tabel 2.3 dan beton tanpa udara (AEA) dengan cara interpolasi
maka didapat f.a.s sebagai berikut :
f.a.s = 0,47 – (0,47 – 0,42) x (39,84 –35)
40 - 35
= 0,4216
= 0,42
3. Jumlah Semen
Berat air
Berat Semen = f as
205
=
0,42
= 488,1 kg /m3
4. Menentukan Proporsi Agregat Kasar dan Halus
Karena FM >3 (agregat terlalu kasar) maka menentukan proporsi agregat
halus dan agregat kasar dilakukan modifikasi dengan menggabungkan agregat kasar dan
agregat halus dan menggunakan (tabel 3.5) untuk butir maksimal agregat ± 20 mm.
Dari hasil penggabungan didapat proporsi :
Agregat Kasar (batu pecah) = 60 %
Agregat Halus (pasir) = 40 %
Dengan menggunakan Tabel 2.6 didapat perkiraan berat/volume beton segar
= 2345 kg/m3.
Berat agregat gabungan = 2345 – 488,1 – 205
= 1651,9 kg
Agregat Halus = 40 % x 1651,9 kg
= 660,76 kg
Agregat Kasar = 60 % x 1651,9 kg
= 991,14 kg
3
Jadi 1 m beton dalam keadaan SSD membutuhkan :
1) Semen = 488,1 kg
2) Air = 205 kg
3) Pasir (agregat halus ) = 660,76 kg
4) Batu pecah ( agregat kasar) = 991,14 kg
5) Berat volume beton = 2345 kg
6. Koreksi kadar air
Koreksi air %
Agregat
V. Kesimpulan
Jadi untuk 1 m3 beton dalm kondisi agregat lapangan membutuhkan bahan
sebagai berikut :
1. Semen 488,1 kg
2. Air 211,046 kg
3. Pasir 650,65 kg
4. Batu Pecah 995,204 kg
3
Sedangkan untuk 1 m beton dalam keadaan SSD membutuhkan bahan
sebagai berikut :
1. Semen 488,1 kg
2. Air 205 kg
3. Pasir 660,67 kg
4. Batu Pecah 991,014 kg