Anda di halaman 1dari 9

Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN BANJIR DI BENGAWAN JERO KABUPATEN


LAMONGAN

M. Fuad Hasan
1
Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, sas.hasan24@yahoo.com

Sukma Perdana Prasetya


Dosen Pembimbing Mahasiswa

Abstrak

Banjir merupakan bagian dari permasalahan lingkungan fisik di permukaan bumi yang
mengakibatkan kerugian. Di Kabupaten Lamongan terdapat kawasan yang sering menjadi langganan
banjir selain daerah sekitar sungai bengawan solo. Kawasan ini disebut Bengawan Jero. Daerah Bengawan
Jero memiliki luas 289.04 Km². Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir yang
ada di Bengawan Jero.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Data di dapat dari instansi terkait serta
analisis peta. Variabel penelitian ini meliputi curah hujan, kemiringan lereng, tekstur tanah, penggunaan
lahan, dan jangkauan sungai. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif dengan menginterpretasikan hasil perhitungan tiap variabel.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa daerah Bengawan Jero menurut Schimdt-
Ferguson memiliki iklim C (agak basah) dengan rasio Q = 42,86%. Tutupan lahan terdiri dari persawahan,
pemukiman, danau/rawa. Tekstur tanah memiliki tekstur halus dan sedang serta memiliki kemiringan
lereng datar. Kerawanan pada klasifikasi sangat rawan dengan luas 23,19 km² (8,03%), kriteria rawan
dengan luas 247,34 km² (85,57%), dan untuk klasifikasi tidak rawan memiliki luas 18,51 km² (6,40%) dari
wilayah Bengawan Jero.
Kata kunci: Tingkat Kerawanan Banjir, Bengawan Jero.

Abstract
Flood form a part of problems in physical of environment on the surface of earth that result loss.
In Lamongan of Sub Province are existed areas that often become flood customer besides area of around
river bengawan solo. This Area is called Bengawan Jero (Jero River). Area Bengawan Jero (Jero River)
haves wide 289.04 Kms². This Research bent on to know level of flood crisis that exist in Bengawan Jero
(Jero River).
Research that used by is quantitative research by using descriptive approach quantitative. Data in
can be from institution related and map analysis. This research Variable covers precipitation, bevel
inclination, land/ground texture, the usage of farm, and range river. Data Analysis is conducted by
interpret calculation of result every variable
Base calculation result can be concluded that area Bengawan Jero (Jero River) according to
Schimdt-Ferguson have climate C (rather wet) with ratio Q = 42,86%. Protector farm consist of rice field,
settlement, lake/bog. Land/ground Texture haves fine texture and have bevel inclination levels off. Crisis at
classification very gristle broadly 23,19 kms² (8,03%), gristle criterion broadly 247,34 kms² (85,57%), and
for classification not gristle haves wide 18,51 kms² (6,40%) from Bengawan Jero (Jero River) region.
Keyword: Critical Limit Flooding, Bengawan Jero (Jero River).

hazars), bahaya biologi (biological hazards), bahaya


PENDAHULUAN
teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas
Bencana alam merupakan salah satu masalah yang lingkungan (environmental degradation).
dihadapi manusia sekarang. Bencana dapat disebabkan Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis
oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah dengan dua musim yaitu kemarau dan penghujan dengan
manusia (man-made disaster). Menurut United Nations ciri – ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin
International Strategi for Disaster Reduction (UN-ISDR) yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini
dapat dikelompokan menjadi bahaya geologi (geological digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan
hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun

239
Swara Bhumi. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015

kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. skor ditentukan aturan sebagai berikut yaitu : semakin
Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa tinggi tebal curah hujan maka skor untuk tingkat
akibat buruk bagi manusia seperti terjadi bencana kerawanan semakin tinggi.
hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran
hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya Kemiringan Lereng
waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan Kemiringan lereng, merupakan perbandingan antara
lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu selisih ketinggian dengan jarak datar pada dua tempat
meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana yang dinyatakan dalam persen. Kemiringan lahan semakin
hidrometeorologi (banjir, tanah longsor, kebakaran hutan tinggi maka air yang diteruskan semakin tinggi. Air yang
dan kekeringan) yang terjadi silih berganti di banyak berada pada lahan tersebut akan diteruskan ke tempat
daerah di Indonesia. yang lebih rendah semakin cepat jika dibandingkan
Wilayah Kabupaten Lamongan terdapat kawasan dengan lahan yang kemiringannya rendah (landai).
yang juga sering menjadi langganan banjir selain daerah Dengan demikian, maka semakin besar derajat kemiringan
sekitar sungai bengawan solo. Kawasan ini memiliki lahan maka skor untuk kerawanan banjir semakin kecil.
ketinggian muka tanah lebih rendah dari daerah
sekitarnya termasuk lebih rendah dari ketinggian sungai Penggunaan Lahan
bengawan solo. Hal inilah yang menyebabkan kawasan Penggunaan lahan, berkaitan dengan kegiatan manusia
tersebut menjadi langganan banjir tiap tahun. Kawasan pada bidang lahan tertentu, atau pemanfaatan lahan oleh
ini disebut Bengawan Jero. Bengawan Jero merupakan manusia untuk tujuan tertentu. Penggunaan lahan seperti
daerah hamparan wilayah yang berada pada 6 kecamatan untuk pemukiman, hutan lindung, tegalan sawah irigasi,
yaitu kecamatan Turi, Karanggeneng, Kalitengah, lahan industry dan sebagainya. Lahan yang banyak
Karangbinangun, Glagah dan Deket yang lokasinya ditanami oleh vegetasi maka air hujan akan banyak
berada di sebelah utara jalan raya Gresik – Babat. Air diinfiltrasi dan lebih banyak waktu yang ditempuh oleh
yang tergenang di kawasan ini tidak dapat dibuang ke limpasan untuk sampai ke sungai sehingga kemungkinan
sungai bengawan solo karena ketinggian air sungai banjir lebih kecil daripada daerah yang tidak ditanami
bengawan solo lebih tinggi dari kawasan ini, sehingga air oleh vegetasi.
tetap menggenang di kawasan ini. (BPBD:13),
berdasarkan uraian di atas, maka dianggap perlu untuk Tekstur Tanah
melakukan penelitian mengenai tingkat kerawanan banjir Tanah dengan tekstur sangat halus memiliki peluang
di daerah Bengawan Jero. kejadian banjir yang tinggi, sedangkan tekstur yang kasar
memiliki peluang kejadian banjir yang rendah. Hal ini
TINJAUAN PUSTAKA disebabkan semakin halus tekstur tanah menyebabkan air
Bencana Banjir aliran permukaan yang berasal dari hujan maupun luapan
Banjir merupakan bencana alam paling sering terjadi, sungai sulit untuk meresap ke dalam tanah, sehingga
baik dilihat dari intensitasnya pada suatu tempat maupun terjadi penggenangan. Berdasarkan hal tersebut, maka
jumlah lokasi kejadian dalam setahun yaitu sekitar 40% di pemberian skor untuk daerah yang memiliki tekstur tanah
antara bencana alam yang lain. Bahkan pada tempat yang semakin halus semakin tinggi.
tempat tertentu, banjir merupakan rutinitas tahunan.
Lokasi kejadiannya bisa perkotaan atau pedesaan, negara Jaringan Sungai
sedang berkembang atau negara maju sekalipun Keberadaan sungai mempunyai pengaruh terhadap
(Suherlan, 2001). Sedangkan menurut Ditjen Penataan terjadinya banjir. Semakin dekat jarak suatu wilayah
Ruang Dept PU, banjir adalah aliran air di permukaan dengan sungai, maka peluang untuk terjadinya banjir
tanah yang relatif tinggi dan tidak dapat ditampung oleh semakin tinggi.
saluran drainase atau sungai sehinggah melimpah ke
kanan dan ke kiri serta menimbulkan genangan atau aliran METODE PENELITIAN
dalam jumlah melebihi normal dan mengakibatkan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kerugian pada manusia. kuantitatif, dimana peneliti akan mendeskripsikan tentang
karakteristik di wilayah Bengawan Jero Kabupaten
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Banjir Lamongan yang rawan terjadi bencana terutama bencana
Intensitas Curah Hujan Tahunan banjir. Data yang bersifat deskriptif kuantitatif berupa
Daerah yang mempunyai tebal hujan yang tinggi maka angka – angka hasil perhitungan. Lokasi penelitian di
daerah tersebut akan lebih berpengaruh terhadap kejadian
banjir. Berdasarkan hal tersebut maka untuk pemberian

240
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan

ambil pada wilayah Bengawan Jero Kabupaten pembobotan, analisis keruangan, dan analisis dissolve),
Lamongan. analisis tingkat kerawanan, dan menyajikan hasil.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui Analisis Intensitas Hujan
studi analisa data, arsip, buku serta bentuk dokumentasi Pengumpulan Data hujan
lain yang dimiliki oleh instansi yang terkait dengan Data intensitas hujan (mm/tahun) yang digunakan
penelitian ini, diantaranya data curah hujan 2005 sampai merupakan data curah hujan 2005 – 2014. Data curah
2014 yang diperoleh dari dinas PU pengairan Kabupaten hujan yang terkumpul berupa data curah hujan tahunan
Lamongan, peta persebaran stasiun hujan dari BMKG yang meliputi: (1) jumlah curah hujan dan (2) bulan
Karangploso Malang, peta administrasi kemiringan hujan. Data tersebut berasal dari stasiun – stasiun penakar
lereng, penggunaan lahan, tekstur tanah dan jaringan hujan yang ada di wilayah Kabupaten Lamongan. Nilai
sungai didapat dari Badan Perencanaan Pembangunan curah hujan rata-rata tahunan dihitung dengan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lamongan. Variabel menggunakan persamaan sebagai berikut:
yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan
n
tahunan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, tekstur
tanah, dan buffer jaringan sungai. Dalam mengukur X = ∑ Ri/n
tingkat kerawanan banjir variabel – variabel yang dapat i=1
dijadikan sebagai indikator tingkat kerawanan banjir
didasarkan pada teknik mitigasi (Paimin, Sukresno, dan Keterangan:
Pramono., 2009). Berikut ini untuk mengukur tingkat X = Curah hujan rata-rata tahunan
kerawanan banjir dapat dilihat pada tabel 1. Ri = Curah hujan tahunan untuk tahun ke-i…..n
N = Jumlah tahun data curah hujan yang digunakan
Tabel 1. Faktor dan kriteria daerah rawan banjir untuk membuat peta curah hujan

No Parameter Klasifikasi Kategori Skor Pembuatan Peta Curah Hujan


1 Curah Hujan ≤2000 Rendah 1 Pembuatan peta curah hujan menggunakan Metode
Tahunan 2001 – 2500 Sedang 5
(mm/tahun) >2500 Tinggi 9
Poligon Thiessen. Metode Poligon Thiessen
2 Kemiringan >15 Rendah 1 mendefinisikan individu area yang dipengaruhi oleh
Lereng (%) 8 – 15 Sedang 5 sekumpulan titik yang terdapat di sekitarnya. prosesnya
<8 Tinggi 9 menggunakan ArcView 3.3 dengan extensions create
3 Penggunaan Hutan, Kebun, Rendah 1
Lahan Sempadan Thissen polygons – 2.6 dengan memesukkan titik
Sungai koordinat ke dalam peta.
Padang Sedang 5
Rumput, Pembuatan Buffer Sungai
Semak, Tegal,
Sawah Tadah Buffer sungai adalah suatu daerah yang mempunyai lebar
Hujan tertentu yang digambarkan di sekeliling sungai dengan
Tubuh Tinggi 9 jarak tertentu. Prosesnya operasi Theme – create buffer.
Air(Danau
atau Sungai),
Tambak, Analisis Peta Tekstur Tanah
Pemukiman, Analisis peta testur tanah dilakukan untuk mempersiapkan
Sawah Irigasi peta tekstur tanah. Peta tekstur tanah diperoleh dari
4 Tekstur Kasar Rendah 1
Tanah Sedang Sedang 5 BAPPEDA Lamongan yang berasal dari Bakosurtanal
Halus Tinggi 9 yang berupa peta vektor (shapefile). Pembagian sebaran
5 Jaringan  500 Rendah 1 jenis tanah tersebut kemudian di analisis untuk
Sungai (m) 201 – 500 Sedang 5 mendapatkan testur tanah dengan mengunakan buku kunci
0 – 200 Tinggi 9
Sumber : Modifikasi, dari Paimin, Sukresno, dan Pramono, 2009. taksonomi tanah, referensi buku lainnya dan literatur
jurnal dan penelitihan. Pada Tabel 2 disusun jenis tanah
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa dan tekstur tanah di Kabupaten Lamongan.
teknik observasi dan dokumentasi. Tahapan dalam
menganalisis data dibagi dalam 6 tahap: analisis intensitas
hujan, pembuatan buffer sungai, analisis peta tekstur
tanah, menganalisis data (analisis atribut: pengskoran dan

241
Swara Bhumi. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015

Tabel 2. Jenis Tanah dan Tekstur Untuk jenis tanah yang ada di Bengawan Jero sendiri
terdiri dari tanah Histosol dan Inceptisol.
No Jenis Keterangan Tekstur
Tanah Menganalisis Data
1 Alfisols Tanah alfisol memiliki Halus Analisis Atribut
tekstur tanah yang liat. Atribut adalah proses pemberian atribut atau
Liat tertimbun di
informasi pada suatu coverage. Pemberian atribut ini
horizon bawah. Ini
berasal dari horizon lebih mudah dilakukan di ArcView. Proses analisis atribut
diatasnya dan tercuci dibagi menjadi dua bagian yaitu klasifikasi dan
dibawah bersama pengskoran dan pembobotan.
dengan gerakan air. 1. Klasifikasi dan pengskoran
Dalam banyak pola Klasifikasi yang dimaksud adalah pembagian kelas
Alfisol digambarkan dari masing-masing peta digital. Penskoran
adanya perubahan
tekstur yang sangat dimaksudkan sebagai pemberian skor terhadap
pendek di kenal dalam masing-masing kelas. Menurut (Suherlan, 2001)
taksonomi tanah Pemberian skor ini didasarkan pada pengaruh kelas
sebagai Ablup tersebut terhadap besarnya banjir.
Tekstural Change 2. Pembobotan
atau perubahan tekstur Pembobotan adalah pemberian bobot pada peta digital
yang sangat ekstrim.
masing masing parameter yang berpengaruh terhadap
(Foth, 1998).
2 Histosol Tanah Histosol dikenal Sedang banjir. Pembobotan tersebut didasarkan atas
juga dengan tanah pertimbangan pengaruh masing-masing parameter
gambut. Tanah jenis ini terhadap banjir. Pada Tabel 3 disusun klasifikasi
memiliki ciri dan sifat pembobotan.
antara lain ketebalan
tidak lebih dari 0.5m, Tabel 3 Klasifikasi Pembobotan Parameter
warnanya coklat kelam
sampai hitam, tekstur
debu-lempung, tidak No Parameter Bobot
berstruktur, konsistensi 1 Curah Hujan 0,30
tidak lekat-agak lekat. 2 Kemiringan Lereng 0,10
(Anjayani.2009) 3 Penggunaan Lahan 0,25
3 Inceptis Tanah Inceptisol Halus 4 Tekstur Tanah 0,15
ol mempunyai kadar liat 5 Buffer jaringan Sungai 0,20
>60% remah sampai Primayuda 2006 (Modifikasi)
gumpal,gembur, warna
gelap, dan struktur Analisis Keruangan
yang baik Analisis keruangan dilakukan dengan
(hadrjowigeno,1989) menumpangsusunkan peta-peta digital yang sebelumnya
4 Vertisol Tanah vertisol ini Halus telah diberi skor pada masing-masing peta digital
memiliki lapisan solum dilakukan dengan bantuan software ArcView, sehingga
tanah yang agak dalam
menghasilkan peta zonasi yang akan di analisis
atau tebal yaitu antara
100-200 cm, berwarna selanjutnya untuk mengetahui tingkat kerawanan
kelabu sampai hitam, banjirnya.
sedang teksturnya Analisis Dissolve
lempung berliat sampai Analisis ini digunakan untuk menghasilkan tampilan
liat. tekstur yang berdasarkan salah satu atribut yang kita pilih.
relative halus,
permeabilitas yang
Analisis Tingkat Kerawanan
rendah dan pH yang
relative tinggi dan Nilai kerawanan suatu daerah terhadap banjir ditentukan
status hara yang tidak dari total penjumlahan skor lima parameter yang
seimbang merupakan berpengaruh terhadap banjir (curah hujan, kemiringan
karakteristik Tanah lereng, penggunaan lahan, tekstur tanah dan jaringan
Vertisol(Hardjowigeno, sungai) dengan menggunakan persamaan:
1989).

242
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan

adalah sungai yang merupakan bentuk garis. Buffer


n
sungai adalah suatu daerah yang mempunyai lebar
K = ∑ (W ix Xi…..n) tertentu yang digambarkan di sekeliling sungai
i=1
dengan jarak tertentu.
Keterangan : Peta buffer sungai dibuat berdasarkan zona buffer
K = Nilai kerawanan sungai yang dihasilkan dari pengkelasan tingkat
Wi = Bobot untuk parameter ke-i kerawanan banjir suatu wilayah berdasarkan jarak
Xi = Skor kelas parameter ke-i dengan sungai. Kejadian banjir sering kali
n = Banyak data berhubungan dengan kapasitas sungai dalam
melewatkan air, jika kapasitasnya lebih rendah dari
Menyajikan Hasil jumlah air yang mengalir maka akan terjadi luapan
Setelah didapat nilai kerawanan banjir maka peta dan mengakibatkan banjir. Semakin dekat suatu
tersebut ditumpangsusunkan dengan peta administrasi lokasi dengan sungai, semakin besar resiko terjadi
daerah sehingga akan didapatkan daerah cakupan banjir. banjir akibat dari luapan air yang terjadi.
Hasil analisis disajikan dalam bentuk peta kerawanan Pembuatan zona buffer pada sungai – sungai di
banjir. daerah Bengawan Jero dari 3 kelas, yaitu: 0 – 200
meter dari sungai, 201 – 500 meter dari sungai, dan
HASIL PENELITIAN lebih dari 500 meter dari sungai yang dapat dilihat
1. Faktor Curah Hujan pada Peta1.
Salah satu faktor penduga terjadinya banjir adalah
curah hujan. Berikut hasil perhitungan curah hujan
selama 10 tahun terakhir dari stasiun hujan di
Kabupaten Lamongan yang dapat dilihat pada Tabel
4.
Tabel 4 dan Nama Stasiun Hujan

N Nama 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rata Kelas
o stasiun –
hujan rata
1 Lamongan 1631 1269 1127 995 1144 1987 1722 1402 1962 1503 1474 ≥2000
2 Takeran 1924 1461 1799 1558 1771 2756 2053 1515 1774 1657 1827 ≥2000
3 Mantup 1127 1747 2015 1792 1451 2120 1672 1442 2106 1726 1720 ≥2000
4 Kembangba ≥2000
hu 1671 1123 1201 1305 1366 1983 1638 1526 2059 1592 1546
5 Sukodadi 1397 1152 1506 1145 1383 2289 1670 1458 1772 1219 1499 ≥2000
6 Gondang 1828 1470 1660 1640 1617 3077 1975 1502 1618 1668 1806 ≥2000
7 Kedungprin ≥2000
g 1928 1635 1408 1565 1520 2572 2117 1551 1737 1442 1748
8 Gandang 0 0 48 0 1444 2470 1484 1165 1481 880 1282 ≥2000
9 Prijetan 2088 2034 1618 1479 1485 2666 1970 1516 1899 1380 1814 ≥2000
10 Kayen 0 0 20 0 0 2626 1596 1330 1575 915 1344 ≥2000
11 2001 –

12
Bluluk
Ngimbang
638
1359
1408
1929
1176
1714
1704
1735
1711
1821
3591
2822
2623
2023
2247
1324
3008
1980
2322
2286
2043
1899
2500
≥2000
Peta1. Peta buffer sungai di Bengawan Jero
13 Baru/Girik 2009 2238 1784 1835 1734 2603 1736 1232 2307 1620 1910 ≥2000
14 Modo 2153 1675 1558 1448 1281 2741 1815 1074 1749 1176 1667 ≥2000
15 Pucuk 1239 1041 1414 752 1597 1562 1462 1138 1654 1181 1304 ≥2000
16
17
18
Babat
Jabung
Paciran
1584
1586
0
1803
1325
0
1765
1406
723
1492
1162
797
1630
1394
839
2817
2518
1846
1961
1516
1229
1420
1653
1341
1921
1628
943
1911
1267
205
1830
1546
990
≥2000
≥2000
≥2000
3. Faktor Penggunaan Lahan
19 2001 –

20
Brongdong
Bluri
902
1461
861
1476
933
1020
1060
1024
990
906
4034
2439
3304
1343
3429
1799
3346
1775
2320
1362
2118
1461
2500
≥2000
Penggunaan lahan merupakan faktor analisis
21 Pangkatrejo 1549 1432 1381 1305 1222 2593 1435 1241 1576 1047 1478 ≥2000
22 Karanggene
ng 1919 1250 1517 1400 1633 3310 2097 2317 2435 1746 1962
≥2000 karena penggunaan lahan erat hubungannya dengan
23 Blawi 1535 1205 1719 1019 1431 2532 1446 1472 1661 1027 1505 ≥2000
24
25
Kuro
Karangbinan
1713 1515 1703 1374 1871 3112 1721 1916 1837 1120 1788 ≥2000
≥2000
penyerapan air permukaan. Penggunaan lahan yang
gun 1452 1073 1445 1179 1282 2760 1488 1834 1569 1097 1518

Sumber: Dinas Pengairan PU banyak tertutup vegetasi akan memiliki penyerapan


yang baik dibandingkan daerah yang ditutupi oleh
Berdasarkan hasil perhitungan data curah hujan bangunan. Penggunaan lahan di kabupaten lamongan
selama 10 tahun terakhir dari 7 stasiun hujan (stasiun secara umum terdiri atas:
Lamongan, stasiun Sukodadi, stasiun Pangkatrejo, a) Kawasan Lindung
stasiun Karanggeneng, stasiun Blawi, stasiun Kuro, Kawasan lindung di Kabupaten Lamongan terdiri
dan stasiun Karangbinangun) yang digunakan dalam dari hutan lindung, hutan mangrove, sempadan pantai,
membuat peta curah hujan di Bengawan Jero yang sempadan sungai.
disajikan dalam Tabel 4, dapat diketahuai bahwa b) Kawasan Budidaya
curah hujan di wilayah Bengawan Jero rata – rata Hutan produksi, Perkebunan, Pemukiman,
berada pada kelas 2000mm pertahun. Kawasan industri, Sawah irigasi, Sawah tadah hujan,
Tegalan/ladang, Tambak.
2. Faktor Buffer Sungai Penggunaan lahan yang ada di daerah Bengawan
Pengertian buffer sendiri adalah batas dengan Jero sendiri terdiri dari danau/rawa, pemukiman,
jarak – jarak tertentu yang dibuat mengelilingi suatu sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan tegalan/ladang
titik, garis, atau poligon. Dalam hal ini yang dibatasi yang dapat dilihat pada Peta 2.

243
Swara Bhumi. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015

tekstur halus memiliki peluang kejadian banjir yang


tinggi, sedangkan tekstur yang kasar memiliki peluang
kejadian banjir yang rendah. Daerah-daerah yang
mempunyai tingkat permeabilitas tanah rendah,
mempunyai tingkat infiltrasi tanah yang kecil dan
runoff yang tinggi. Tekstur tanah di daerah Bengawan
Jero dapat dilihat pada Peta 3.

Peta 2. Peta penggunaan lahan di Bengawan Jero

Setelah melihat peta penggunaan lahan pada Peta


2, dapat diketahui bahwa tutupan lahan di Bengawan
Jero tergolong pada tutupan lahan jarang.

4. Faktor Tekstur Tanah


Tektur tanah menyangkut ukuran zarah tanah, Peta 3. Peta tekstur tanah di Bengawan Jero
mineral dan secara spesifik menyinggung nisbah
relative antara berbagai ukuran zarah tanah, Setelah melihat Peta 3 tentang pembagian tekstur
merupakan ciri khas dan tidak mudah berubah serta tanah di Bengawan Jero, dapat diketahui tekstur tanah
dianggap sebagai ciri dasar tanah (Soepardi, 1983). di Bengawan Jero sebagian besar bertekstur halus.
Tekstur tanah berpengaruh secara tidak langsung Sehingga dapat dikatakan daerah Bengawan Jero
terhadap banjir. Tanah dengan tekstur yang kasar memiliki tanah yang kemampuan meloloskan airnya
mempunyai pori yang lebih besar dari pada tanah yang kurang baik.
bertekstur halus, sehingga air yang berada di tanah
bertekstur kasar akan terinfiltrasi dengan cepat dan 5. Faktor Kemiringan Lereng
kemungkinan terjadinya genangan semakin kecil. Secara keseluruhan, daerah Kabupaten Lamongan
Berbanding terbalik dengan tanah yang memiliki memiliki kelerengan yang beragam. Mulai dari landai
tekstur kasar. Tanah yang bertekstur halus mempunyai sampai terjal. Kriteria kelas lereng digolongkan pada
pori yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur <8%, 8-15%, dan >15%. Sementara, kelerengan di
kasar, sehingga air yang berada di tanah bertekstur daerah Bengawan Jero semuanya merupakan kelas
halus akan terinfiltrasi dengan lambat dan <8%. Dengan kemiringan lereng yang tergolong datar,
kemungkinan terjadinya genangan juga menjadi memungkinkan untuk terjadinya bencana banjir.
semakin besar. Karena saat terjadi aliran permukaan dari air hujan
Tekstur tanah merupakan faktor analisis karena atau luapan sungai pergerakan air lambat, sehingga
erat hubungannya dengan kecepatan dalam dapat terjadi genangan banjir.
meloloskan atau menyerap air permukaan. Karena
tekstur tanah yang kasar akan lebih mudah meloloskan 6. Hasil Analisis
air dibandingkan dengan tekstur tanah yang halus. Berdasarkan hasil analisis tiap variabel yang sudah
Pembagian tekstur tanah di kabupaten lamongan di dijelaskan diatas, maka dapat diperoleh hasil skor tiap
dasarkan atas pembagian jenis tanah yang ada, parameter. Skor ini meliputi dari hasil analisis Curah
kemudian setiap jenis tanah di analisis dengan bantuan Hujan, Buffer Sungai, Penggunaan lahan, Tekstur
kunci taksonomi tanah. Tanah, Kemiringan Lereng. Kemudian setiap skor dari
Pembagian tekstur tanah yang ada pada Tabel 2 masing – masing di kalikan bobot untuk tiap variabel.
dapat diketahui bahwa tekstur tanah yang ada di Hasil penjumlahan skor berkisar antara 1 sampai 9
wilayah Kabupaten Lamongan terdiri dari 2 jenis dengan 3 indikator sangat rawan, rawan, tidak rawan.
tekstur yaitu halus dan sedang. Tekstur tanah disini Untuk hasil perhitungan dari skor tiap variabel yang
berkaitan dengan permeabilitas atau daya rembesan. menghasilkan klasifikasi kerawanan banjir di
Permeabilitas atau daya rembesan adalah kemampuan Bengawan Jero yang dapat dilihat pada Tabel 5.
tanah untuk dapat melewatkan air. Tanah dengan

244
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan

Tabel 5 Klasifikasi Kerawanan Banjir


No Curah Skor Buffer Skor Penggunaan Skor Tekstur Skor Kelerengan Skor Jumlah Jenis
Hujan Sungai Lahan (x0,25) Tanah (x0,10) Skor Kerawanan
(x0,30) (x0,20) (x0,15)
1 ≤2000 1 200 9 Pemukiman, 9 Halus 9 0–8 9 6,6 Sangat
Sawah Rawan
Irigasi,Danau/
Rawa
2 ≤2000 1 200 9 Pemukiman, 9 Sedang 5 0–8 9 6 Rawan
Sawah Irigasi
3 ≤2000 1 500 5 Pemukiman, 9 Halus 9 0–8 9 5,8 Rawan
Sawah
Irigasi,Danau/
Rawa
4 ≤2000 1 200 9 Tegalan/Lada 5 Halus 9 0–8 9 5,6 Rawan
ng, Sawah
Tadah Hujan
5 ≤2000 1 500 5 Pemukiman, 9 Sedang 5 0–8 9 5,2 Rawan
Sawah
Irigasi,Danau/
Rawa
6 ≤2000 1 >500 1 Pemukiman, 9 Halus 9 0–8 9 5 Rawan
Sawah
Irigasi,Danau/
Rawa
7 ≤2000 1 500 5 Tegalan/Lada 5 Halus 9 0–8 9 4,8 Rawan
ng, Sawah
Tadah Hujan
8 ≤2000 1 200 9 Pertanian 1 Halus 9 0–8 9 4,6 Rawan
Pangan
9 ≤2000 1 >500 1 Pemukiman, 9 Sedang 5 0–8 9 4,4 Rawan
Sawah
Irigasi,Danau/
Rawa
10 ≤2000 1 500 5 Tegalan/Lada 5 Sedang 5 0–8 9 4,2 Rawan
ng, Sawah
Tadah Hujan
11 ≤2000 1 >500 1 Tegalan/Lada 5 Halus 9 0–8 9 4 Rawan
ng, Sawah
Tadah Hujan
12 ≤2000 1 >500 1 Tegalan/Lada 5 Sedang 5 0–8 9 3,4 Tidak
ng, Sawah Rawan
Tadah Hujan
13 ≤2000 1 >500 1 Sempadan 1 Halus 9 0–8 9 3 Tidak
Sungai Rawan

Sumber: Data Primer


Setelah melihat Peta 4 tentang peta kerawanan
Berdasarkan Tabel 5, jenis kerawanan kelas sangat
banjir Bengawan Jero yang diperoleh dengan
rawan mempunyai skor 6,6. Kelas rawan dengan skor
melakukan overlay peta – peta faktor yang dianggap
3,8-6. Kelas tidak rawan mempunyai skor dari 3-3,4.
menjadi penyebab banjir didapat bahwa daerah
Pada Peta 4 dapat dilihat peta kerawanan banjir yang
Bengawan Jero terdiri dari tiga kelas kerawanan banjir
ada di Bengawan Jero.
yaitu: kelas Tidak Rawan, kelas Rawan, dan kelas
Sangat Rawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam Tabel 6 tentang tingkat kerawanan banjir.

Tabel 6 Tingkat Kerawanan Banjir

Kerawanan Luas Luas


Banjir (Km²) (%)
Tidak Rawan 18,51 6,40
Rawan 247,34 85,57
Sangat Rawan 23,19 8,03
Total 289,04 100
Sumber: Data Primer
Peta 4. Peta kerawanan banjir di Bengawan Jero

245
Swara Bhumi. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015

Berdasarkan dari Tabel 6 tentang tingkat sebaliknya yang akan terjadi dengan tanah yang memiliki
kerawanan banjir, dapat diketahui kriteria yang tekstur halus.
memiliki daerah paling luas adalah kelas rawan Buffer sungai adalah suatu daerah yang mempunyai
dengan luas 247,34 km²/85,57% dari wilayah lebar tertentu yang digambarkan di sekeliling sungai
Bengawan Jero. Sedangkan untuk kelas sangat rawan dengan jarak tertentu. Buffer sungai dibuat berdasarkan
memiliki luas 23,19 km²/8,03% dan tidak rawan logika dan pengetahuan mengenai hubungan sungai dan
dengan luas 18,51 km²/6,40% dari wilayah Bengawan kejadian banjir. Dengan asumsi semakin dekat dengan
Jero. sungai, maka peluang untuk terjadinya banjir lebih tinggi.
Peta buffer sungai dibuat berdasarkan zona buffer sungai
PEMBAHASAN yang dihasilkan dari pengkelasan tingkat kerawanan
Hasil penelitian ini perlu adanya pembahasan secara banjir suatu wilayah berdasarkan jarak dengan sungai.
menyeluruh. Pembahasan ini akan menjelaskan faktor apa Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan operasi
saja yang paling berpengaruh terhadap terjadinya banjir di Theme – create buffer. Batas buffer berdasarkan kriteria
daerah Bengawan Jero. Daerah bengawan jero memiliki yang telah ditentukan berdasarkanperkiraan tingkat
luas kurang lebih 289.04 Km², memiliki rata – rata curah kerawanan daerah dekat sungai terhadap banjir. (Purnama.
hujan 2000 mm/tahun yang tergolong ke dalam tipe iklim 2008).
C (agak basah) menurut Schimdt-Fergusson. Pada daerah Peneliti mengklasifikasikan tingkat kerawanan banjir
Bengawan Jero merupakan daerah bertopografi datar <8% menjadi 3 tingkatan jenis kerawanan yakni, tidak rawan,
dengan penggunaan lahan persawahan dan pemukiman. rawan dan sangat rawan. Pada tingkatan jenis tidak rawan
Hasil analisis kerawanan banjir di daerah Bengawan memiliki luas 18,51 km²/6,40% dari wilayah Bengawan
Jero terdapat tiga klasifikasi. Ini disebabkan karena Jero. Dengan curah hujan 2000mm pertahun. Memiliki
pengaruh variabel yang menjadi parameter. Setiap tekstur tanah sedang dengan penggunaan lahan tegalan
klasifikasi akan terkait dengan variabel curah hujan, dan sawah tadah hujan.
kemiringan lereng, penggunaan lahan, tekstur tanah dan Kemudian kerawanan banjir pada kelas rawan
buffer sungai. Dilihat dari hasil perhitungan skor di tabel 4 memiliki luas 247,34 km²/85,57% dari wilayah Bengawan
diatas, dapat diketahui bahwa faktor tutupan lahan atau Jero. Memiliki curah hujan 2000mm pertahun. Memiliki
penggunaan dan faktor tekstur menjadi variabel yang tutupan lahan berupa persawahan, tegalan, pemukiman
sangat berpengaruh terhadap terjadinya banjir. penduduk, serta danau/rawa. Dengan tekstur tanah halus
Penggunaan lahan atau tutupan lahan mempengaruhi dan sedang. Sedangkan pada kerawanan banjir pada
pola pengaliran dan penyimpanan air. Ini akan tingkat sangat rawan memiliki luas 23,19 km²/8,03% dari
menentukan banyaknya air hujan yang akan dialirkan di wilayah Bengawan Jero. dari luas wilayah Bengawan
permukaan, kecepatan aliran yang dapat berpengaruh pada Jero. Dengan curah hujan 2000mm pertahun serta
kejadian banjir baik banjir genangan ataupun banjir memiliki tutupan lahan berupa pemukiman, persawahan
bandang. Selain pengaliran dan penyimpanan tutupan dan danau/rawa. Dengan tekstur tanah halus dan sedang.
lahan yang berupa vegetasi berperan penting dalam proses Daerah Bengawan Jero memiliki tutupan vegetasi
intersepsi air hujan yang jatuh dan teraspirasi air yang yang tergolong jarang. Dengan tutupan vegetasi yang
terabsorbsi oleh akar tanaman. Lahan yang memiliki tergolong jarang, hal ini akan membuat aliran permukaan
tutupan vegetasi yang baik memiliki kemampuan menjadi besar. Sehingga akan mempengaruhi aliran
meredam energy kinetis hujan, sehingga memperkecil permukaan dan penyimpanan air. Hal ini akan
erosi percik (Splash Erosion) dan koefisien aliran. Dengan mempengaruhi banyaknya air hujan yang dialirkan
kecilnya erosi percik akan meningkatkan kemampuan dipermukaan, kecepatan aliran dapat berpengaruh
tanah dalam penyerapan air hujan (Rahayu, et al. terhadap kejadian banjir genangan maupun banjir
2009:11). bandang. Selain itu tutupan lahan dengan vegetasi jarang
Tektur tanah menyangkut ukuran zarah tanah, juga akan berpengaruh terhadap proses intersepsi air hujan
mineral dan secara spesifik menyinggung nisbah relative yang jatuh dan penyerapan air hujan oleh akar tanaman.
antara berbagai ukuran zarah tanah, merupakan ciri khas Lahan yang memiliki tutupan vegetasi jarang memiliki
dan tidak mudah berubah serta dianggap sebagai ciri dasar kemampuan meredam erosi percik yang lemah. Sehingga
tanah (Soepardi, 1983). Tekstur tanah berpengaruh secara dengan besarnya erosi percik yang terjadi akan mampu
tidak langsung terhadap banjir. Tanah dengan tekstur yang menurunkan kemampuan tanah dalam melakukan
kasar mempunyai pori yang lebih besar dari pada tanah penyerapan air hujan yang jatuh.
yang bertekstur halus, sehingga air yang berada di tanah
bertekstur kasar akan terinfiltrasi dengan cepat dan
kemungkinan terjadinya genangan semakin kecil. Namun

246
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan

PENUTUP Foth. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada


Simpulan University Press, Yogyakarta. Guslim, M.S., 2007.
Berdasarkan hasil penelitian diatas simpulan dari Agroklimatologi. USU Press,Medan.
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bengawan Jero yang berada di hamparan 6 kecamatan Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. PT Mediatama
yaitu, kecamatan Turi, Karanggeneng, Kalitengah, Sarana Perkasa. Jakarta. 233 hal.
Karangbinangun, Glagah dan Deket menurut
klasifikasi Schimdt-Ferguson termasuk tipe iklim C Paimin. Sukresno. Pramono, Irfan Budi. 2009. Teknik
(agak basah) dengan rasio Q = 42,86%. Daerah Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Balikpapan :
bengawan jero memiliki luas 289.04 Km². Tutupan Tropenbos Internasional Indonesia
lahan di daerah Bengawan Jero di terdiri dari Programme.(www.forda-mof.org/files/
pemukiman, danau/rawa, sawah irigasi, sawah tadah mitigasi_banjir_dan_ tanah_longsor.pdf, diakses
hujan, dan tegalan dengan kelerengan pada kelas datar. pada tanggal 25 Januari 2015).
Tekstur tanah memiliki 2 kelas tekstur yaitu halus dan
sedang. Primayuda, A. 2006. Pemetaan Daerah Rawan dan
2. Kriteria tingkat kerawanan yang tergolong pada Resiko Banjir Menggunakan Sistem Informasi
klasifikasi sangat rawan memiliki luas 23,19 Geografis: studi kasus Kabupaten Trenggalek, Jawa
km²/8,03% dari wilayah Bengawan Jero. Sementara Timur (skripsi). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
untuk kriteria kerawanan yang tergolong pada kelas Pertanian Bogor. (repository.ipb.ac.id › ... › UT - Soil
rawan memiliki luas 247,34 km²/85,57% dari wilayah Science and Land Resource, diakses pada tanggal 5
Bengawan Jero.. Untuk klasifikasi tidak rawan Januari 2015).
memiliki luas 18,51 km²/6,40%. Daerah Bengawan
Jero memiliki curah hujan rata – rata 2000 mm Purnama, A. 2008. Pemetaan Kawasan Rawan Banjir Di
pertahun. Daerah Aliran Sungai Cisadane Menggunakan
Sistem Informasi Geografis. (skripsi). Bogor:
Saran Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
informasi tentang keadaan daerah Bengawan Jero Rahayu S, et al. 2009. Monitoring air di daerah aliran
Kabupaten Lamongan. Dari hasil analisis diatas, diketahui sungai. Bogor, Indonesia. world Agroforestry Centre
faktor yang dominan dalam proses terjadinya banjir – Southeast Asia Regional Office
adalah faktor lereng dan sungai yang berhubungan dengan
keadaan muka air yang antara muka air sungai dengan Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas
daratannya hampir sejajar sehingga sangat mudah air Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
meluap. Dengan demikian dapat dijadikan landasan untuk
melakukan upaya mengatasi masalah banjir yang dapat Suherlan, E. 2001. Zonasi Tingkat Kerentanan Banjir
dilakukan pemerintah Lamongan. Adapun cara yang dapat Kabupaten Bandung mengunakan system informasi
dilakukan untuk mengatasi banjir ini adalah dengan geografis. (Skripsi). Bogor. (repository.ipb.ac.id › ...
melakukan normalisasi sungai secara berkala dan dengan › UT - Geophysics and Meteorology, diakses pada
menanam beberapa tanaman berkayu keras di setiap lahan tanggal 31 Januari 2015).
sehingga dapat membantu meningkatkan proses
penyerapan air.

DAFTAR PUSTAKA
Anjayani,Eni.2009. Geografi: Untuk Kelas X SMA/MA.
Jakarta: PT. Cempaka Putih.

BPBD. 2014. Buku Rencana Aksi Menghadapi Bencana


Banjir 2013 – 2014. Lamongan

Ditjen Penataan Ruang Dept PU. Pedoman Pengendalian


Pemanfaatan Ruang Dikawasan Rawan Bencana
Banjir, bab IV-1

247

Anda mungkin juga menyukai