Anda di halaman 1dari 37

BAB II

PELAKSANAAN PKL
A. PEKERJAAN PILE CAP
Pondasi tiang pancang pada umumnya dipasang secara berkelompok .Maksudnya berkelompok
adalah sekumpulan tiang yang dipasang secara relatif berdekatan dan di hubungkan bagian
atasnya dengan menggunakan pile cap
Pile cap berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan yang diterima oleh kolom sehingga
pondasi tiang akan menerima beban sesuai dengan kapasitas dukung ijin. Pile cap terbuat dari
beton bertulang ,perancangan pile cap dilakukan dengan anggapan sebagai berikut :
1. Pile cap sangat kaku
2. Ujung atas tiang menggantung kan kepada Pile cap. Karena ,tidak ada momen lentur
yang diakibatkan olen Pile cap ke tiang.
3. Tiang merupakan kolom pendek dan elastis, karena itu , distribusikan tengangan dan
deformasi membentuk bidang rata . (sumber : www. Google . Pile cap .com)
Hal yang perlu diperhatikan dalam merencakan Pile cap adalah pengaturan tiang dalam satu
kelompok . pada umumnya susunan tiang di buat simetris sehingga pusat berat kelompok tiang
dan pusat berat Pile cap terletak pada satu garis vertikal .jarak antar tiang diusakan sedekat
mungkin untuk menghemat Pile cap , tetapi jika pondasi memikul beban momen muka jarak
tiang perlu diperbesar yang berarti menambah atau memperbesar tahanan momen.
Setelah pekerjaan pemancangan selesai maka tanah untuk galian Pile cap dapat digali dengan
menggunakan alat berat maupun alat yang sederhana.
Jenis Pile cap yang digunakan pada proyek tempak PKL ada 24 jenis, dalam masing-masing Pile
cap berbeda-beda jenis ukuran dan kedalamnya. untuk lebih jelas nya gambar Pile cap terdapat
pada Lampiran
Pile cap merupakan konstruksi penggabung antara tiang-tiang pancang sehingga menjadi
tiang kelompok (pile group) dan penghubung antara tiang pancang dengan kolom.Pile cap
mempunyai

fungsi

untuk

menyebarkan

beban

ke

pile

grup.

Studi pelaksanaan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pekerjaan penggalian


tanah, pembongkaran ujung tiang pancang dan pekerjaan lantai kerja, mengetahui dan
memahami proses pelaksanaan pekerjaan Pile cap, dan memahami proses pembuatan,

Laporan Praktik Kerja Lapangan

pemasangan dan pembongkaran bekisting Pile cap.Pile cap di gunakan sebagai pondasi untuk
mengikat tiang pancangyang sudah terpasang dengan struktur di atasnya yaitu Tie beam dan slab
Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan Pile yang tersisa di permukaan
tanah, maka dilakukan penulangan untuk membuat Pile cap.Pile cap tersusun atas tulangan baja
sesui diameter yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan dan lebar yang berbeda-beda
tergantung dari jumlah tiang yang tertanam.
TEKNIS PELAKSANAAN PONDASI PILE CAP
1. Menentukan kedalam titik elevasi yang direncanakan.

2. Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap yang telah direncanakan.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

3. Pada pile cap dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan
besinya sekitar 70 cm kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan
pile cap

4. Pemasangan lantai kerja dengan campuran beton dengan tebal 50 mm

Laporan Praktik Kerja Lapangan

5. Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah pile cap.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

6. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap (tulangan di rakit di luar) yang


meliputi tulangan utama atas dan bawah, lalu stek pondasi di ikat kan pada tulangan
-tulangan pada bagian bawah pile cap

7. Setelah tulangan stek pondasi di ikatkan ,lalu tulangan pada bagian atas bisa di lanjut kan
pengikatan .

Laporan Praktik Kerja Lapangan

8. merangkai dengan pembesian tie biem dan slab agar menjadi satu kesatuan.

9. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk


menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.
10. Pengecoran yang dilakukan lebih dahulu pilecap dengan tie biem.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

B. PEKERJAAN TIE BEAM


Pekerjaan tie beam merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan setelah pekerjaan pilecap
selesai.Fungsi Tie Beam pada pondasi adalah:
1.Tie Beam merupakan balok pengikat antar Pile Cap.
2. Meratakan gaya beban bangunan .
3. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah.
4. memikul beban dan sebagai pengunci dinding yang di sekitar nya agar tidak mengalami
pergeseran apabila terjadi pergerakan tanah seperti beban gempa.
5. memikul beban dan sebagai pengunci dinding yang di sekitar nya agar tidak mengalami
pergeseran apabila terjadi pergerakan tanah seperti beban gempa
6. Bila ada penurunan pada pada bagian ,maka penurunan akan sama.(sumber :
www.google.Tie Beam.com)
Tie Beam merupakan bagian dari struktur bangunan yang diletakan secara horizontal diatas
atau bersentuhan daengan Tanah Adapun pelaksaan Tie Beam sebagai berikut:

Laporan Praktik Kerja Lapangan

TEKNIKS PELAKSAAN TIE BEAM


a. Menyediakan atau menyiapkan bahan tulangan untuk Tie beam sesuai dengan
spesifikasi dan standar yang telah ditentukan.

b. Pembuatan bekisting Tie Beam yang terbuat dari batako serta pembuatan hamparan
pasir urung.

c. Pembuatan lantai kerja setebal 5 cm


d. Setelah lantai kerja keras, mulai pemasangan atau penyambungan tulangan

Laporan Praktik Kerja Lapangan

e. Antara bekisting dengan besi tulangan, diberi ganjalan dengan beton decking
sehingga besi tulangan tidak melekat atau menempel pada tanah
f. Setelah semua Metode Pelaksanaan pilecap diatas selesai, baru lanjutkan dengan
pengecoran dengan adukan mutu beton yang sudah ditentukan.
C. PEKERJAAN TULANGAN
Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan
beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana.
Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang
timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang
kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik.
1. Macam / Tipe Baja Tulangan
Ada 2 jenis baja tulangan, yaitu tulangan polos (plain bar) dan tulangan ulir (deformed
bar), yaitu :
a. Tulangan ulir

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Berdasarkan SNI ( dalam Wahyudi, 1999 :33), digunakan simbol D untuk menyatakan
diameter tulangan ulir. Sebagai contoh, D-10 dan D-19 menunjukkan tulangan ulir berdiameter
10 mm dan 19 mm.
Tulangan ini tersedia mulai dari diameter 10 hingga 35 mm, meskipun ada juga yang lebih besar,
tetapi umumnya diperoleh melalui pesanan khusus.
Bedasarkan ketentuan SNI T-15-1991-03 pasal 3.5 (dalam Wahudi, 1999 : 33) baja
tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan. Salah satu tujuan dari
ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut memiliki keandalan terhadap efek
gempa, Karena antara lain terdapat lekatan yang lebih baik antara beton dengan tulangannya.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan ulir menurut L. Wahyudi (1999:3)
antara lain :

Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112

Baja tulangan ulir mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 KN/cm 2 boleh dipakai asalkan
fy adalah tegangan yang memberikan regangan 0,30 %.

Baja tulangan beton yang dianyam harus memilih ASTM AIG4 Spesification For Fabricated
Deform Steel Bar Mats For Concrete Reinforcement.

b. Tulangan polos (Plain)


Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa macam diameter biasanya digunakan dengan
symbol () tetapi karena ketentuan SNI (dalam Wahyuidi, 1999 : 32), hanya memperkenankan
pemakaiannya untuk sengkang dan tulang spiral, pemakiannya terbatas. Saat ini tulangan polos
yang mudah dijumpai adalah hingga diameter 16mm, dengan panjang standar 12 meter.
Untuk melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi disebelah luar tulangan harus
diberi tebal minimum beton. Tebal selimut beton bervariasi tergantung pada tipe konstruksi dan
kondisi lingkungan. Berdasarkan pasal 3.16.7 SNI, tebal selimut beton bertulang yang tidak
langsung berhubungan dengan cuaca atau tanah adalah tidak boleh lebih kecil dari 20 mm untuk
pelat, dinding, dan pelat berusuk yang menggunkan diameter tulangan lebih kecil dari D-36, sert
40 mm untuk balik dan kolom. Jika beton tersebut berhubungan langsung dengan tanah, tebal

Laporan Praktik Kerja Lapangan

selimut minimum adalah 40-50 mm, tergantung dari diameter tulangannya, tetapi jika beton
tersebut dicor langsung ditanah tanpa adanya lapisan dasar atau lantai kerja, tebal selimut beton
minimum 70 mm. (L.Wahyudi, 1999:32)
Untuk melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi disebelah luar tulangan
harus diberi tebal minimum beton. Tebal selimut beton bervariasi tergantung pada tipe konstruksi
dan kondisi lingkungan. Berdasarkan pasal 3.16.7 SNI, tebal selimut beton bertulang yang tidak
langsung berhubungan dengan cuaca atau tanah adalah tidak boleh lebih kecil dari 20 mm untuk
pelat, dinding, dan pelat berusuk yang menggunkan diameter tulangan lebih kecil dari D-36, sert
40 mm untuk balik dan kolom. Jika beton tersebut berhubungan langsung dengan tanah, tebal
selimut minimum adalah 40-50 mm, tergantung dari diameter tulangannya, tetapi jika beton
tersebut dicor langsung ditanah tanpa adanya lapisan dasar atau lantai kerja, tebal selimut beton
minimum 70 mm. (L.Wahyudi, 1999:32)

TEKNIK PELAKSANAAN PENULANGAN.


a. Menentukan kait bengkokan atau ukuran diameter tulangan.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

b. Membuat Bengkokan sesuai dengan spek

Laporan Praktik Kerja Lapangan

c. Kualitas baja tulangan yang digunakan sesuai yang di rencanakan


d. Penempatan / pemasangan baja tulangan sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan
e. Penggunaan sambungan Over lap pada tulangan sesuai dengan spek (40 45 D)

f. Pengikatan besi tulangan dengan tang kakak Tua.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini
antara lain:
1. Pabrikasi Besi
Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan tulangan. Pemotongan dilakukan
karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur
yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan
besi digunakan dengan Bar Cutter.

Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan


perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh
dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak
ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan
Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian terutama menyusun daftar
bengkokan dan potongan baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing)
2. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan
untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada
pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut
dipasang.
b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser
diatur sesuai gambar.
c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan
menggunakan kawat bendrat.
d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang
penjangkaran.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton
dan cakar ayam sebagai menentukan tebal lantai.
D. PEKERJAAN KOLOM PADA SEMI BASEMENT
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur.
Kolom pada proyek Pembangunan Grand Jati Junction 1 macam, yaitu:
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada
diatasnya. Dalam Proyek Pembangunan Grand Jati Junction mempunyai dimensi yang berbedabeda dengan diameter besi tulangan utama yang digunakan adalah D 22,19,16 ,begel D10 -10cm,
dan tulangan pengikat D 10 dengan panjang kolom 3 meter.
Proses pengerjaan kolom ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah penentuan as
kolom, penulangan kolom, pembuatan bekisting kolom, pemasangan bekisting kolom,
pengecoran kolom, dan pembongkaran bekisting kolom.
TEKNIKS PELAKSANAAN KOLOM.
a. Pembuatan atau perakitan Tulangan Kolom
Pada proses pembuatan tulangan kolom ini meliputi pekerjaan pemotongan tulangan dan
pembengkokan tulangan sesuai dengan ukuran dan gambar kerja (shop drawing) yang telah
direncanakan. Adapun tulangan kolom yang digunakan adalah baja Ulir yang berdiameter

22

,19, 16 dan 10 , 10 Diameter 22, 19 ,16 digunakan untuk tulangan utama, diameter 10 digunakan
untuk tulangan sengkang dan Diameter 10 digunakan untuk tulangan pengikat.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

b. Pemasangan Tulangan Kolom


Sebelum pemasangan tulangan kolom dipastikan semua tulangan sudah terikat tulangan
utama , tulangan sengkang dan tulangan pengikat sudah dipersiapakan.

Pendirian tulangan Kolom dengan Tower crane

Penyambungan over lap

c. Pembuatan Bekisting Kolom


Dalam Pembuatan bekisting kolom ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Menjaga kerapatan antar panel sehingga tidak terjadi kebocoran pada pertemuan antar panel.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Menjaga kebersihan permukaan plywood. Permukaan plywood sebelum digunakan harus


dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi dengan minyak pelumas agar dihasilkan permukaan
kolom yang halus dan tidak berlubang-lubang dan juga akan mempermudah dalam
pembongkaran bekisting.

Merangkai cetakan bekisting


d. Pemasangan Bekisting Kolom
Sebelum pemasangan bekisting kolom terlebih dahulu dilakukan pembuatan Marking
kolom yang berfungsi sebagai acuan bekisting. Adanya marking kolom ini akan mempermudah
pemasangan bekisting karena letak/ posisi masing-masing bekisting sudah ditentukan.

Marking kolom
Setelah pembuatan marking kolom dilakukan dilanjutkan dengan pemasangan bekisting
kolom.
Adapun tahapan pemasangan bekisting kolom yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Pemindahan bekisting ke lokasi yang telah disiapkan dan diatur posisinya
Laporan Praktik Kerja Lapangan

Mendirikan kolom
2. apabila setiap panel telah berada posisi yang benar, maka dilakukan pengencangan pada
seluruh bagian bekisting kolom.

Penyetelan bekisting
3. Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar baru diatur tegak lurus nya
dengan unting -unting

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Mengecek tegak pada kolom


e. Pengecoran kolom.
Pelaksanaan pengecoran kolom pada proyek ini menggunakan beton ready mix yang
diangkat melalui Tower crane ,pada setiap pengecoran yang dilakukan diambil sampel atau
benda uji. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan hasil pengecoran dengan mutu beton rencana ,
Hasil pengujian mutu beton secara detail ada pada lampiran.

Metode pengecoran .
1. Setelah beton ready mix sudah tiba di lokasi pengecoran.
2. Kemudian pada saat pengecoran akan dimulai beton ready mix dituang kedalam Baket
dan diangkat dengan menggunakan Tower crane yang sudah disiapkan sebelumnya.

Penuangan beton
Laporan Praktik Kerja Lapangan

3. Lalu Baket yang berisi beton ready mix tersebut di angkat menuju kolom yang mau di
cor
4. Lalu dituangkan kedalam kolom dengan bantuan tenaga manusia,sambil digonjang
dengan alat vibrator supaya.

Pengecoran Kolom.
f. Pembongkaran Bekisting Kolom
Pembongkaran bekisting kolom pada proyek ini dilakukan apabila beton sudah mencapai
umur 1 hari. Dalam pembongkaran bekisting kolom ini ada tahapan yang dilakukan yaitu:
1. Pembongkaran dimulai dari pelepasan penguncinya.
2. Dilanjutkan dengan pelepasan panel bekisting. Pada pekerjaan ini harus dilakukan
dengan teliti dan hati-hati karena bagian ini langsung bersentuhan dengan permukaan
kolom.
3. Bekisting hasil pembongkaran dipindahkan ke tempat yang aman agar dapat dipakai
untuk pengecoran kolom selanjutnya dengan tower crane.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Hasil pembukaan bekisting


D. PEKERJAAN KOLOM PADA SEMI BASEMENT
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur.
Kolom pada proyek Pembangunan Grand Jati Junction 1 macam, yaitu:
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada
diatasnya. Dalam Proyek Pembangunan Grand Jati Junction mempunyai dimensi yang berbedabeda dengan diameter besi tulangan utama yang digunakan adalah D 22,19,16 ,begel D10 -10cm,
dan tulangan pengikat D 10 dengan panjang kolom 3 meter.
Proses pengerjaan kolom ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah penentuan as
kolom, penulangan kolom, pembuatan bekisting kolom, pemasangan bekisting kolom,
pengecoran kolom, dan pembongkaran bekisting kolom.
TEKNIKS PELAKSANAAN KOLOM.
g. Pembuatan atau perakitan Tulangan Kolom
Pada proses pembuatan tulangan kolom ini meliputi pekerjaan pemotongan tulangan dan
pembengkokan tulangan sesuai dengan ukuran dan gambar kerja (shop drawing) yang telah
direncanakan. Adapun tulangan kolom yang digunakan adalah baja Ulir yang berdiameter
Laporan Praktik Kerja Lapangan

22

,19, 16 dan 10 , 10 Diameter 22, 19 ,16 digunakan untuk tulangan utama, diameter 10 digunakan
untuk tulangan sengkang dan Diameter 10 digunakan untuk tulangan pengikat.

h. Pemasangan Tulangan Kolom


Sebelum pemasangan tulangan kolom dipastikan semua tulangan sudah terikat tulangan
utama , tulangan sengkang dan tulangan pengikat sudah dipersiapakan.

Pendirian tulangan Kolom dengan Tower crane

Penyambungan over lap

i. Pembuatan Bekisting Kolom


Dalam Pembuatan bekisting kolom ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Menjaga kerapatan antar panel sehingga tidak terjadi kebocoran pada pertemuan antar panel.
Menjaga kebersihan permukaan plywood. Permukaan plywood sebelum digunakan harus
dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi dengan minyak pelumas agar dihasilkan permukaan
kolom yang halus dan tidak berlubang-lubang dan juga akan mempermudah dalam
pembongkaran bekisting.

Merangkai cetakan bekisting


j. Pemasangan Bekisting Kolom
Sebelum pemasangan bekisting kolom terlebih dahulu dilakukan pembuatan Marking
kolom yang berfungsi sebagai acuan bekisting. Adanya marking kolom ini akan mempermudah
pemasangan bekisting karena letak/ posisi masing-masing bekisting sudah ditentukan.

Marking kolom
Setelah pembuatan marking kolom dilakukan dilanjutkan dengan pemasangan bekisting
kolom.
Adapun tahapan pemasangan bekisting kolom yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

4. Pemindahan bekisting ke lokasi yang telah disiapkan dan diatur posisinya

Mendirikan kolom
5. apabila setiap panel telah berada posisi yang benar, maka dilakukan pengencangan pada
seluruh bagian bekisting kolom.

Penyetelan bekisting
6. Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar baru diatur tegak lurus nya
dengan unting -unting

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Mengecek tegak pada kolom


k. Pengecoran kolom.
Pelaksanaan pengecoran kolom pada proyek ini menggunakan beton ready mix yang
diangkat melalui Tower crane ,pada setiap pengecoran yang dilakukan diambil sampel atau
benda uji. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan hasil pengecoran dengan mutu beton rencana ,
Hasil pengujian mutu beton secara detail ada pada lampiran.

Metode pengecoran .
5. Setelah beton ready mix sudah tiba di lokasi pengecoran.
6. Kemudian pada saat pengecoran akan dimulai beton ready mix dituang kedalam Baket
dan diangkat dengan menggunakan Tower crane yang sudah disiapkan sebelumnya.

Penuangan beton
Laporan Praktik Kerja Lapangan

7. Lalu Baket yang berisi beton ready mix tersebut di angkat menuju kolom yang mau di
cor
8. Lalu dituangkan kedalam kolom dengan bantuan tenaga manusia,sambil digonjang
dengan alat vibrator supaya.

Pengecoran Kolom.
l. Pembongkaran Bekisting Kolom
Pembongkaran bekisting kolom pada proyek ini dilakukan apabila beton sudah mencapai
umur 1 hari. Dalam pembongkaran bekisting kolom ini ada tahapan yang dilakukan yaitu:
4. Pembongkaran dimulai dari pelepasan penguncinya.
5. Dilanjutkan dengan pelepasan panel bekisting. Pada pekerjaan ini harus dilakukan
dengan teliti dan hati-hati karena bagian ini langsung bersentuhan dengan permukaan
kolom.
6. Bekisting hasil pembongkaran dipindahkan ke tempat yang aman agar dapat dipakai
untuk pengecoran kolom selanjutnya dengan tower crane.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Hasil pembukaan bekisting


D. PEKERJAAN KOLOM PADA SEMI BASEMENT
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur.
Kolom pada proyek Pembangunan Grand Jati Junction 1 macam, yaitu:
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada
diatasnya. Dalam Proyek Pembangunan Grand Jati Junction mempunyai dimensi yang berbedabeda dengan diameter besi tulangan utama yang digunakan adalah D 22,19,16 ,begel D10 -10cm,
dan tulangan pengikat D 10 dengan panjang kolom 3 meter.
Proses pengerjaan kolom ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah penentuan as
kolom, penulangan kolom, pembuatan bekisting kolom, pemasangan bekisting kolom,
pengecoran kolom, dan pembongkaran bekisting kolom.
TEKNIKS PELAKSANAAN KOLOM.
m. Pembuatan atau perakitan Tulangan Kolom
Pada proses pembuatan tulangan kolom ini meliputi pekerjaan pemotongan tulangan dan
pembengkokan tulangan sesuai dengan ukuran dan gambar kerja (shop drawing) yang telah
direncanakan. Adapun tulangan kolom yang digunakan adalah baja Ulir yang berdiameter
Laporan Praktik Kerja Lapangan

22

,19, 16 dan 10 , 10 Diameter 22, 19 ,16 digunakan untuk tulangan utama, diameter 10 digunakan
untuk tulangan sengkang dan Diameter 10 digunakan untuk tulangan pengikat.

n. Pemasangan Tulangan Kolom


Sebelum pemasangan tulangan kolom dipastikan semua tulangan sudah terikat tulangan
utama , tulangan sengkang dan tulangan pengikat sudah dipersiapakan.

Pendirian tulangan Kolom dengan Tower crane

Penyambungan over lap

o. Pembuatan Bekisting Kolom


Dalam Pembuatan bekisting kolom ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Menjaga kerapatan antar panel sehingga tidak terjadi kebocoran pada pertemuan antar panel.
Menjaga kebersihan permukaan plywood. Permukaan plywood sebelum digunakan harus
dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi dengan minyak pelumas agar dihasilkan permukaan
kolom yang halus dan tidak berlubang-lubang dan juga akan mempermudah dalam
pembongkaran bekisting.

Merangkai cetakan bekisting


p. Pemasangan Bekisting Kolom
Sebelum pemasangan bekisting kolom terlebih dahulu dilakukan pembuatan Marking
kolom yang berfungsi sebagai acuan bekisting. Adanya marking kolom ini akan mempermudah
pemasangan bekisting karena letak/ posisi masing-masing bekisting sudah ditentukan.

Marking kolom
Setelah pembuatan marking kolom dilakukan dilanjutkan dengan pemasangan bekisting
kolom.
Adapun tahapan pemasangan bekisting kolom yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

7. Pemindahan bekisting ke lokasi yang telah disiapkan dan diatur posisinya

Mendirikan kolom
8. apabila setiap panel telah berada posisi yang benar, maka dilakukan pengencangan pada
seluruh bagian bekisting kolom.

Penyetelan bekisting
9. Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar baru diatur tegak lurus nya
dengan unting -unting

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Mengecek tegak pada kolom


q. Pengecoran kolom.
Pelaksanaan pengecoran kolom pada proyek ini menggunakan beton ready mix yang
diangkat melalui Tower crane ,pada setiap pengecoran yang dilakukan diambil sampel atau
benda uji. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan hasil pengecoran dengan mutu beton rencana ,
Hasil pengujian mutu beton secara detail ada pada lampiran.

Metode pengecoran .
9. Setelah beton ready mix sudah tiba di lokasi pengecoran.
10. Kemudian pada saat pengecoran akan dimulai beton ready mix dituang kedalam Baket
dan diangkat dengan menggunakan Tower crane yang sudah disiapkan sebelumnya.

Penuangan beton
Laporan Praktik Kerja Lapangan

11. Lalu Baket yang berisi beton ready mix tersebut di angkat menuju kolom yang mau di
cor
12. Lalu dituangkan kedalam kolom dengan bantuan tenaga manusia,sambil digonjang
dengan alat vibrator supaya.

Pengecoran Kolom.
r. Pembongkaran Bekisting Kolom
Pembongkaran bekisting kolom pada proyek ini dilakukan apabila beton sudah mencapai
umur 1 hari. Dalam pembongkaran bekisting kolom ini ada tahapan yang dilakukan yaitu:
7. Pembongkaran dimulai dari pelepasan penguncinya.
8. Dilanjutkan dengan pelepasan panel bekisting. Pada pekerjaan ini harus dilakukan
dengan teliti dan hati-hati karena bagian ini langsung bersentuhan dengan permukaan
kolom.
9. Bekisting hasil pembongkaran dipindahkan ke tempat yang aman agar dapat dipakai
untuk pengecoran kolom selanjutnya dengan tower crane.

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Hasil pembukaan bekisting

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN
Saran/Kesimpulan tentang :
Kesesuaian dan/atau ketidaksesuaian dengan teori di kampus.
Kelemahan yang di temui
Kekhususan/kelebihan yang di terima.

LAMPIRAN

CATATAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Anda mungkin juga menyukai