Anda di halaman 1dari 23

METODE PELAKSANAAN

LAMPIRAN 1
METODE PELAKSANAAN
NAMA PENAWAR : PT. PUTRA PERKASA ACEH
Nama Paket Pekerjaan : PEMBANGUNAN JEMBATAN RANGKA BAJA NAMPLOH KEC.
SAMALANGA KAB. BIREUEN (Otsus Aceh)
kode Paket Pekerjaan : POKJA-II/52/2017

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


I. DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
1.20(2) Sondir Termasuk Laporan

III. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


3.1.(1a) Galian Biasa
3.1.(3) Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 meter
3.1.(4) Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 meter
3.1.(5) Galian Struktur dengan Kedalaman 4 - 6 meter
3.2.(1a) Timbunan Biasa dari sumber galian
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari sumber galian
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan

IV. DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


4.2.(2a) Lapis Pondasi Agregat Kelas B

V. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR


5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B

VI. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


6.1 (1)(a) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
6.3 (6a) Laston Lapis Antara (AC-BC)

VII. DIVISI 7. STRUKTUR


7.1 (5) a Beton mutu sedang fc' 30 Mpa lantai jembatan
7.1 (7) a Beton mutu sedang fc' 20 Mpa
7.1 (8) Beton mutu rendah fc’15 MPa
7.1(10) Beton mutu rendah fc’10 MPa
7. 1 (9) Beton Siklop fc’15 Mpa
7.3 (1) Baja Tulangan U 24 Polos
7.3 (3) Baja Tulangan U 32 Ulir
Pengadaan dan Pengangkutan Struktur Jembatan Rangka Baja
7.4 (3) f
Panjang 60 m, Lebar 6 m
7.4.(4).c Pemasangan jembatan rangka baja standar panjang 60 m, lebar 9 m
Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak diameter 500
7.6 (12) b
mm (Middle)
METODE PELAKSANAAN

Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak diameter 500


7.6 (12) c mm (Buttom)
Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak diameter
7.6 (18) b
500 mm
7.7 (1) Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 350 cm
7.9. (1) Pasangan Batu
7. 10 (3) a Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis
7.14 (1) Papan Nama Jembatan

B. METODE PELAKSANAAN

I. DIVISI 1. UMUM
Yang termasuk ke dalam Pekerjaan Divisi Umum adalah :
1. Mobilisasi Alat dan Personil
2. Sondir Termasuk Laporan
3. Demobilisasi Alat dan Personil

I.1.1. Mobilisasi Alat dan Personil


Mobilisasi untuk Alat Berat akan dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhannya
di lapangan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi baik segi biaya, efisiensi area
penempatan alat di lapangan dan juga dari segi pengamanannya selama alat berada di
lokasi proyek.
Sedangkan Mobilisasi Personil Inti Pelaksanaan Pekerjaan adalah pada tahap proses
pekerjaan persiapan sedang dilaksanakan, tujuannya adalah agar dapat dibuat rencana
aktual pelaksanakan pekerjaan secara detail, orientasi lokasi dan identifikasi lapangan, juga
koordinasi dengan direksi atau yang mewakili, sebelum pelaksanaan pekerjaan. Tujuannya
adalah agar waktu pelaksanaan pekerjaan dapat lebih efektif, karena dengan mengetahui
kondisi lapangan lebih dini akan dapat ditentukan metode praktis yang paling efektif untuk
menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan.

I.2. Sondir termasuk laporan


Tes sondir tanah dilaksanakan untuk mengetahui daya dukung tanah pada
daerah pembangunan abutment jembatan.
Peralatan Tes Sondir
1. Mesin sondir ringan ( 2 ton ) atau mesin sondir berat ( 10 ton).
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai kebutuhan
dengan panjang masing masing 1 meter.
3. Manometer masing masing 2 buah dengan kapasitas : Untuk Sondir ringan
menggunakan 0 s/d 50 kg/cm2 dan 0 s/d 250 kg/cm2. Untuk Sondir berat
menggunakan 0 s/d 50 kg/cm2 dan 0 s/d 600 kg/cm2.
4. Konus dan bikonus 5. Empat buah angker dengan perlengkapan ( angker daun
dan spiral). 6. Kunci- kunci pipa, alat-alat pembersih, oli,& minyak hidrolik.
CARA TES SONDIR
1. Pasang dan aturlah agar mesin sondir vertical di tempat yang akan diperiksa
dengan menggunakan angker yang dimasukkan secara kuat ke dalam tanah.
METODE PELAKSANAAN

2. Pengisian minyak hidrolik harus bebas dari gelembung udara.


3. Pasang konus dan bikonus sesuai kebutuhan pada ujung pipa pertama.
4. Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut ( b) pada mesin sondir.
5. Tekanlah pipa untuk memasukkan konus dan bikonus sampai kedalaman tertentu,
uumnya sampai 20 cm.
6. Tekanlah batang.
7. Apabila dipergunakan bikonus maka penetrasi, pertama-tama akan menggerakan
konus ke bawah sedalam 4 cm. Bacalah manometer sebagai perlawanan penetrasi
konus (pk).
8. Penekanan selanjutnya akan menggerakan konus beserta selubung ke bawah
sedalam 8 cm, bacalah manometer sebagai hasil jumlah perlawanan ( jp), yaitu
perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat (HL).
9. Apabila dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada
penekanan pertama (PK).
10. Tekanlah pipa bersama batang sampai pada kedalaman berikutnya yang akan
diukur, pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.

I.1.4. Demobilisasi Alat dan Personil


Demobilisasi untuk Alat Berat akan dilakukan secara bertahap pada akhir pekerjaan,
sesuai dengan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan di lapangan.
Sedangkan Demobilisasi Personil Inti Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan secara
bertahap,Tujuannya adalah agar waktu berakhirnya pekerjaan personil dapt dikurangi
secara bertahap, pada akhir pekerjaan dilakukan penempatan beberapa personil saja
dan beberapa tuakang dan pekerjaan untuk melakukan pekerjaan finishing, Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan efisiensi baik segi biaya,

III. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


Yang termasuk pekerjaan tanah adalah :
1. Galian Biasa.
2. Galian struktur dengan kedalaman 0 – 2 meter
3. Galian struktur dengan kedalaman 2 – 4 meter
4. Galian struktur dengan kedalaman 4 – 6 meter
5. Timbunan Biasa dari sumber galian.
6. Timbunan Pilihan dari sumber galian.
7. Penyiapan Badan Jalan

III.1. Galian Biasa.


Galian biasa pada jalan rencana menggunakan alat Excavator dengan kedalaman sesuai
dengan ketentuan gambar kerja. Hasil galian diangkut dengan menggunakan Dump Truck
ke tempat yang telah ditentukan oleh direksi.
Bagian-bagian dari trase jalan yang digali adalah bagian-bagian dari tanah asli yang
elevasinya lebih tinggi dari elevasi rencana.
Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;
 Terlindas Alat Berat -> Luka Berat / mati
 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
METODE PELAKSANAAN

 Tertimbun Kendaraan -> Luka Berat / mati


 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati

Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)


adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Menjaga jarak antara pekerja dengan alat beroperasi
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas

III.2. Galian struktur dengan kedalaman 0 – 2 meter

Proses penggalian dilakukan dengan alat berat/excavator dan finishing/perapihan


dilakukan dengan bantuan tenaga pekerja manusia. Pelaksana penggalian yang
dilakukan mengikuti urutan dan langkah kerja yang telah ditentukan direksi
pekerjaan. Galian tanah yang akan digunakan kembali akan dimuat oleh excavator ke
dump truck dan diangkut ketempat penampungan sementara yang telah disediakan
atau langsung ditempatkan kelokasi pekerjaan yang memerlukan timbunan dengan
arahan dan petunjuk direksi pekerjaan, sementara hasil galian yang tidak digunakan
akan dibuang ke lokasi pembuangan akhir yang juga telah disepakati antara
pelaksana dan direksi pekerjaan dengan dump truck.

Pengendalian Resiko K3
 Semua pekerja harus menggunakan APD ( Helmet, Sarung Tangan, Sepatu
Boot)
 Membuat Rambu sedang ada pekerjan
 Membuat batas lokasi pekerjaan
 Menjaga Jarak antara pekerja dengan alat beroprasi
 Membuat turap penahan tanah

III.3. Galian struktur dengan kedalaman 2 – 4 meter


Proses penggalian dilakukan setelah pekerjaan galian struktur dengan kedalaman
0 – 2 meter dengan menggunakan alat berat/excavator dan finishing/perapihan dilakukan
dengan bantuan tenaga pekerja manusia. Pelaksana penggalian yang dilakukan mengikuti
urutan dan langkah kerja yang telah ditentukan direksi pekerjaan. Galian tanah yang akan
digunakan kembali akan dimuat oleh excavator ke dump truck dan diangkut ketempat
penampungan sementara yang telah disediakan atau langsung ditempatkan kelokasi
pekerjaan yang memerlukan timbunan dengan arahan dan petunjuk direksi pekerjaan,
sementara hasil galian yang tidak digunakan akan dibuang ke lokasi pembuangan akhir
yang juga telah disepakati antara pelaksana dan direksi pekerjaan dengan dump
truck.
METODE PELAKSANAAN

Pengendalian Resiko K3
 Semua pekerja harus menggunakan APD ( Helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)
 Membuat Rambu sedang ada pekerjan
 Membuat batas lokasi pekerjaan
 Menjaga Jarak antara pekerja dengan alat beroprasi
 Membuat turap penahan tanah

III.4. Galian struktur dengan kedalaman 4 – 6 meter

Dalam proses galian struktur dengan kendalaman 4-6 meter untuk mengurangi resiko
kecelakaan kerja maka pada proses penggalian dipasang pengaman tebing untuk
mencegah terjadinya lonsoran tanah. Proses penggalian dilakukan dengan alat
berat/excavator dan finishing/perapihan dilakukan dengan bantuan tenaga pekerja
manusia. Pelaksana penggalian yang dilakukan mengikuti urutan dan langkah kerja yang
telah ditentukan direksi pekerjaan. Galian tanah yang akan digunakan kembali akan dimuat
oleh excavator ke dump truck dan diangkut ketempat penampungan sementara yang
telah disediakan atau langsung ditempatkan kelokasi pekerjaan yang memerlukan
timbunan dengan arahan dan petunjuk direksi pekerjaan, sementara hasil galian
yang tidak digunakan akan dibuang ke lokasi pembuangan akhir yang juga telah
disepakati antara pelaksana dan direksi pekerjaan dengan dump truck.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbulkan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terlindas Alat Berat -> Luka Berat / mati
 Terjatuh kelubang -> luka ringan
 Tertimbun Kendaraan -> Luka Berat / mati
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati

Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)


adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Menjaga jarak antara pekerja dengan alat beroperasi
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas

III.5. Timbunan Biasa dari sumber galian.


Timbunan biasa pada badan jalan rencana diangkut dengan Dump Truck ke lokasi-lokasi
yang elevasinya lebih rendah dari elevasi rencana, diratakan dengan Motor Grader,
kemudian dipadatkan menggunakan Vibratory Roller yang diselingi dengan penyiraman
dengan menggunakan Water Tanker.
Tanah untuk timbunan biasa dapat dipakai dari tanah yang berasal dari hasil galian dan
atau didatangkan dari lokasi lain, sesuai petunjuk direksi.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terlindas Alat Berat -> Luka Berat / mati
METODE PELAKSANAAN

 Terkena peralatan kerja -> luka ringan


 Tertimbun Kendaraan -> Luka Berat / mati
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati

Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)


adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Menjaga jarak antara pekerja dengan alat beroperasi
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas

III.3. Timbunan Pilihan dari sumber galian.


Untuk pekerjaan penyiapan badan jalan ini material yang dipakai adalah timbunan pilihan.
Tanah diangkut ke lokasi pekerjaan dengan Dump Truck kemudian diratakan dengan Motor
Grader, selanjutnya dilakukan pekerjaan pemadatan tanah.
Jika tebal lapisan timbunan pilihan pada jalan lebih dari 20 cm, maka dalam proses
pemadatan tanah harus dilakukan selapis demi selapis, dengan ketebalan tiap lapisan
setelah padat adalah 20 cm.
Pekerjaan pemadatan dilakukan secara overlapping paling sedikit ½ (setengah) dari lebar
unit penggilas. Alat yang digunakan dalam proses pekerjaan ini adalah Sheef Foot Roller
atau Vibrator Rollery berat 10 ton sebanyak 20 lintasan dan Pneumatic Tire Roller 12 ton
sebanyak 8 lintasan, sambil diselingi dengan pekerjaan pembasahan dengan menggunakan
Water Tanker.
Pemadatan harus memenuhi tes CBR 6% seperti yang disyaratkan dalam rencana kerja dan
syarat Teknis (Test ASTM D.184-66, D.1883-73).

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terlindas Alat Berat -> Luka Berat / mati
 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
 Tertimbun Kendaraan -> Luka Berat / mati
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati

Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)


adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
METODE PELAKSANAAN

 Menjaga jarak antara pekerja dengan alat beroperasi


 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas

III.3. Penyiapan Badan Jalan

Motor Grader meratakan permukaan hasil galian


Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor
Grader
Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu
Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;
 Terlindas Alat Berat -> Luka Berat / mati
 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
 Tertimbun Kendaraan -> Luka Berat / mati
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati

Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)


adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Menjaga jarak antara pekerja dengan alat beroperasi
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas

IV. DIVISI 4. PELEBARAN PERKERANSAN DAN BAHU JALAN


Rincian Pekerjaan Struktur sebagai berikut;
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

Dibawah ini adalah penjelasan yang meliputi pemasokan, pemrosesan,


pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat diatas permukaan
badan jalan yang telah disiapkan. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
Pemasokan Material
Material yang digunakan adalah agregat kelas B dengan spesifikasi gradasi
agregat yang lolos ayakan adalah 50 mm, abrasi agregat 0 - 40%, bertekstur keras
dan mempunyai minimal 1 bidang pecah. indeks plastisitas 0 – 6, nilai CBR minimal
65%. Pasokkan agregat didatangkan dari Stone Crusher.
Pemrosesan
Pemrosesan agregat dilakukan di lokasi Stone Crusher dengan komposisi sesuai
dengan SNI 03-2417-1990, SNI 03-1966-1990, SNI 03-1967-1990, SNI 03-1744-1989
dan SK SNI M-01-1994-03 atau komposisi lain yang ditetapkan pemilik proyek,
dibuktikan dengan bukti pengujian dari badan atau laboratorium yang ditunjuk
direksi.
METODE PELAKSANAAN

Pengangkutan
Sumber material didatangkan dari Stone Crusher dan pengangkutannya
menggunakan Dump Truck. Untuk pekerjaan mencampur dan memuat
material ke atas Dump Truck dengan menggunakan alat Wheel Loader.
Jumlah pengangkutan dan ketersediaan materialnya sesuai dengan schedulle
material yang telah disetujui oleh direksi.
Penghamparan.
Timbunan material (agregat kelas B) dihamparkan dengan menggunakan
Motor Grader dengan ketebalan, kelandaian dan lebar hamparan sesuai dengan
gambar kerja.
Pembasahan.
Setelah dilakukan penghamparan material, sebelum dan saat pemadatan
material dilakukan pembasahan dengan menggunakan Water Tanker. Hal ini
bertujuan agar terjadi pengendapan padat pada penghamparan material secara
menyeluruh disetiap permukaan lapisan.
Pemadatan.
Pemadatan agregat dilakukan dengan menggunakan alat Vibratory Roller
kemudian dengan LEP (Lintas Ekuivalen Permulaan) disesuaikan dengan kelas
jalan rencana. Proses akhir pekerjaan pemadatan ini adalah dengan menggunakan
alat Pneumatic Tire Roller. Lintasan pemadatan dilakukan dari trase jalan yang
rendah menuju yang tinggi dengan nilai CBR minimal 65%.

Pengendalian Resiko K3
• Semua pekerja harus menggunakan APD ( Helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)
• Membuat Rambu sedang ada pekerjan
• Membuat batas lokasi pekerjaan
• Menjaga Jarak antara pekerja dengan alat beroprasi

V. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

Rincian Pekerjaan Struktur sebagai berikut;


1 . Lapis Pondasi Agregat Kelas A
2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

V.1. Lapis Pondasi kelas A.


Dibawah ini adalah penjelasan yang meliputi pemasokan, pemprosesan, pengangkutan,
penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat diatas permukaan badan jalan yang
telah disiapkan.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Pemasokan Material
Material yang digunakan adalah agregat kelas A dengan spesifikasi gradasi agregat
yang lolos ayakan adalah 3,75 mm, abrasi agregat 0 - 40%, bertekstur keras dan
mempunyai minimal 1 bidang pecah. indeks plastisitas 0 – 6, nilai CBR minimal 90%.
Pasokkan agregat didatangkan dari Stone Crusher.
2. Pemrosesan
METODE PELAKSANAAN

Pemrosesan agregat dilakukan di lokasi Stone Crusher dengan komposisi sesuai


dengan SNI 03-2417-1990, SNI 03-1966-1990, SNI 03-1967-1990, SNI 03-1744-1989 dan
SK SNI M-01-1994-03 atau komposisi lain yang ditetapkan pemilik proyek, dibuktikan
dengan bukti pengujian dari badan atau laboratorium yang ditunjuk direksi.
3. Pengangkutan
Sumber material didatangkan dari Stone Crusher dan pengangkutannya
menggunakan Dump Truck. Untuk pekerjaan mencampur dan memuat material ke
atas Dump Truck dengan menggunakan alat Wheel Loader. Jumlah pengangkutan
dan ketersediaan materialnya sesuai dengan schedulle material yang telah disetujui
oleh direksi.
4. Penghamparan.
Timbunan material (agregat kelas A) dihamparkan dengan menggunakan Motor
Grader dengan ketebalan, kelandaian dan lebar hamparan sesuai dengan gambar
kerja.
5. Pembasahan.
Setelah dilakukan penghamparan material, sebelum dan saat pemadatan material
dilakukan pembasahan dengan menggunakan Water Tanker. Hal ini bertujuan agar
terjadi pengendapan padat pada penghamparan material secara menyeluruh
disetiap permukaan lapisan.
6. Pemadatan.
Pemadatan agregat dilakukan dengan menggunakan alat Vibratory Roller kemudian
dengan LEP (Lintas Ekuivalen Permulaan) disesuaikan dengan kelas jalan rencana.
Proses akhir pekerjaan pemadatan ini adalah dengan menggunakan alat Pneumatic
Tire Roller. Lintasan pemadatan dilakukan dari trase jalan yang rendah menuju yang
tinggi dengan nilai CBR minimal 90%.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Tertimpa Truck terguling -> Luka Berat/Mati
 Tertimbun Kendaraan -> Luka Berat / mati
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati
 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan Tangan, Sepatu Boot)
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung

V.2. Lapis Pondasi kelas B.


Metode Pelaksanaannya sama seperti lapis pondasi kelas A, yang membedakannya adalah
material & spesifikasinya.
METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Tertimpa Truck terguling -> Luka Berat/Mati
 Tertimbun Kendaraan -> Luka Berat / mati
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati
 Terkena peralatan kerja -> luka ringan

Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)


adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan Tangan, Sepatu Boot)
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung

VI. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

Rincian Pekerjaan Struktur sebagai berikut;


1. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
2. Laston Lapis Antara (AC-BC)

VI.1. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair

Material untuk lapis resap pengikat adalah menggunakan aspal emulsi reaksi sedang
(medium setting) atau reaksi lambat (slow setting) dengan residu kurang dari 50 % dan
penetrasi aspal kurang dari 80/100. Atau aspal cair dengan takaran 0,4 – 1,3 ltr per meter
persegi dengan suhu penyemprotan 70 °C untuk aspal cair MC-70 dan 45 °C untuk aspal cair
MC-30.

Tahapan pekerjaan lapis resap pengikat adalah :


Pengajuan contoh aspal untuk bahan lapis resap pengikat (5 liter) dilengkapi dengan
sertifikat dan hasil uji laboratorium.
Data kalibrasi dari meteran pengukur untuk pendistribusian aspal meliputi data akurasi
dan toleransi ketelitian.
Menyerahkan grafik penyemprotan dan buku pelaksanaan dari distributor aspal.
Mengajukan peralaatan dan operator yang terlibat pada pekerjaan ini.
Penyemprotan aspal lapis resap pengikat diatas lapisan agregat kelas A, yang
sebelunmnya dilakukan pembersihan atau penyapuan permukaan sehingga permukaan
yang akan dilapisi lapis resap pengikat dapat lebih mudah atau cepat meresap, dengan
menggunakan Compressor.
Pekerjaaan lapis resap pengikat menggunakan alat Tangki Aspal dengan alat pemanas
dan Aspalt Sprayer.
METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
 Tersiram aspal panas -> kulit melupuh
 Terlindas alat berat -> Luka berat/mati
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Menjaga jarak antara pekerja dengan alat beroperasi
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)

VI.3. Laston Lapis Antara (AC-BC)


Material menggunakan aspal emulsi rapid setting atau aspal emulsi yang diencerkan
dengan komposisi 1 air dan 1 aspal emulsi.
Juga bisa mengunakan Aston Pen. 60/70 atau Pen. 80/100 diencerkan dengan 25 sampai 30
bagian minyak tanah per 100 bagian aspal. Tebal overlay minimal 5 cm atau ditentukan lain
pemilik proyek.

TAHAPAN PELAKSANAAN
Tahapan persiapan pekerjaan lapis pengikat adalah :
a. Pengajuan contoh aspal untuk bahan lapis pengikat (5 liter) dilengkapi dengan
sertifikat dan hasil uji laboratorium.
b. Data kalibrasi dari meteran pengukur untuk pendistribusian aspal meliputi data akurasi
dan toleransi ketelitian.
c. Menyerahkan grafik penyemprotan dan buku pelaksanaan dari distributor aspal.
d. Mengajukan jenis material (agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal) dan job mix
design dilengkapi data pengujian yang sesuai dengan spesifikasi teknis,
e. Mengajukan daftar peralatan dan operator yang terlibat pada pekerjaan ini.
f. Persiapan pekerjaan di lapangan dengan mengajukan jadual/rencana kerja dan
penyiapan baik bahan maupun alat dan pekerja yang terlibat dalam pekerjaan
perkerasan,

Tahapan pelaksanaan pekerjaan lapis pengikat adalah :


a. Penyemprotan aspal lapis pengikat diatas lapisan prime coat menggunakan alat
Asphalt Sprayer,
b. Armada Dump Truck yang berisi asphalt yang dimuat dengan menggunakan Wheel
Loader di lokasi Stone Crusher, menyusul untuk mengisi Aspalt Finisher,
c. Penghamparan dan perataan campuran aspal dengan Asphalt Finisher. Dalam proses
penghamparan dan perataan campuran aspal ini, juga dipakai tenaga manuasia,
d. Proses pemadatan dengan menggunakan Tandem Roller atau Pneumatic Tire Roller,
diselingi pembasahan permukaan lapisan aspal dengan menggunakan Water Tangker.
METODE PELAKSANAAN

Tahapan kendali mutu pekerjaan lapis pengikat adalah :


a. Mengambil sample benda uji (core) untuk sisi kanan kiri dengan jarak periodik 100 m
atau 200 m sesuai instruksi direksi, untuk pengujian ketebalan,
b. Pengukuran menggunakan mistar lurus (Straight Edge) untuk mengukur tingkat
kerataan permukaan,
c. Dilakukan tes kekuatan lentur perkerasan dengan tes Bengkelman Beam.

PROSEDUR PEKERJAAN
Prosedur Pengangkutan yaitu :
Pencampuran benda uji Marshall
Pemadatan benda uji Marshall
Suhu pencampuran maksimal di AMP
Pencampuran, rentang temperatur sasaran
Menuangkan campuran aspal dari AMP ke truck
Pemasokan ke alat penghampar

Prosedur Penghamparan yaitu :


Penyiapan permukaan yang akan dilapisi ; permukaan lama dibersihkan dari bahan
lepas, penyemprotan take coat dan penghamparan campuran aspal.
Pembuatan acuan tepi sesuai dengan garis dan kemiringan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
Penghamparan dan pembentukan ; sepatu (Screed) Asphalt Finisher dipanaskan
terlebih dahulu, penghamparan dengan diikuti mesin vibrasi, penampung campuran
aspal selalu penuh dan temperatur konstan, kecepatan alat konstan sehingga koyak,
tidak rata dan retak permukaan bisa dihindari.

Prosedur Pemadatan yaitu :


Segera setelah penghamparan diikuti dengan penggilasan dengan tahapan
penggilasan awal, penggilasan antara dan penggilasan akhir.
Penggilasan awal menggunakan tandem roller maupun pneumatic tire Roller dengan
penggilasan minimal 2 kali.
Penggilasan antara menggunakan Pneumetic Tire Roller sedekat mungkin dengan
penggilasan awal.
Penggilasn akhir menggunakan Tandem Roller tanpa penggetar.
Kecepatan alat penggilas tidak boleh lebih dari 4 km/jam untuk roda baja dan tidak
lebih dari 10 km/jam untuk roda karet.
Roda penggilas harus selalu dibasahi sehingga tidak terjadi pelekatan campuran aspal
dengan roda.
Kepadatan yang disyaratkan tidak lebih kurang dari 97% (Job Standart Density). Kemudian
pengambilan sample uji inti (Core) dilapangan dan dibawa ke laboratorium (Kepadatan
campuran kerja = Job Mix Density) dan hasilnya dilaporkan ke Direksi untuk setiap 100 m
pemadatan.
Baik persiapan pekerjaan, pelaksanaan maupun hasil akhir diinspeksi direksi dan dibuatkan
Berita Acara Penerimaan Pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;
 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
METODE PELAKSANAAN

 Tersiram aspal panas -> kulit melupuh


 Terlindas alat berat -> Luka berat/mati
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Menjaga jarak antara pekerja dengan alat beroperasi
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)

VII. DIVISI 7. STRUKTUR

Rincian Pekerjaan Struktur sebagai berikut;


1. Beton mutu sedang fc' 30 Mpa lantai jembatan
2. Beton mutu sedang dengan fc' 20 Mpa
3. Beton Siklop fc' 15 Mpa
4. Baja Tulangan U 24 Polos
5. Baja Tulangan U 32 Ulir
6. Pengadaan Dan Pengangkutan Struktur Jembatan Rangka Baja Panjang 60 M, Lebar 6
m
7. Pemasangan jembatan rangka baja standar panjang 60 m, lebar 6 m
8. Penyediaan tiang pancang beton pratekan pracetak diameter 500 mm (middle)
9. Penyediaan tiang pancang beton pratekan pracetak diameter 500 mm (buttom)
10. Pemancangan tiang pancang beton pratekan pracetak diameter 500 mm
11. Penyediaan dinding sumuran silinder, diameter 350 cm
12. Pasangan Batu
13. Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis
14. Papan Nama Jembatan

VII.1. Beton mutu sedang dengan fc' 30 Mpa Lantai Jembatan

Sebelum dilakukan Pengecoran Beton fc’30 Mpa / K350 untuk lantai jembatan dibuat
Job Mix Design dengan material yang disetujui direksi. Material-material yang dipakai
harus memenuhi standar sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.
Pengecoran mengunakan molen (Mixer on Site). Untuk memperoleh hasil yang monolit
saat pengecoran digunakan penggetaran dengan menggunakan vibrator.
Pengecoran beton K350 dilakukan setelah pekerjaan pembesian dan bekisting sudah
terpasang sesuai dengan ukuran sandaran dan telah disetujui oleh konsultan
pengawas dan direksi.
METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Tertimpa truck terguling -> Luka berat/mati
 Tertabrak -> Luka berat/mati
 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)

VII.2. Beton mutu sedang dengan fc' 20 Mpa

Sebelum dilakukan Pengecoran Beton fc’20 Mpa / K250 dibuat Job Mix Design dengan
material yang disetujui direksi. Material-material yang dipakai harus memenuhi standar
sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.
Pengecoran mengunakan molen (Mixer on Site). Untuk memperoleh hasil yang
monolit saat pengecoran digunakan penggetaran dengan menggunakan vibrator.
Pengecoran beton K250 dilakukan setelah pekerjaan pembesian dan bekisting sudah
terpasang sesuai dengan ukuran sandaran dan telah disetujui oleh konsultan
pengawas dan direksi.
Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;
 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
 Terjatuh saat pelaksanan -> Luka Berat
 Terkena ujung besi -> Luka
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)

VII.3. Beton mutu sedang dengan fc' 15 Mpa


Sebelum dilakukan Pengecoran Beton fc’20 Mpa / K175 dibuat Job Mix Design dengan
material yang disetujui direksi. Material-material yang dipakai harus memenuhi standar
sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.
METODE PELAKSANAAN

Pengecoran mengunakan molen (Mixer on Site). Untuk memperoleh hasil yang


monolit saat pengecoran digunakan penggetaran dengan menggunakan vibrator.
Pengecoran beton K175 dilakukan setelah pekerjaan pembesian dan bekisting
sudahterpasang sesuai dengan ukuran sandaran dan telah disetujui oleh konsultan
pengawas dan direksi.
Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;
 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
 Terjatuh saat pelaksanan -> Luka Berat
 Terkena ujung besi -> Luka
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD(helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)

VII.4. Besi Tulangan U24 Polos


Pengajuan bar bending schedule ke Direksi/Pengawas.
Perakitan dilakukan di lokasi,
Setelah perakitan pekerjaan pembesian ini harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
atau Pemilik Proyek, sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran.
Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;
 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
 Terkena ujung besi -> Luka Berat
 Terkena jatuhan batu -> Luka
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi dan kehati – hatian dalam bekerja
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
METODE PELAKSANAAN

 Pekerja menggunakan APD (helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)

VII.5. Baja Tulangan U32 Ulir

Pengajuan bar bending schedule ke Direksi/Pengawas.


Perakitan dilakukan di lokasi,
Setelah perakitan pekerjaan pembesian ini harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
atau Pemilik Proyek, sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
 Terkena ujung besi -> Luka Berat
 Terlindas alat berat -> Luka berat
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi dan kehati – hatian dalam bekerja
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD (helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot).

VII.6. Pengadaan dan Pengangkutan Struktur Jembatan Rangka Baja Panjang 60 m,


Lebar 6 m
Pemeriksaan, Pengumpulan, Pengangkutan dan Pengiriman Bahan Jembatan
yang disediakan oleh Pemilik akan diperoleh Kontraktor pada satu depot penyimpanan
peralatan atau lebih yang telah ditentukan dan disebutkan dalam dokumen lelang.
Kontraktor harus membuat seluruh pengaturan yang diperlukan untuk serah terima
yang tepat pada waktunya, pengangkutan dan pengiriman yang aman ke lokasi pekerjaan
atas seluruh bahan yang disediakan oleh Pemilik. Kontraktor harus memeriksa dan
mengawasi kuantitas dan kondisi seluruh bahan yang akan disediakan oleh Pemilik
terhadap daftar pengapalan dari pabrik pembuatnya sebelum menerima bahan
tersebut dan harus melaporkan dan mendapatkan kepastian dari wakil Pemilik di depot
penyimpanan bahan atas setiap kerusakan atau kehilangan setiap bahan yang
ditemukan. Kontraktor harus menandatangani surat pengiriman begitu selesai
pemeriksaan dan pencatatan, dan selanjutnya harus bertanggung jawab atas kehilangan
setiap bahan dalam penanganannya. Bahan yang disediakan oleh Pemilik yang hanya
digunakan untuk sementara selama operasi pemasangan, seperti bahan untuk struktur
rangka jangkar (anchor frame), struktur rangka pengimbang (counter- balance frame),
perancah ujung peluncuran (launching nose framework), rol perakitan, rol peluncuran, rol
pendaratan, peralatan dongkrak hidrolik dan perkakas perakitan lainnya, harus
diinventarisasikan secara terpisah pada saat diserahterimakan kepada Kontraktor.
Kontraktor harus mengembalikan semua bahan tersebut pada Pemilik dalam keadaan baik
setelah operasi pemasangan selesai.
Pengendalian lalu lintas juga harus sesuai dengan ketentuan. Bilamana pemasangan
struktur jembatan rangka baja memerlukan pembongkaran atau penutupan seluruh
METODE PELAKSANAAN

jembatan lama, maka program penutupan harus dikoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan
agar pengalihan lalu lintas (detour) atau perlengkapan alternatif lainnya dapat disediakan
untuk memperkecil gangguan terhadap lalu lintas. Semua bahan atau komponen baja
untuk pemasangan struktur jembatan rangka baja yang telah dibeli sebelumnya oleh
Pemilik dan disimpan dalam satu depot penyimpanan berbagai peralatan Pemilik atau
lebih. Bahan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat baru atau pernah
dipasang sebelumnya pada lokasi lain. Ketentuan bahan dan prosedur pemasangan untuk
setiap stukrtur jembatan yang diberikan dapat berbeda-beda menurut sumber sistem
patent bahan yang telah dibeli sebelumnya oleh Pemilik. Sistem tersebut dapat
termasuk atau tidak termasuk komponen lantai jembatan dan dapat dipasang dengan
salah satu cara pelaksanaan kantilever berikut ini :
 Perakitan awal seluruh komponen utama struktur jembatan termasuk beban
pengimbang (counter-balance) yang cocok, pada penyangga sementara yang
telah disiapkan, dengan demikian struktur yang terpasang dapat secara bertahap
diluncurkan dari satu ujung jembatan ke ujung jembatan lainnya.
 Perakitan bertahap komponen utama struktur jembatan dimulai dari struktur
rangka jangkar yang telah dipersiapkan sebelumnya pada satu ujung jembatan.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terjepit -> Luka berat/ringan
 Kecelakaan lalu lintas saat membawa ke lokasi pekerjaan -> Luka berat/ringan
 Tertimpa rangka baja -> Luka berat
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi dan kehati – hatian dalam bekerja
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD (helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot).

VII.7. Pemasangan jembatan rangka baja standar panjang 60 m, lebar 9 m


Perakitan dan pemasangan struktur jembatan rangka baja, baik dengan
peluncuran maupun dengan prosedur pelaksanaan pemasangan bertahap, harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dengan teliti sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh
masing- masing buku petunjuk perakitan dan pemasangan dari pabrik pembuat
jembatan dan ketentuan umum yang disyaratkan di sini. Atas permintaan Kontraktor,
dukungan teknis tambahan oleh personil Pemilik yang berpengalaman, dapat dikirim ke
lapangan dalam periode terbatas, untuk memberi pengarahan kepada insinyur dan
teknisi pemasangan dari Kontraktor tentang prinsip- prinsip perakitan dan
pemasangan struktur jembatan rangka baja. Struktur jembatan rangka baja yang
disediakan oleh Pemilik dirancang untuk dirakit dan dipasang di lapangan hanya dengan
menggunakan baut penghubung. Pengelasan di lapangan yang tidak diijinkan kecuali
secara jelas diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Urutan pemasangan harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan prosedur
pemasangan yang diberikan dalam buku petunjuk dari pabrik pembuat jembatan.
Kontraktor harus melaksanakan operasi pemasangan dengan memperhatikan seluruh
METODE PELAKSANAAN

ketentuan keselamatan umum dan harus memastikan bahwa struktur jembatan


stabil dalam setiap tahap dalam proses pemasangan. Untuk jembatan yang dipasang
dengan prosedur peluncuran, Kontraktor harus mengambil seluruh langkah pengamanan
yang diperlukan untuk memastikan bahwa selama seluruh tahap pemasangan struktur
jembatan aman dari pergerakan bebas pada rol. Pergerakan melintasi rol selama
operasi peluncuran harus dikendalikan setiap saat. Seluruh bahan pengimbang
(counter-weight) dan perancah sementara pekerjaan baja atau kayu untuk rangka
pendukung pengimbang harus dipasok oleh Kontraktor. Beban pengimbang harus
diletakkan dengan berat sedemikian rupa sehingga faktor keamanan untuk stabilitas yang
benar seperti yang diasumsikan dalam perhitungan pemasangan dari pabrik pembuat
jembatan dicapai pada tiap tahap perakitan dan pemasangan. Operasi pemasangan
dengan peluncuran atau perakitan bertahap harus dilaksanakan sampai struktur
jembatan rangka baja terletak di atas lokasi perletakan akhir. Kontraktor kemudian harus
memulai operasi pendongkrakan dengan menggunakan peralatan dongkrak hidrolik
dan kerangka dongkrak yang disediakan oleh Pemilik. Struktur jembatan harus
didongkrak sampai elevasi yang cukup untuk memungkinkan penyingkiran seluruh
balol-balok kayu sementara, rol penyangga dan penyambung antar struktur rangka
(link sets) sebelum diturunkan sampai kedudukan akhir jembatan. Operasi pendongkrakan
harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan prosedur pemasangan dari pabrik
pembuat jembatan dan Kontraktor harus mengikuti urutan dengan benar dari
pemasangan dan penggabungan komponen-komponen khusus selama operasi ini.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terjepit -> Luka berat/ringan
 Tertimpa rangka baja -> Luka berat
 Terkena peralatan kerja -> Luka ringan
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi dan kehati – hatian dalam bekerja
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD (helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot).

VII.8. Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak diameter 500 mm (Middle)
Material tiang pancang beton prategang dipesan pabrikasi sesuai dengan
spesifikasi gambar rencana dan mutu dan diterima di base camp sesuai jadwal rencana.
Kemudian di lokasi pekerjaan ditempatkan pada lokasi yang strategis untuk penggunaan
di saat pemancangan, Pengadaan tiang pancang dilakukan dengan menggunakan
Trailer Pengangkatan dan penurunan tiang pancang dilakukan dengan menggunakan
crane.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terjepit -> Luka berat/ringan
 Kecelakaan lalu lintas saat membawa ke lokasi pekerjaan -> Luka berat/ringan
METODE PELAKSANAAN

Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)


adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi dan kehati – hatian dalam bekerja
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD (helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot).

VII.9. Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak diameter 500 mm (Buttom)
Material tiang pancang beton prategang dipesan pabrikasi sesuai dengan
spesifikasi gambar rencana dan mutu dan diterima di base camp sesuai jadwal rencana.
Kemudian di lokasi pekerjaan ditempatkan pada lokasi yang strategis untuk penggunaan
di saat pemancangan, Pengadaan tiang pancang dilakukan dengan menggunakan
Trailer Pengangkatan dan penurunan tiang pancang dilakukan dengan menggunakan
crane.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terjepit -> Luka berat/ringan
 Kecelakaan lalu lintas saat membawa ke lokasi pekerjaan -> Luka berat/ringan
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi dan kehati – hatian dalam bekerja
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD (helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot).

VII.10. Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak diameter 500 mm


1. Perkerjaan persiapan.
Kontraktor harus menerima beberapa dokementasi pendukung pekerjaan dari
pemberi kerja antara lain : Sondir Report dan atau Data Bor Log, Lay out drawing titik
pancang dan working load rencana untuk kemudian diketahui berapa tiang ukuran
yang akan dipakai.

2. Mobilisasi Mesin.
Persiapan mobilisasi dari workshop;
Mobilisasi mesin menggunakan 5 tronton + 1 crane service;
Crane service memasuki lokasi diikuti 5 tronton yg membawa mesin;
Setting mesin menggunakan crane service;
Mesin pancang hydraulic jack in (Pile Driver + Hammer) telah siap untuk digunakan.

3. Pemancangan.
 Tiang pancang yang telah tersedia dilokasi kerja dipersiapkan sedemikian
mungkin sesuai dengan kebutuhan harian pemancangan;
 mengangkat tiang pancang menggunakan crane on Track dan kemudian
dimasukkan ke dalam grip(jepit) pada mesin Pile Driver + Hammer untuk dapat
dilakukan pemancangan. Sebagai tambahan : jarak terdekat titik pancang kedinding
tetangga adalah 70-80 cm (seperti terlihat pada gambar) menggunakan Grip
METODE PELAKSANAAN

Ujung dengan kapasitas maksimum = +/-50% dari kemampuan mesin. Sedangkan


bila menggunakan Grip Tengah maka Kapasitas Tekan adalah 100% dari kemampuan
mesin. Ketika tiang pancang ditekan ke dalam tanah dapat dibaca nilai MPA pada
Pressure Gauge yg menunjukkan kekuatan daya dukung tanah;
 apabila tiang pancang tinggal 2 meter dari permukaan tanah dan belum mencapai
MPA yang diinginkan maka tiang disambung dengan tiang pancang berikutnya.
Proses penyambungannya dengan pengelasan (welding), dimana pada masing
ujung tiang pancang terdapat plat baja yg gunanya untuk media
penyambungan;
 apabila tiang pancang yang kedua tinggal 2 meter dari muka tanah dan
kedalaman pemancangan sudah hampir mendekati kedalaman sondir dan MPA
bacaan pada pressure gauge sudah hampir mendekati MPA yang diinginkan, maka
untuk tiang berikutnya dimasukkan alat bantu yg berupa baja solid yg
bentuknya sama dgn tiang pancang (tiang doly) agar diharapkan tiang dapat
terdorong rata tanah ataupun didorong lebih jauh lagi masuk kedalam tanah;
 apabila Mesin pancang telah mencapai MPA yang diinginkan, dapat ditandai
dengan bacaan pada pressure gauge dan apabila dorongan mesin sudah melewati
kemampuan mesin maka mesin akan terangkat sebagian ini pertanda bahwa
pemancangan sudah mencapai tanah keras maka proses pemancangan sudah
selesai;
 pemancangan dilakukan harus dengan survey ketegakan tiang supaya tidak terjadi
droup tekanan tiang jika berbenturan.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terjepit -> Luka berat/ringan
 Tertimpa tiang pancang -> Luka berat
 Terkena peralatan kerja -> Luka ringan
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi dan kehati – hatian dalam bekerja
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD (helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot).

VII.11. Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 350 Cm


Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum
digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang
dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm. Pekerjaan ini mencakup
penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang
terdiri unit-unit beton pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi
sedikit di bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertical untuk
mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan beton, dan dengan demikian
sumuran dapat turun.
Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang
digunakan oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan, bersama-sama
dengan kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran diturunkan, dapat menyebabkan
sumuran itu berada di luar daerah kepala jembatan atau pilar. Hal ini merupakan
METODE PELAKSANAAN

tambahan pekerjaan untuk memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan
meneruskan beban vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara
eksentris.
Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari sumuran harus
ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk memastikan bahwa titik-titik referensi
tersebut tidak terganggu pada saat pembangunan sumuran. Harus diperhatikan
penentuan letak tiap segmen untuk memastikan bahwa segmen baru akan mempunyai
alinyemen yang benar sepanjang sumbu vertical. Hal ini penting terutama pada waktu
suatu segmen ditambahkan pada sumuran yang tidak (keluar dari) vertical. Secara ideal
kemiringan ini harus diperbaiki sebelum penambahan segmen berikutnya. Setelah
pekerjaan pematokan selesai, dilakukan penggalian pendahuluan untuk memberikan jalan
awal melalui mana sumuran akan diturunkan. Sisi galian ini harus sedapat mungkin
vertical.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Tertabrak kenderaan -> Luka berat/mati
 Terlindas alat berat -> Luka berat/mati
 Terjatuh kelubang -> Luka ringan
 Tertimbun kenderaan -> Luka berat/mati
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi dan kehati – hatian dalam bekerja
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD (helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot).

VII.12. Pasangan Batu


Pekerjaan ini meliputi pemasokan bahan, galian, penyiapan pondasi dan seluruh
pekerjaan dengan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi sesuai Gambar
Kerja.
Ukuran batu dan komposisi adukan sesuai dengan Spesifikasi dengan Job mix design
yang disetujui Pemilik Proyek.
Pemasangan batu dimulai dari bawah dengan pemasangan lubang sulingan berjarak 1
hingga 2 m dengan pola atas bawah.
Permukaan pasangan sejajar dengan permukaan dinding dari batu yang terpasang.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Terkena peralatan kerja -> luka ringan
 Terjatuh saat pelaksanan -> Luka Berat
 Terkena jatuhan batu -> Luka
 Tertabrak Kendaraan yang lewat -> Luka Berat/mati
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
METODE PELAKSANAAN

 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
 Pastikan Material tersusun rapi dan kehati – hatian dalam bekerja
 Pastikan jalur mudik Truck layak digunakan
 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD (helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)

VII.13. Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis

Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong
kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang disetujui sesuai
dengan detil yang ditunjukkan dalam pada Gambar dan memenuhi Spesifikasi ini.
Pemasangan harus dilakukan pada tebing tanggul, lereng Sungai, lereng galian, dan
permukaan lain yang terdiri dari bahan yang mudah tererosi di mana perlindungan
terhadap erosi dikehendaki. Adapun uraian mengenai pekerjaan ini sebagai berikut:
 Bronjong Pabrikan dipesan sesuai dengan spek yang telah ditentukan, dan
diantar sampai ke lokasi pekerjaan;;
 Sebelum batu diisikan, bronjong ditegangkan sampai bentuk yang diinginkan;
 Pengisian mulai dari bagian bawah, krat-krat supaya diletakkan dalam keadaan
kosong, diisi dengan batu sampai penuh dan kemudian ditutup;
 Sambungan-sambungan antara bronjong maupun sekat-sekatnya diikat dengan
kawat dengan mutu yang sama;
 Bronjong ditempatkan diatas tanah dasaryang telah diratakan sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar;
 Batu isian dipergunakan batu yang keras, tahan lama, tidak rusak dan pecah oleh
air. Dengan ukuran batu rata-rata berbentuk sama yang dapat ditahan oleh
saringan kawat bronjong;
 Semua bagian tepi dari bronjong dan matras termasuk panel, dan sekat terikat
rapat pada kawat sisi panel dan terikat secara mekanikal atau petunjuk Direksi,
hal untuk menjaga terlepasnya anyaman, diameter kawat pengikat yang
menghubungkan antara sisi panel untuk perakitan, pemasangan, matras
berdiameter minimal 2 mm;
 Setiap bronjong harus dihubungkan dengan ikatan yang didekatnya;
 Sambungan-sambungan vertikal antara bronjong-bronjong yang ditempatkan
pada setiap 2 (dua) lapisan akan disusun bergiliran seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau petunjuk Direksi.

Pekerjaan ini mempunyai potensi menimbunan kecelakaan kerja, diantaranya;


 Tertimpa batu -> Luka berat
 Terjepit -> Luka berat/ringan
 Tertabrak kenderaan -> Luka berat/mati
 Terkena peralatan kerja -> Luka ringan
Pengendalian terhadap Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ( RK3K)
adalah;
 Mengarahan dan Training RK3K bagi semua yang Pelaksana Lapangan termasuk
Pekerja
METODE PELAKSANAAN

 Pastikan Material tersusun rapi dan kehati – hatian dalam bekerja


 Memasang Rambu - rambu lalu lintas
 Pekerja menggunakan APD (helmet, Sarung Tangan, Sepatu Boot)

VII.14. Papan Nama Jembatan

Papan nama Jembatan ditempah sesuai dengan gambar rencana kemudian dipasang
pada tempat yang telah ditentukan oleh direksi. Papan nama proyek memuat :
 Nama Proyek
 Pemilik Proyek
 Lokasi Proyek
 Sumber Dana
Medan, 30 Maret 2017
PT. PUTRA PERKASA GROUP

MUHAMMAD AZWIR
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai