Anda di halaman 1dari 14

STRUKTUR KONSTRUKSI DAN SISTEM BANGUNAN 2

(SKSB 2)
11.18 ardito anggit
Pada kuliah SKSB 2 kita di berikan tugas besar rumah tinggal 2 lantai dimana konstriksi yg
paling penting adalah Pondasi Footplate , Kolom dan balok struktur , Plat lantai, Tangga, dan
Kuda-kuda bentang lebih dari 9 meter . Berikut beberapa detail Konstruksi .

Gambar di atas _DETAIL KOLOM BALOK STRUKTURE

Gambar di atas _ PLATE LANTAI .

Gambar di atas _ DETAIL TANGGA

DETAIL KUDA-KUDA 9 METER


JENIS PONDASI UNTUK BANGUNAN RUMAH TINGGAL
1. Tentang pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan
bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang
cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Pondasi merupakan dasar rumah yang harus ada, karena tanpa pondasi rumah tidak akan kuat
dan kokoh sehingga jadi tidak aman jika ditempati. Setiap rumah bisa memerlukan system
pondasi yang berbeda-beda, bergantung pada kondisi tanah dasarnya.
Hal yang mempengaruhi besr kecilnya biaya pembuatan pondasi yaitu galian tanah, (volume dan
jenis tanah) harga bahan, pengangkutan dan upah krja.
Ada beberapa macam jenis pondasi yang bisa digunakan untuk rumah yaitu :
a. Pondasi umpak/setempat
Umumnya dipakai pada bangunan sederhana yang terbuat dari rangka kayu dengan dindin dari
papan.
Pondasi umpak terbuat dari bahan-bahan sebagai berikut :
Pasangan batu yang disusun meningkat
Pasangan batu kali

Cor beton tidaak bertulang


Batu alam yang dibuat menjadi umpak
Untuk lebih jelasnya bisa melihat gambar berikut ini :

b. Pondasi menerus
Pondasi menerus biasa di gunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada bangunan
rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/ beban bangunan umumnya dipikul oleh
dinding dan diteruskan ke tanah melelui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan.
Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dinding setengah bata cukup diletakan
pada kedalaman 60 80 cm, sedang konstruksi pondasi cukup dari pasangan batu kali, lebar
dasar pondasi umumnya tidak kurang dari dua setengah kali tebal tembok.

Di atas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi sebagai balok
pengikat
dan
juga
dapat
meratakan
beban
dinding.
Untuk dinding yang memikul beban agak berat atau karena daya dukung tanah kecil, digunakan
pondasi
jalur
pelat
beton.
Untuk menambah ketahan bangunan terhadap gempa, pondasi sebaiknya dibuat menerus
sekeliling bangunan tanpa terputus, juga untuk pondasi dinding penyekat dibuat menerus agar
lebih kaku/kokoh.

c.

Pondasi telapak/setempat
Pondasi Telapak, dibuat dari bahan konstruksi beton bertulang dengan bentuk plat persegi.
Pondasi telapak ini juga disebut dengan voetplat.

2. Jenis Bahan Pondasi

Jenis bahan Pondasi yaitu pasir, semen/pc, dan batu. Pasir dan semen adalah bahan dasar
membuat bangunan sedangkan batu merupakan bahan intinya. Jenis batu yang digunakan adalah
batu bulat, batu belah, batu karang dan batu blondos.
a. Batu Bulat
Batu bulat merupakan bahan yang banyak ditemui hampir disemua daerah di Indonesia. Batu
bulat berasaldaribatu kali/sungai dan gunung.
Cirri-cirinya bentuknya bulay berwarna abu-abu agak kehitaman. Batu bulat yang baik untuk
pondasi adalah yang tidak terlalu besar, cukup keras, bersih dan tidak memperlihatkan tandatanda lapuk. Kelemahan batu bulat ini adalah karena bentuknya bulat menyebabkan tidak akan
saling mencengkeram satu dengan yang lainnya ketika dipasang.

b. Batu Belah
Batu belah berasal dari batu bulat berukuran besar kemudian di pecah menjadi bongkahanbongkahan lebih kecil. Batu belah merupakan batu yang sangat baik untuk pondasi menerus dan
pondasi umpak. Batu belah yang baik harus keras, padat bersih dan tidak lapuk.

c.

Batu karang
Batu karang berwarna putih atau kuning muda. Batu ini berasal dari laut dan pantai. Batu karang
yang baik mempunyai kepadatan pada patahannya, kuat, keras dan bersih tnpa garis-garis
pelapukan. Pada saat pemasangan batu karang harus dipilih yang sudah dibelah-belah agar satu
sama lainya dapat mengikat.

d. Batu blondos
Batu ini asanya dari batu bulat yaitu dari kali(sungai) dan gunung. Hanya saja bentuknya hanya
sekepal tangan dewasa. Batu ini disebut juga batu kosongan. Batu blondos berwarna hitam dan
keabu-abuan. Dan digunakan untuk lapisan aanstamping pada pondasi menerus dan pondasi
setempat(umpak). Batu blondos yang baik harus kuat,atu blondos yang baik harus kuat,keras,
bersih dan tidak lapuk.

Menentukan Jenis Pondasi Bangunan Yang Tepat


Home biaya pondasi rumah cara membuat pondasi rumah gambar pondasi jenis
jenis pondasi kedalaman pondasi rumah pondasi pondasi rumah 2 lantai pondasi
rumah tingkat pondasi rumah yan g kuat rencana pondasi Menentukan Jenis Pondasi
Bangunan Yang Tepat

Menentukan Jenis Pondasi Bangunan Yang Tepat


Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas
ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya.
Pondasi merupakan bagian utama dari sebuah bangunan, tanpa adanya pondasi
yang kokoh bangunan tak akan kuat serta tidak aman untuk ditempati.
Setiap konstruksi bangunan rumah bukan berarti memiliki tipe atau jenis pondasi
yang sama, Anda perlu memilih / menentukan jenis pondasi atau tipe pondasi yang
tepat dan cocok untuk bangunan anda, misalnya pondasi rumah 2 lantai berbeda
kedalaman atau jenis pondasi yang digunakan untuk bangunan 3 lantai.
Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus
diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :
A. Jumlah lantai yang akan di bangun, misalnya:
Pada bangunan sederhana atau rumah 1 lantai bisa digunakan pondasi dangkal
yaitu pondasi batu kali atau telapak tetapi apabila bangunan berdiri diatas tanah
lunak / tanah urug alangkah baik dan aman bila pondasi diletakkan pada tanah
padat / bisa digunakan pondasi strauss pile dengan kedalaman 3 meter
( menyesuaikan kondisi tanah ) .

Pondasi rumah 2 lantai atau 3 lantai bisa digunakan Pondasi strauss pile atau
bor pondasi manual, metode ini di era sekarang banyak sekali digunakan untuk
pondasi rumah 2 lantai atau pondasi rumah bertingkat dikarenakan biaya yang
dikeluarkan sebanding dengan fungsi dari pondasi strauss pile itu sendiri.
pondasi strauss pile bertumpu ditanah dalam sehingga resiko penurunan bangunan
yang biasanya mengakibatkan dinding retak dapat diminimalisir.

Pada bangunan 3 lantai atau lebih, bisa digunakan pondasi dalam yaitu bor pile
atau tiang pancang, Tapi apabila lokasi tidak memungkinkan menggunakan kedua
metode tersebut maka alternatifnya bisa digunakan metode strauss pile.

B. Jenis tanah sekitar, ini perlu diketahui mengenai kondisi ketahanan tanah
terhadap beban. Apabila kondisi tanah lunak yang artinya mempunyai daya dukung
sangat rendah maka pondasi bangunan harus direncanakan secara khusus demi
kestabilan pondasi tersebut.
Misalnya kondisi tanah di utara Jakarta berbeda dengan selatan Jakarta, di selatan
Jakarta tanah dibagian atas didominasi oleh tanah hasil produk vulkanik baik yang
sudah ditransportasikan oleh air maupun yang belum, ditandai dengan tanah
lempung berwarna coklat kemerahan dan banyak dipakai sebagai tanah urugan. Di
utara Jakarta, tidak ada ciri yang sama untuk tanah bagian atas karena merupakan
tanah urugan diatas tanah dasar yang lunak berupa marine clay.

Artikel lengkapnya >>>


https://irawanfirmansyah.wordpress.com/2011/07/08/kondisi-tanah-di-jakarta/
C. Lokasi sekitar proyek, rencana proyek ada di daerah padat perumahan dan
akses kelokasi jalan sempit, hal ini pula harus diperhatikan karena tidak
memungkinkan bila lokasi berada di tempat tersebut dikerjakan dengan alat berat
yang dapat mengganggu lingkungan setempat.
D. Waktu dan biaya pekerjaan pondasi, Setiap jenis pondasi jumlah biaya dan
lama pengerjaan berbeda, sebagai contoh misalnya pondasi rumah 3 lantai di
daerah jakarta utara dengan rencana mengunakan pondasi dalam hingga
kedalaman 9 meter dengan diameter pondasi 30 cm.
Alternatif pelaksanaannya ada 3 metode yaitu pondasi tiang pancang hidrolik, bor
pile mesin mini crane dan strauss pile dari ketiga jenis pondasi tersebut mana yang
lebih efisien dari segi waktu dan biaya? Berikut ini ulasannya:
- Pondasi tiang pancang : Harga lebih murah dari pada pondasi bor pile mesin mini
dan lebih mahal daripada pondasi strauss pile, pelaksanaan lebih cepat daripada
bor pile mesin mini dan lebih lambat dibandingkan dengan strauss pile.
Kekurangannya adalah :
1. Membutuhkan area cukup luas untuk manuver alat dan drop material
2. Dapat menggangu pondasi sekitar proyek.

- Pondasi bor pile mesin mini : Biaya lebih mahal dari pada pondasi tiang pancang
dan strauss pile, pelaksanaannya relatif lebih lama daripada pondasi tiang pacang
dan pondasi strauss pile. Dibutuhkan air yang cukup banyak untuk pelaksanaannya.
Kekurangannya adalah :
1. Lokasi menjadi becek karena lumpur.
2. Pengerjaannya lebih lama daripada strauss pile dan tiang pancang.

- Pondasi strauss pile : Biaya lebih murah daripada pondasi tiang pancang dan bor
pile mesin serta pelaksanannya lebih cepat karena jumlah set alat mudah
disesuaikan dengan kondisi lapangan, tapi kedalaman pengeboran hanya bisa
mengerjakan di kondisi tanah lunak. Kekurangannya adalah :
1. Pilihan diameter terbatas 20 cm, 25 cm dan 30 cm.

2. Hanya mampu mengerjakan dikondisi tanah lunak.


Pohon Peneduh taman kota atau komplek perumahan

Pohon ini biasanya ditanam di pusat


aktifitas sosial warga, khususnya pada hari libur seperti di taman kota, alun-alun
atau lapangan komplek perumahan. Dengan adanya pohon besar dengan tajuk
yang sangat luas untuk menutupi panas, maka akan terasa udara yang sejuk
sehingga menstimulasinya warganya untuk betah bersosialisasi di Ruang Terbuka
Hijau. Selain itu, jenis pohon ini mempunyai karakteristik akar yang sangat kuat dan
menghujam ke dalam tanah dan menyebar di permukaan tanah sehingga dapat
menyerap dan menyimpan air dalam jumlah besar. Pohon-pohon jenis ini tidak
cocok untuk ditanam di trotoar jalan yang sempit atau halaman rumah yang kecil
karena perakarannya dapat merusak lantai dan tembok.
Ciri-ciri jenis pohon peneduh raksasa ini adalah
1. Rimbun atau rindang.
2. Tajuk luas atau mampu menutupi area yang luas.
3. Perawatan mudah, dapat tumbuh ditanah yang padat dan keras.
4. Akar sangat kuat, dalam dan menyebar untuk menyerap dan menyimpan air.
Dari hasil melihat-lihat pepohonan dan membaca literatur di internet, maka dipilih
pohon-pohon berikut ini:

1. Pohon Flamboyan : Pohon ini masa berbunganya memang tergolong jarang,


sekali dalam setahun. Persisnya terjadi pada masa pancaroba, peralihan dari musim
kemarau ke musim hujan. Saat itulah, bunganya bermekaran. Namun, karena
tampilannya yang luar biasa menawan, orang selalu menanti dan merindukan
kehadiran bunganya. Namun demikian, ukuran pohon ini tidak sebesar pohon ke-2
dan ke-3.

2. Pohon Trembesi (Gambar paling atas) : Pohon ini tergolong pohon raksasa dan
banyak dijumpai di Indonesia. Saya pernah melihatnya di Istana Negara jalan
merdeka utara dan menurut informasi pohon ini sudah ratusan tahun karena pohon
ditanam 9 tahun sebelum istana negara di bangun oleh Belanda pada tahun 1870.
Pohon ini juga bisa anda lihat di jalan Dago, di depan SMAK Dago dan SMA Negeri 1
Bandung (bukan yang pohon beringinnya, bisa dibedakan dari bentuk batang dan
rantingnya yang melebar ke samping). Pohon ini disebut juga sebagai pohon Ki
Hujan.
Kalo di perbatasan kota Surabaya - Gresik, Sewaktu saya kecil, pohon ini sering
saya jumpai di sekitar telaga (danau kecil) karena di daerah sana , tidak ada air
tawar maupun PAM, semua air sumur asin (kadang payau) sehingga tidak nyaman
untuk dibuat mandi. Penduduk asli pada jaman dahulu, membuat telaga-telaga
untuk menampung air hujan sebagai persediaan pada saat musim kemarau.
Pohon ini menurut penelitian (nanti ada blognya), merupakan pohon yang mampu
menyerap CO2 48x lebih banyak di banding pohon-pohon lain seperti pohon
beringin, mahoni, angsana dan lainnya. Jadi menanam 1 pohon ini = 48x menanam
pohon lainnya dilihat dari sisi penyerapan CO2.

3. Pohon Beringin : Pohon ini dianggap keramat di beberapa negara dan tempat
karena ukurannya yang besar, rimbun dan terdapat akar-akar gantung yang
bermunculan sehingga memunculkan kesan angker. Pohon ini banyak saya jumpai
di alun-alun kota-kota di Jawa seperti Malang, Jogjakarta dan di tempat peribadatan
umat hindu di Bali.

Silakan anda diskusikan dengan warga anda di komplek perumahan untuk memilih
salah satu dari pohon yang saya sebutkan tadi, dan mari kita berkontribusi
menciptakan bumi yang lebih sejuk, mengurangi polusi dan gas rumah kaca, serta
menyimpan cadangan air tanah. Save the earth !

Anda mungkin juga menyukai