BAHAN BETON
Beton adalah bahan bangunan/konstruksi berupa batu batuan yang homogen yang diperoleh dari
campuran 3 bahan dasar yaitu:
1. Semen Portland sebagai bahan pengikat hidrolis
2. Air sebagai bahan pereaksi pengikatan
3. Batuan/Agregat sebagai bahan pengisi (filler) dan Penguat (strengter) yang meliputi
agregat kasar (Coarse Agregate) dan Agregat Halus (Fine Agregate)
4. Bahan tambahan (Additive) atau Bahan Campuran (Admixture) yang tidak menurunkan
mutu beton sesuai dengan kebutuhan konstruksi (Opsi)
Syarat-syarat:
– Agregat untuk beton adalah butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dengan
ukuran 0.075 - 150 mm.
– Agregat yang digunakan berupa coarse agregate (kerikil) dan coarse sand (pasir kasar).
– Agregat merupakan bahan penguat dan pengisi serta menempati sekitar 75% dari volume
beton.
– Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
– Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organis
– Angka kehalusan antara 2-3,2
– Agregat kasar adalah kerikil dengan ukuran butirannya 5-150mm.
– Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat keringnya.
– Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang merusak beton seperti zat yang relatif
alkali
– SEMEN PORTLAND
– Semen portland terbagi dalam 5 jenis yaitu:
– Tipe I untuk konstruksi umum
– Tipe II untuk konstruksi secara umum terutama bila disyaratkan agak tahan terhadap sulfat
dan panas hidrasi yang sedang.
– Tipe III untuk konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi
– Tipe IV untuk konstruksi yang menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah
– Tipe V untuk konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat
– AIR
– Air yang digunakan sebagai bahan pereaksi dalam campuran beton dan perawatannya
harus bebas dari minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organis
– PH normal (6,8-7)
Pondasi
Pengertian pondasi adalah suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang
bangunan dan meneruskan beban bangunan diatasnya (upper structure) ke lapisan tanah yang
cukup kuat daya dukungnya.
Bahan Pondasi
1. Bata
● Kurang ideal, sebab bahan lunak dan berporos
● Digunakan untuk pembebanan yang ringan atau bangunan sementara
● Sebaiknya tidak pda lapisan tanah yang berair
2. Batu Kali
● Cukup baik, asalkan susunan batu harus tersusun dengan benar dan kompak
● Untuk pondasi bangunan permanen berlantai 1/2/3
● Kekokohan landasan dapat agak lunak hingga sedang, tergantung besarnya beban
bangunan.
4. Beton bertulang
● Sangat ideal digunakan karena bahan yang padat, kompak, dan kedap air.
● Dapat diperhitungkan untuk menahan beban tarik
● Perlu perhatian dalam pembuatannya dan kualitas betonnya (perlu lt kerja untuk peletakan
tulangan besi) perbandingannya 1PC: 3PS: 5KR
Jenis-Jenis Pondasi
Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas 2 bagian yaitu pondasi dangkal (shallow foundation)
dan pondasi dalam (deep foundation), tergantung dari letak tanah kernya dan perbandingan
kedalaman dengan lebar pondasi. Pondasi dangkal kedalamannya kurang atau sama dengan
lebar pondasi dan dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan permukaan
tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh dari permukaan
tanah.
● Pondasi telapak/Footplat
Pemasangan di kedalaman 50cm hingga 2meter dari permukaan tanah, tapi jika lapisan tanah
kerasnya terletak di kedalaman lebih dari 2 meter baiknya dibantu dengan pondasi strauss pile.
Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan diatas tanah lembek.
Pondasi terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat dibawah kolom/tiang.
Pondasi ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu kali.
- Kelebihan :
1. Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya
2. Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)
3. Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal daripada
pondasi batu belah.
- Kekurangan :
1. Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
2. Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur
beton).
3. Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
4. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
5. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian
tanah.
Kelebihan :
1. Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.
2. Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom
strukturnya.
3. Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi batu belah,
baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti gempa, angin,
ledakan dan lain-lain
- Kekurangan :
1. Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
2. Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur
beton).
3. Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
4. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
5. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian
tanah.
Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat
beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Pondasi ini memamfaatkan tanah sebagai
bagian dari struktur pondasi itu sendiri. Pondasi Sarang Laba-Laba dapat dilaksanakan pada
bangunan 2 hingga 8 lantai yang didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan
pada tanah dengan daya dukung tinggi, bisa digunakan pada bangunan lebih dari 8 lantai.
2. Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan didalampermukaan tanah dengan kedalam
tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi
permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di
bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang
pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi.Pondasi dalam dapat
digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang
tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur bangunan sehingga
jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari.
● Pondasi sumuran