Anda di halaman 1dari 9

MIX DESIGN BETON K-225 UNTUK ELEMEN STRUKTUR (BETON KELAS II)

1. Menentukan kuat tekan beton karakteristik yang disyaratkan (fc’)


Kuat tekan beton karakteristik yang di rencanakan yaitu beton dengan mutu K-
225. Karena yang diketahui adalah nilai K, maka nilai kuat tekan beton perlu dikonversi
terlebih dahulu.
Nilai praktis untuk padanan mutu beton antara PBI dan SNI:
a. Beton dengan benda uji kubus
b. Konversi satuan Mpa ke kg/cm², 1 Mpa=1 N/mm² = 10 kg/cm²

Tidak diperlukan Konversi dari K (fck’ atau σbk) ke C (f’c) atau Konversi Kubus ke
Silinder, maka:
F’c = (K/10)
F’c = (225/10)
F’c = 22,5 ≈ 23 Mpa

Jadi, kuat tekan rencana yang diisyaratkan yaitu 23 Mpa.

2. Menetapkan deviasi standar (SD) dan Margin (M)


Karena tidak mempunyai catatan hasil uji lapangan, untuk perhitungan deviasi standar
yang memenuhi ketentuan SNI 03-2847-2002, maka kuat tekan rata-rata perlu (f’cr)
harus ditetapkan berdasarkan Tabel.

Tabel Kuat Tekan Rata-Rata Perlu jika Data Tidak Tersedia untuk Menetapkan Deviasi
Standar
(SNI, 2002)

Persyaratan kuat tekan, f’c MPa Kuat tekan rata-rata perlu, f’cr MPa

Kurang dari 21 f’c + 7,0


21 sampai dengan 35 f’c + 8,5
Lebih dari 35 f’c + 10,0

Karena kuat tekan yang direncanakan sebesar (f’c) 23 MPa maka nilai margin yang
digunakan sebesar (M) 8,5 MPa.

3. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan (f’cr)


Untuk menghitung nilai kuat tekan rata-rata digunakan persamaan sebagai
berikut:
f’cr = f’c +M
f’cr = 23+ 8,5 = 31.5 MPa
Jadi kuat tekan rata-rata yang digunakan sebesar (f’cr) 31,5 MPa.

4. Menentukan Nilai FAS


Faktor air semen yang diperlukan untuk mencapai kuat tekan rata-rata yang
ditargetkan berdasarkan pada hubungan kuat tekan dan faktor air semen yang diperoleh
dari penelitian lapangan sesuai dengan bahan dan kondisi pekerjaan yang diusulkan.
Karena tidak tersedia data hasil penelitian sebagai pedoman penulis mempergunakan
Tabel dan Gambar sesuai SNI 03-2834-2000.

Tabel Perkiraan Kekuatan Tekan(N/mm2) Beton dengan Faktor Air Semen 0.5 dan Jenis
Semen dan Agregat Kasar yang Biasa Dipakai di Indonesia
Kuat Tekan Rata-rata (MPa)

31,5

28

0,46

Grafik hubungan antara kuat tekan dan factor air semen


(Benda Uji Kubus 150 x 150 x 150 mm)

Nilai FAS diperoleh melalui grafik hubungan antara kuat tekan rata-rata dan faktor air
semen untuk benda uji kubus ø 150 mm x 150 mm x 150 mm berdasarkan tabel perkiraan kuat
tekan beton dengan spesifikasi semen tipe I (Semen Tiga Roda) dan batu tidak pecah, dan Kuat
tekan rencana 31,5 MPa untuk umur beton 7 hari sesuai SNI 03-2834-2000. Diperoleh nilai FAS
sebesar 0,46
5. Menetapkan factor air maksimum
Table FAS maksimum untuk berbagai pembetonan dan lingkungan Khusus

Karena beton direncanakan untuk diluar ruang bangunan dan telindung dari hujan
dan terik matahari maka FAS maksimum yang digunakan adalah 0,60 sesuai Tabel.

6. Menentukan Nilai Slump


Untuk besar nilai slump yang digunakan adalah 7.5 cm-15 cm berdasarkan penetapan
PBI’71 pada tabel berikut.

7. Penetapan besar butir agregat maksimum


Agregat yang digunakan berupa batu pecah dengan ukuran maksimum 40 mm.
8. Menentukan Kadar Air Bebas
Untuk agregat tak dipecah dan agregat dipecah menggunakan tabel dibawah ini:

Tabel perkiraan kebutuhan air (liter) per meter kubik beton


Dengan ukuran maksimum agregat 40 mm, jenis agregat kasar batuan pecah, agregat
halus alami, dan slump 7.5 cm-15 cm maka kadar air bebas yang diperoleh yaitu:
Kadar Air Bebas = 2/3 (Wh) + 1/3 (Wk)
= 2/3 (175) + 1/3 (205)
= 185 Kg/m3

Jadi, Kadar air bebas yang digunakan yaitu 185 kg/m3

9. Menghitung kebutuhan semen


Untuk menghitung kadar semen yang digunakan yaitu menggunakan persamaan:
Kadar Semen=Kadar Air Bebas /FAS
Kadar Semen=185/0,46
Kadar Semen=402.17 Kg /m 3
Jadi, kadar semen yang diperoleh dari FAS dan Kadar Air Bebas adalah 402 . 17 Kg/m3
10. Menghitung kebutuhan semen minimum
Kebutuhan semen minimum ini ditetapkan untuk menghindari beton dari kerusakan
akibat lingkungan khusus, misalnya: lingkungan korosif, air payau dan air laut.

Tabel kebutuhan semen minimum untuk berbagai pembetonan dan lingkungan khusus

Karena beton direncanakan untuk diluar ruang bangunan dan telindung dari hujan dan
terik matahari maka Kadar Semen Minimumnya adalah 275 Kg/m3 sesuai Tabel.

11. Menentukan daerah gradasi agregat halus


Gradasi agregat halus yang digunakan berada pada zona I (kasar).

12. Menghitung perbandingan agregat halus dan agregat kasar


Diperlukan untuk memperoleh gradasi agregat campuran yang baik. Pada langkah ini
dicari nilai banding antara berat agregat halus dan berat agregat campuran. Penetapan
dilakukan dengan memperhatikan besar butir maksimum agregat kasar, nilai slump, FAS
dan daerah gradasi agregat halus. Berdasarkan data tersebut dan Gambar berikut dapat
diperoleh persentase berat agregat halus terhadap berat agregat campuran.
48
40

0.46

Grafik Persentase Agregat Halus terhadap Agregat Keseluruhan (Untuk Ukuran Butir
Maksimum 40 mm)

Batas atas = 48%


Batas bawah = 40%
Sehingga persentase agregat halus yang diperoleh:
= (𝑏𝑎+𝑏𝑏)/2
= (48+40)/2
= 44 %
Persentase agregat halus = 44 %
Sehingga:
Persentase agregat kasar = 100%-44%
= 56 %
13. Menghitung Berat Jenis Agregat Gabungan
Setelah mendapatkan nilai berat jenis pasir, berat jenis kerikil, dan mendapatkan nilai persen
agregrat halus serta agregat kasar. Kita bisa menentukan nilai berat jenis agregat (gabungan)
dengan persamaan sebagai berikut:
𝐵𝐽 𝐺𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = (% ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠×𝐵𝑗 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟/100) + (% 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟×𝐵𝑗 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑘𝑖𝑙/100)
𝐵𝐽 𝐺𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = (44×2395/100) + (56×2443/100)
= 2421,88 k𝑔/𝑚³
Sehingga berat jenis agregat gabungan yang didapat sebesar 2421,88 k𝑔/𝑚³
14. Menghitung Berat Jenis Beton
Untuk menghitung berat jenis beton menggunakan Grafik berikut:

Gambar Perkiraan Berat Jenis Beton Basah yang Dimampatkan Secara Penuh

2250

2.421

185

Dengan Kadar Air Bebas 185 Kg/m3 dan berat jenis agregat gabungan 2421,88 k𝑔/𝑚³ maka
diperoleh nilai Berat jenis beton dari grafik yaitu 2250 Kg/m3

15. Menghitung Kadar Agregat Gabungan


Untuk menghitung kadar agregat gabungan dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus:
Kadar Agregat Gabungan = (Berat jenis Beton) – (Kadar Semen) – (Kadar Air Bebas)
Kadar Agregat Gabungan = (2250) – (402.17) – (185) = 1662.83 kg/m³

Jadi, kadar agregat gabungan yang diperoleh sebesar 1662.83 kg/m³.


16. Kadar Agregat per m3 (Kondisi SSD)
1. Kadar agregat kasar dapat dihitung dengan cara:
Kadar agregat kasar = (kadar agregat gabungan×% agregat kasar)/100
Kadar agregat kasar = (1662.83 × 56)/100 = 931.185 kg/m³

Jadi, kadar agregat kasar yang diperoleh yaitu sebesar 931.185 kg/m³.

2. Kadar agregat halus bisa dihitung dengan cara:


Kadar agregat halus = kadar agregat gabungan×% agregat halus/100
Kadar agregat halus = (1662.83 × 44)/100 = 731.645 kg/m³

Jadi, kadar agregat halus yang diperoleh yaitu sebesar 731.645 kg/m³

17. Menghitung Proporsi ( Kondisi SSD)

Kadar semen = 402.17 kg/m³


Kadar agregat halus = 731.645 kg/m³
Kadar agregat kasar = 931.185 kg/m³
Kadar air = 185 kg/m³
+
Total = 2250 kg/m³
Rasio campuran (semen : agregat halus : agregat kasar : air )
( 1 : 1.82 : 2,315. : 0.46)

18. Komposisi Kebutuhan Material Benda Uji Kubus (Kondisi SSD)

Volume benda uji = s3


= (0,15)3
= 3.375 x 10-3 m3
Safety factor yang dipilih sebesar 20%
- Komposisi semen = 402.17 × 3.375 x 10-3 × 1,2 = 1.628 kg
- Komposisi agregat halus = 731.645 × 3.375 x 10-3 × 1,2 = 2.963 kg
- Komposisi agregat kasar = 931.185 × 3.375 x 10-3 × 1,2 = 3.771 kg
- Komposisi Air = 185 × 3.375 x 10-3 × 1,2 = 1.177 kg

19. Koreksi Proporsi Campuran (kondisi lapangan)


Data :
B (jumlah air (kg/m³)) = 185
C (jumlah agregat halus (kg/m³)) = 731.645
D (jumlah agregat kasar (kg/m³)) = 931.185
Ca (absorpsi air pada agregat halus (%)) = 5.064
Da (absorpsi agregat kasar (%)) = 2.361
Ck (kandungan air dalam agregat halus (%)) = 4.79
Dk (kandungan air dalam agregat kasar (%)) = 2.82

Proporsi Koreksi
- Kadar Air = B - (Ck-Ca) x C/100 - (Dk –Da) x D/100
= 185 – ((4.79-5.064)x731.645/100) – ((2.82-2.361)x931.185/100)
= 182.730 kg/m³
- Kadar Agregat Halus = C + (Ck-Ca) x C/100
= 731.645 + (4.79-5.064)x731.645/100
= 729.640 kg/m³
- Kadar Agregat Kasar = D + (Dk –Da) x D/100
= 931.185 + (2.82-2.361) x931.185/100
= 935.460 kg/m³

20. Menghitung Proporsi ( Kondisi Lapangan)

Kadar semen = 402.17 kg/m³


Kadar agregat halus = 729.640 kg/m³
Kadar agregat kasar = 935.460 kg/m³
Kadar air = 182.730 kg/m³
+
Total = 2250 kg/m³
Rasio campuran (semen : agregat halus : agregat kasar : air )
( 1 : 1.814 : 2.326 : 0.454)

21. Komposisi Kebutuhan Material Benda Uji Balok (Kondisi Lapangan)

Volume benda uji = s3


= (0.15)3
= 3.375 ×10-3 m3
Safety factor yang dipilih sebesar 20%
- Komposisi semen = 402.17 × 3.375 ×10-3 × 1,2 = 1.628 kg
- Komposisi agregat halus = 729.640 × 3.375 ×10-3 × 1,2 = 2.955 kg
- Komposisi agregat kasar = 935.460 × 3.375 ×10-3 × 1,2 = 3.789 kg
- Komposisi Air = 182.730 × 3.375 ×10-3 × 1,2 = 0.740 kg
Safety Factor tidak perlu dihitung

Anda mungkin juga menyukai