Oleh :
Dr. I Made Agus Ariawan, ST., MT
Konstruksi Perkerasan Kaku (rigid pavement),
Acuan Normatif
B B
100 m
Pot B - B
Tulangan memanjang Ø12 -Ø20 mm
1 - 1.5 m
B B
100 m
Pot B - B
• Membatasi, mengontrol, mengatur lebar retakan, agar kekuatan pelat tetap dapat
dipertahankan
• Memungkinkan penggunakan pelat yang lebih panjang
• Mengurangi biaya pemeliharaan (Penggantian rutin joint filer)
4. Perkerasan Beton Semen Pra-Tegang
(Prestressed Concrete Pavement),
Jenis perkerasan jalan beton semen menerus, tanpa
tulangan yang menggunakan kabel-kabel pratekan guna
mengurangi pengaruh susut, muai dan lenting akibat
perubahan temperatur dan kelembaban
Baja prategang
Sambungan
Sambungan isolasi terlebih dahulu harus diberi bahan pengisi (joint filler)
Sambungan Melintang
L/2 L/2
6 - m 10 mm
3 - 5 mm
T/4
D T/2
Diameter ruji
Sambungan susut melintang tanpa ruji Sambungan susut melintang dengan ruji
Sambungan Pelaksanaan Melintang
• Sambungan pelaksanaan melintang yang tidak direncanakan (darurat) harus
menggunakan batang pengikat berulir, sedangkan pada sambungan yang
direncanakan harus menggunakan batang tulangan polos yang diletakkan di
tengah tebal pelat.
• Tebal plat < 17 cm, batang pengikat Ø 16 mm, panjang 69 cm dan jarak 60 cm.
• Tebal plat > 17 cm, batang pengikat Ø 20 mm, panjang 84 cm, jarak 60 cm.
Tanah Dasar : Kekuatan tanah dasar dinyatakan dalam Modulus Reaksi Tanah Dasar (K),
ditentukan berdasarkan nilai CBR
LAPISAN TANAH DASAR
__
Untuk jalan Tol k o
k 1,64 s
__
Untuk jalan Arteri k k 1,64 s
o
__
Untuk jalan Kolektor/lokal k o k 1,28 s
CBR minimal 2 %
FK = s / k * 100% Kurang dari 25%
Lapisan Pondasi
Lapis pondasi bawah bukan merupakan bagian utama yang memikul
beban, tetapi berfungsi sebagai berikut :
Bahan:
• Bahan berbutir
• Stabilisasi Bahan Berbutir (Aspal,
Kapur)
• Campuran beton kurus (Lean-Mix
Concrete).
Tebal Minimum 10 Cm
Hubungan CRB Dgn Jmlh Repetisi Beban
BERAT KOSONG
BEBAN MUATAN
MAKSIMUM (ton)
MAKSIMUM (ton)
BERAT TOTAL
RODA GANDA PADA
UE 18 KSAL
UE 18 KSAL
MAKSIMUM
UJUNG SUMBU
KOSONG
& TIPE
1,1
(ton)
1,5 0,5 2,0 0,0001 0,0005
HP
50% 50%
34% 66%
1,2
3 6 9 0,0037 0,3006
BUS
6T 6T 9T 9T - 30 T Suspensi Biasa
II 6T 7T 10 T 10 T - 33 T Sb 2,3,4 : Air Bag Suspension
6T 7T 9T 9T - 31 T Sb 2 : Air Bag Suspension
5 1.1.22
6T 6T 7,5 T 7,5 T - 27 T Suspensi Biasa
III 6T 7T 8T 8T - 29 T Sb 2,3,4 : Air Bag Suspension
6T 7T 7,5 T 7,5 T - 28 T Sb 2 : Air Bag Suspension
6T 6T 7T 7T 7T 33 T Suspensi Biasa
II 6T 7T 8T 8T 8T 37 T Sb 2,3,4,5 = Air Bag Supension
6T 7T 7T 7T 7T 34 T Sb 2 : Air Bag Suspension
6 1.1.222
6T 6T 6T 6T 6T 30 T Suspensi Biasa
III 6T 7T 7T 7T 7T 34 T Sb 2,3,4,5 = Air Bag Supension
6T 7T 6T 6T 6T 31 T Sb 2 : Air Bag Suspension
6T 6T 7T 7T - 27 T Suspensi Biasa
II
6T 8T 8T 8T - 30 T Sb 2,3,4 : Air Bag Suspension
7 1.222
6T 6T 6T 6T - 24 T Suspensi Biasa
III
6T 7T 7T 7T - 27 T Sb 2,3,4 : Air Bag Suspension
• Tipe kendaraan dan MST
Konfigurasi Gambar konfigurasi sumbu Kelas MST maksimum JBKI
No.
sumbu Samping Atas jalan Sb I Sb II Sb III Sb IV Sb V Sb VI Max Keterangan
II 6T 10 T 9T 9T
1 1.2-22 - -
III 6T 8T 7,5 T 7,5 T
II 6T 9T 9T 9T 9T 42 T
- Suspensi biasa
III 6T 7,5 T 7,5 T 7,5 T 7,5 T 36 T
II 6T 9T 9T 7T 7T 7T 45 T
Suspensi Biasa
III 6T 7,5 T 7,5 T 6T 6T 6T 39 T
II 6T 10 T 10 T 10 T 36 T
4 1.2 + 2.2 - - -
III 6T 8T 8T 8T 30 T
Konfigurasi Sumbu
JSKNH : Jumlah total sumbu kendaraan niaga per hari pada saat jalan dibuka
R : Faktor pertumbuhan komulatif dari Rumus (5) atauTabel 3 atau Rumus (6),
yang besarnya tergantung dari pertumbuhan lalu lintas tahunan dan umur rencana
Modulus reaksi perkerasan lama (k) diperoleh dengan melakukan pengujian pembebanan
pelat (plate bearing test) menurut AASHTO T.222-81 di atas permukaan perkerasan lama
Pelapisan tambahan perkerasan beton semen
di atas perkerasan beton semen
• Pelapisan tambahan dengan lapis pemisah
(unbonded atau separated overlay)
• Tebal minimum lapis tambahan ini sebesar 130 mm