Anda di halaman 1dari 6

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN III

MAHASISWA :
1. ALBERTO MALESANI NGONTUR (1906090040)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
SUB STRUKTUR UNTUK BANGUNAN TINGGI PADA TANAH BERPASAIR
Bentuk dan daya dukung tanah adalah sebuah hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses perancangan. Bentuk dan daya
dukung tanah dapat menentukan bentuk pondasi yang dipakai agar bangunan dapat berdiri kokoh dan kuat. Tulisan ini menyajikan
tentang bentuk dan model pondasi yang dipakai pada bangunan tinggi ( bangunan 5 – 8 lantai ) yang dibangun diatas tanah
berpasir. Sub-struktur adalah bahagian bawah bangunan, biasanya terletak di bawah paras tanah, yang menghantar beban daripada
super-struktur ke tanah dengan tujuan memberi sokongan. Sub-struktur ini terdiri daripada asas, tunggul tiang dan rasuk bumi.
Tanah pasir adalah tanah dengan partikel yang berukuran besar. Tanah ini terbentuk dari kerikil dan batuan besar. Permasalahan
yang ada pada tanah ini adalah tanah yang kurang stabil. Sehingga rawan terjadi penurunan yang tidak seragam pada pondasi.
Jenis tanah ini memerlukan pengujian tanah sebelum didirikan sebuah bangunan. Pengujian tersebut dapat berupa uji soil, uji
beban pelat, dan lain-lain.
A. Pondasi
Penentuan Pondasi jenis apa yang cocok untuk dipakai pada lahan dengan tanah berpasir tergantung jenis pasirnya. Beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:

1. Apakah terletak di wilayah rawan gempa?


2. Apakah berpotensi likuifaksi?
3. Apakah terletak di tanah datar atau berkemiringan?

Pembangunan struktur pondasi pada proyek-proyek di Indonesia sangat berkembang dan sejalan dengan pemenuhan kebutuhan
manusia. Dalam proses pelaksanaan di dalam proyek sering ditemukan masalah-masalah yang terjadi pada pembangunan
khususnya di pondasi tiang pancang. Hal ini sangat tergantung pada perencanaan, koordinasi, dan pengendalian dari faktor
konstruksi yang berjalan dengan baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh tanah jenis pasir terhadap
pondasi tiang pancang yang menyebabkan kegagalan dalam pemancangan di tanah tersebut. Dari hasil penelitian pondasi tiang
pancang yang gagal di tekan dengan alat jack pile dipengaruhi oleh jenis tanah pasir karena tanah pasiran yang relatif padat
akan terjadi dilasi lokal yaitu terjadinya ekspansi tanah yang umumnya bersifat sementara. Akibatnya memunculkan tekanan air
pori negatif sehingga mengakibatkan kuat geser tanah relatif meningkat. Namun, peningkatan kuat geser yang semakin besar
tentunya sangat berpengaruh terhadap semakin tinggi kesulitan di dalam pemancangan tiang. Oleh sebab itu dilakukan
pergantian metode pondasi bored pile.

Secara umum tiang pancang akan ada efek positif. Yaitu terjadi pemadatan pada tanah pasir akibat pemancangan. Namun kalau
ada resiko liquifaksi maka perlu diperhitungkan terhadap kehilangan daya dukung saat terjadi likuifaksi. Dan perlu ditinjau
apakah bisa terjadi tekuk di pondasi tiang saat terjadi likuifaksi. Juga potensi rusaknya sambungan bila dipakai tiang pancang.
Nah kalau ini dapat menjadi masalah maka bored pile dengan diameter minimal 80cm (tergantung beban) menjadi pilihan.
Pelaksanaan boredpile pada tanah pasir lebih sulit dari pelaksanaan tiang pancang. Pelaksanaan yang tidak baik dapat
mengakibatkan berkurangnya daya dukung pondasi bored pile.

1. Pondasi Tiang Panjang


Sebagai elemen struktur bawah bangunan dan bagian terendah dari sebuah bangunan, maka pondasi langsung berhubungan
dengan tanah. Pins dapat memilih jenis pondasi berbeda yang dapat disesuaikan dengan spesifikasi, fungsi, dan ukuran bangunan
itu sendiri. Diantara jenis pondasi yang ada, pondasi tiang pancang adalah satu jenis yang terbaik dan terkuat yang sering dipilih.
Pondasi satu ini terdiri dari susunan tiang yang ditancapkan ke dalam tanah dalam kedalaman tertentu memakai mesin
pemancang. Bentuk pondasi ini adalah layaknya sebuah kolom-kolom yang terbuat dari semen maupun baja kokoh yang akan
memperkuat struktur bangunan.
Dengan pondasi tiang pancang, maka bagian struktural dari sebuah bangunan ini membagi tekanan gravitasi secara merata pada
tanah. Alhasil, ini membuat bangunan yang sedang tahap konstruksi bisa menjadi kuat dan berdiri dengan kokoh. Umumnya,
penggunaan pondasi tiang pancang akan dipakai saat struktur tanah yang akan dibangun berpotensi geser dan labil, serta terdapat
sebuah drainase di bawah tanah.
Dalam sebuah pembangunan, pondasi memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai penopang beban bangunan. Sementara
itu, fungsi dari pondasi tiang pancang secara khusus adalah sebagai berikut:

a) Penahan gaya desakan ke atas yang disebabkan oleh pergeseran tanah yang tidak stabil.
b) Tiang pancang yang ditancap akan menjadi tumpuan beban utama pada sebuah bangunan. Kemudian dalam jumlah yang
seimbang akan disalurkan di dalam tanah
c) Menahan beban konstruksi secara lebih merata. Untuk jenis pondasi tiang pancang beton, maka dapat dibangun secara
vertikal maupun horizontal.
d) Pondasi tiang pancang memanfaatkan endapan yang tidak berkohesi bebas lepas dan bisa digunakan sebagai alat bantu
kontrol penurunan tanah.
e) Struktur tanah menjadi lebih kaku sehingga tahan terhadap getaran yang masuk ke dalam bangunan
f) Meningkatkan keamanan secara struktural.
g) Pada bangunan yang berada di area lepas pantai, tiang pancang dapat membantu meneruskan beban bangunan di atas
permukaan air secara merata.
h) Menjadikan struktur yang dibangun diatasnya lebih stabil dan tidak akan banyak terpengaruh oleh apapun, termasuk air,
yang berada di dalam tanah.

Apabila dilihat dari sisi bentuknya, pondasi tiang panjang memiliki rupa yang serupa, yakni silinder atau persegi panjang. Untuk
jenisnya sendiri, pondasi satu ini terdiri dari beberapa enis yang dapat Pins sesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi bangunan itu
sendiri. Adapun jenis – jenis pondasi tiang Panjang :

a) Concrete Pile
Tiang pancang beton, atau dikenal concrete pile adalah salah satu jenis yang paling sering digunakan oleh para
kontraktor. Pondasi ini terbuat dari bahan utama yaitu beton yang sudah dicor pada sebuah tempat tertentu. Biasanya,
tiang pancang beton sudah dibuat di pabrik dan langsung ditancapkan di area konstruksi dengan mudah. Pins dapat
memilih bentuk silnder, persegi panjang, dan kotak.

b) Steel Pile
Selanjutnya ada tiang pancang yang terbuat dari baja atau disebut steel pile. Menurut pemakaiannya, rongga tiang
pancang baja ini akan diisi beton terlebih dahulu sehingga strukturnya menjadi lebih kokoh. Jenis satu ini juga cukup
sering ditemukan pada bangunan, baik berukuran kecil maupun besar. Selain kokoh, baja juga dikenal memiliki
kemampuan meredam guncangan yang ada dari dalam tanah lebih baik.

c) Wood Pile
Pondasi tiang pancang kayu adalah bentuk tiang pancang yang paling tradisional sehingga dapat Pins temukan di rumah-
rumah adat padat di Indonesia. Kayu yang dipakai merupakan jenis yang terbaik. Kayu yang dipilih memiliki
karakteristik yang keras dan tahan terhadap pelapukan. Selain itu, kemampuannya terhadap perubahan cuaca dan
perubahan struktur juga sangatlah baik. Jadi, walaupun penyangganya terbuat dari kayu tetapi dapat awet sampai ratusan
tahun.

d) Composite Pile
Terakhir ada tiang pancang dengan jenis komposit. Umumnya, material ini berdaya tahan tinggi dengan menggunakan
material campuran yang telah dirancang supaya tahan terhadap perubahan suhu maupun struktur kimiawi tanah.

Dibandingkan jenis lainnya, biaya pembuatan tiang pancang berbahan komposit umumnya lebih mahal sehingga biasanya
diterapkan pada bangunan berukuran besar. Alasan utama mengapa banyak orang memilih pondasi tiang pancang adalah karena
kokoh dan tahan lama. Selain itu, ada beberapa kelebihan lain dari pondasi satu ini, yaitu :

a. Pemancangan mudah sehingga tidak membutuhkan pengawasan berlebih.


b. Kualitas dan mutu terjamin.
c. Pins dapat melakukan precasting sehingga dapat menyesuaikan dengan spesifikasi bangunan.
d. Tersedia variasi ukuran dan bentuk yang dapat sesuaikan sendiri.
e. Struktur bangunan akan berubah menjadi kuat secara drastis jika dibangun pada tanah yang labil.
f. Cocok untuk tanah yang terdapat aliran drainase bertekanan lantaran tidak membutuhkan pengeboran yang dalam.
g. Cocok pada daerah tepi pantai karena struktur bangunan akan menjadi sangat kokoh dan kuat terhadap erosi air laut.
Adapun kekurangannya yaitu:

a. Supaya dapat menahan guncangan, Pins akan memerlukan kekuatan tambahan dari beton precast.
b. Pembuatannya harus dilakukan oleh ahlinya karena membutuhkan perencanaan dan penghitungan matematis yang tepat
agar tidak terjadi kerusakan struktural.
c. Membutuhkan berbagai peralatan berat untuk proses pemasangan tiang pancang.
d. Pemasangan menghasilkan guncangan yang sangat keras sehingga mempengaruhi kondisi struktur bangunan yang ada di
sekitarnya.
e. Pemasangan memerlukan waktu yang lama.
f. Jumlah dan ukuran panjang tiang pancang yang diperlukan untuk ditanam pada tanah harus menyesuaikan dengan kondisi
struktur dari tanah.
2. Pondasi Bor Pile
Pondasi bored pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah lebih dahulu. Jenis pondasi
bored pile banyak digunakan pada proyek konstruksi. Pelaksanaan pondasi bored pile yang dipilih disesuaikan dengan jenis
tanah, kondisi medan serta metode konstruksi yang terpilih.
Secara umum, fungsi pondasi bored pile adalah sebagai dasar tapak suatu bangunan. Dibandingkan jenis lainnya, pondasi bored
pile cukup memungkinkan untuk menopang beban yang lebih berat dengan karakteristik yang dimiliki. Bored pile sejauh ini
menjadi pilihan yang tepat untuk menahan agar tiang tidak bergeser
Perbedaan yang mendasar dari segi metode pelaksaanaan salah satunya yaitu jika pada pondasi bored pile dengan cara mengebor
dahulu kemudian memasukan tulangan lalu selanjutnya di cor sedangkan pada driven pile langsung tiang pancang di pancang
menggunakan alat pancang sampai menemui tanah keras.

Tahapan pelaksanaan pondasi bore pile. Pondasi bore pile merupakan salah satu jenis pondasi dalam. Berbentuk tabung yang
berisi beton bertulang dengan diameter tertentu yang ditanam didalam tanah. Dengan metode pengeboran sampai kedalaman
dengan kekerasan tanah yang dibutuhkan. Pondasi Bore Pile dibutuhkan apabila kondisi tanah dasar lokasi pembanguanan tidak
mempunyai daya dukung yang baik untuk memikul berat bangunan. Bore pile memiliki fungsi yang sama dengan pondasi tiang
pancang, yang membedakan adalah pada cara pembuatan pondasi tersebut.

a. Pelaksanaan Kerja Pengeboran


Penentuan ukuran casing dan gantungan (stopping) untuk setiap lubang bor merupakan langkah pertama yang dilakukan
sebelum memulai pengeboran. Ukuran temporary casing ditentukan bergantung pada kondisi tanah pada masing-masing
lubang. Biasanya casing dengan panjang 6 meter digunakan pada lubang yang tanahnya memiliki kelongsoran yang
cukup dalam, sedangkan casing dengan panjang 4 meter digunakan untuk lubang yang tanahnya mengalami kelongsoran
yang cukup dangkal. Kegunaan lain dari temporary casing yaitu mempermudah operator mesin bor menyesuaikan posisi
mesin bor terhadap titik yang akan di bor.
Ukuran gantungan (stopping) berguna untuk menyesuaikan posisi tulangan terutama untuk pengeboran yang kedalamnya
jauh dibawah permukaan tanah. Sehingga tulangan pondasi sesuai yang diharapkan tidak jatuh kebawah dan tidak terlalu
naik ke atas. Setelah menentukan ukuran casing dan gantungan (stopping) pelaksanaan pengeboran berlanjut ke tahap
berikutnya:

 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan tahap penetuan titik-titik bor. Penentuan titik bor berdasarkan gambar denah
pondasi yang telah direncanakan, surveyor menentukan titik yang akan di bor sesuai dengan arahan dari
pelaksana. Selain ditentukannya titik bor, ditentukan pula titik bantu yang berguna untuk pemasangan temporary
casing pada pengeboran dengan alat boring. Titik bantu ini biasanya sebanyak 4 titik dengan jarak 1 meter dari
titik bor yang posisinya tegak lurus satu sama lain.

 Pekerjaan Persiapan Pengeboran


Setelah penentuan titik bor, pelaksana dan operator mesin bor melakukan pemeriksaan pada tanah sekitar titik bor
untuk kemudian dipasang landasan (plat) untuk tempat berpijak mesin bor. Landasan (plat) juga berfungsi untuk
meratakan tanah dari elevasi tanah yang beragam. Sedangkan pada RCD, plat dipasang sebelum alat diletakkan di
atas daerah yang akan di Bor. Kemudian dilakukan pemindahan mesin bor dan perlengkapan bor seperti auger
bucket, cleaning bucket, dan lainnya ke tempat yang telah direncanakan. Setelah itu dilakukan penyesuaian posisi
mesin bor agar posisinya horizontal. Untuk mengetahui posisi horizontal tersebut biasanya digunakan waterpass
pada bagian body crane dekat mesin bor.

 Pengeboran Awal
Pada tahap pengeboran awal seharusnya mata bor yang digunakan adalah auger dan pengeboran lebih dalam
dilanjut dengan drilling pucket. Namun dengan pertimbangan waktu pergantian helical auger dengan auger
bucket membuthkan waktu yang cukup lama, sehingga digunakan langsung Driling pucket saja dari awal
pengeboran. Pengeboran awal ini dilakukan hingga kedalaman 2 meter dan harus dilakukan dengan teliti dan hati-
hati. Lubang yang di bor tidak boleh miring agar didapatkan hasil lubang bor yang sesuai rencana. Sebagai
pemandu operator untuk mengetahui posisi titik bor digunakan alat koordinat yang biasanya terdapat pada mesin
bor. Untuk mengetahui posisi mesin bor sendiri biasanya operator menggunakan titik bantu yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Sehingga ketika badan mesin bor berputar untuk membuang tanah hasil pengeboran,
mesin bor dapat kembali ke tempat awal.

 Pemasangan Temporary Casing


Setelah dilakukan pengeboran awal, kemudian dilakukan pemasangantemporary casing dengan bantuan crane
untuk menyesuaikan posisi casingtersebut. Temporary casing ini dilengkapi dengan dua lubang pada kiri dan
kanannya yang berfungsi sebagai tempat pengait crane masuk.

 Pengeboran Lanjutan
Pengeboran lanjutan sesuai perencanaan pada gambar. Setelah temporary casing dipasang, kemudian pengeboran
dilanjutkan hingga kedalam yang sesuai rencana atau pengeboran hingga mencapai tanah keras.

b. Pelaksanaan Kerja Pembuatan Keranjang Besi


Pengerjaan pembuatan keranjang besi untuk tulangan bore pile meliputi 3 langkah pekerjaan, sebagai berikut:

 Pembuatan Besi Spiral


Pada pembuatan tulangan besi spiral pembengkokan menggunakan 2 cara, yaitu dengan menggunakan alat bantu
manual berupa roller dan menggunakan alat tekuk elektris. Jika besi spiral yang digunakan memiliki diameter
tulangan besi spiral lebih kecil dari 13 mm maka pembengkokan menggunakan alat bantu roller dengan
menggunakan tenaga manusia., Jika diameter tulangan besi spiral lebih besar dari 13 mm maka digunakan alat
bantu mesin tekuk elektris dengan operator mesin professional.

 Pembuatan Concrete Spacer


Concrete spacer biasanya dibuat dengan menggunakan cetakan yang sesuai dengan ukuran diameter tulangan
yang digunakan, atau lebih besar dari diameter tulangan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses
pengerjaan pemasangan tulangan.

 Pembuatan Keranjang Besi


Keranjang besi berguna sebagai tulangan dari Bore Pile yang dibuat dengan diameter dan jumlah besi tulangan
utama. Jarak besi spiral sesuai dengan gambar rencana untuk masing-masing tiang bor. Pengikat antara besi utama
dengan besi spiral menggunakan kawat beton (bendrat). Pembuatan keranjang besi dimulai dari pemasangan
concrete spacer dengan jarak maksimum umumnya 3 meter dan jumlah per lingkaran minimum 3 buah. Sebagai
upaya perkuatan dilakukan pengelasan pada keranjang besi. Pada bagian tulangan utama dengan tulangan spiral
dilakukan pengelasan agar ketika diangkat dengan crane dan di pasangkan pada lubang hingga cut of level
keranjang tidak hancur. Keranjang besi yang sudah jadi kemudian diperkirakan titik angkatnya, kurang lebih 1/3
dari panjang keranjang besi tersebut. Selanjutnya keranjang besi diangkat menggunakan crane dan disimpan
ditempat penyimpanan untuk kemudian digunakan pada instalasi keranjang besi.

c. Pelaksanaan Kerja Instalasi Keranjang Besi


Pengerjaan instalasi keranjang besi Bore Pile meliputi dua tahap pekerjaan, adapun pengerjaannya sebagai berikut:

 Pekerjaan Persiapan
Persiapan yang dilakukan meliputi pengecekan bagian-bagian keranjang besi yang akan di instalasi pada lubang
bor. Seperti ikatan keranjang besi yang telah dibuat antara tulangan utama dan tulangan spiral, concrete spacer,
dan penggantung (stopping) yang disesuaikan dengan ukuran cut of level pada gambar desain. Setelah pengecekan
selesai, keranjang besi di pindahkan ke dekat lubang bor dan diletakkan diatans sebuah tumpuan yang menjadikan
keranjang besi tidak menyentuh tanah. Pengangkatan keranjang besi pun harus teliti agar mengurangi deformasi
yang terjadi sehingga mempermudah proses instalasi.

 Instalasi Keranjang Besi


Apabila keranjang besi lebih dari 12 meter untuk mempermudah pekerjaan dibuat menjadi dua sesi. Dengan
menggunakan crane keranjang besi pertama dimasukkan terlebih dahulu ke dalam lubang bor. Dengan kedalaman
tertentu dengan cara mengaitkan seling dan shackle pada titik angkat keranjang besi yang telah diperhitungkan
bebannya sebelumnya. Setelah keranjang besi pertama masuk kedalam lubang, kemudian diganjal dengan cara di
kaitkan pada casing. Langkah berikutnya mengangkat bagian keranjang besi berikutnya dengan menggunakan
crane dan diletakkan diatas keranjang besi pertama yang telah diganjal sebelumnya. Kemudian dilakukan
penyambungan antara keranjang besi pertama dan keranjang besi kedua dengan menggunakan las. Setelah kedua
keranjang besi tersambung, keranjang besi kemudian diturunkan kembali hingga mencapai kedalaman rencana,
lalu bagian atas keranjang besi dikaitkan kembali dengan casing yang berguna untuk menahan keranjang besi
pada kedalaman yang diinginkan untuk selanjutnya dilakukan pengerjaan pengecoran.

d. Pelaksanaan Kerja Pengecoran


Pengerjaan pengecoran Bore Pile meliputi 4 langkah pekerjaan sebagai berikut:

 Pekerjaan Persiapan
Persiapan yang diperlukan yaitu menyiapkan rute jalan masuk untuk truk mixerbeton hingga lubang bor yang akan
dicor dengan mengacu pada gambar situasi lubang yang telah dibuat sebelumnya. Dasar lintasan harus kuat untuk
menampung truk mixer beserta beton readymix, serta apabila diperlukan dapat menggunakan landasan plat.
Pembuatan galian untuk menampung air tanah yang bercampur dengan lumpur yang keluar saat pengecoran
dilaksanakan.Hal ini perlu dilakukan agar air dapat teraliri dengan baik menuju saluran drainase utama. Persiapan
alat yang akan digunakan untuk pengecoran pun harus dilakukan seperti penyiapan pipa tremie. Supaya beton
segar dapat mengalir dengan baik pada lubang bor yang akan di cor, juga persiapan baut pengunci crane agar saat
pengangkatan dan penyambungan pipa tremie lebih efisien waktu. Slump test perlu dilakukan sebelum pengecoran
dimulai, agar spesifikasi beton sesuai dengan yang diinginkan, pada proyek Thamrin Nine Development ini
nilaislump test yang di rencanakan yaitu 18 ± 2 cm.

 Instalasi Pipa Tremie


Pemasangan pipa tremie harus dilakukan dengan teliti dan sedemikian rupa agar mencapai kedalaman tanah yang
direncanakan. Sebuah pipa tremiememiliki panjang 3 meter sehingga perlu disambung beberapa pipa tremie untuk
mencapaik kedalaman rencana. Perlu di perhatikan untuk sambungan pipa tremie harus kedap air agar beton yang
akan di cor mengalir di pipa dengan baik.

 Pengecoran
Setelah tremie telah dipasang pasa lubang bor, sebelum memulai pengecoran pada tiap truk mixer beton diambil
sampel terlebih dahulu sebanyak 3 sampel yang dicetak pada setakan silinder, yang nantinya sampel ini akan di
test kuat tekannya. Tahap awal penuangan beton kedalam tremie dilakukan dengan kontinyu dan cepat dengan
menarik tuas pada truk mixer sehingga beton ready mix keluar dari corong lintasan. Penuangan beton dilakukan
dengan cepat bertujuan agar beton yang pertama masuk dapat mendorong kotoran-kotoran lumpur keluar.Selama
penuangan beton pipa tremie tidak boleh bergeser naik turun, kecuali ketika tahap akhir pengecoran. Selama
pengecoran ujung bawah pipa tremie harus terbenam dalam beton di dalam lubang bor, minimal 1,5 m dan
maksimal 6 meter, bila pipa tremieterbenam lebih dari 6 meter, maka dilakukan pemotongan pipa tremie.
Pengecoran dilakukan hingga beton mencapai cut of level (COL) dan ditambah dengan toleransi yang telah
disepakati sebelumnya yaitu sekitar 1 meter.

 Pencabutan Temporary Casing


Setelah pengecoran selesai, dilakukan pencabutan casing sementara (temporary casing) dengan cara mengaitkan
lubang pada kedua sisi casingdengan pengunci pada crane, kemudian diangkat dengan hati-hati agar posisicasingi
tidak miring saat dicabut, dan proses pengecoran Bore Pile pun selesai.

Anda mungkin juga menyukai