Anda di halaman 1dari 13

Kuat

Perancangan Campuran Beton Normal Menurut

“Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SK SNI 03-xxxx-2002)”.

1. Kuat tekan pada umur 28 hari dengan tekanan 21 Mpa Penetapan kuat tekan
beton yang diisyaratkan yaitu pada umur 28 hari.Dengan beton pada lingkungan
yang mengandung sulfat sedang. Kuat tekan yang diisyaratkan adalah 21 Mpa.
2. Perhitungan nilai standar deviasi (S)
Deviasi standar dihitung dengan rumus yang tercantum dalam lampiran I
S = akar sigma

Dengan :. S = deviasi standar


fc = kuat tekan masing-masing silinder beton (24 Mpa)
f’cr = kuat tekan rata-rata (Mpa) :
N = banyak nilai kuat tekan beton.

Namun karena pelaksana tidak mempunyai data pengalaman hasil pengujian, maka nilai
deviasi standar S tidak dapat dihitung.
3.. Perhitungan nilai tambah (margin), (m)
Nilai tambah (m) dihitung dengan cara yang tercantum dalam lampiran II.
“Karena pelaksana tidak mempunyai pengalaman lapangan maka nilai tambah yang diambil
adalah 8,5 Mpa (table L-2.1.’lamp II).
Kuat tekan yang di syarat Nilai tambah (Mpa )
kan f’c ( Mpa)
<21 7,0
21-35 8,5
>35 10,0
4. Kuat tekan rata-rata perlu (f’cr)
Kuat tekan rata-rata perlu diperoleh dengan rumus :
f’cr = fc’ + m
= 21 +8,5
= 29,5 mpa di ubah ke kg/cm²
Jadi 29,5 x 100/9,81
= 300,7135 kg/cm²
5. Penetapan jenis semen Portland.
Karena jenis beton yang digunakan terkena pengaruh lingkungan yang mengandung
sulfat sedang maka jenis semen yang digunakan adalah Semen Tipe I.
6-7 Penetapan jenis agregat
Jenis agregat kasar dan agregat halus ditetapkan kerikil buatan dan pasir alami.
8. Menentukan nilai faktor air semen dengan cara menggunakan grafik
“hubungan antara kuat tekan rata-rata dan faktor air semen berdasarkan umur
benda uji dan jenis semen” sebagai berikut ini.
a. Perkiraan kekuatan tekan dari Tabel 3.5 dapat diketahui dari jenis semen,
jenis agregat, bentuk benda uji yang digunakan dan umur beton pada
kekuatan tekan.
Tabel 3.5 Perkiraan Kekuatan Tekan (MPa) beton dengan faktor air semen 0,5 dan
agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia

Dari tabel diatas didapatkan kekuatan tekannya yaitu sebesar 37 MPa dengan benda uji
silinder.

2
Penetapan nilai factor air semen Faktor air semen ditetapkan dengan cara yang tercantum
dalam Lampiran III. maka didapat kuat tekan 37 Mpa.

3
b. Setelah itu, lihat pada Gambar di atas, yaitu tentang hubungan antara kuat
tekan rata-rata dan faktor air semen dengan benda uji berbentuk silinder.
Jadi fas nya adalah 0.5

c. Faktor air semen ditetapkan dengan cara yang tercantum dalam Lampiran III. maka
didapat kuat tekan 37 Mpa.
Nilai factor air semen maksimum diperoleh dari Lampiran IV. Maka didapatkan FAS 0.5
dengan kuat tekan rata-rata 29,5 mpa.
9. Menentukan nilai faktor air semen maksmimum
Setelah ditentukan nilai fas dari gambar diatas, kemudian dilanjutkan dengan
menentukan faktor air semen (fas) maksimum yang dapat ditentukan dari
Tabel 3.6.

Nilai faktor air semen maksimum yang didapat dari Tabel 3.6 adalah sebesar

4
0,6 yaitu jenis pembetonan di dalam ruang bangunan dengan keadaan keliling
non korosif

10. Penetapan nilai “slam” adukan menggunakan alat getar (triller).


menentukan nilai slump
Slump : 7,5 – 15 cm=75-150 mm

disini kita menggunakan pelat,balok,kolom,dan dinding sehingga nilai slump


berkisar 15,0 sampai 7,5
11. Ukuran butir untuk beton normal diambil 20 mm.
12. Jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton adalah 135 liter.
13. Menghitung kebutuhan semen
Wsemn = Wair/fas
= 204,9/0,5
=409,8
14. Menentukan kadar air bebas (W air )
Dengan rumus W air = 0,67.Ah + 0,33.Ak

5
As = 225 ( batu pecah)
Ah = 195 ( batu tak pecah )
Di hitung kadar air bebasnya menjadi
W air = 0,67(AH)+0,33(Ak)
= 0,67.( 195 + 0,33 (225)
=204,9 / m²
15. Berat semen yang diperlukan per meter kubik beton dihitung dengan rumus
Dengan rumus Wsmn = 1/fas x Wair.
Dengan :. Wsmn = berat semen
Wair = berat air
W smn = 1/fas x Wair
=1/0,5 x 204,9
= 409,8 kg
16. Jenis agregat halus adalah agak halus
17. Proporsi berat agregat halus terhadap campuran, diperoleh dari Lampiran VII, yaitu
sebesar 25%.
18. Berat semen yang diperlukan per meter kubik beton dihitung dengan rumus.

6
Min semen = 325 kg/m²

Karna berat semen kita tadi yang di rencanakan lebih besar dari semen minimum maka
sudah bisa di katak OK.

19. Menentukan faktor air semen yg di seSuaikan jika jumlah semen berubah ( jumlah
semen tidak berubah (berdasarkan perhitungan pola12) kg/m²
Karna jumlah semen kita tadi masih tetap karna lebih besar dari pada 325 ( min
semen ) atau lebih tepatnya syarat minimumnya sudah terpenuhi , jadi tidak ada
perubahan jumlah semen nya .
20. Menentukan susunan besar butir agregat halus (pasir ) kalau agregat halus sudah di
kenal dan sudah dilakukan analisis ayakan menurut standar analisa yang
berlaku ,kurva dari pasir dapat di bandingkan dengan tabel 6.5.

7
Dari hasil pengujian didapat daerah gradasi halus pada daerah
Jadi Proporsi berat agregat halus terhadap campuran, diperoleh dari Lampiran VII, yaitu
sebesar 25%.
21. menentukan presentase pasir dengan menggunakan lampiran 2, dengan
diketahuinya ukuran butir agregat maksimum (langkah ke-9),slump (langkah ke-8),
faktor air semen (langkah ke-12) dan daerah susunan agregat (langkahke-17), maka
jumlah presentase pasir yang diperlukan dapat dibaca pada lampiran 2. jumlah ini
adalah jumlah seluruhnya dari pasir atau fraksi agregat
yang lebih halus dari 5 mm, agregat kasar yang biasa dipakai di indonesia sering kali
dijumpai bagian yang lebih halus dari 5 mm dalam jumlah yang lebih dari 5 persen,
maka jumlah agregat halus yang diperlukan harus
dikurangi.
Bisa di lihat di lampiran ke 2

8
dari lampiran 2 diperoleh presentase jumlah pasir %, maka diperoleh
agregat kasar sebesar 100 % - 40% = 60%
Presentase pasirnya adalah
% agregat halus = 40%
% agregat kasar = 100% - 40 %
= 60 %

9
22. Berat jenis agregat campuran dihitung dengan rumus :
Berat jenis SSD agregat halus dan agregat kasar dapat diketahui dari
pengujian berat jenis agregat halus dan agregat kasar yang sudah dijelaskan
pada sub bab 5.2.1 dan 5.3.1. Dari pengujian berat jenis tersebut didapatkan
angka berat jenis agregat halus (BJAH) yaitu sebesar 2,6 dan berat jenis agregat
kasar (BJAK) yaitu sebesar 2,58. Setelah didapatkan berat jenis kedua agregat
tersebut.
a. Berat jenis agregat
1. Berat jenis agregat halus (SSD)= 2.5225
2. Berat jenis agregat kasar (SSD) = 2.5527
b. Berat agregat campuran
Bj camp = p/100 x baja ah + K/100 x Bj Ak
= 40 / 100 x 2.5225 + 60/100 x 2.5527
= 2.5406
23. menentukan berat jenis beton menurut lampiran 3, sesuai dengan kadar air dan
berat jenis campuran yang sudah ditentukan. (langkah ke-11 atau ke-15). dari
lampiran 3 didapat berat beton kg/m3
24. . Menentukan berat isi beton
Berat isi beton basah ditentukan berdasarkan grafik padalampiran III dengan
memasukkan berat jenis agregat gabungan dan kadar air bebas.
a. Buat kurva baru sesuai dengan berat jenis agregat gabungan secara
proporsional dengan memperhatikan kurva sebelah atas dan bawahnya
yang sudah ada.
b. Lalu tarik garis tegak lurus ke atas dari nilai kadar air yang
digunakan yaitu 209,4 kg/m³
sampai memotong kurva baru berat jenis gabungan tersebut.
c. Kemudian dari titik potong tersebut, ditarik garis mendatar kearah kiri
sampai memotong sumbu tegak.
d. Dari penarikan garis tersebut didapatkan nilai berat isi beton adalah
sebesar 2300 kg/m3.

10
4
Pada sumbu X merupak kadar air bebas (kg/cm²) dan di sumbu Y adalah berat jenis beton
dalam keadaan basah ,dimana ini lah yg kita cari
Caranya, pertama kita menentukan letak dari dari daerah gradasi kita di kisaran 2,54
sehingga dia berada di antara 2,5 dan 2,6
Jadi Berat jenis beton basahnya sekitar (bj basah) = 2300 kg/m²

25. menghitung kadar agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis beton
dikurangi jumlah kadar semen dan kadar air bebas.
kebutuhan agregat campuran = kg/m3
Agregat campuran
Ag camp. = Bj beton basah - W semen - W air
=2300 – 409,8 – 204,9

11
= 1.686,2 kg/m²
26. menghitung kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil kali persentase
pasir (langkah ke-17) dan agregat gabungan (langkah ke-20).
kebutuhan agregat halus = kg/m3
Ag halus = 40/100 x 1.686,2
= 674,48 kg/m²

27. menghitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah kadar agregat
gabungan (langkah ke-20) dikurangi kadar agregat halus (langkah ke-21).
dari langkah-langkah tersebut diatas dapat diketahui susunan campuran
bahan-bahan untuk 1m3
beton.
kebutuhan agregat kasar = kg/m3
Ag kasar = 60/100x 1.686,2
=1011,72kg/m²

No Keterangan Nilai Satuan


1 Kuat tekan pada umur 21 Mpa
28 hari
2 Deviasi standar -
3 Nilai tambah (M) 8,5
4 Kuat tekan rata” 29,4 Mpa
rencana ( fcr=f’c +M)
5 Jenis semen Tipe I
6 Jenis agregat 25225
halus( alami/pecahan)

7 Jenis agregat kasar 25527


(alami/pecahan )
8 Fas air semen 0,5

9 Fas maksimum 0,6

10 Nilai slump 7,5 - 15 Cm


11 Ukuran maks agregat 20 Mm
kasar
12 Kebutuhan air 135 Liter
13 Kebutuhan 409,8 Kg/m²
semen(ws=
14 Kebutuhan semen 325 Kg/cm²
minimum
15 Di pakai kebutuhan 409,8 Kg/m²
semen
16 Penyesuaian jumlah
air atau fas

12
17 Daerah gradasi Antara 2 dan 3
agregat halus
18 Perb.agregat halus 40 % - 60 % %
dan kasar
19 Bj agregat 1.686,2
cam(p/100xagg halus
+ k/100 x bj agg
kasar)
20 Berat beton 2300 Kg/m²
21 Kebutuhan agregat 1686,48 Kg/m²
camp
22 Keb. Agregat halus 674,48 Kg/m²
23 Kb. Agregat kasar 1011,72 Kg/m²

No Kesimpulan Adukan
1 Air 135 liter/m²
2 Semen 409,8 kg/m²
3 Agregat halus 674,48 kg/m²
4 Agregat kasar 1011,72 kg/m²

Berdasarkan hasil perhitungan,maka propori bahan pembentuk beton untuk benda


uji yaitu :
Caranya adalah
1. Menghitung volume silinder (150x30)
Volume. = ¼ π × 0,15² × 0,3
0,0053m³ + 10% × V( sefenty factore)
= 0,0053 m³ +10% + 0,0053
=0,0058m³
2. Proporsi bahan pembentuk beton
a. Air = W Ari × volume
= 204,9 × 0,0058
= 1.1884 liter
b. Semen = W semen × volume
= 409,8 × 0,0058
= 2,37684 kg
c. Ag halus = Ah × volume
= 674,48 × 0,0058
= 3,911984 kg
d. Ag kasar = Ak × volume
= 1011,72 × 0,0058
= 5867976 kg

13

Anda mungkin juga menyukai