Anda di halaman 1dari 10

MENGGAMBAR DETAIL PELAT

A. Mengenal Pelat Beton


Pelat adalah elemen bidang tipis yang menahan beban-beban transversal melalui
aksi lentur ke setiap tumpuan. Pada konstruksi beton bertulang, pelat digunakan sebagai
lantai gedung, atap gedung, lantai jembatan, lapis perkerasan jalan raya, landasan
pesawat terbang di bandara, dan lain-lain.
Ujung pelat beton diikat oleh balok sebagai tumpuannya. Tulangan pelat ada dua
macam, yaitu tulangan positif (tulangan yang berada di daerah lapangan/bagian tengah
pelat pada posisi bawah) dan tulangan negatif (tulangan yang berada di daerah
tumpuan/tepi pelat pada posisi atas).

Fungsi dari pelat lantai antara lain adalah:


1. Memisahkan ruang bawah dengan ruang atas.
2. Tempat berpijak bagi lantai atas.
3. Tempat kabel listrik dan lampu bagi lantai bawah.
4. Meredam suara baik dari lantai bawah maupun atas
5. Menambah kekuatan bangunan dari arah horizontal

Kelebihan pelat lantai beton bertulang antara lain:


1. Mampu mendukung beban yang besar.
2. Merupakan isolasi suara yang baik.
3. Tidak mudah terbakar.
4. Dapat dipasang keramik untuk keperluan estetika.
5. Tidak memerlukan perawatan.

Kekurangan pelat lantai beton bertulang antara lain:


1. Memiliki beban yang berat.
2. Dalam perencanaan dan perhitungan membutuhkan tenaga ahli.
3. Dalam pengerjaan membutuhkan begisting, perancah, dan tenaga pengawas.

B. Prosedur Menggambar Pelat


Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang dapat jelas dalam
pembacaannya, maka perlu ada tanda atau simbol penunjang dalam penggambaran.
Sehingga siapapun penggunanya dapat menerjemahkan gambar tersebut untuk diri
sendiri maupun kepada orang lain.
Simbol Konstruksi Beton Bertulang
Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk pelat luifel, atap,
dan lantai sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memahami ketentuan-
ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang.

Jenis Tulangan
Tulangan-tulangan yang terdapat pada konstruksi pelat beton bertulang adalah:
1. Tulangan pokok
a. Tulangan pokok primer, ialah tulangan yang dipasang sejajar (//) dengan sisi pelat
arah lebar (sisi pendek) dan dipasang mendekati sisi luar beton.
b. Tulangan pokok sekunder, ialah tulangan yang dipasang sejajar (//) dengan sisi
pelat arah panjang dan letaknya dibagian dalam setelah tulangan pokok primer.
2. Tulangan susut ialah tulangan yang dipasang untuk melawan penyusutan/pemuaian dan
pemasangannya berhadapan dan tegak lurus dengan tulangan pokok dengan jarak dari
pusat ke pusat tulangan susut maksimal 40 cm.
3. Tulangan pembagi ialah tulangan yang dipasang pada pelat yang mempunyai satu macam
tulangan pokok, dan pemasangannya tegak lurus dengan tulangan pokok. Besar tulangan
pembagi 20% dari tulangan pokok dan jarak pemasangan dari pusat ke pusat tulangan
pembagi maksimum 25 cm atau tiap bentang 1 meter 4 batang.

Tulangan pembagi berguna:


1. Menahan tulangan pokok supaya tetap pada tempatnya
2. Meratakan pembagian beban
3. Mencegah penyusutan konstruksi

Pemasangan Tulangan
Ketentuan pada tulangan pokok pelat:

Gambar tulangan pokok pelat


Keterangan:
T = Tebal pelat
t = Jarak bersih pemasangan tulangan
a = Selimut beton
Ketentuan:
1. Selimut beton 1,5 cm, dan jika berhubungan dengan air laut atau asam ditambah 1 cm.
2. Apabila momen yang bekerja kecil, maka jarak tulangan pokok dari pusat ke pusat
maksimal 20 cm.
3. Untuk segala hal, tulangan pelat tidak boleh kurang dari 0,25% dari luas penampang
beton (untuk keperluan tulangan pokok, pembagi dan susut).
4. Tebal pelat atap minimal 7 cm dan pelat lantai minimal 12 cm.
5. Untuk baja lunak, diameter tulangan pokok Ø8 mm dan tulangan pembagi Ø6 mm.
Untuk baja keras, diameter tulangan pokok Ø5 mm dan tulangan pembagi Ø4 mm.
6. Pada pelat yang tebalnya lebih dari 25 cm, penulangan pada setiap tempat harus
dipasang rangkap dan ini tidak berlaku pada pondasi telapak.

Sistem konstruksi pada tepi pelat:


1. Terletak bebas
Apabila tepi pelat itu ditumpu di atas suatu tumpuan yang dapat berputar (tidak dapat
menerima momen), misalnya pelat tersebut terletak di atas dinding tembok.
2. Terjepit penuh
Apabila tepi pelat terletak di atas tumpuan yang tidak dapat berputar akibat beban
yang bekerja pada pelat tersebut, misalnya pelat tersebut menjadi satu kesatuan
monolit dengan balok penahannya.
3. Terjepit elastis
Apabila tepi pelat terletak di atas tumpuan yang merupakan kesatuan monolit dengan
balok pemikulnya, yang relatif tidak terlalu kaku dan memungkinkan pelat dapat
berputar pada tumpuannya.

Pemasangan tulangan pelat yang dipasang pada empat sisi:


1. Pemasangan tulangan untuk memikul momen lapangan dalam arah yang // dengan tepi
pelat dapat dikurangi sampai setengahnya.
2. Setiap sudut pelat yang ditumpu bebas, harus dipasang tulangan atas dan bawah dalam
ke dua arah. Ini akan berguna untuk menahan momen-momen puntir. Jumlah tulangan
untuk ke dua arah harus diambil sama dengan jumlah tulangan yang terbesar, dan
daerah pemasangannya 1/5 bentang pelat.
Contoh pemasangan tulangan pada empat sisi

Pemilihan Tulangan
Untuk menentukan atau memilih diameter tulangan pada konstruksi beton
bertulang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Daftar konstruksi beton bertulang
a. Luas penampang tulangan besi beton dalam cm untuk setiap lebar pelat 100 cm2.
b. Garis tengah tulanagn besi beton dalam mm, berat dalam kg/m dan luas penampang
baja bulat dalam cm2.
c. Garis tengah tulangan besi beton dalam mm, berat dalam kg/m, luas penampang
baja bulat dalam cm2, minimal lebar balok atau kolom dalam cm, dengan ketebalan
penutup balok tertentu dan diameter sengkang.
2. Ketentuan jarak minimal dan maksimal tulangan yang boleh dipasang.
3. Ketentuan jumlah minimal yang harus dipasang.
4. Ketentuan besarnya diameter minimal untuk suatu konstruksi.
5. Pilih diameter besi beton yang beredar dalam pasaran atau perdagangan.

Untuk menentukan atau memilih diameter tulangan pada konstruksi pelat harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tulangan terdiri dari tulangan tumpuan dan lapangan.
2. Teknik pemasangan ada yang lurus saja untuk kepraktisan dan kecepatan dalam
pemasangan. Tetapi ada pula yang pemasangannya dibengkokan pada ¼ bentang untuk
daerah tumpuan dan lapangan, agar lebih hemat karena sesuai dengan fungsinya. Dan
dalam perhitungan atau memilih tulangan lapangan dibagi 2 karena jalur pemasangan
dibuat bergantian.
3. Tulangan lapangan dipilih terlebih dahulu dengan melihat daftar apakah luasnya sudah
memenuhi sesuai dengan perhitungan, setelah itu baru menetapkan jarak tulangan.
Jangan lupa minimal dan maksimal jarak tulangan serta minimal diameter tulangan
yang boleh digunakan.
4. Kekurangan luas pada tumpuan dicari lagi besarannya dalam daftar sehingga luas
tumpuan terpenuhi. Panjang tulangan tumpuan biasanya ¼ bentang pelat. Pada tulangan
tumpuan perlu besi beton pengait atau tulangan pembagi dengan diameter Ø 8 – 20.
5. Penulangan pelat atap pemasangannya sama dengan pelat lantai hanya saja perlu
tulangan susut dengan tulangan diameter 6 mm jarak 40 cm (Ø 6 – 40). Pemasangan
tulangan susut diharapkan tidak terjadi retak-retak karena perubahan cuaca.
6. Untuk pelat luifel terdiri dari tulanagn pokok dan pembagi serta bilamana perlu
diberikan juga tulangan susut yang menyilang terletak dibawah dengan diameter 6 mm
jarak 40 cm (Ø 6 – 40).

C. Menggambar Denah Penulangan Pelat

Contoh gambar denah penulangan pelat atap satu petak


Contoh gambar denah penulangan pelat lantai satu petak

Contoh gambar penulangan pelat lantai lebih dari satu petak


D. Menggambar Detail Penulangan Pelat

Gambar Penulangan Pelat Lantai

Penulangan Pelat Atap

Anda mungkin juga menyukai