BAB 15
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
(SNI 7656 2012)
B. CARA PENGUJIAN
1. Menentukan kuat tekan beton yang direncanakan sesuai dengan syarat teknis
atau yang telah ditentukan, yaitu : Menentukan kuat tekan (f’c) ini pada umur
28 hari;
2. Menghitung deviasi standar (s). Deviasi standar diketahui dari besarnya jumlah
volume pekerjaan beton (M3) yang akan dibuat dengan mutu pelaksanaan
(Tabel 1 penentuan standar deviasi)
3. Menghitung nilai tambah (m), dimana m = 1.64 s
4. Menghitung kuat tekan rata-rata yang telah ditargetkan (f’cr), dimana f’cr = f’c
+ m;
5. Menetapkan nilai slump;
6. Menetapkan diameter maksimum agregat jika tidak ditetapkan maka besar
butir agregat maksimum tidak boleh melebihi :
a) Seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan;
b) Sepertiga dari tebal pelat;
c) Tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau
berkas-berkas tulangan.
7. Memperkiraan kebutuhan air pencampur dan kadar udara. (Tabel 2. terlampir
Perkiraan kebutuhan air pencampur dan kadar udara untuk berbagai
slump dan ukuran nominal agregat maksimum)
8. Menentukan nilai Rasio Air Semen F.A.S (Tabel 3. Hubungan antara rasio
air – semen (w/c) atau rasio air – bahan bersifat semen {w/(c+p)} dan
kekuatan beton terlampir)
LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
11. Menetapkan Volume agregat kasar dengan meliat tabel hubungan antara
ukuran nominal agregat maksimum (mm) dengan volume agregat kasar kering
oven persatuan volume beton untuk berbagai modulus kehalusan dari agregat
halus. (Tabel 5. Volume agregat kasar per satuan volume beton terlampir)
apabila nilai modulus kehalusan berada ditengah – tengah atau tidak berada
ditabel maka tentukan dengan menggunakan interpolasi;
12. Menetapkan berat agregat kering oven;
13. Menentukan jumlah agregat kasar dengan, WAgr. Kasar = Wagr. kering oven x Vol.
Agregat ;
14. Memperkirakan berat awal beton dengan melihat tabel hubungan antara
Ukuran nominal agregat maksimum (mm) dengan perkiraan awal berat beton
segar (kg/m3).(Tabel 6. Perkiraan awal berat beton segar terlampir);
15. Menentukan jumlah agregat halus, dengan rumus Wagr.halus = perkiraan awal
berat beton – (Wagr.kasar + Wc + Wair);
Menentukan jumlah agregat yang dibuhkan Dengan jumlah air, semen dan
agregat kasar yang ada, dan perkiraan adanya udara terperangkap (%) sesuai
dengan yang sudah ditentukan pada (Tabel 2. terlampir Perkiraan
kebutuhan air pencampur dan kadar udara untuk berbagai slump dan
ukuran nominal agregat maksimum) sesuai dengan berikut:
a) Menentukan volume air, Volume padat semen, volume absolute agregat
kasar, dan volume udara yang tertangkap (vol. udara% x 1000) ; Vol =
𝑊
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 1000
d) Berat agregat halus yang dibutuhkan = Vol. agr halus x Bj SSD agr. halus
x 1000
16. Menentukan proporsi campuran beton dengan menjumlah semua berat bahan
yang sudah ditentukan sebelum nya.
17. Menetukan proporsi campuran setelah koreksi, Jika proporsi campuran
percobaan dengan anggapan berat (massa) yang digunakan, maka berat (massa)
penyesuaian dari agregat menjadi :
a) Agregat kasar (basah) = Wagr.kasar x (1+ %kadar air agregat kasar)
b) Agregat halus (basah) = Wagr.halus x (1+ %kadar air agregat halus)
18. Air yang diserap tidak menjadi bagian dari air pencampur dan harus
dikeluarkan dari penyesuaian dalam air yang ditambahkan. Dengan demikian,
air pada permukaan yang diberikan dari agregat halus adalah %air permukaan
agregat halus = (%kadar air agregat halus – %absorpsi agregat halus); dan dari
agregat kasar %air permukaan agregat kasar = (%kadar air agregat kasar –
%absorpsi agregat kasar). Dengan demikian, kebutuhan perkiraan air yang
ditambahkan :
a) Wkebutuhan Air = Wair – (Wagr.kasar x %air permukaan agregat kasar) - (Wagr.halus
x %air permukaan agregat halus)
Maka didapat proporsi masing – masing bahan yang akan digunakan untuk
pencampuran beton lalu dikalikan dengan banyaknya sampel yang akan di
buat.
BLANGKO
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
No Data Keterangan
1 Tipe semen
2 BJ Semen
12 Mutu Rencana
Mengetahui,
Asisten Laboratorium
NIM.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
Tabel 15.2 Perkiraan Ebutuhan Air Pencampur Dan Kadar Udara Untuk Bebagai
Slump Dan Ukuran Nominal Agregat Air Kg/m3 Untuk Ukuran Nominal Agregat
Maksimum
Tabel 2. Perkiraan kebutuhan air pencampur Batu
dan kadar udara Pecah
untuk berbagai slump dan ukuran nominal agregat
Air (kg/m3) untuk ukuran nominal agregat maksimum batu pecah
Slump 9.5 12.7 19 25 37.5 50 75 150
(mm) mm mm mm mm mm mm mm mm
Beton tanpa tambahan udara
25-50 207 199 190 179 166 154 130 113
75-100 228 216 205 193 181 169 145 124
150-175 243 228 216 202 190 179 160 -
>175 -
Banyaknya udara dalam
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0.3 0.2
beton (%)
Beton dengan tambahan udara
25-50 181 175 168 160 150 142 122 107
75-100 202 193 184 175 165 157 133 119
150-175 216 205 197 184 174 166 154 -
>175
Jumlah kadar udara yang
disarankan untuk tingkat
4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0
pemaparan sebagai
berikut : ringan (%)
sedang (%) 6.0 5.5 5.0 4.5 4.5 4.0 3.5 3.0
berat (%) 7.5 7.0 6.0 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
Tabel 15.3 hubungan Antara Rasio Air – Semen (w/c) Atau Rasio Air Bahan
Bersifat Semen ((w/c+p) dan Kekuatan Beton
40 0,42 -
35 0,47 0,39
30 0,54 0,45
25 0,61 0,52
20 0,69 0,60
15 0,79 0,70
Tabel 15.4 Maksimum Rasio (w/c) Atau {w/(c+p)} Yang Diinginkan Untuk
Beton Tingkat Pemaparan Berat (Severe Exposures)
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151