Characteristic of tidal flood as the basic for determining the green belt of cilacap
Oleh:
Nur Banani Abdillah1*, Amron2, Endang Hilmi2
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Univeritas Jenderal Soedirman
Jalan dr. Suparno Komp. GOR Susilo Sudirman Karangwangkal Purwokerto
Email: bananabdillah@gmail.com
ABSTRAK
Pesisir Kabupaten Cilacap berpotensi terkena dampak kenaikan muka air laut.
Dampak utama yang diakibatkan oleh kenaikan muka air laut adalah terjadinya
banjir pasang surut. Banjir pasang surut berpotensi mengakibatkan penggenangan
air laut yang berdampak pada degradasi lahan, sehingga diperlukan suatu tindakan
untuk menanggulangi maupun mengurangi dampak yang ditimbukan oleh hal
tersebut dengan pembuatan jalur hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui karakteristik pasang surut, pola kenaikan muka air laut, potensi
genangan banjir pasang surut serta lebar jalur hijau sebagai penyangga wilayah
Pesisir Cilacap. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survei. Data
utama yang dibutuhkan adalah data pasang surut, Digital Elevation Model (DEM)
Cilacap tahun 2014, dan peta rupabumi Indonesia. Berdasarkan hasil dari penelitian
ini diketahui bahwa kenaikan muka air laut di Pesisir Cilacap antara 1,770 m hingga
1,883 m. Luas genangan banjir pasang surut yang terjadi adalah 244,99 ha. Nilai
HHWL tertinggi yang digunakan untuk membuat genangan banjir pasang surut
dalam penelitian ini sebesar 2.996 m. Karakteristik pasang surut perairan Pesisir
Cilacap adalah campuran condong harian ganda. Dengan nilai Formhzal sebesar
0,42 .Sedangkan luasan jalur hijau optimal Pesisir Cilacap sebesar 292,75 ha.
The coastal of Cilacap has been impacted potentially by sea level rise. The main
impact of sea level rises is tidal floods. The impact of tidal floods is sea water flooding
which give impacts land degradated which is reduced by developing of green belt. The
study is to know the tidal characteristics, sea level rise, potential of tidal flood and green
belt width as a buffer of coastal area of Cilacap. The method used the survey method.
The main data required is tidal data (2018) , the Digital Elevation Model (DEM) Cilacap
(2014), and RBI (2018). The results of this research, it is known that the sea level rise in
Cilacap between 1,770 m until 1,883. The tidal flood area reached 244,99 ha. The highest
of HHWL value to reached 2,996 m. The tidal characteristic of Cilacap is mixed tide
prevailing semidiurnal. With The Formhzal reached 0.42. The optimalled of green belt of
Cilacap is 292,75 ha.
wilayah darat, dimana daerah ini termasuk adanya pengaruh dari pasang
merupakan daerah interaksi antara surut air laut (Tawas et al, 2009).
ekosistem darat dan ekosistem laut yang Wilayah pesisir sangat rentan
merupakan kawasan yang sangat rawan perubahan yang berbeda baik terhadap
2009). Dari beberapa wilayah pesisir di perubahan muka laut. Perubahan sifat
yaitu Pesisir Kabupaten Cilacap. Kondisi bertahap termasuk perubahan muka air
laut yang memberikan dampak kenaikan muka air laut adalah terjadinya
perubahan pada sistem pesisir, misalnya banjir pasang surut. Banjir pasang surut
pengikisan lahan pesisir (Rositari, 2011). penggenangan air laut yang berdampak
muka air laut. Banjir tersebut sering dampak yang ditimbukan oleh hal
dikenal dengan istilah banjir pasang tersebut. Untuk itu perlu upaya
surut (banjir rob). Banjir pasang surut konservasi mangrove, diantaranya dasar
terjadi ketika air laut pasang yang masuk penetapan jalur hijau Pesisir Cilacap.
berpotensi mengalami banjir pasang fungsi yang sangat penting bagi wilayah
surut akibat adanya aktivitas alami pesisir tersebut. Jalur hijau pesisir
penurunan permukaan tanah / land pantai atau tepi sungai yang dengan sifat
pasang surut (Nicholls et al , 1998). banjir pasang surut. Fungsi jalur hijau
arus serta polutan yang berasal dari meminimalisir dampak serta kerugian
daratan dan laut (Hilmi et al, 2012). dari bencana banjir pasang surut di
pesisir, sebagai ekosistem pesisir yang bulan Juli-Agustus 2019. Lokasi yang
menjadi obyek penelitian adalah
dinamis dan memiliki kemampuan daya
Kecamatan Nusawungu, Binangun,
adaptasi untuk merespon perubahan Adipala dan Kecamatan Cilacap
lingkungan. Salah satu bentuk adaptasi Selatan, Jawa Tengah. Analisis data
akan dilakukan di Fakultas Perikanan
mangrove adalah memiliki kemampuan
dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal
dalam mengikat sedimen (trapping Soedirman. Bahan dalam penelitian ini
wilayah pesisir, pada masa yang akan bencana banjir pasang surut 2018 dari
BPBD Cilacap. Metode yang digunakan
datang dampak banjir pasang surut
pada penelitian ini adalah metode
diprediksi akan semakin besar. Hal ini survey dimana daerah yang terbentuk
Microsoft Excel. Data tersebut diolah surut hasil pengamatan stasiun BMKG
Amplitudo (A), M2, S2, K1, O1, N2, K2, komponen dari pasang surut didapatkan
P1, M4, MS4. nilai MSL (Mean sea level) bulanan untuk
setelah hasil akhir diperoleh untuk tahun 2018. Nilai MSL yang telah
rawan genangan rob yang dipengaruhi sedangkan nilai ketinggian yang berada
oleh kenaikan muka air laut. Analisis di atas nilai HHWL merupakan wilayah
ekstensi analisis spasial pada perangkat surut pada saat terjadi pasang tertinggi.
keadaan alam yang sebenarnya. DEM dasar konservasi mangrove antara lain
geografi datum WGS 1984 dan UTM 49S. tentang jalur hijau mangrove dan
dengan tools raster calculator yang disebutkan bahwa lebar jalur hijau
terdapat pada software ArcGis. Proses ditetapkan 130 kali nilai rata-rata pasang
surut, sedangkan angka 130 berasal dari harmonik pasang surut. Analisis
Data pasang surut harian selama periode waktu 1 tahun. Hasil analisis
24 jam yang didapatkan dari BMKG data didapatkan konstanta pasang surut
dapat diketahui dengan menggunakan sebesar 0,42. Nilai formzahl (F) berada
bilangan formzahl (Mahatmawati et al., pada 0,25 < F < 1,50 menunjukkan
condong harian ganda (mixed tide, Nilai perhitungan muka air tertinggi
Mean Sea Level (MSL) adalah muka Cilacap adalah 2.978 m. Sedangkan
air rerata antara muka air tertinggi rerata muka air terendah (LLWL) adalah muka
dan muka air terendah rerata. Elevasi ini air terendah pada saat pasang surut
daratan (Triadmodjo, 2012). Muka laut 2012). Nilai pehitungan muka air
Nilai perhitungan (MSL) pada Perairan Kenaikan muka air laut di Pesisir
Muka air tinggi tertinggi (HHWL), data pasang surut dari BMKG
yaitu muka air tertinggi pada saat Kabupaten Cilacap mengalami fluktuasi
pasang surut purnama atau bulan mati. setiap bulannya (Gambar 1).
air laut di Pesisir Cilacap mengalami disimpulkan bahwa garis regresi berada
dinamika dengan nilai terendah pada pada tingkat lemah atau tidak sempurna.
bulan November sebesar 1.770 m dan Hal ini dapat dipengaruhi oleh
nilai terbesar yaitu pada bulan Agustus pengamatan yang terlalu singkat yaitu
sebesar 1.883 m. Hasil analisis regresi hanya menggunakan data pasang surut
pasang surut di Pesisir Cilacap disusun pasang surut menggunakan nilai HHWL
Model (DEM) dan nilai muka air tertinggi wilayah kecamatan yang berbatasan
(HHWL) dengan metode spasial analisis langsung dengan laut terkena dampak
menggunakan tools raster. Dalam hal ini dari banjir pasang surut. Daerah yang
genangan yang terjadi akibat banjir memiliki potensi tergenang oleh banjir
Kenaikan muka air laut berpotensi pasang surut di Pesisir Cilacap yaitu
daerah Pesisir Cilacap yang berbatasan Selatan dengan luas genangan sebesar
langsung dengan laut serta memiliki 23,28 ha, Cilacap Utara dengan luas
elevasi yang landai. Luas lahan yang genangan sebesar 3,22 ha, Kesugihan
memiliki potensi genangan akibat banjir dengan luas genangan sebesar 58,40 ha,
pasang surut dapat meluas seiring Adipala dengan luas genangan sebesar
dengan naiknya muka air laut (Tabel 2) 59,48 ha, Binangun dengan luas
genangan sebesar 244,99 ha. Hal ini di Pesisir Cilacap. Berdasarkan (Tabel 3),
banjir pasang surut dalam penelitian ini paling luas adalah sawah yaitu
hanya menggunakan nilai HHWL tanpa berpotensi terdampak sebesar 122,65 ha,
Hasil overlay antara peta potensi 6,43 ha, kebun berpotensi terdampak
genangan banjir pasang surut dengan sebesar 0.19 ha dan jalan berpotensi
serta panjang penggunaan lahan yang surut di Pesisir Cilacap pada masa yang
berpotensi mengalami dampak dari akan datang akan lebih besar dengan
genangan banjir pasang surut (Tabel 3). asumsi adanya faktor kenaikan muka air
Tabel 3. Potensi Luas Lahan Terdampak laut meningkat secara konstan. Tingkat
Banjir Pasang Surut
No Jenis Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir
Penggunaan Terdampak
Lahan pasang surut di berbagai daerah
1 Sawah 122,65 ha
mungkin akan berbeda tergantung pada
2 Ladang 6,43 ha
3 Kebun 0.19 ha daya dukung kawasan atau kapasitas
4 Jalan 2,10 km
dari ekosistem pesisir serta adaptasi
terhadap banjir pasang surut (Mubarak, (protected area). Dalam kontek kawasan
dijelaskan bahwa kawasan penyangga dan atau pesisir. Jalur penyangga ini
pada dasarnya merupakan buffer yang dapat berupa komunitas vegetasi pantai
dan nilai kisaran pasang surut pembuatan peta jalur hijau Pesiir
Cilacap. Luasan jalur hijau Pesisir (mixed tide, prevailing semidiurnal)
Cilacap yaitu sebesar 292,75 ha. Lebar artinya dalam sehari terjadi dua
jalur hijau diperoleh dari perhitungan kali pasang dan dua kali air surut
konstanta 130 x kisaran pasang surut, dengan tinggi dan periode yang
dalam hal ini yaitu nilai HHWL dan berbeda. Kenaikan muka air laut
banjir pasang surut pada wilayah Pesisir langsung dengan laut dan muara
genangan banjir pasang surut. Wilayah 3. Lebar jalur hijau optimal di Pesisir
diterapkan model lebar jalur hijau Cilacap sebesar 292,75 ha. Jenis
data dan jumlah data yang digunakan. Bengen, D.G. 2001. Pedoman Teknis
Pengenalan Dan Pengelolaan
Oleh karena itu, data yang digunakan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir Dan Lautan.
harus menjadi perhatian utama dalam IPB. Bogor.
Cahyadi., M.J, Lalu., Aryasandah. 2016.
penelitian serupa. Studi Kenaikan Muka Air Laut
Menggunakan Data Satelit
Altimetry Jason-1 (Studi Kasus :
DAFTAR PUSTAKA
Perairan Semarang). Jurnal Geoid.
Vol. 11. No.2.
Asiseh, N dan Apriansyah. 2016.
Penentuan Chart Datum Diposaptono, S., Budiman, Dan Firdaus,
Berdasarkan Pergerakan Bumi, A. 2009. Menyiasati Perubahan
Bulan Dan Matahari Menggunakan Iklim Di Wilayah Pesisir Dan Pulau
Periode Satu Bulan, Satu Tahun, - Pulau Kecil. Penerbit Buku Ilmiah
8,85 Tahun dan 19 Tahun. Prisma Populer, Bogor.
Fisika, Vol. IV, No. 03. ISSN : 2337-
Ellison, J.C. 1993. Mangrove Retreat With
8204.
Rising Sea-Level, Bermuda.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Estuarine, Coastal And Shelf Science
Cilacap. 2018. Laporan Kejadian 37: 75–87.
Bencana Gelombang Pasang di
Environmental Justice Foundation . 2006.
Kecamatan Adipala, Binangun,
Mangroves: Natures Defence
Nusawungu dan Cilacap Selatan
Against Tsunamis-A Report On
Kabupaten Cilacap. Laporan
Kejadian bencana. BPBD The Impact Of Mangrove Loss and
kabupaten Cilacap. 3 Hal. Shrimp Farm Development On
Coastal Defences. Environmental Helmi, M., I, Febriansyah., A,A,D, S.
Justice Foundation, London, UK. 2012. Kajian Kerentanan Pantai Di
Pesisir Kabupaten Cilacap, Jawa
Gornitz., V.P dan Kanciruk. 1989. Tengah. Journal Of Oceanography. 1
Assement Of Global Hazards From (2): 139-148.
Sea Level Rise. Proceedings Of
Sixth Symponium On Coastal And Hilmi, E., A.S. Siregar, L., Febriani, R.
Ocean Management ASCE. Novaliani, S. A. Amir, dan A.D.
Charleton, SC. 14 Hal. Syakti. 2015. Struktur Komunitas,
Zonasi Dan Keanekaragaman
Grigg, R.W., and Epp, D. 1989. Critical Hayati Vegetasi Mangrove Di
Depth For The Survival Of Coral Segara Anakan Cilacap. Omni-
Islands: Effects On The Hawaiian Akuatika. 11 (2); 20-32.
Archipelago. Science. 243: 638-641.
Hilmi, E., dan Parengrengi. 2012. Strategi
Hamidah A.I., Subagyo W.H. 2017. Konservasi Mangrove Dalam
Pemodelan Bahaya Banjir Rob di Mengurangi Dampak Bencana Di
Kawasan Pesisir Surabaya. Spectra, Pesisir . Jurnal Pembangunan
Nomor 30 Volume XV : 45 – 56. Pedesaan. Volume 12 Nomor 2,
Desember 2012, hal 70-79.
Hariyanto, 2006. Inventarisasi Asset
Pemkot Surabaya Dengan Metode Ilahude, A.G. 1999. Pengantar
Sistem Informasi Geografis (Studi Oseanologi Fisika. P30 LIPI.
Kasus : Kelurahan Keputih Kecamatan Jakarta.
Sukolilo). Skripsi. Teknik
Geomatika, Institut Teknologi Intergovernment Panel On Climate
Sepuluh November. Surabaya. Chang (IPCC). 2001. Climate
Change 2001 : Summary For
Haryono., dan Sri Narni. 2004.
Policymakers. Wembley. IPCC
Karakteristik Pasang Surut Laut di
Plenary. XVII. United Kingdom.
Pulau Jawa. Forum Teknik. Jurusan
Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Irwansyah, E. 2013. Sistem Informasi
UGM. Yogyakarta. 28 (1) : 4. Geografis : Prinsip Dasar Dan
Hastho, W., Sorja, K., & Yunianto, M, Pengembangan Aplikasi. Digibook.
2012. Analisa Sea Level Rise Data Yogyakarta.
Satelit Altimetri Topex/Poseidon, Isdaharti., R. Suwandi., A. Afandi.,
Jason-1 dan Jason-2 Di Perairan Arsyad., A. Slolikhin. Pengelolaan
Laut Jawa Periode 2000 - 2010. Solo. Pesisir Berbasis Masyarakat Dalam
FMIPA. Universitas Sebelas Maret. Pengurangan Resiko Bencana
Hastuti, A.W. 2012. Analisis Kerentanan (Studi Kasus Kabupaten Lombok
Pesisir Terhadap Kenaikan Muka Air Barat). Working Paper PKSPL-IPB.
Laut Di Selatan Yogyakarta. Skripsi. ISSN: 2086-907.
Institut pertanian bogor. Bogor, 64
Hal.
Kariada T.M., N., dan A. Irsadi. 2014. sebuah catatan tentang payau
Peranan Mangrove Sebagai bakau dan pengelolaannya.
Biofilter Pencemaran Air Wilayah Prosiding III Diskusi Panel Daya
Tambak Bandeng Tapak, Guna dan Batas Lebar Jalur Hijau
Semarang. Jurnal Manusia Dan Mangrove. Panitia Nasional
Lingkungan 21 (2); 188-194. Program MAB Indonesia LIPI,
Jakarta.
Karminarsih E. 2007. Pemanfaatan
Ekosistem Mangrove Bagi Kumar, D.P.K. 2006. Potential
Minimasi Dampak Bencana Di Vulnerability Implications of Sea
Wilayah Pesisir. JMHT 8 (3): 182- Level Rise for The Coastal Zones of
187. Chocin, Southwest Coast of India.
Environmental Monitoring and
Kasbullah, A.A., dan Marfai, M.A. 2014. Assessment, 123, 333-344.
Pemodelan Spasial Genangan
Banjir Rob Dan Penilaian Potensi Kusmana C., Wilarso S., Hilwan I.,
Kerugian Pada Lahan Pertanian Pamoengkas P., Wibowo C.,
Tiryana T., Triswanto A., Yunasfi.,
Sawah Padi Studi Kasus Wilayah
Pesisir Kabupaten Pekalongan Hamzah. 2003. Teknik Rehabilitasi
Jawa Tengah. Jurnal Geoedukasi. Mangrove. Bogor: Fakultas
Volume III Nomor 2. 83-91. Kehutanan Institut Pertanian
Bogor.
Keppres No. 32 Tahun 1990 Mengenai Mahatmawati, A.D., M, Efendy., A.D,
Pengelolaan Kawasan Lindung. Siswanto. 2009. Perbandingan
Khusuma, F.H. 2008. Analisis Harmonik Fluktuasi Muka Air Laut Rerata
Dengan Menggunakan Teknik (MLR) Perairan Pantai Utara Jawa
Kuadrat Terkecil Untuk Penentuan Timur Dengan Perairan Selatan
Komponen-Komponen Pasut Di Jawa Timur. 2 (1). Issn: 1907-9931.
Perairan Dangkal Dari Data
Topex/Poseidon. Program Studi Marfai MA., and King L., 2008. Potential
Teknik Geodesi Dan Geomatika vulnerability implication of coastal
Fakultas Ilmu Dan Teknologi inundation due to sea level rise for
Kebumian Institut Teknologi the coastal zone of Semarang City.
Bandung. Bandung. Indonesia Environmental Geology.
DOI 10.1007/s00254-007-0906-4. 11.
Kirana, R.C., Supriharjo, R.D. 2013.
Mitigasi Bencana Banjir Rob Di Marfai, M.A., Yulianto, F., Hizabron,
Jakarta Utara. Jurnal Teknik Pomits. D.R,; Ward, P. dan Aerts. 2009.
2(1): 25-30. Preliminary Assessment and
Modeling The Effects of Climate
Koeswadji H., Mukono J., Soegiyanto., Change on Potential Coastal Flood
Laksminiwati E. 1986. Batas Lebar Damage in Jakarta. Laporan
Jalur Hijau Hutan Mangrove : Kerjasama Penelitian. Vree
University Amsterdam dan Nicholls, R.J., Tol, R.S.J., dan Hall, J.W.,
Universitas Gadjah Mada. 2007, Assessing Impacts And
Responses To Global-Mean Sea-
Martinelli, L., B. Zanuttigh., and
Level Rise. In: Schlesinger, M.E.,
Corbau,C., 2010, Assessment Of
Kheshgi, H.S., Smith, J., de la
Coastal Flooding Hazard Along
Chesnaye, F.C., Reilly, J.M., Wilson,
The Emilia Romagna Littoral, IT:
T., Kolstad, C. (Eds.), Human-
Coastal Engineering, v. 57, p 1042–
induced climate change.
1058.
Cambridge University Press, p 119–
Molenaar, A., 2008, Rotterdam 134.
Waterplan Transition in Urban
Ongkosongo, O. S. R. 1989. Penerapan
Water Management. Rotterdam:
Pengetahuan dan Data Pasang-
Public Works, Water Management
Surut Dalam Pasang-Surut, Pusat
Dept., Dutch.
Penelitian dan Pengembangan
Mubarak. 2014. Analisis Kenaikan Muka Oseanologi-LIPI. Jakarta : 241-254.
Air Laut Dan Rawan Genangan Di Ongkosongo, O. S. R., dan Suyarso. 1989.
Wilayah Pesisir (Kasus Utara Pulau Pasang Surut. Lembaga ilmu
Bengkalis). Jurnal Kajian pengetahuan Indonesia (LIPI).
Lingkungan, 2 (1): 116-126. Pusat pengembangan osesanografi.
Jakarta. 257 Hal.
Musrifin. 2011. Analisis Pasang Surut
Perairan Muara Sungai Mesjid Pariwono, J.I. 1989. Kondisi Pasang Surut
Dumai. UNRI. Jurnal Perikanan dan Di Indonesia . Pus.Penel. Pengem.
Kelautan. 16 (1) : 48-55. Osean. Jakarta.