M. Fuad Hasan
1
Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, sas.hasan24@yahoo.com
Abstrak
Banjir merupakan bagian dari permasalahan lingkungan fisik di permukaan bumi yang
mengakibatkan kerugian. Di Kabupaten Lamongan terdapat kawasan yang sering menjadi langganan
banjir selain daerah sekitar sungai bengawan solo. Kawasan ini disebut Bengawan Jero. Daerah Bengawan
Jero memiliki luas 289.04 Km². Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir yang
ada di Bengawan Jero.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Data di dapat dari instansi terkait serta
analisis peta. Variabel penelitian ini meliputi curah hujan, kemiringan lereng, tekstur tanah, penggunaan
lahan, dan jangkauan sungai. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif dengan menginterpretasikan hasil perhitungan tiap variabel.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa daerah Bengawan Jero menurut Schimdt-
Ferguson memiliki iklim C (agak basah) dengan rasio Q = 42,86%. Tutupan lahan terdiri dari persawahan,
pemukiman, danau/rawa. Tekstur tanah memiliki tekstur halus dan sedang serta memiliki kemiringan
lereng datar. Kerawanan pada klasifikasi sangat rawan dengan luas 23,19 km² (8,03%), kriteria rawan
dengan luas 247,34 km² (85,57%), dan untuk klasifikasi tidak rawan memiliki luas 18,51 km² (6,40%) dari
wilayah Bengawan Jero.
Kata kunci: Tingkat Kerawanan Banjir, Bengawan Jero.
Abstract
Flood form a part of problems in physical of environment on the surface of earth that result loss.
In Lamongan of Sub Province are existed areas that often become flood customer besides area of around
river bengawan solo. This Area is called Bengawan Jero (Jero River). Area Bengawan Jero (Jero River)
haves wide 289.04 Kms². This Research bent on to know level of flood crisis that exist in Bengawan Jero
(Jero River).
Research that used by is quantitative research by using descriptive approach quantitative. Data in
can be from institution related and map analysis. This research Variable covers precipitation, bevel
inclination, land/ground texture, the usage of farm, and range river. Data Analysis is conducted by
interpret calculation of result every variable
Base calculation result can be concluded that area Bengawan Jero (Jero River) according to
Schimdt-Ferguson have climate C (rather wet) with ratio Q = 42,86%. Protector farm consist of rice field,
settlement, lake/bog. Land/ground Texture haves fine texture and have bevel inclination levels off. Crisis at
classification very gristle broadly 23,19 kms² (8,03%), gristle criterion broadly 247,34 kms² (85,57%), and
for classification not gristle haves wide 18,51 kms² (6,40%) from Bengawan Jero (Jero River) region.
Keyword: Critical Limit Flooding, Bengawan Jero (Jero River).
239
Swara Bhumi. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015
kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. skor ditentukan aturan sebagai berikut yaitu : semakin
Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa tinggi tebal curah hujan maka skor untuk tingkat
akibat buruk bagi manusia seperti terjadi bencana kerawanan semakin tinggi.
hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran
hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya Kemiringan Lereng
waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan Kemiringan lereng, merupakan perbandingan antara
lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu selisih ketinggian dengan jarak datar pada dua tempat
meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana yang dinyatakan dalam persen. Kemiringan lahan semakin
hidrometeorologi (banjir, tanah longsor, kebakaran hutan tinggi maka air yang diteruskan semakin tinggi. Air yang
dan kekeringan) yang terjadi silih berganti di banyak berada pada lahan tersebut akan diteruskan ke tempat
daerah di Indonesia. yang lebih rendah semakin cepat jika dibandingkan
Wilayah Kabupaten Lamongan terdapat kawasan dengan lahan yang kemiringannya rendah (landai).
yang juga sering menjadi langganan banjir selain daerah Dengan demikian, maka semakin besar derajat kemiringan
sekitar sungai bengawan solo. Kawasan ini memiliki lahan maka skor untuk kerawanan banjir semakin kecil.
ketinggian muka tanah lebih rendah dari daerah
sekitarnya termasuk lebih rendah dari ketinggian sungai Penggunaan Lahan
bengawan solo. Hal inilah yang menyebabkan kawasan Penggunaan lahan, berkaitan dengan kegiatan manusia
tersebut menjadi langganan banjir tiap tahun. Kawasan pada bidang lahan tertentu, atau pemanfaatan lahan oleh
ini disebut Bengawan Jero. Bengawan Jero merupakan manusia untuk tujuan tertentu. Penggunaan lahan seperti
daerah hamparan wilayah yang berada pada 6 kecamatan untuk pemukiman, hutan lindung, tegalan sawah irigasi,
yaitu kecamatan Turi, Karanggeneng, Kalitengah, lahan industry dan sebagainya. Lahan yang banyak
Karangbinangun, Glagah dan Deket yang lokasinya ditanami oleh vegetasi maka air hujan akan banyak
berada di sebelah utara jalan raya Gresik – Babat. Air diinfiltrasi dan lebih banyak waktu yang ditempuh oleh
yang tergenang di kawasan ini tidak dapat dibuang ke limpasan untuk sampai ke sungai sehingga kemungkinan
sungai bengawan solo karena ketinggian air sungai banjir lebih kecil daripada daerah yang tidak ditanami
bengawan solo lebih tinggi dari kawasan ini, sehingga air oleh vegetasi.
tetap menggenang di kawasan ini. (BPBD:13),
berdasarkan uraian di atas, maka dianggap perlu untuk Tekstur Tanah
melakukan penelitian mengenai tingkat kerawanan banjir Tanah dengan tekstur sangat halus memiliki peluang
di daerah Bengawan Jero. kejadian banjir yang tinggi, sedangkan tekstur yang kasar
memiliki peluang kejadian banjir yang rendah. Hal ini
TINJAUAN PUSTAKA disebabkan semakin halus tekstur tanah menyebabkan air
Bencana Banjir aliran permukaan yang berasal dari hujan maupun luapan
Banjir merupakan bencana alam paling sering terjadi, sungai sulit untuk meresap ke dalam tanah, sehingga
baik dilihat dari intensitasnya pada suatu tempat maupun terjadi penggenangan. Berdasarkan hal tersebut, maka
jumlah lokasi kejadian dalam setahun yaitu sekitar 40% di pemberian skor untuk daerah yang memiliki tekstur tanah
antara bencana alam yang lain. Bahkan pada tempat yang semakin halus semakin tinggi.
tempat tertentu, banjir merupakan rutinitas tahunan.
Lokasi kejadiannya bisa perkotaan atau pedesaan, negara Jaringan Sungai
sedang berkembang atau negara maju sekalipun Keberadaan sungai mempunyai pengaruh terhadap
(Suherlan, 2001). Sedangkan menurut Ditjen Penataan terjadinya banjir. Semakin dekat jarak suatu wilayah
Ruang Dept PU, banjir adalah aliran air di permukaan dengan sungai, maka peluang untuk terjadinya banjir
tanah yang relatif tinggi dan tidak dapat ditampung oleh semakin tinggi.
saluran drainase atau sungai sehinggah melimpah ke
kanan dan ke kiri serta menimbulkan genangan atau aliran METODE PENELITIAN
dalam jumlah melebihi normal dan mengakibatkan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kerugian pada manusia. kuantitatif, dimana peneliti akan mendeskripsikan tentang
karakteristik di wilayah Bengawan Jero Kabupaten
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Banjir Lamongan yang rawan terjadi bencana terutama bencana
Intensitas Curah Hujan Tahunan banjir. Data yang bersifat deskriptif kuantitatif berupa
Daerah yang mempunyai tebal hujan yang tinggi maka angka – angka hasil perhitungan. Lokasi penelitian di
daerah tersebut akan lebih berpengaruh terhadap kejadian
banjir. Berdasarkan hal tersebut maka untuk pemberian
240
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan
ambil pada wilayah Bengawan Jero Kabupaten pembobotan, analisis keruangan, dan analisis dissolve),
Lamongan. analisis tingkat kerawanan, dan menyajikan hasil.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui Analisis Intensitas Hujan
studi analisa data, arsip, buku serta bentuk dokumentasi Pengumpulan Data hujan
lain yang dimiliki oleh instansi yang terkait dengan Data intensitas hujan (mm/tahun) yang digunakan
penelitian ini, diantaranya data curah hujan 2005 sampai merupakan data curah hujan 2005 – 2014. Data curah
2014 yang diperoleh dari dinas PU pengairan Kabupaten hujan yang terkumpul berupa data curah hujan tahunan
Lamongan, peta persebaran stasiun hujan dari BMKG yang meliputi: (1) jumlah curah hujan dan (2) bulan
Karangploso Malang, peta administrasi kemiringan hujan. Data tersebut berasal dari stasiun – stasiun penakar
lereng, penggunaan lahan, tekstur tanah dan jaringan hujan yang ada di wilayah Kabupaten Lamongan. Nilai
sungai didapat dari Badan Perencanaan Pembangunan curah hujan rata-rata tahunan dihitung dengan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lamongan. Variabel menggunakan persamaan sebagai berikut:
yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan
n
tahunan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, tekstur
tanah, dan buffer jaringan sungai. Dalam mengukur X = ∑ Ri/n
tingkat kerawanan banjir variabel – variabel yang dapat i=1
dijadikan sebagai indikator tingkat kerawanan banjir
didasarkan pada teknik mitigasi (Paimin, Sukresno, dan Keterangan:
Pramono., 2009). Berikut ini untuk mengukur tingkat X = Curah hujan rata-rata tahunan
kerawanan banjir dapat dilihat pada tabel 1. Ri = Curah hujan tahunan untuk tahun ke-i…..n
N = Jumlah tahun data curah hujan yang digunakan
Tabel 1. Faktor dan kriteria daerah rawan banjir untuk membuat peta curah hujan
241
Swara Bhumi. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015
Tabel 2. Jenis Tanah dan Tekstur Untuk jenis tanah yang ada di Bengawan Jero sendiri
terdiri dari tanah Histosol dan Inceptisol.
No Jenis Keterangan Tekstur
Tanah Menganalisis Data
1 Alfisols Tanah alfisol memiliki Halus Analisis Atribut
tekstur tanah yang liat. Atribut adalah proses pemberian atribut atau
Liat tertimbun di
informasi pada suatu coverage. Pemberian atribut ini
horizon bawah. Ini
berasal dari horizon lebih mudah dilakukan di ArcView. Proses analisis atribut
diatasnya dan tercuci dibagi menjadi dua bagian yaitu klasifikasi dan
dibawah bersama pengskoran dan pembobotan.
dengan gerakan air. 1. Klasifikasi dan pengskoran
Dalam banyak pola Klasifikasi yang dimaksud adalah pembagian kelas
Alfisol digambarkan dari masing-masing peta digital. Penskoran
adanya perubahan
tekstur yang sangat dimaksudkan sebagai pemberian skor terhadap
pendek di kenal dalam masing-masing kelas. Menurut (Suherlan, 2001)
taksonomi tanah Pemberian skor ini didasarkan pada pengaruh kelas
sebagai Ablup tersebut terhadap besarnya banjir.
Tekstural Change 2. Pembobotan
atau perubahan tekstur Pembobotan adalah pemberian bobot pada peta digital
yang sangat ekstrim.
masing masing parameter yang berpengaruh terhadap
(Foth, 1998).
2 Histosol Tanah Histosol dikenal Sedang banjir. Pembobotan tersebut didasarkan atas
juga dengan tanah pertimbangan pengaruh masing-masing parameter
gambut. Tanah jenis ini terhadap banjir. Pada Tabel 3 disusun klasifikasi
memiliki ciri dan sifat pembobotan.
antara lain ketebalan
tidak lebih dari 0.5m, Tabel 3 Klasifikasi Pembobotan Parameter
warnanya coklat kelam
sampai hitam, tekstur
debu-lempung, tidak No Parameter Bobot
berstruktur, konsistensi 1 Curah Hujan 0,30
tidak lekat-agak lekat. 2 Kemiringan Lereng 0,10
(Anjayani.2009) 3 Penggunaan Lahan 0,25
3 Inceptis Tanah Inceptisol Halus 4 Tekstur Tanah 0,15
ol mempunyai kadar liat 5 Buffer jaringan Sungai 0,20
>60% remah sampai Primayuda 2006 (Modifikasi)
gumpal,gembur, warna
gelap, dan struktur Analisis Keruangan
yang baik Analisis keruangan dilakukan dengan
(hadrjowigeno,1989) menumpangsusunkan peta-peta digital yang sebelumnya
4 Vertisol Tanah vertisol ini Halus telah diberi skor pada masing-masing peta digital
memiliki lapisan solum dilakukan dengan bantuan software ArcView, sehingga
tanah yang agak dalam
menghasilkan peta zonasi yang akan di analisis
atau tebal yaitu antara
100-200 cm, berwarna selanjutnya untuk mengetahui tingkat kerawanan
kelabu sampai hitam, banjirnya.
sedang teksturnya Analisis Dissolve
lempung berliat sampai Analisis ini digunakan untuk menghasilkan tampilan
liat. tekstur yang berdasarkan salah satu atribut yang kita pilih.
relative halus,
permeabilitas yang
Analisis Tingkat Kerawanan
rendah dan pH yang
relative tinggi dan Nilai kerawanan suatu daerah terhadap banjir ditentukan
status hara yang tidak dari total penjumlahan skor lima parameter yang
seimbang merupakan berpengaruh terhadap banjir (curah hujan, kemiringan
karakteristik Tanah lereng, penggunaan lahan, tekstur tanah dan jaringan
Vertisol(Hardjowigeno, sungai) dengan menggunakan persamaan:
1989).
242
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan
N Nama 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rata Kelas
o stasiun –
hujan rata
1 Lamongan 1631 1269 1127 995 1144 1987 1722 1402 1962 1503 1474 ≥2000
2 Takeran 1924 1461 1799 1558 1771 2756 2053 1515 1774 1657 1827 ≥2000
3 Mantup 1127 1747 2015 1792 1451 2120 1672 1442 2106 1726 1720 ≥2000
4 Kembangba ≥2000
hu 1671 1123 1201 1305 1366 1983 1638 1526 2059 1592 1546
5 Sukodadi 1397 1152 1506 1145 1383 2289 1670 1458 1772 1219 1499 ≥2000
6 Gondang 1828 1470 1660 1640 1617 3077 1975 1502 1618 1668 1806 ≥2000
7 Kedungprin ≥2000
g 1928 1635 1408 1565 1520 2572 2117 1551 1737 1442 1748
8 Gandang 0 0 48 0 1444 2470 1484 1165 1481 880 1282 ≥2000
9 Prijetan 2088 2034 1618 1479 1485 2666 1970 1516 1899 1380 1814 ≥2000
10 Kayen 0 0 20 0 0 2626 1596 1330 1575 915 1344 ≥2000
11 2001 –
12
Bluluk
Ngimbang
638
1359
1408
1929
1176
1714
1704
1735
1711
1821
3591
2822
2623
2023
2247
1324
3008
1980
2322
2286
2043
1899
2500
≥2000
Peta1. Peta buffer sungai di Bengawan Jero
13 Baru/Girik 2009 2238 1784 1835 1734 2603 1736 1232 2307 1620 1910 ≥2000
14 Modo 2153 1675 1558 1448 1281 2741 1815 1074 1749 1176 1667 ≥2000
15 Pucuk 1239 1041 1414 752 1597 1562 1462 1138 1654 1181 1304 ≥2000
16
17
18
Babat
Jabung
Paciran
1584
1586
0
1803
1325
0
1765
1406
723
1492
1162
797
1630
1394
839
2817
2518
1846
1961
1516
1229
1420
1653
1341
1921
1628
943
1911
1267
205
1830
1546
990
≥2000
≥2000
≥2000
3. Faktor Penggunaan Lahan
19 2001 –
20
Brongdong
Bluri
902
1461
861
1476
933
1020
1060
1024
990
906
4034
2439
3304
1343
3429
1799
3346
1775
2320
1362
2118
1461
2500
≥2000
Penggunaan lahan merupakan faktor analisis
21 Pangkatrejo 1549 1432 1381 1305 1222 2593 1435 1241 1576 1047 1478 ≥2000
22 Karanggene
ng 1919 1250 1517 1400 1633 3310 2097 2317 2435 1746 1962
≥2000 karena penggunaan lahan erat hubungannya dengan
23 Blawi 1535 1205 1719 1019 1431 2532 1446 1472 1661 1027 1505 ≥2000
24
25
Kuro
Karangbinan
1713 1515 1703 1374 1871 3112 1721 1916 1837 1120 1788 ≥2000
≥2000
penyerapan air permukaan. Penggunaan lahan yang
gun 1452 1073 1445 1179 1282 2760 1488 1834 1569 1097 1518
243
Swara Bhumi. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015
244
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan
245
Swara Bhumi. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015
Berdasarkan dari Tabel 6 tentang tingkat sebaliknya yang akan terjadi dengan tanah yang memiliki
kerawanan banjir, dapat diketahui kriteria yang tekstur halus.
memiliki daerah paling luas adalah kelas rawan Buffer sungai adalah suatu daerah yang mempunyai
dengan luas 247,34 km²/85,57% dari wilayah lebar tertentu yang digambarkan di sekeliling sungai
Bengawan Jero. Sedangkan untuk kelas sangat rawan dengan jarak tertentu. Buffer sungai dibuat berdasarkan
memiliki luas 23,19 km²/8,03% dan tidak rawan logika dan pengetahuan mengenai hubungan sungai dan
dengan luas 18,51 km²/6,40% dari wilayah Bengawan kejadian banjir. Dengan asumsi semakin dekat dengan
Jero. sungai, maka peluang untuk terjadinya banjir lebih tinggi.
Peta buffer sungai dibuat berdasarkan zona buffer sungai
PEMBAHASAN yang dihasilkan dari pengkelasan tingkat kerawanan
Hasil penelitian ini perlu adanya pembahasan secara banjir suatu wilayah berdasarkan jarak dengan sungai.
menyeluruh. Pembahasan ini akan menjelaskan faktor apa Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan operasi
saja yang paling berpengaruh terhadap terjadinya banjir di Theme – create buffer. Batas buffer berdasarkan kriteria
daerah Bengawan Jero. Daerah bengawan jero memiliki yang telah ditentukan berdasarkanperkiraan tingkat
luas kurang lebih 289.04 Km², memiliki rata – rata curah kerawanan daerah dekat sungai terhadap banjir. (Purnama.
hujan 2000 mm/tahun yang tergolong ke dalam tipe iklim 2008).
C (agak basah) menurut Schimdt-Fergusson. Pada daerah Peneliti mengklasifikasikan tingkat kerawanan banjir
Bengawan Jero merupakan daerah bertopografi datar <8% menjadi 3 tingkatan jenis kerawanan yakni, tidak rawan,
dengan penggunaan lahan persawahan dan pemukiman. rawan dan sangat rawan. Pada tingkatan jenis tidak rawan
Hasil analisis kerawanan banjir di daerah Bengawan memiliki luas 18,51 km²/6,40% dari wilayah Bengawan
Jero terdapat tiga klasifikasi. Ini disebabkan karena Jero. Dengan curah hujan 2000mm pertahun. Memiliki
pengaruh variabel yang menjadi parameter. Setiap tekstur tanah sedang dengan penggunaan lahan tegalan
klasifikasi akan terkait dengan variabel curah hujan, dan sawah tadah hujan.
kemiringan lereng, penggunaan lahan, tekstur tanah dan Kemudian kerawanan banjir pada kelas rawan
buffer sungai. Dilihat dari hasil perhitungan skor di tabel 4 memiliki luas 247,34 km²/85,57% dari wilayah Bengawan
diatas, dapat diketahui bahwa faktor tutupan lahan atau Jero. Memiliki curah hujan 2000mm pertahun. Memiliki
penggunaan dan faktor tekstur menjadi variabel yang tutupan lahan berupa persawahan, tegalan, pemukiman
sangat berpengaruh terhadap terjadinya banjir. penduduk, serta danau/rawa. Dengan tekstur tanah halus
Penggunaan lahan atau tutupan lahan mempengaruhi dan sedang. Sedangkan pada kerawanan banjir pada
pola pengaliran dan penyimpanan air. Ini akan tingkat sangat rawan memiliki luas 23,19 km²/8,03% dari
menentukan banyaknya air hujan yang akan dialirkan di wilayah Bengawan Jero. dari luas wilayah Bengawan
permukaan, kecepatan aliran yang dapat berpengaruh pada Jero. Dengan curah hujan 2000mm pertahun serta
kejadian banjir baik banjir genangan ataupun banjir memiliki tutupan lahan berupa pemukiman, persawahan
bandang. Selain pengaliran dan penyimpanan tutupan dan danau/rawa. Dengan tekstur tanah halus dan sedang.
lahan yang berupa vegetasi berperan penting dalam proses Daerah Bengawan Jero memiliki tutupan vegetasi
intersepsi air hujan yang jatuh dan teraspirasi air yang yang tergolong jarang. Dengan tutupan vegetasi yang
terabsorbsi oleh akar tanaman. Lahan yang memiliki tergolong jarang, hal ini akan membuat aliran permukaan
tutupan vegetasi yang baik memiliki kemampuan menjadi besar. Sehingga akan mempengaruhi aliran
meredam energy kinetis hujan, sehingga memperkecil permukaan dan penyimpanan air. Hal ini akan
erosi percik (Splash Erosion) dan koefisien aliran. Dengan mempengaruhi banyaknya air hujan yang dialirkan
kecilnya erosi percik akan meningkatkan kemampuan dipermukaan, kecepatan aliran dapat berpengaruh
tanah dalam penyerapan air hujan (Rahayu, et al. terhadap kejadian banjir genangan maupun banjir
2009:11). bandang. Selain itu tutupan lahan dengan vegetasi jarang
Tektur tanah menyangkut ukuran zarah tanah, juga akan berpengaruh terhadap proses intersepsi air hujan
mineral dan secara spesifik menyinggung nisbah relative yang jatuh dan penyerapan air hujan oleh akar tanaman.
antara berbagai ukuran zarah tanah, merupakan ciri khas Lahan yang memiliki tutupan vegetasi jarang memiliki
dan tidak mudah berubah serta dianggap sebagai ciri dasar kemampuan meredam erosi percik yang lemah. Sehingga
tanah (Soepardi, 1983). Tekstur tanah berpengaruh secara dengan besarnya erosi percik yang terjadi akan mampu
tidak langsung terhadap banjir. Tanah dengan tekstur yang menurunkan kemampuan tanah dalam melakukan
kasar mempunyai pori yang lebih besar dari pada tanah penyerapan air hujan yang jatuh.
yang bertekstur halus, sehingga air yang berada di tanah
bertekstur kasar akan terinfiltrasi dengan cepat dan
kemungkinan terjadinya genangan semakin kecil. Namun
246
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan
DAFTAR PUSTAKA
Anjayani,Eni.2009. Geografi: Untuk Kelas X SMA/MA.
Jakarta: PT. Cempaka Putih.
247