Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

GEOMORFOLOGI LINGKUNGAN

(GEL 2105)
MAKALAH TERAPAN GEOMORFOLOGI UNTUK STUDI LINGKUNGAN

Disusun oleh:
Nama : Heldi Yusup
NIM : 19/445021/GE/09128
Dosen Pengampu : Dr. Langgeng Wahyu Santosa, S.Si., M.Si.

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
Terapan Geomorfologi untuk Kajian Kerawanan dan Mitigasi Bencana Banjir di Kawasan
Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat

PENDAHULUAN

Geomorfolagi adalah ilmu yang mempelajari bentuklahan (landfrom) yang membentuk


permukaan bumi, di atas maupun di bawah permukaan laut dan menekankan pada cara terjadinya
serta perkembangannya dalam konteks keruangan (Verstappen, 1982 dalam Danang Endarto,
2007). Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam serta mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun
manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2012). Banjir merupakan salah satu bencana yang sering
terjadi diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi yang akan menyebabkan suatu daerah tergenang
oleh air dalam jumlah yang besar serta kerugian berupa rusaknya jalan, rumah, fasilitas dan juga
lahan pertanian. Mitigasi bencana adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi
dampak dari suatu kejadian bencana.

Kabupaten Karawang secara administratif berada di bagian Utara Provinsi Jawa Barat.
Daerah Karawang sebagian besar merupakan dataran rendah. Lereng pada daerah Kabupaten
Karawang mempunyai kelerengan yang secara dominan landai sehingga mendukung terjadinya
banjir, terutama jika terjadi peningkatan curah hujan tinggi dan sungai yang tidak dapat
menampung debit air dalam jumlah yang besar. Pola permukiman di Kabupaten Karawang
umumnya bergantung pada sektor pertanian, sehingga banyak masyarakat menempati permukiman
di sekitar kawasan aliran sungai atau irigasi.

Kabupaten Karawang yang juga dialiri banyak sungai menyebabkan lahan pertanian di
daerah dataran rendah menjadi sangat subur. Dataran rendah di Kabupaten Karawang mencakup
161.270,90 ha (84,2% dari luas Kabupaten Karawang) dengan pegunungan yang bearada di
Selatan Kabupaten Karawang sehingga Bagian utara daerah Karawang berdekatan dengan Laut
Jawa sehingga cenderung rendah. Semakin ke selatan, ketinggian semakin meningkat.
PEMBAHASAN

Banjir dapat disebabkan oleh kondisi alam yang statis seperti geografis, topografis, dan
geometri alur sungai. Peristiwa alam yang dinamis seperti curah hujan yang tinggi, pembendungan
dari laut/pasang pada sungai induk, amblesan tanah dan pendangkalan akibat sedimentasi, serta
aktivitas manusia yang dinamis seperti adanya tata guna di lahan dataran banjir yang tidak sesuai,
yaitu: dengan mendirikan pemukiman di bantaran sungai, kurangnya prasarana pengendalian
banjir, amblesan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut akibat global warming
(Sastrodihardjo, 2012 dalam BNPB,2016:80).

Kabupaten Karawang yang memiliki kemiringan lahan 0-3%, meliputi areal 83,52% yang
berada di Kecamatan Batujaya, Pedes, Rawamerta, Lemahabang, Tempuran, Cilamaya,
Cikampek, Kotabaru Jatisari, Klari (sebagian Karawang, Rengasdengklok, Telagasari, dan
sebagian Telukjambe). Wilayah yang berlereng 3-8%, meliputi areal 8,93% dari luas Kabupaten
Karawang, terletak di Kecamtan Cikampek, sebagian Klari, dan Telukjambe. Wilayah yang
berlereng 15-40%, kurang lebih 10,94% dari luas wilayah Kabupaten, berada di Kecamatan
Cikampek, Klari, Telukjambe dan Pangkalan. Wilayah yang berlereng lebih dari 40% hanya
sebagian kecil yaitu kurang dari 2,59% dari seluruh luas Kabupaten yaitu berada di Kecamatan
Tegalwaru dan Pangkalan.

Kelerengan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya bencana banjir di Karawang.
Lereng pada daerah Kabupaten Karawang mempunyai kelerengan yang secara dominan landai
sehingga mendukung terjadinya banjir, terutama jika terjadi peningkatan curah hujan tinggi dan
sungai yang tidak dapat menampung debit air dalam jumlah yang besar. Pola permukiman di
Kabupaten Karawang umumnya bergantung pada sektor pertanian, sehingga banyak masyarakat
menempati permukiman di sekitar kawasan aliran sungai atau irigasi.

Pada gambar dibawah ini menunjukkan Risiko banjir di Kabupaten Karawang. Aspek sosial
menunjukkan risiko dari tingkat rendah sampai tinggi. Tingkat rendah sebanyak 335.828 jiwa
kemudian tingkat sedang sebanyak 1.414.301 jiwa dan resiko tingkat tinggi sebanyak 487.129
jiwa. Aspek fisik menunjukkan risiko tingkat tinggi sebesar 2.090.629 juta. Aspek ekonomi
menunjukkan risiko tingkat sedang sebesar 1.441.720 juta dan tingkat tinggi sebesar 5.283.516
juta. Sedangkan aspek lingkungan menunjukkan risiko tingkat sedang seluas 718 Ha dan tingkat
tinggi seluas 6.736 Ha. Berdasarkan hasil matriks kajian tersebut bahwa Kabupaten Karawang
menunjukkan memiliki tingkat kerawanan yang termasuk tinggi dibandingkan kabupaten/kota
lainnya.

Tabel 1. Matriks Kajian Risiko Bencana Banjir per-Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

Sumber: Risiko Bencana Indonesia BNPB 2016

Kabupaten Karawang yang merupakan bagian dari DAS Citarum juga memiliki 6 Sub
DAS yang mengalir di seluruh wilayah Kabupaten Karawang diantaranya Sub DAS Sedari,
Cisoga, Cibadardua, Cibadak, Cikarokrok,Cibanteng dan juga Cilamaya. Banyaknya sungai di
Kabupaten Karawang ini juga mendukung potensi banjir yang banyak terjadi di Kabupaten
Karawang.

Gambar 1.1 Peta Wilayah Sungai Citarum

Sumber: BBWS Sungai Citarum


Upaya mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengerukan dan
normalisasi di sungai, pengoptimalan fungsi irigasi untuk menyebarkan debit air yang membebani
satu sungai, pelatihan dasar kebencanaan, membuat tembok/tanggul penahan air sungai,
pengawasan terhadap izin dalam mendirikan bangunan, menghindari pembangunan permukiman
di daerah sekitar sungai yang rawan terjadi banjir, menjaga drainase, relokasi daerah rawan banjir,
sosialisasi peningkatan kewaspadaan masyarakat dan juga membuat tanda-tanda peringatan rawan
banjir serta dapat melakukan zonasi daerah-daerah yang rawan terhadap bencana banjir di
Kabupaten Karawang.

KESIMPULAN

Kabupaten Karawang yang berada di dataran rendah yang mencakup 161.270,90 ha (84,2%
dari luas Kabupaten Karawang) dengan pegunungan yang bearada di Selatan Kabupaten
Karawang serta banyaknya sungai yang mengalir di Kabupaten Karawang menyebabkan tingginya
potensi banjir di Kabupaten Karawang berdasarkan matriks kajian bencana yang dikeluarkan oleh
BNPB tergolong tinggi. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
pengerukan dan normalisasi di sungai, pengoptimalan fungsi irigasi untuk menyebarkan debit air
yang membebani satu sungai, pelatihan dasar kebencanaan, membuat tembok/tanggul penahan air
sungai, pengawasan terhadap izin dalam mendirikan bangunan, menghindari pembangunan
permukiman di daerah sekitar sungai yang rawan terjadi banjir, menjaga drainase, relokasi daerah
rawan banjir, sosialisasi peningkatan kewaspadaan masyarakat dan juga membuat tanda-tanda
peringatan rawan banjir serta dapat melakukan zonasi daerah-daerah yang rawan terhadap bencana
banjir di Kabupaten Karawang.

DAFTAR PUSTAKA

BNPB. 2012. Tanggap, Tangguh Menghadapi Bencana. Edisi 2012. Jakarta : Pusat Badan
Penanggulangan Bencana.

BNPB. 2016. Risiko Bencana Indonesia. Jakarta : Pusat Badan Penanggulangan Bencana.
Verstappen, H. Th. 1983. Applied Geomorphology: Geomorphological Surveys for Environmental
Development. Elsevier. Amsterdam-Oxford-New York.

Anda mungkin juga menyukai