Pondasi Telapak
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
Pondasi tapak adalah pondasi yang terbuat dari beton bertulang yang dibentuk
papan/telapak. Pondasi ini biasanya digunakan sebagai tumpuan struktur kolom, khususnya
untuk bangunan bertingkat. Agar bisa meneruskan beban ke lapisan tanah keras di bawahnya
dengan baik, dimensi pondasi tapak sengaja dibuat lebih besar daripada ukuran kolom di
atasnya.
Kerusakan pondasi yang diakibatkan oleh gaya geser 1 arah ini biasanya
terjadi jika nilai perbandingan antara nilai a dan nilai d cukup kecil, dan karena mutu
beton yang digunakan juga kurang baik, sehingga mengurangi kemampuan beton
dalam menahan beban tekan.
Gambar 2. Keretakan Pondasi Akibat Gaya Geser 1 arah
Pu < Pup
Dimana :
Pu = Gaya aksial terfaktor kolom…………….…… (N)
Pup = Daya dukung pondasi yang dibebani………... (N)
fc’ = Mutu beton yang diisyaratkan………………. (Mpa)
A = Luas daerah yang dibebani……………………(mm2)
c. Pasang besi stik (besi umpak / besi ompak / besi bumbung ) pada vesu jerabfja
atas
d. Letakan besi tulangan pondasi setempat yang telah difibrikasi ke dalam lobang
ponadsi, sebaiknya dibuat lantai kerja terlebih dahulu
e. Cor tapak ponadsi setempat besi keranjang harus tertutup dengan sempurna
dengan ketebalan seimut beton yang cukup pada bagia teratas besi keranjang
tersebut
f. Setelah beberapa hari (saat beton pondasi cukup keras) pasang bekisting pada
besi stik (besi umpak / besi ompak / besi bumbung )
g. Cor stik (besi umpak / besi ompak / besi bumbung ) dengan ketinggian yang telah
ditentukan
h. Setelah beberapa hari saat (beton stik besi /umpak / besi ompak / besi bumbung ),
buka bekisting dan lakukan pengukuran pada keliling beton stik tersebut hingga
tanah urugnya rata dengan permukaan atas beton stik tersebut
k.
5. Masalah yang ada di pondasi :
a. Pondasi yang retak
Keretakan pada pondasi menjadi salah satu masalah yang kerap dialami
bangunan dan rumah, terutama yang berdiri di atas kondisi tanah yang labil.
Kebanyakan, rumah – rumah yang berlokasi di pinggiran tebing lebih riskan
mengalami keretakan dalam pondasi ini. Meski begitu, pondasi yang retak ini bisa
juga karena di dalam tanah terdapat lubang atau rumah rayap, yang mengakibatkan
permukaan tanah di atasnya menjadi labil. Sayangnya, kadang keretakan ini tidak
disadari oleh pemilik rumah, terutama jika lantai yang retak ini tertutupi karpet atau
furnitur. Biasanya, kita baru akan menyadari adanya keretakan setelah semut dan
hewan – hewan kecil lain keluar dari retakan tersebut. Solusi pondasi yang
retakyakni dengan menambal area yang retak dengan semen, kemudian menutupinya
kembali dengan ubin.
Penyebab :
1. Lapisan tanah di bawah pondasi kurang padat/kurang keras sehingga tidak mampu
menopang beban di atasnya.
2. Ukuran pondasi kurang besar, tidak sesuai dengan beban bangunan di atasnya.
3. Posisi/letak pondasi berada dalam sudut longsor tanah.
4. Tanah mengalami perubahan karakteristik akibat kejadian alam seperti banjir,
gempa bumi.
Alternatif Solusi :
1. Buat pondasi baru yang berada dekat dengan pondasi yang turun. Tujuannya
untuk membagi beban yang berlebih.
2. Padatkan permukaan tanah di bawah pondasi yang baru dengan cara manual atau
dengan bantuan mesin stamper sehingga daya dukung tanah meningkat.
3. Perbaiki ketinggian balok dan dinding yang rusak akibat penurunan pondasi.
4. Buat tiang di atas pondasi baru untuk menghentikan penurunan.
Peraturan Pondasi Telapak dalam SNI - 03 - 2847 - 2002
17 Fondasi telapak
17.1 Lingkup
1) Ketentuan dalam pasal 17 berlaku untuk merencanakan fondasi telapak setempat dan
bila sesuai, juga berlaku untuk kombinasi fondasi telapak dan fondasi pelat penuh.
2) Ketentuan tambahan untuk perencanaan kombinasi fondasi telapak dan fondasi pelat
penuh diberikan dalam 17.10.
17.2 Beban dan reaksi
1) Fondasi telapak harus dirancang untuk menahan beban terfaktor dan reaksi tanah yang
diakibatkannya, sesuai dengan ketentuan perencanaan yang berlaku dalam tata cara ini dan
seperti yang tercantum dalam pasal 17.
2) Luas bidang dasar fondasi telapak atau jumlah dan penempatan tiang pancang harus
ditetapkan berdasarkan gaya dan momen tidak terfaktor yang disalurkan oleh fondasi pada
tanah atau tiang pancang dan berdasarkan tekanan tanah izin atau kapasitas tiang izin yang
ditentukan berdasarkan prinsip mekanika tanah.
3) Untuk fondasi telapak di atas tiang pancang, perhitungan momen dan geser boleh
didasarkan pada anggapan bahwa reaksi dari setiap tiang pancang adalah terpusat di titik
pusat tiang.
17.3 Fondasi telapak yang mendukung kolom atau pedestal yang berbentuk
lingkaran atau segi banyak beraturan
Kolom atau pedestal beton yang berbentuk lingkaran atau segi banyak beraturan boleh
diperlakukan sebagai penampang bujur sangkar dengan luas yang sama, yang digunakan
untuk menentukan letak penampang kritis bagi momen, geser dan penyaluran tulangan di
dalam fondasi telapak.
17.4 Momen pada fondasi telapak
1) Momen luar di setiap irisan penampang fondasi telapak harus ditentukan dengan
membuat potongan bidang vertikal pada fondasi tersebut, dan menghitung momen dari
SNI - 03 - 2847 - 2002
semua gaya yang bekerja, pada satu sisi dari bidang fondasi telapak yang dipotong oleh
bidang vertikal tersebut.
2) Momen terfaktor maksimum untuk sebuah fondasi telapak setempat, harus dihitung
berdasarkan 17.4(1) pada penampang kritis yang terletak di:
(1) muka kolom, pedestal, atau dinding, untuk fondasi telapak yang mendukung kolom,
pedestal atau dinding beton;
(2) setengah dari jarak yang diukur dari bagian tengah ke tepi dinding, untuk fondasi telapak
yang mendukung dinding pasangan;
(3) setengah dari jarak yang diukur dari muka kolom ke tepi pelat alas baja, untuk fondasi
yang mendukung kolom yang menggunakan pelat dasar baja.
3) Pada fondasi telapak satu arah, dan fondasi telapak bujur sangkar dua arah, tulangan
harus tersebar merata pada seluruh lebar fondasi telapak.
4) Pada fondasi telapak persegi panjang dua arah, tulangan harus dipasang sebagai
berikut:
(1) tulangan dalam arah panjang harus tersebar merata pada seluruh lebar fondasi telapak;
(2) untuk tulangan dalam arah pendek, sebagian dari tulangan total yang diberikan dalam
persamaan 105 harus tersebar merata dalam suatu jalur (yang berpusat di sumbu kolom
atau pedestal) yang lebarnya sama dengan panjang dari sisi pendek fondasi telapak. Sisa
tulangan yang dibutuhkan dalam arah pendek harus disebarkan merata di luar lebar jalur
pusat tersebut di atas.
Tulangan total dalam arah pendek
Tulangan pada jalur
17.5 Geser pada fondasi telapak
1) Kuat geser fondasi telapak harus sesuai dengan persyaratan 13.12.
2) Lokasi penampang kritis untuk geser sebagaimana ditetapkan dalam pasal 13 harus
diukur dari muka kolom, pedestal, atau dinding, untuk fondasi telapak yang mendukung
kolom, pedestal, atau dinding. Untuk fondasi telapak yang mendukung kolom atau pedestal
yang menggunakan pelat dasar baja, penampang kritisnya harus diukur dari lokasi yang
didefinisikan dalam 17.4(2(3)).
3) Perhitungan geser pada sebarang potongan yang melalui fondasi telapak yang didukung
di atas tiang pancang harus didasarkan pada ketentuan berikut:
(1) Seluruh reaksi dari sebarang tiang pancang yang sumbunya berada pada jarak dp/2
atau lebih di sebelah luar penampang yang ditinjau harus dianggap memberikan geser pada
penampang tersebut.
(2) Reaksi dari sebarang tiang pancang yang sumbunya berada pada jarak dp/2 atau lebih
di sebelah dalam penampang yang ditinjau harus dianggap tidak menimbulkan geser pada
penampang tersebut.
(3) Untuk sumbu tiang pancang yang berada di antaranya, bagian dari reaksi tiang pancang
yang dapat dianggap menimbulkan geser pada penampang yang ditinjau harus berdasarkan
pada interpolasi garis lurus antara nilai pada dp/2 di sebelah luar penampang dan nilai nol
pada dp/2 di sebelah dalam penampang.
17.6 Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
1) Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak harus sesuai dengan ketentuan pasal 14.
2) Gaya tarik atau tekan pada tulangan di masing-masing penampang harus disalurkan
pada setiap sisi penampang melalui metode panjang penyaluran, bengkokan/kait (hanya
untuk tarik) atau alat sambung mekanis, atau kombinasi dari beberapa kemungkinan
tersebut.
3) Penampang kritis untuk penyaluran tulangan harus berada pada lokasi yang
didefinisikan pada 17.4(2) untuk momen terfaktor maksimum, dan pada semua bidang
vertikal dimana terjadi perubahan penampang atau penulangan. Lihat 14.10(6).
17.7 Tebal minimum fondasi telapak
Ketebalan fondasi telapak di atas lapisan tulangan bawah tidak boleh kurang dari 150 mm
untuk fondasi telapak di atas tanah; ataupun tidak kurang dari 300 mm untuk fondasi telapak
di atas pancang.
Daftar Pustaka :
https://proyeksipil.blogspot.co.id/2012/11/pondasi-tapak-biasa-disebut-juga.html
http://arafuru.com/sipil/pengertian-pondasi-tapak-kelebihan-dan-kekurangannya.html
https://proyeksipil.blogspot.co.id/2016/05/cara-membuat-pondasi-setempat-di.html
http://architectaria.com/problem-pada-lantai-dan-pondasi-serta-cara-
mengatasinya.html
https://www.linkedin.com/pulse/20140722074018-247773108-sedikit-solusi-
mengatasi-masalah-pada-bangunan
http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/06/perencanaan-pondasi-telapak.html
http://dts.usu.ac.id/files/2002-12%20SNI%2003-2847-2002%20(Beton).pdf