PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penyelidikan Tanah
Pekerjaan Penyelidikan Tanah ini merupakan bagian pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan
Lintas Timur (Paket-44) yang membutuhkan adanya Penyelidikan Tanah khususnya pada
lokasi perencanaan.
Dalam perencanaan pondasi konstruksi bangunan jalan diperlukan adanya penyelidikan tanah
dasar untuk mengetahui nilai-nilai parameter- parameter tanah yang akan di gunakan dalam
perhitungan daya dukung tanah pondasi. Daya dukung tanah sangat berpengaruh pada bentuk
dan dimensi pondasi agar diperoleh perencanaan pondasi yang optimal.
Pondasi adalah suatu bagian konstruksi bangunan bawah (sub structur) yang berfungsi untuk
meneruskan beban konstruksi ke atas (upper structur/super structur) yang harus kuat dan aman
untuk mendukung beban dari konstruksi atas serta berat sendiri pondasi.
Untuk dapat memenuhi hal di atas dilaksanakan Penyelidikan Tanah (Soil Investigation) Di
lapangan dan laboratorium untuk memperoleh parameter- parameter tanah berupa jenis dan
sifat tanah dari pengujian.
Tujuan utama dari Hasil pengujian DCP ini untuk mengetahui daya dukung tanah dinyatakan dalam
nilai CBR (California Bearing Ratio) dengan satuan % (persen). Hasil dari pengujian DCP
dikorelasikan dengan nilai CBR (California Bearing Ratio) untuk keperluan perencanaan
pemeliharaan dan peningkatan jalan termasuk perencanaan tebal perkerasan jalan.
b) Foto Dokumentasi
Sesuai yang tercantum didalam kontrak Perencanaan Teknik jalan Lintas Timur (Paket-44), lokasi
Survey Penyelidikan Tanah (Soil Investigation) adalah tersebar disepanjang Jalan Lintas Timur
Provinsi Sumatera Utara dengan panjang segmen terten sesuai hasil suvey konsultan bersama instansi
terkait (panjang efektif = 50,65 km), yaitu:
Pengujian dengan scala Dynamic Cone Penetrometre (DCP) tersebut memberikan sebuah
catatan yang menerus dari kekuatan tanahnya sampai kedalaman 90 centimeter dibawah
permukaan Subgrade yang ada.
Pengujian tersebut dilaksanakan dengan mencatat jumlah pukulan (blow) dan penetrasi dari
kerucut logam yang tertanam pada tanah karena pengaruh jatuhan pemberat (falling weight).
Kemudian dengan menggunakan table kolerasi, pembacaan diubah menjadi pembacaan
yang setara dengan CBR atau setara dengan Uconfined Compressive Stregth.
DCP lapangan ini dilakukan dengan menggunakan alat portable. Yaitu dengan cara
menjatuhkan beban sebesar 9,7 kg setinggi 50,8 cm. survai ini dilakukan hingga ujung konus
mencapai kedalaman + 90 cm atau ujung konus telah mencapai tanah/batas kemampuan
alat. Apabila ujung konus membentur batuan atau benda keras lainnya, maka tes DCP di ulang
dengan berpindah ketempat lain disekitarnya. Pencatatan dilakukan setiap interval 5 kali
pukulan.
Untuk selanjutnya dari perbandingan jumlah pukulan terhadap kedalaman penetrasi ujung
konus di buat grafik. Pembacaan/penentuan nilai CBR dilakukan lewat grafik yang
dikeluarkan oleh Bina Marga.
a. CBR Lapangan
Karena SPR adalah pengukuran kekuatan tanah, ini adalah angka yang digunakan
ketika membandingkan dengan hasil pengukuran kekuatan tanah lainnya seperti
SBR atau UCS. Tetapi selama pengujian lebih mudah dan lebih tepat untuk
mengukur penetrasi dari setiap pukulan (cm/pukulan) dari pada menghitung
jumlah pukulan untuk penetrasi yang diberikan (pukulan/cm), dan oleh sebab itu kalau
SPP digambar langsung, ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan
kalkulasi dari pada SPR. Oleh karena itu formulir-formulir standard utnuk mencatat
data pengujian diberikan dengan skala, menurun dari kiri kekanan, untuk
memungkinkan penggambaran langsung dari kemampuan penetrasi tanah
(cm/pukulan). Catatan grafik yang dihasilkan dalam bentuk ini oleh sebab itu
menunjukkan pertambahan
Kekuatan tanah (SPR) dari kiri kekanan, karena itu adalah hal yang lazim untuk
pengukuran-pengukuran kekuatan tanah yang lainnya.
Grafik dari kata pengujian pentrasi dapat menunjukkan distribusi kedalam dengan CBR
atau Unconfined Compressive Stregth apabila hubungan antara parameter-
parameter ini dan hitungan pukulan penetrasi diketahui. Sejenis kolerasi diperhatikan
pada formulir standard pemeriksan, tetapi kolerasi ini tergantung dengan jenis