Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PONDASI

1.1 Pendahuluan

Pondasi dalam suatu bangunan konstruksi mempunyai peranan penting


karena berfungsi sebagai penahan atau penopang beban bangunan yg ada
diatasnya untuk diteruskan ke lapisan tanah yang ada dibawahnya. Untuk
menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh, pondasi suatu bangunan harus
direncanakan dengan baik.

Perencanaan dalam pemilihan pondasi suatu bangunan ditentukan


berdasarkan jenis tanah, kekuatan dan daya dukung tanah dan beban bangunan itu
sendiri. Pada tanah yang memiliki daya dukung baik, maka pondasinya juga
membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya labil dan memiliki daya
dukung yang jelek, maka penentuan pondasinya juga harus lebih teliti. Pondasi
suatu konstruksi bangunan harus mampu menahan beban :

1. Beban horizontal/beban geser, seperti beban akibat gaya tekan tanah

2. Beban mati/dead load, atau berat sendiri bangunan

3. Beban hidup/live load, atau beban sesuai fungsi bangunan.

4. Beban gempa

5. Beban angin

6. Gaya angkat air

7. Momen dan torsi

1.2 Persyaratan Perencanaan Pondasi


1. Dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan tipe pondasi
terdapat juga Syarat-syarat umum dari pondasi yaitu :
2. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral
dari bawah pondasi khususnya untuk pondasi telapak dan pondasi rakit.
3. Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman
yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
4. Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau
pergeseran tanah.
5. Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh
bahan berbahaya yang terdapat didalam tanah.
6. Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri
konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
7. Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.
8. Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat
ditolerir dan elemen pondasi dan elemen bangunan atas.
9. Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk
perlindungan lingkungan.

1.3 Pemilihan Pondasi Berdasar Daya Dukung Tanah

1. Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. (misal:
pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
2. Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di
bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang
minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
3. Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang
atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung tahun 1983 adalah sebagai berikut.
1. Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
2. Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
3. Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
4. Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian
secara sederhana. Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg
tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan
tanah keras.
BAB II

MACAM-MACAM PONDASI

Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah


disekitar bangunan, sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah
padat yang mendukung pondasi. Jika terletak pada tanah miring lebih dari 10%,
maka pondasi bangunan tersebut harus dibuat rata atau dibentuk tangga dengan
bagian bawah dan atas rata. Jenis pondasi dibagi menjadi 2, yaitu pondasi dangkal
dan pondasi dalam.

2.1 Pondasi Dangkal


Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah,
umumnya kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai
dengan kedalaman kurang dari 3 m. Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan
yang baku, tetapi merupakan sebagai pedoman. Pada dasarnya,
permukaan pembebanan atau kondisi permukaan lainnya akan mempengaruhi
kapasitas daya dukung pondasi dangkal.

Pondasi dangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup


kuat dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur
yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi, pondasi
dangkal umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat
buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk, pondasi dangkal juga
tidak cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah
deposito aluvial, dll.

Apabila kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B)
kurang dari 4, (Df/B < 4) dan apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah
> 2,0 kg/cm2) relatif dangkal (0,6-2,0 m) maka digunakan pondasi ini. Pondasi
dangkal juga digunakan bila bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar.
Rumah sederhana misalnya. Pondasi ini juga bisa dipakai untuk bangunan umum
lainnya yang berada di atas tanah yang keras.
2.1.1 Pondasi Umpak
Digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup
baik. Biasanya kedalamannya antara 60-80 cm. Lebar bagian atas antara 25-30 cm
dan bagian bawah atau tapaknya 60-80 cm ,dengan lebar tapak sama dengan
tingginya.Bagian badan pondasi dibuat dengan perekat dengan campuran 1 Kp : 1
Sm : 2 Ps atau 1 Pc : 3Ps.
Batu yang di gunakan adalah sebagai berikut.
1. Batu Bata
2. Batu Kali(yang sudah di pecah dengan ukuran yang tidak terlalu kecil)
Fungsi Pondasi Umpak adalah sebagai berikut.
1. Menopang tiang penyangga di atasnya.
2. Pondasi ini membentuk rigitifitas struktur yang dilunakkan, sehingga
sistim membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangan-goyangan yang
terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah pada
tiang-tiangnya jika terjadi gempa besar.
Kelebihan Pondasi Umpak adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaannya mudah
2. Waktu pengerjaan cepat
3. Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
Kekurangan Pondasi Umpak adalah sebagai berikut.
1. Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
2. Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
3. Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.

Pondasi umpak adalah pondasi yang terbuat dari batu, kayu, maupun beton
yang dibentuk bulat, lesung, ataupun kubus. Material tersebut dibuat untuk
menopang tiang penyangga di atasnya. Ciri khas dari pondasi ini adalah tampilan
dan posisi pondasi yang berada diatas tanah bukan berada di dalam tanah. Pondasi
ini dapat terlihat dengan mata telanjang. Pondasi Umpak sering digunakan pada
Bangunan Tradisional jawa, yaitu Rumah Joglo dan Rumah Limasan, pada
warung-warung dan restoran yang bertema lesehan untuk membuat fasilitas-
fasilitas restoran seperti rumah-rumah panggung, gazebo atau saung-saung.
Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistem dan jenis
pondasi ini samapi sekarang terkadang masih digunakan, tetapi ditopang oleh
pondasi batu kali yang berada di dalam tanah dan sloof sebagai pengikat struktur,
serta angkur yang masuk kedalam as umpak kayu atau umpak batu dari bagian
bawah umpaknya atau tiangnya.

Gambar 2.1 Macam-Macam Bentuk Pondasi Umpak


Gambar 2.2 Rancangan Bangun Pondasi Umpak Bertulang Baja

2.1.2 Pondasi Pasangan Batu Kali

Definisi Pondasi Batu Kali adalah Jenis Pondasi yang Strukturnya terbuat
dari Pasangan Batu Kali yang disusun sedemikian rupa sehingga berdiri kokoh
bahkan mampu untuk mendukung beban Dinding Batu Bata Rumah (atau Pagar)
diatasnya. Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah
aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan
lebar tapak lebih kurang sama dengan tingginya.
Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah sebagai berikut.

1. Batu pecah, atau batu kali (batu mangga),


2. Pasir pasang,
3. Semen PC (SP = Semen Portlan).

Fungsi Pondasi Batu Kali adalah sebagai berikut

1. Penyangga beban asal konstruksi dinding yg akan dirancang supaya stabil


dan kokoh,
2. Sebagai pelawan tanah urugan buat peninggian rumah,

Kelebihan Pondasi Batu Kali adalah sebagai berikut

1. Pelaksanaan pondasi mudah,


2. Waktu pengerjaan pondasi relatif lebih cepat,
3. Biaya pelaksanaan relatif lebih murah, jika menggunakan batu kali (batu
mangga),
4. Batu pecah relatif lebih mudah didapat (untuk daerah pulau Jawa).

Kekurangan Pondasi Batu Kali adalah sebagai berikut

1. Pada daerah-daerah tertentu batu pecah susah didapat, tapi dapat diganti
dengan batu kali,
2. Membuat pondasi ini memerlukan cost/biaya besar, apabila menggunakan
batu pecah.
3. Pondasi ini tidak dianjurkan untuk rumah bertingkat 2 atau lebih.

Komposisi Pasangan adalah sebagai berikut

1. Urugan pasir pada bagian bawah pondasi dengan ketebalan 10 cm

2. Pasangan batu aanstamping atau batu kosong dengan ketebalan 20 cm


diatas urugan pasir tadi.
3. Pasangan batu kali bentuk trapesium dengan campuran batu kali + pasir +
semen PC, untuk tinggi pondasi 1 m sampai dengan 1,5 m tergantung dari
kondisi tanah dan tekstur tanahnya.

4. Lebar atas pondasi minimun 25 cm, dan lebar bawah tergantung


ketinggian dari pondasi tersebut. Artinya makin tinggi pondasi makin lebar
ukuran bagian bawah pondasi tersebut.

Gambar 2.3 Pondasi Batu Kali

Gambar 2.4 Gambar Pondasi Batu Kali


Gambar 2.5 Gambar Tiga Dimensi Pondasi Batu Kali

Gambar 2.6 Gambar Tekstur Pondasi Batu Kali

2.1.3 Plat Setempat (Pad Foundation)

Pondasi Tapak (Pondasi Setempat) biasa digunakan untuk bangunan


bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek, dengan kedalaman lebih kurang 1
s/d 2 meter. Pondasi foot plat dipergunakan pada kondisi tanah dengan daya
dukung tanah (sigma) antara : 1,5 - 2,00 kg/cm2. Pondasi ini terbuat dari Beton
Bertulang yang dibentuk seperti Telapak, dan letaknya tepat di bawah Kolom
(Tiang). Kedalaman Pondasi ini disesuaikan sampai mencapai tanah keras. Jenis
Pondasi ini biasanya bisa digunakan untuk Bangunan 2 Tingkat atau 3 Tingkat.
Gambar 2.7 Gambar Tampak Plat Setempat

Fungsi Pondasi Setempat adalah sebagai berikut.

1. Mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada rumah
sederhana atau pada titik kolom struktural

Kebutuhan Bahan Pondasi Setempat adalah sebagai berikut.

1. Mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada rumah
sederhana atau pada titik kolom structural
2. Batu pecah/split 2-3 (ukuran diameter batu = 2 cm s/d 3 cm),
3. Batu pecah/split tersebut diatas dapat diganti dengan Kerikil,
4. Pasir beton,
5. Semen PC (SP = Semen Portlan),
6. Besi beton,
7. Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan).

Kelebihan Pondasi Setempat adalah sebagai berikut.

1. Mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada rumah
sederhana atau pada titik kolom structural
2. Biaya Pondasi ini relatif murah,
3. Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja),
4. Dapat digunakan untuk bangunan mulai 1 lantai sampai ketinggian 4
lantai,
5. Sistem pengerjaannya relatif mudah, apabila proses pengecoran dilakukan
ditempat (di lobang galian pondasi tersebut).

Kekurangan Pondasi Setempat adalah sebagai berikut.

1. Mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada rumah
sederhana atau pada titik kolom struktural
2. Apabila pembuatan struktur Pondasi Tapak dibuat diluar lobang galian
pondasi, maka diperlukan waktu pengerjaan lebih lama, karena Pondasi
Setempat dibuat/dicetak dengan menggunakan bekisting/cetakan terlebih
dulu,
3. Diperlukan waktu untuk menunggu beton kering sesuai umur beton, agar
dapat dipindahkan ke posisi lobang pondasi tapak (yang telah digali
sebelumnya),
4. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur, dari segi pembesian dan
disain penulangannya,
5. Waktu pengerjaan Pondasi ini harus lebih dini, karena memerlukan waktu
pengeringan selama 28 hari agar bisa digunakan.

Gambar 2.8 Hubunga Pondasi Setempat dengan Tegangan Tanah


Gambar 2.9 Tampak Tiga Dimensi Berbagai Macam Pondasi Setempat

Gambar 2.10 Detail Pondasi Telapak Terpisah

2.1.4 Plat Menerus

Pondasi plat beton menerus digunakan bila luas penampang yang


menggunakan pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang
tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar.
Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini
disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah
dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat. Ukuran
lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 -
120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah
menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang
sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.

Kelebihan Pondasi Plat Menerus adalah sebagai berikut.

1. Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.

2. Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom
strukturnya.

3. Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal


dibanding pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal
maupun gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain

Kekurangan Pondasi Plat Menerus adalah sebagai berikut.

1. Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih


lama).

2. Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/


sesuai umur beton).

3. Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.

4. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.

5. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan
galian tanah.

Gambar 2.11 Detail Pondasi Menerus


Gambar 2.12 Detail Pondasi Menerus

Gambar 2.13 Gambar Asli Pondasi Menerus


a. Plat Menerus Satu Arah Melintang Bangunan

Gambar 2.14 Plat Menerus Satu Arah Melintang Bangunan

b. Plat Menerus Satu Arah Memanjang Bangunan

Gambar 2.15 Plat Menerus Satu Arah Memanjang Bangunan

c. Plat Menerus Dua Arah

Dipasangkan apabila plat menerus satu arah tidak memenuhi daya dukung
yang diharapkan, sehingga harus dipasang dua arah. Tentunya tetap
memperhatikan keamanan dari segi teknis, ekonomis, dan workability.
Gambar 2.16 Plat Menerus Dua Arah

Keterangan:

Lebar plat arah melintang dan lebar plat arah memanjang boleh tidak
sama, sesuai kebutuhan.

2.1.5 Pondasi Plat Penuh

Pondasi ini elemen utamanya adalah beton bertulang yang luasnya sama
dengan atau lebih luas daripada luas lantai bangunan bawah, sehingga mampu
memikul beban untuk bangunan bertingkat banyak. Pondasi plat penuh antara
lain:

a. Pondasi Rakit (Raft Fondation)

Pondasi rakit (raft foundation atau mat foundation) adalah pondasi


jenis ini merupakan jenis pondasi dangkal yang dibuat menyerupai plat
beton bertulang dengan tebal berkisar antara ±50-200 cm di bawah struktur
gedung menyerupai rakit yang berfungsi dalam meneruskan beban kolom
sacara merata dan seragam di bagian dasar permukaan struktur bangunan.
Pondasi rakit digunakan pada tanah yang memiliki daya dukung yang
rendah sehingga jika menggunakan pondasi telapak akan memerlukan
luasan pondasi telapak yang hampir sama dengan bagian bawah
bangunnannya. Pondasi rakit sendiri dapat mereduksi penurunan yang
tidak seragam (Non uniform settlement) dan juga dalam pelaksanaannya
dapat mengurangi kebisingan dan getaran dibanding dengan menggunakan
pondasi dalam tipe pancang. Pondasi rakit selain berfungsi untuk
bangunan gedung juga dapat dibuat untuk konstruksi dengan beban merata
seperti struktur tangki, mesin atau silo. Terzaghi, Peck dan Mesri
menyarankan jika lebih dari setengah luas bawah bangunan terpenuhi oleh
luasan pondasi maka akan lebih ekonomis jika menggunakan pondasi rakit
karena akan menghemat biaya penggalian dan penulangan beton.

Gambar 2.17 Podasi Rakit

Grafik 2.1 Daya Dukung Pondasi Rakit


Tabel 2.1 Hubungan antara Tebal Pondasi Rakit dengan Daya Dukung Tanah

Gambar 2.18 Macam-Macam Bentuk Pondasi Rakit

Pada gambar pondasi rakit di atas menggambarkan pondasi rakit


yang mungkin dapat dibuat. Perancangan rakit yang paling lazim terdiri
dari sebuah pelat beton rata dengan tebal 0,75 - 2 m, dan dengan alas serta
dengan penulangan dua arah atas dan bawah yang menerus.
Gambar 2.19 Macam-Macam Bentuk Pondasi Rakit

Gambar 2.20 Macam-Macam Bentuk Pondasi Rakit

Gambar 2.21 Gambar Asli Pondasi Rakit

b. Pondasi Sarang Laba-Laba

Pondasi ini didesain oleh Ir. Riyantori dan Ir. Sucipto PDIP.
Merupakan pengembangan dari pondasi rakit, yang bagian bawah plat
secara monolit diperkuat dengan balok rib / pengaku ke arah bawah.
Pemasangan balok rib kearah memanjang, melintang, dan arah diagonal.
Dimaksudkan untuk memperkokoh kekuatan plat sehingga mampu
memikul beban dari kolom yang sangat besar. Termasuk perbaikan tanah
diantara balok rib.

Ada dua prinsip yang dikembangkan pada KSLL ini; pertama,


dengan memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi.
Pemamfaatan tanah yang mencapai 90% bahan konstruksi ini membuat
KSLL menjadi lebih ekonomis, dengan menghemat penggunaan beton dan
besi beton. Kedua, menyatukan elemen-elemen pada sistem pondasi
menjadi satu kesatuan fungsi yang harmonis dan monolit. Dengan
demikian jika terjadi penurunan yang terjadi bukan sebagian, tetapi
seluruhnya.

Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) ini mempunyai keuntungan, antara


lain sebagai berikut.

1. Sistem pondasi mempunyai kekakuan (Rigidity) jauh lebih tinggi dan


bersifat monolit dibanding dengan sistem pondasi dangkal lainnya.

2. Plat Konstruksi Sarang Laba-Laba didesain berfungsi ganda untuk plat


pondasi, septictank, bak reservoir, lantai, pondasi tangga, kolom
praktis dan dinding.

3. Rib konstruksi KSLL berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya-


gaya yang bekerja pada kolom.

4. Pekerjaan pondasi memerlukan waktu yang singkat karena memakai


sisten ban berjalan dan padat karya yang sederhana dan tidak
menuntuk keahlian tinggi.

5. Pembesian rib dan plat cukup dengan pembesian minimum, 100 kg -


150 kg/m3 volume beton rata-rata 0,20 - 0,45 m3 beton/m2.
6. Pondasi sistem KSLL akan menjadi suatu sistem struktur bawah
sangat kaku dan kokoh serta aman terhadap penurunan dan gempa.

7. Memamfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai struktur


bawah dengan komposisi lebih kurang 85% tanah dan 15% beton.

8. Sistem ini berhasil menjawab dilem yang timbul pada pondasi untuk
gedung-gedung yang bertingkat tanggung antara 2 sampai dengan 8
lantai, yang didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah.
Sedangkan untuk tanah dengan daya dukung baik bisa digunakan
lebih dari 8 lantai.

9. Untuk gedung yang menggunakan basement, biaya konstruksi


basement bisa dihemat, karena pondasi bisa berfungsi ganda sebagai
lantai dan dinding basement.

10. Kemampuan memikul beban cukup tinggi. Untuk kondisi tanah yang
kurang baik, misalnya tanah 0,4 kg/cm2, sistem ini mampu untuk
memikul beban titik/kolom sampai 750 ton.

Kelemahan Pondasi sarang laba-laba adalah sebagai berikut.

1. Curah hujan yang begitu tinggi merupakan kendala yang paling utama
karena menyangkut kinerja di lapangan seperti kondisi tempat KSLL
menjadi becek yang mengakibatkan mobilitas kerja terhambat, tanah
dan pasir yang merupakan bagian dari struktur KSLL menjadi lunak
dan sulit untuk dipadatkan sehingga uji kepadatannya membutuhkan
waktu pengeringan.

Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) merupakan pondasi bawah


konvensional hasil kombinasi antara sistem pondasi pelat beton pipih
menerus dan sistem perbaikan tanah. Konstruksi tersebut dinamakan
sarang laba-laba karena memang pembesian pelat pondasi di daerah kolom
seperti jaring laba-laba dan di atas pondasi dipasang pelat yang siap
dibangun.
Berikut cara menerapkan KSLL ini pada bangunan sederhana.
Penerapan Konstruksi Sarang Laba – Laba sederhana.

Gambar 2.22 Tampak Atas Pondasi Konstruksi Sarang Laba–Laba Sederhana

Penerapan pondasi dengan konstruksi sarang laba-laba (KSLL)


bisa dikerjakan untuk pembangunan di daerah dengan daya dukung tanah
rendah, tanpa memengaruhi kualitas bangunan. Memulai pekerjaan
Konstruksi Sarang Laba – Laba sederhana
Gambar 2.23 Potongan Melintang Pondasi

Gambar 2.24 Konstruksi Sarang Laba-Laba.


Gambar 2.25 Bentuk Isometri Pondasi KSLL untuk gedung

Gambar 2.26 Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL).


Gambar 2.27 Tampak Denah, Potongan dan Diagram Penyebaran Beban dan
Kekakuan Ekivalen pada Pondasi KSLL

c. Pondasi Cakar Ayam

Cakar ayam, istilah ini sebenarnya sering sekali menjadi salah


kaprah, karena tidak sedikit tukang/masyarakat awam bahkan mungkin
juga sebagian kecil komunitas teknik menyebut pondasi tapak (foot plate
foundation) dengan sebutan pondasi cakar ayam.

Padahal Pondasi Cakar Ayam (CA) itu sendiri sebenarnya


merupakan sistem pondasi apung (floating foundation) yang berbentuk
buis beton (pipa beton diameter 1,2 m-1,5 m tebal 8 cm) dengan variasi
panjang pipa 1,5m-3,5m serta jarak antar pipa beton 2m-2,5m yang
ditemukan pada tahun 1961 oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo dan telah
dipatenkan dan diakui oleh beberapa negara (Indonesia, Belgia, Belanda,
Kanada, Perancis, Jerman, Inggris, Italia dan Amerika Serikat)
Gambar 2.28 Prototipe Detail Pondasi Cakar Ayam

Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang 27ertical
tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang 27ertical
dan disatukan secara monolit dengan plat beton pada jarak 200-250 cm.
Tebal pelat beton berkisar antara 10-20 cm, sedang pipa-buis beton
bertulang berdiameter 120 cm, tebal 8 cm dan panjang berkisar 150-250
cm. Buis-buis beton ini gunanya untuk pengaku pelat. Dalam mendukung
beban bangunan, pelat buis beton dan tanah yang terkurung di dalam
pondasi bekerjasama, sehingga menciptakan suatu siatem komposit yang
di dalam cara bekerjanya secara keseluruhan.

Gambar 2.29 Detail Pondasi Cakar Ayam


Gambar 2.30 Tampak Pondasi Cakar Ayam

Telapak beton, pada pondasi cakar ayam sangat baik untuk beban
yang merata. Sistem pondasi ini mampu mendukung beban 500-600 ton
per kolom. Dalam hal ini, di bagian bawah kolom dibuatkan suatu telapak
beton, untuk mengurangi tegangan geser pada plat beton. Untuk gedung
berlantai 3-4 misalnya, sistem cakar ayam biayanya akan sama dengan
pondasi tiang pancang 12 meter. Kondisi topografi atau permukan tanah
untuk pembangunan pondasi cakar ayam yaitu datar atau rata.

Gambar 2.31 Gambar Asli Pondasi Cakar Ayam


2.1.5 Pondasi Kombinasi

Pondasi kombinasi dimaksudkan untuk efesiensi serta workability serta


tidak meninggalkan dari segi teknis/perhitungan. Variasi kombinasi tergantung
kreativitas perencana, kebutuhan konstruksi serta efisiensi, sebagai contoh;

a. Kombinasi Plat Setempat dengan Pasangan Batu kali

Pondasi ini sangat populer di masyarakat luas, di wilayah Malang


mampu untuk bangunan bertingkat tiga (tergantung kondisi tanah).

Gambar 2.32 Denah dan Potongan Pondasi Kombinasi Plat Setempat dengan
Pasangan Batu kali

b. Kombinasi antara plat setempat, plat menerus, dan rakit

Kombinasi sesama jenis pondasi plat masih lazim digunakan


mengingat fungsi struktur/konstruksi di atasnya yang berbeda serta kondisi
tanah yang berbeda pula. Walaupun masih dalam satu luasan satu denah
bangunan.
Gambar 2.33 Kombinasi antara plat setempat, plat menerus, dan rakit

2.2 Pondasi Dalam


Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan
kedalam tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban
struktural dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada
kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi
dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan
caissons atau pondasi kompensasi. Pondasi dalam dapat digunakan untuk
mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam
yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur
bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat
dihindari, apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah yang
keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang dimasukkan ke dalam
sehingga mencapai tanah keras (Df/B >10 m ), tiang-tiang tersebut disatukan oleh
poer/pile cap. Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan bentangan yang
cukup lebar (jarak antar kolom 6m) dan bangunan bertingkat.

2.2.1 Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang merupakan bagian dari konstruksi yang dibuat dari
kayu, beton, dan baja yang digunakan untuk mentransmisikan beban-beban
permukaan ke tingkat-tingkat pemukaan yang lebih rendah dalam masa tanah.
dimana pondasi tiang pancang ini digunakan unuk mendukung bangunan bila
lapisan tanah kuat terletak sangat dalam. hal ini merupakan distribusi vertikal dari
beban sepanjang poros tiang pancang atau pemakaian beban secara langsung
terhadap lapisan yang lebih rendah melalui ujung tiang pancang. Bentuk tampang
melintang pondasi tiang dapat beragam, mulai dari bentuk tiang bulat hingga
bentuk propil H (Gambar). Berdasarkan cara pembuatannya, pondasi tiang ini
dapat berasal dari produk pabrik atau berupa pondasi tiang cor setempat.

Gambar 2.34 Gambar Tampang dan bahan pondasi tiang, kayu, beton dan baja

Tiang pancang ini semata-mata hanya dari segi kemudahan karena semua
tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi tahanan samping dan dukungan ujung
kecuali bila tiang pancang menembus tanah yang sangat lembek sampai kedasar
padat.

Tiang pancang umumnya digunakan untuk beberapa maksud yaitu.

1. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak diatas air atau tanah
lunak ke tanah pendukung yang kuat
2. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif kuat untuk sampai
kedalaman tertentu sehingga pondasi bangunan mampu memberikan
dukungan yang cukup untk mendukung beban tersebut oleh gesekan sisi
tiang dengan tanah disekitarnya
3. Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas
akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan
4. Untuk menahan gaya-gaya horizontal dan gaya yang arahnya miring
5. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut
bertambah
6. Untuk mendukung pondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah
tergerus air.

Panjang dan beban maksimum untuk berbagai macam tiang pancang yang
sering digunakan.

Gambar 2.35 Panjang dan Beban Maksimum Tiap Tiang Pancang

a. Pondasi Tiang Kayu

Tiang kayu adalah tiang yang dibuat dari kayu, umumnya


berdiameter antara 10 – 25 cm. Beban maksimum yang dapat dipikul oleh
tiang kayu tunggal dapat mencapai 270 – 300 kN. Tiang pancang kayu
sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah dimana sangat banyak
terdapat hutan kayu.
Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu adalah sebagai berikut.

1. Tiang pancang relatif ringan sehingga mudah dalam pengangkutan

2. Kekuatan tariknya besar sehingga pada waktu di angkat untuk


pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti pada tiang pancang
beton precast

3. Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu tidak dapat masuk


lagi ke dalam tanah

4. Tiang pancang kayu lebih cocok untuk friction pile dari pada end
bearing pile karena tekanannya relatif kecil

Kerugian pemakaian tiang pancang kayu adalah sebagai berikut.

1. Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah
yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang
terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya
untuk penggalian

2. Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif
kecil jika dibandingkan dengan tiang pancang dari beton atau baja,
terutama di daerah yang muka air tanahnya sering naik turun

3. Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung


tiang pancang kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung
tiang tersebut merenyuk, apabila tiang kayu tersebut kurang lurus
maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan
terhadap arah yang telah di tentukan.

4. Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif


dan jamur yang menyebabkan kebusukan.
Gambar 2.36 Contoh Kerusakan Tiang Pancang Kayu

Gambar 2.37 Pondasi Tiang Kayu

b. Pondasi Tiang Baja

Pada umumnya Jenis-jenis tiang pancang ini biasanya berbentuk H,


tiang Pancang Baja yang sering digunakan adalah Tiang Pancang Pipa.
Namun ada juga yang berupa Tiang Pancang Baja Profil Kotak. Apabila
Tiang Pancang Pipa atau Kotak yang akan digunakan tersebut akan diisi
dengan Beton, maka Mutu Beton tersebut Minimum harus Fc’= 20 MPa
atau K-250, agar memiliki kekuatan Struktur daya dukung yang baik.
Keuntungan penggunaan tiang pancang baja adalah sebagai berikut.

1. Tiang pancang baja memiliki daya dukung tinggi.

2. Tiang pancang baja mudah dalam penyambungan.

Kelemahan penggunaan tiang pancang baja adalah sebagai berikut.

1. Tiang pancang baja mudah korosi .

2. Tiang pancang baja terutama profil H mudah bengkok akibat


pengaruh luar.

Gambar 2.38 Profil Baja

c. Pondasi Tiang Beton Pracetak

Tiang beton pracetak yaitu tiang dari beton yang dicetak disuatu
tempat dan kemudian diangkut kelokasi rencana bangunan.ukuran
diameter yang biasanya dipakai untuk tiang yang tidak berlubang diantara
20 sampai 60 cm. Untuk tiang yang berlubang diameternya dapat
mencapai 140 cm. Panjang tiang beton pracetak biasanya berkisar diantara
20 sampai 40, untuk tiang beton berlubang bisa sampai 60 m. Beban
maximum untuk tiang ukuran kecil berkisar diantara 300 sampai 800 kN.

Keuntungannya adalah sebagai berikut.

1. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan.

2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.

3. Tiang dapat dipancang sampai kedalaman yang dalam.


4. Pemancangan tiang dapat menambah kepadatan tanah granuler.

Kerugiannya adalah sebagai berikut.

1. Penggembungan permukaan tanah dan gangguan tanah akibat


pemancangan dapat menimbulkan masalah.

2. Kepala tiang kadang-kadang pecah akibat pemancangan.

3. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.

4. Pemancangan menimbulkan gangguan suara, getaran dan deformasi


tanah yang dapat menimbulkan kerusakan bangunan disekitarnya.

5. Banyaknya tulangan dipengaruhi oleh tegangan yang terjadi pada waktu


pengangkutan dan pemancangan tiang.

Nilai-nilai beban maksimum tiang beton pracetak ditinjau dari segi


kekuatan bahan tiangnya.

Tabel 2.2 Hubungan Diameter Tiang dengan Beban Tiang Maksimum


2.39 Tiang Beton Pracetak

d. Pondasi Tiang Beton Pratekan

Tiang beton pratekan memiliki kekuatan yang lebih tinggi dan


memperkecil kemungkinan kerusakan saat pengangkatan dan
pemancangan. Tiang jenis ini sangat cocok untuk kondisi dimana
dibutuhkan tiang yang panjang dan memiliki daya dukung yang tinggi.

2.40 Tiang Beton Pratekan

Keuntungan pemakaian Tiang Beton Pratekan adalah sebagai berikut.

1. Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.


2. Tiang pancang tahan terhadap karat.
3. Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.

Kerugian pemakaian Tiang Beton Pratekan adalah sebagai berikut.

1. Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.


2. Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.
3. Pergeseran cukup banyak sehingga pratekan sukar untuk disambung.

e. Pondasi Tiang Komposit

Tiang pancang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari dua
bahan yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan satu
tiang. Kadang-kadang pondasi tiang dibentuk dengan menghubungkan
bagian atas dan bagian bawah tiang dengan bahan yang berbeda, misalnya
dengan bahan beton di atas muka air tanah dan bahan kayu tanpa
perlakuan apapun disebelah bawahnya. Biaya dan kesulitan yang timbul
dalam pembuatan sambungan menyebabkan cara ini diabaikan. Macam-
macam tiang pancang komposit sebagai berikut.

1. Water Proofed Steel and Wood Pile.

2. Composite Dropped in – Shell and Wood Pile

3. Composit Ungased – Concrete and Wood Pile.

4. Composite Dropped – Shell and Pipe Pile

5. Franki Composite Pile

2.2.2 Pondasi Tiang Bor

Pondasi Tiang Bor (Boree Pile) adalah jenis pondasi dalam yang
berbentuk tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya
dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya. Pondasi boree
pile memiliki fungsi yang sama denganpondasi tiang pancang atau pondasi dalam
lainya.
Gambar 2.41 Pondasi bore pile

Pondasi ini sangat cocok apabila digunakan pada tempat-tempat yang


padat oleh bangunan-bangunan, karena tidak terlalu bising dan getarannya tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap bangunan di sekelilingnya. Namun
pembuatan pondasi tiang bore ini memerlukan peralatan yang besar, sehingga
hanya digunakan pada proyek-proyek yang besar saja.

Kelebihan Pondasi Bore Pile, adapun kelebihan pondasi bore pile adalah
sebagai berikut.

1. Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang


membahayakan bangunan sekitarnya.
2. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang
(pile cap).
3. Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak boreed pile.
4. Kedalaman tiang dapat divariasikan.
5. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboreatorium.
6. Boreed pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang pancang akan
kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan.
7. Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang
dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas dukungnya.
8. Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.
Kekurangan Pondasi Bore Pile, adapun kekurangan pondasi bore pile
sebagai berikut.

1. Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.


2. Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton
tidak dapat dikontrol dengan baik.
3. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya di
sepanjang badan bored pile mengurangi kapasitas dukung bored pile,
terutama bila bored pile cukup dalam.
4. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa
pasir atau tanah yang berkerikil.
5. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan
tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang. Tetapi dapat di atasi
dengan penyedotan menggunakan mesin sedot air.
6. Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka
dipasang temporary casing untuk mencegah terjadinya kelongsoran.

2.2.3 Pondasi Tiang Franki, Strauz, dan Sumuran

a. Tiang Franki

Tiang pancang Franki adalah salah satu jenis pondasi tiang


pancang dari beton yang dicor ditempat pengerjaan (cast in place pile)
dengan bagian ujung bawahnya yang diperbesar sehingga daya dukung
tiang semakin besar. Diameter tiang franki berkisar antara 50-55 cm
dengan daya dukung maksimum 150 ton dan dapat mencapai kedalaman
27 meter. Diameter dasarnya (enlarged base) adalah 70 - 80 cm,
tergantung dari kondisi tanahnya. Namun pada dasarnya, sebaiknya
dihindari diameter yang besar. Bila perlu kedalaman tiangnya ditambah
untuk memperkecil diameternya. Tiang Franki ini cocok untuk mendukung
beban yang besar pada kedalaman yang dangkal atau menembus lapisan
tanah lunak yang dalam sampai mencapai tanah keras sebagai tiang
dukung ujung/dasar (Endbearing pile).
Gambar 2.42 Tiang Franki

Gambar 2.43 Tiang Franki

b. Tiang Pondasi Strauss

Pondasi Strauss pile dikerjakan dengan tenaga manual atau tenaga


penggerak mata bor nya adalah tenaga manusia sehingga sering disebut
juga dengan nama bor pile manual, kedalaman pondasi strauss pile rata-
rata 6 meter (sesuai dengan kondisi tanah lunak didaerah yang dikerjakan).
Jenis tanah yang dapat dikerjakan adalah tanah lunak bukan berupa tanah
yang ada puing, batu, sampah dan tanah padas. Banyak keuntungan yang
di dapat bila mana dalam suatu proyek menggunakan pondasi bore pile
manual, diantaranya:

1. Biaya relatif lebih murah dibanding pondasi dalam lainnya misal


pondasi sumuran, mini pile dan bore pile mesin, metode strauss dapat
di selesaikan dalam waktu 1 minggu, pondasi strauss bertumpu pada
lapisan tanah dalam dengan itu resiko penurunan tanah yang
mengakibatkan dinding retak dapat di minimalisir.
2. Pekerjaan cepat terselesaikan dalam satu hari 1 set alat mampu
mengerjakan kurang lebih 20 m1 dan set alat bor pile manual mudah
di sesuaikan dengan volume pekerjaan.
3. Pondasi kuat, pondasi strauss pile bertumpu dilapisan tanah dalam
sehingga jika terjadi penurunan tanah atas tidak berpengaruh besar
terhadap struktur bangunan dan resiko dinding retak dapat
diminimalisir.

Gambar 2.44 Strauss Pile


Gambar 2.45 Tahapan Strauss Pile

c. Tiang Sumuran

Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat


dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.
Disebut pondasi sumuran karena pondasi ini dimulai dengan menggali
tanah berdiameter 60-80 cm seperti menggali sumur.
Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 meter.

Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian


untuk mengikat sloof. Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi
pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan dilakukan
transportasi untuk mengangkut tiang pancang. Walaupun lokasi
pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain
boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan
hasil cor beton di tempat yang dalam. Pada umumnya pondasi sumuran ini
terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan
pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang
dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
Persyaratan Pondasi Sumuran adalah sebagai berikut.

1. Daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban yang dipikul
oleh pondasi tersebut.

2. Penurunan yang terjadi harus sesuai dengan batas yang diijinkan


(toleransi) yaitu 1″ (2,54 cm).

Kelebihan Pondasi Sumuran adalah sebagai berikut.

1. Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan


bila tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.
2. Tidak diperlukan alat berat.
3. Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.

Kekurangan Pondasi Sumuran adalah sebagai berikut.

1. Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol


(Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)
2. Pemakaian bahan boros.
3. Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).
4. Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah
dalam menggalinya.

Gambar 2.46 Pondasi Sumuran


2.2.4 Pondasi Kaison

Pondasi tiang bor atau kaison adalah pondasi yang berbentuk kotak, bulat
atau konbinasi bentuk-bentuk tersebut dengan tampang melintang melintang yang
relatif besar. Karena tampangnya yang besar ini, bagian dalam fondasi sering
terbagi-bagi dalam ruangan-ruangan. Pondasi kaison yang berbentuk silinder atau
kotak beton dibuat dengan membenamkan silinder beton ditempatnya, bersamaan
dengan penggalian tanah. Pondasi ini dimaksudkan untuk mengirimkan beban
besar yang harus melaalui air atau material jelek sebelum mencapai tanah
pendukung yang kuat. Pekerjaan pembuatan kaison memerlukan banyak alat-alat
berat. Dalam tiap-tiap pelaksanaan sering ditemui masalah-masalah umum dan
yang tidak bias dilakukan. Berikut ini akan dipelajari cara pelaksanaan pekerjaan
pembuatan.

a. Kaison terbuka

Kaison terbuka merupakan kaison yang pada bagian atas dan


bawahnya terbuka terbuka selama pelaksanaan. Kaison ini, bila digunakan
pada area yang tergenang air, pelaksanaannya adalah dengan
membenamkan dan menggali tanah di bagian dasarnya. Kaison
dimanfaatkan dengan memanfaatkan beratnya sendiri, bersama sama
dengan penggalian tanah. Ketika pembenaman kaisonmencapai tanah
keras yang diinginkan, dasar kaison ditutup dengan beton dengan tebal
antara 1,5 sampai 5 m. Pada kaison terbuka, penutupan dilakukan di bawah
muka air. Jika tanah dasar sangat keras maka penggalian dilakukan dengan
cara peledakan (blasting).Pada penggalian tanah untuk kaison terbuka
yang umunya dilakukan dengan cara pengukuran, volume tanah yang
tergali selalu lebih besar diri volume kaison yang terpasang. Hal ini,
disebabkan dinding lubang galian tanah yang cendrung bergerak ke dalam
galian.

Keuntungan kaison terbuka adalah sebagai berikut.

1. Dapat mencapai kedalaman yang besar.

2. Biaya pembuatan relatif rendah.


Kerugian kaison terbuka adalah sebagai berikut.

1. Dasar kaison tidak dapat diperiksa dan di bersihkan.

2. Kualitas beton penutup dasar yang dicor dalam air tidak bagus.

3. Penggalian pada tanah yang berbatu sangat sulit.

Gambar 2.47 Kaison terbuka

b. Kaison pneumatik

Kaison pneumatik (pneumatic caisson), merupakan kaison yang


tertutup. Penggalian tanah dilakukan dengan mengalirkan udara
bertekanan kedalan ruang kerjauntuk penggalian. Dengan cara ini
penggalian dan pengecoran beton ke dalam sumuran dilakukan dalam
kondisi kering. Bentuk tubuh kaison pneumatic hampir sama seperti kaison
terbuka, bedanya hanya pada bagian ruangkerja di bawah. Penggalian
dilakukan pada ruang kerja yang diberi tekanan udara yang sama dengan
tekanan air tanah untuk mencegah aliran air masuk ke ruang kerja. Pintu
udara, kecuali dipakai untuk jalan keluar – masuk pekerja juga untuk
mengeluarkan tanah galian. Unutk kaison yang besar dapat dipakai 2 pintu
udara, yang pertama unutk galian sedang yang kedua untuk keluar – masuk
pekrja. Ruang kerja diisi dengan beton pada waktu dasar kaison telah
mencapai kedalaman yang dikehendaki.

Keuntungan :

1. Pelaksanaan dalam kodisi kering.

2. Kerena pengecoran beton dalam kondisi kering, kualitas beton dapat


seperti yang diharapkan.

3. Batu-batuan besar dapat dibongkar pada waktu penggalian untuk


membenamkan kaison.

Kerugian :

1. Penggalian dengan tekanan udara membuat biaya pelaksanaan tinggi.

2. Kedalaman penetrasi di bawah air terbatas sampai kedalaman sekitar


40 m atau 400 kPa. Hal ini karena tenaga manusia mempunyai
ketahanan terhadap tekanan udara yang terbatas.

Gambar 2.48 Kaison Pneumatik


c. Kasion Apung

Kaison apung atau kaison box merupakan kaison yang tertutup


pada dasarnya. Kaison tipe inin terbuat dari tipe beton bertulang yang
dicetak di daratan dan peletakkannya dilakukan dengan
mengapungkan kaison tersebut setelah beton mengeras. Pembenaman
kaison ke dalam air atau tanah yang berair, dilakukan dengan dengan cara
mengisikan, pasir, kerikil, beton atau air ke dalamnya. Permukaan air
harus diperhitungkan selalu berada pada beberapa meter di bawah puncak
kaison untuk mencegah air masuk ke dalamnya. Stabilitas pengapungan
dirancang menurut prinsip-prinsip hidrolika.

Keuntungan Kasion Apung adalah sebagai berikut.

1. Biaya pelaksanaan rendah.

2. Dapat digunakan bila pembuatan tipe kaison yang lain tidak


memungkinkan

Kerugian Kasion Apung adalah sebagai berikut.

1. Tanah dasar halus digali atau ditimbun sampai elevasi yang


diinginkan.

2. Tipe ini hanya cocok bila tanah fondasi berada di dekat permukaan
tanah. Penggalian tanahyang terlalu dalam mahal, karena tanah jenuh
cenderung longsor ke dalam lubang galian.

3. Tanah pendukung sering tidak padat, karena pemadatanndi dalam air


sangat sulit.
Gambar 2.49 Kasion Apung
DAFTAR PUSTAKA

Bekti, Setyo. 2017. Jangan Diremehkan, Salah Bikin Pondasi Bangunan Bisa
Berakibat Fatal, (Online)
,(http://www.jagobangunan.com/article/read/jangan-diremehkan-salah-bikin-
pondasi-bangunan-bisa-berakibat-fatal), diakses 24 Januari 2019

Lampiran Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 595.K/DIR/2013 tentang


Spesifikasi Tiang Listrik dan Lengkapannya Bagian 2: Tiang Beton Pratekan.
(Online), (https://dokumen.tips/documents/spln-d319-2-2013-spesifikasi-
tiang-listrik-dan-lengkapannya-bagian-2-tiang.html), diakses 24 Januari 2019

Sugeng. 2011. PENGERJAAN PONDASI BATU KALI, DAN CARA


MENGHITUNG KEBUTUHAN MATERIAL SERTA UPAHNYA, (Online),
(http://bahanajargurudansiswa.blogspot.com/2011/10/pengerjaan-pondasi-
batu-kali-dan-cara.html), diakses 24 Januari 2019.

Mahdi. 2010. Standart Pemasangan Pondasi batu kali tahan gempa, (Online),
(http://www.hdesignideas.com/2010/05/standart-pemasangan-pondasi-batu-
kali.html), diakses 24 Januari 2019.

Saifulloh, Aris. 2014. Cara Menghitung Volume Pondasi Batu Kali, (Online),
(http://www.arissaifulloh.com/2014/09/cara-menghitung-volume-pondasi-
batu-kali.html), diakses 24 Januari 2019.

Faizah, Restu. 2012. BANGUNAN TAHAN GEMPA JENIS TEMBOKAN


DENGAN BINGKAI BETON BERTULANG, (Online),
(http://blog.umy.ac.id/restufaizah/bangunan-tahan-gempa-jenis-tembokan-
dengan-bingkai-beton-bertulang/), diakses 25 Januari 2019.

Zainullah, Amin. 2018. Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Untuk Mengganti
Pondasi Batu Belah Dengan Pondasi Setempat Agar Bangunan Tetap Kokoh,
(Online), (http://www.jagobangunan.com/article/read/ini-syarat-yang-harus-
dipenuhi-untuk-mengganti-pondasi-batu-belah-dengan-pondasi-setempat-
agar-bangunan-tetap-kokoh-tanyapakjago), diakses 25 Januari 2019.
Zaid, Naufal., Ahmad Yakin, Yuki. 2017. Analisis Daya Dukung dan Penurunan
Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak. Dari
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaracana/article/viewFile/1453/1584.

Albani, Miflah. 2016. MAKALAH PONDASI II PONDASI BORE PILE, (Online),


(https://www.academia.edu/35884403/MAKALAH_PONDASI_II_PONDAS
I_BORE_PILE), diakses 26 Januari 2019.

Nur A, Zainal. 2018. Pondasi Tiang Franki, (Online), (http://area-


tekniksipil.blogspot.com/2018/03/pondasi-tiang-franki.html), diakses 26
Januari 2019.

Wae, Kirun. 2013. Mengenal Jenis Pondasi Sumuran, (Online),


(https://projectmedias.blogspot.com/2013/06/mengenal-jenis-pondasi-
sumuran.html), diakses 27 januari 2019.

Sunaryanto, Wahyu. 2012. Jenis-Jenis Pondasi, (Online),


(http://belajarsipil.blogspot.com/2012/06/jenis-jenis-pondasi.html), diakses
27 Januari 2019.

Dirokarya. 2016. Pondasi Batu Kali, Pondasi Cakar Ayam, dan Pondasi Menerus,
(Online), (http://dirokarya.com/news-and-tips/konstruksi/pondasi-batu-kali-
pondasi-cakar-ayam/), diakses 27 Januari 2019.

Thoengsal, James. 2016. Jenis-Jenis Pondasi Pada Struktur Bangunan, (Online),


(http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog-page_4.html), diakses 27 Januari
2019.

Bekti, Setyo. 2017. Konstruksi Sarang Laba-Laba Ini Ternyata Bisa Diterapkan
pada Bangunan Sederhana, (Online),
(http://www.jagobangunan.com/article/read/konstruksi-sarang-laba-laba-ini-
ternyata-bisa-diterapkan-pada-bangunan-sederhana), diakses 27 Januari 2019.

Anda mungkin juga menyukai