BANGUNAN
TINGKAT
RENDAH
PONDASI
• Pengertian Pondasi adalah bagian bangunan yang
menghubungkan bangunan dengan tanah, yang
menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya
sendiri, beban berguna, dan gaya-gaya luar terhadap
bangunan dan meneruskan beban dari atas ke dasar tanah
yang cukup kuat
Pondasi terbagi 3 jenis yaitu:
- Pondasi Dangkal
- Pondasi Menengah
- Pondasi Dalam
PONDASI DANGKAL
• Pondasi dangkal (shallow foundation) ialah jenis pondasi bangunan yang
mentransfer beban ke tanah yang sangat dekat dengan permukaan tanah.
• Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya
kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai
dengan kedalaman kurang dari3 m.
• Pondasi dangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat
dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur yang
didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi, pondasi dangkal
umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk,
seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk , pondasi dangkal juga tidak
cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito
aluvial, dll.
BENTUKAN PONDASI DANGKAL
• Bentuk segi-empat
• Bentuk Trapesium
JENIS-JENIS PONDASI DANGKAL
• Ada pula jenis-jenis pondasi dangkal sebagai berikut:
1. Pondasi tapak (pad foundation)
2. Pondasi jalur/memanjang (Strip Foundations)
3. raft foundation
4. Pondasi Umpak
5. Pondasi plat beton lajur
6. Pondasi Tikar
7. Pondasi Sarang Laba-Laba
PONDASI TAPAK
• Pondasi tapak digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti kolom
struktural. Pondasi ini dapat dibuat dalam bulatan, persegi atau rectangular.
• Jenis pondasi ini biasanya terdiri dari lapisan beton bertulang dan letaknya tepat
dibawah kolom (tiang) dengan kedalaman lebih kurang 1-2m.
• Kelebihan pondasi tapak:
- biaya pondasi ini relatif murah
- dapat digunakan untuk bangunan 1 lantai hingga 4 lantai
proses pengecoran, dilakukan ditempat.
• Kekurangan pondasi tapak:
- Diperlukan waktu untuk menunggu beton kering sesuai umur beton, agar dapat dipindahkan ke
posisi lobang pondasi tapak.
- Waktu pengerjaan pondasi ini harus lebih dini, karena memerlukan waktu pengeringan selama 28
hari agar bisa digunakan.
PONDASI JALUR ATAU MEMANJANG
• Pondasi jalur atau memanjang (biasanya disebut juga pondasi menerus) adalah jenis
pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis,
baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom dimana penempatan
kolom dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban
berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan.
• Pondasi ini biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi
ataupun trapesium. Digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis.
• Biasanya material atau bahan yang digunakan ialah batu pecah, batu kali, cor beton tanpa
tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak
mendukung beban struktural.
• Diatas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi sebagai
balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding. Untuk menambah ketahanan
bangunan terhadap gempa , pondasi sebaiknya dibuat menerus pada sekeliling bangunan
tanpa terputus.
• Contoh persegi memanjang
Tipe ini merupakan tipe yang paling sederhana, hanya berupa concrete slab dengan ketebalan seragam.
Biasanya digunakan apabila beban relatif ringan.
Atau pelat dengan penebalan pada area bawah kolom. Penebalan ini berfungsi untuk melindungi pelat dari
diagonal shear dan momen negatif akibat beban yang relatif besar.
3. Two way beam and slab
Tipe balok dan slab dua arah ini tergolong ekonomis apabila jarak antar kolom cukup besar dan beban yang dipikul
tidak seragam. Cocok digunakan pada tanah yang dapat mengalami penurunan tinggi atau compressible.
Digunakan ketika beban bangunan yang dipikul sangat besar. Pondasi ini juga biasa disebut sebagai pondasi tipe box.
Biasa digunakan sebagai floating foundation. Pondasi ini memanfaatkan basement wall sebagai bagian dari sistem
pondasinya.
6. Piled Raft
Tipe ini paling sering ditemui pada high rise building, merupakan kombinasi antara raft foundation dengan pile.
Penggunaan raft foudation ini biasanya menjadi pertimbangan jika jarak antar pile cap rapat.
• Salah satu kelebihan dari pondasi raft ini adalah apabila terjadi
penurunan tanah (settlement) maka seluruh pondasi turun bersama-
sama sehingga tidak membahayakan bagi bangunan di atasnya.
Berbeda dengan pondasi dalam, apabila terjadi penurunan di salah satu
titik pondasi maka bangunan akan miring dan ambruk.
• Pondasi raft juga bisa dikombinasikan dengan pondasi dalam yaitu
dengan cara di bawah pondasi raft yang terdapat kolom diberi bored
pile. Tujuan pemberian bored pile karena daya dukung tanah tidak
terlalu tinggi. Akibatnya biaya kontruksi menjadi lebih mahal.
PONDASI TIKAR
• Pondasi tikar digunakan untuk
menyebarkan beban dari struktur atas
area yang luas, biasanya dibuat untuk
seluruh area struktur. Pondasi raft
digunakan ketika beban kolom atau
beban structural lainnya berdekatan
dan pondasi pad saling berinteraksi.
• Gabungan antara tiang pancang/bore
pile, pile cap/ poor dan tie beam
diganti dengan sebuah pondasi massif
yang menyatukan seluruh pile cap
atau bore pile yang ada.
• Keuntungan:
1. Penyebaran beban dan gaya merata pada setiap bagian struktur
2. Membuat bagian struktur awet dan tahan lama
3. Mampu mengurangi penurunan setempat bangunan
4. Baik digunakan pada tanah yang memiliki karakteristik lunak atau longgar.
5. Merupakan pondasi penyekat air
• Kekurangan:
1. Membutuhkan pelaksanaan special karena tidak semua kontraktor mampu
melaksanakannya
2. Pelaksanaan biaya konstruksi yang cukup mahal. Karena menggunakan beton.
PONDASI UMPAK
• Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistem dan jenis pondasi ini sampai
sekarang terkadang masih digunakan, tetapi ditopang oleh pondasi batu kali yang berada di dalam
tanah dan sloof sebagai pengikat struktur, serta angkur yang masuk kedalam as umpak kayu atau
umpak batu dari bagian bawah umpaknya atau tiangnya. Pondasi ini membentuk rigitifitas struktur
yang dilunakkan, sehingga sistim membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangan goyangan
yang terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah pada tiang-tiangnya jika
terjadi gempa.
• Pondasi Umpak biasanya terdapat pada rumah adat tradisional, bangunan rumah panggung didaerah
rawa-rawa atau yang terancam banjir, dan bangunan di pegunungan (untuk mengurangi resiko dari
cut and fill).
• FOTO PONDASI UMPAK
• Pondasi Umpak biasanya menggunakan bahan batu kali atau cor beton. Pondasi
umpak dengan konstruksi kayu biasanya keluar dari permukaan tanah agar kayu
tidak terkena tanah secara langsung dikarenakan lembab.
PONDASI PLAT BETON LAJUR
• Pondasi plat beton lajur adalah pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom Pondasi
plat beton lajur sangat kuat, sebab seluruhnya terdiri dari beton bertulang dan harganya lebih murah
dibandingkan dengan pondasi batu kali. Ukuran lebar pondasi lajur ini sama dengan lebar bawah dari
pondasi batu kali, yaitu 70 Cm. Sebab fungsi pondasi plat beton lajur adalah pengganti pondasi batu
kali. berjarak dekat dengan telapak, sisinya berhimpit satu sama lain.
PONDASI SARANG LABA LABA
• Sistem pondasi ini adalah beton bertulang yang menyerupai
sarang laba laba dan tanah yang dipadatkan.
• Sementara itu secara prinsip penerapan fondasi laba-laba ini
ada dua. Pertama adalah memanfaatkan tanah yang hampir
mencapai 90% sebagai bagian dari struktur fondasi. Prinsip
kedua adalah menyatukan beberapa komponen sistem fondasi
menjadi satu kesatuan fungsi yang harmonis dan monolit. Dari
sini maka bila kemudian terjadi penurunan tanah maka akan
berlaku pada keseluruhan bagian konstruksi.
• Penggunaan pelat beton pipih menerus pada KSLL ini menjadi
kaku (rigid) karena ada peranan dari rusk (ribs) tegak tipis yang
relatif tinggi. Rib-rib tegak dan kaku tersebut kemudian diatur
hingga membentuk petak-petak segitiga. Rib ini sendiri dibuat
dari beton bertulang dimana pada rongga di bawah plat
diantara rib akan diisi dengan lapisan perbaikan tanah/pasir
yang dipadatkan lapis demi lapis per 20 cm.
CONTOH BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN
PONDASI DANGKAL
• LLYOD SAINT EXUPERY AIRPORT
Kelebihan Kekurangan
Dapat berdiri diatas tanah yang Material yang dibutuhkan banyak
berair/lembek dan tanah yang kering. sehingga membutuhkan biaya yang
banyak.
• Kerugian :
1. Penggalian dengan tekanan udara membuat biaya pelaksanaan tinggi.
2. Kedalaman penetrasi di bawah air terbatas sampai kedalaman sekitar 40
m atau 400 kPa. Hal ini karena tenaga manusia mempunyai ketahanan
terhadap tekanan udara yang terbatas
3. Kaison apung
Kaison apung atau kaison box merupakan
kaison yang tertutup pada dasarnya. Kaison
tipe inin terbuat dari tipe beton bertulang yang
dicetak di daratan dan peletakkannya dilakukan
dengan mengapungkan kaison tersebut setelah
beton mengeras. Pembenaman kaison ke dalam
air atau tanah yang berair, dilakukan dengan
dengan cara mengisikan, pasir, kerikil, beton
atau air ke dalamnya. Permukaan air harus
diperhitungkan selalu berada pada beberapa
meter di bawah puncak kaison untuk mencegah
air masuk ke dalamnya. Stabilitas pengapungan
dirancang menurut prinsip-prinsip hidrolika.
• Keuntungan :
1. Biaya pelaksanaan rendah.
2. Dapat digunakan bila pembuatan tipe kaison yang lain tidak
memungkinkan
• Kerugian :
1. Tanah dasar halus digali atau ditimbun sampai elevasi yang diinginkan.
2. Tipe ini hanya cocok bila tanah fondasi berada di dekat permukaan tanah.
Penggalian tanahyang terlalu dalam mahal, karena tanah jenuh cenderung
longsor ke dalam lubang galian.
3. Tanah pendukung sering tidak padat, karena pemadatanndi dalam air
sangat sulit.
PONDASI DALAM
• Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah
dengan kedalam tertentu dimana daya dukung dasar pondasi
dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah.
• Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 10 m
di bawah elevasi permukaan tanah.
• Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke
lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu
sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban struktur
bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat
permukaan tanah dapat dihindari.
PONDASI TIANG PANCANG
Tiang pancang saat ini banyak digunakan di Indonesia sebagai pondasi
bangunan, seperti jembatan, gedung bertingkat, pabrik atau gedung-
gedung industri, menara, dermaga, bangunan mesin-mesin berat, dll.
Dimana semuanya merupakan konstruksi-konstruksi yang memiliki dan
menerima beban yang relatif berat. Secara umum pemakaian pondasi
tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar dibawah bangunan
tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya, dan juga bila letak
tanah keras yang memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat
dari beban bangunan diatasnya terletak pada posisi yang sangat dalam.
Dari alasan itulah maka dalam mendesain Pondasi tiang pancang mutlak
diperlukan informasi mengenai : Daya dukung tanah dimana bangunan
akan di dirikan, daya dukung dari tiang pancang itu sendiri (baik single pile
ataupun grup pile), analisa skin negative friction.
UKURAN TIANG PANCANG
Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua,
yaitu :
MINIPILE dan MAXIPILE.
a. Minipile (Ukuran Kecil)
Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan
bertingkat rendah dan tanah relative baik. Ukuran dan kekuatannya
biasanya adalah:
Berbentuk penampang segitiga sama sisi dengan ukuran isi 28 dan 32 cm
Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25 cm
b. Maxipile (Ukuran Besar)
Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang pancang ini
digunkan untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi. Bahkan untuk
ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500 ton.
Jenis / Bahan yang digunakan jenis dan bahannya kita mengenal tiang pancang yang terbuat
dari kayu, Baja, Beton, atau Komposit (perpaduan dari beberapa bahan).