Anda di halaman 1dari 4

Judul : Effect Global warming On Sea Level Rise A modeling Study

 Latar Belakang: Rata-rata permukaan laut global telah meningkat sebagai respons terhadap pemanasan global dan sekarang diantisipasi
berpotensi mempengaruhi populasi pesisir. Pendorong utama pemanasan global adalah peningkatan konsentrasi gas karbondioksida yang
memerangkap panas di atmosfer. Rata-rata global suhu permukaan telah meningkat hampir 0,84 C sejak pra-industri. Kenaikan suhu rata-rata
global menyebabkan mencairnya gletser dan lapisan es, mengakibatkan kenaikan permukaan laut. Diketahui bahwa rata-rata permukaan laut
globaltelah meningkat kira-kira 0,19 m antara tahun 1900 dan 2010 dengan suatu laju hampir 1,7 milimeter per tahun. Kenaikan permukaan
laut memiliki konsekuensi yang berpotensi membahayakan, seperti pesisir banjir, erosi, pencemaran air asin pada air tawar persediaan,
peningkatan salinitas tanah pertanian, badai badai gelombang, dll. Hampir 625 juta orang yang tinggal di dataran rendah zona pesisir berisiko
terpapar bahaya permukaan laut ini meningkat.
 Metode : Penulis mengusulkan model matematika nonlinier untuk mempelajari pengaruh peningkatan karbon antropogenik emisi dioksida
pada kenaikan permukaan laut dan pengaruhnya terhadap populasi manusia. Perilaku jangka panjang file sistem yang diusulkan dianalisis
menggunakan teori stabilitas persamaan diferensial. Untuk memodelkan skenario ini, penulis mempertimbangkan enam variabel dinamis,
yaitu, populasi manusia 'N (t)', itu konsentrasi atmosfer karbondioksida 'C (t)', rata-rata suhu permukaan 'T (t)', massa lapisan es 'Ic (t)', rata-
rata permukaan laut 'W (t)' dan luas daratan yang terendam di laut 'L (t)'. Ini diasumsikan bahwa karbon dioksida masuk ke atmosfer karena
proses alami maupun karena aktivitas manusia. Alami sumber karbon dioksida meliputi gunung berapi, dekomposisi, api, pelepasan laut,
respirasi, dll. Emisi CO2 antropogenik terutama terdiri dari emisi CO2 pasca-industri dari fosil pembakaran bahan bakar, proses industri,
penggundulan hutan dan manusia dan lainnya .
 Hasil : Analisis model menunjukkan bahwa peningkatan laju emisi antropogenik karbondioksida mengarah pada peningkatan kesetimbangan
tingkat suhu permukaan dan permukaan air laut. Selanjutnya ditemukan bahwa peningkatan antropogenik. Laju emisi karbondioksida dan laju
leleh lapisan es menyebabkan penurunan tingkat kesetimbangan. populasi manusia akibat keramaian yang disebabkan oleh berkurangnya total
luas lahan yang dapat dihuni karena kenaikan permukaan laut. Simulasi numerik dilakukan untuk menggambarkan pengaruh parameter kunci
pada dinamika sistem.
Judul : Characterizing The Indian Ocean Sea Level Changes And Potential Coastal Flooding Impacts Under Global Warming

 Abstrak : Mengkaji perubahan regional pada permukaan laut di Samudera Hindia dan potensi dampak banjir pesisir dengan menggunakan
Data Tide Gauge (Pengukur pasang surut)
 Latar Belakang :Perubahan permukaan laut regional dpt terjadi dipengaruhi oleh sirkulasi dan atmosfer serta faktor lain itu proses yng terkait
dengan lempeng tektonik dan pergerakan bumi, Gerakan darat Vertikal (VLM). Faktor lain yng menyebabkan pergerakan tanah vertical
antara lain, pemadatan sedimen, pemadatan yang disebabkan oleh ekstraksi air tanah dan geologis lainnya. Itu membuat daerah di samudera
hindia sering terkena dampak dari naiknya permukaan air laut. Oleh karena itu, perlu dibuat peta genangan yang dapat digunakan untuk
membantu mengidentifikasi daerah rawan banjir, yang berperan penting dalam melindungi masyarakat pesisir dari kenaikan permukaan air
laut. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji perubahan permukaan laut Samudera Hindia selama 80 tahun terakhir dan potensi dampak
banjir pesisir dengan menggunakan data tide gauge.
 Data yang digunakan :data pegukur pasang surut yang dikumpulkan dari stasiun . berisi nilai rata2 bulanan, tahunan, lebih dari 2000stasiun
pengukur.
 Metode : Interpolasi Spasial menggunakan fungsi radial berbasis GIS (untuk perubahan permuka air laut)
 Kesimpulan : Temuan kami mengungkapkan bahwa VLM memiliki dampak yang cukup besar pada kenaikan permukaan laut dan penurunan
permukaan tanah dapat menyebabkan peningkatan laju kenaikan permukaan laut. Secara spesifik, wilayah yang tergenang adalah 1.531,37
km2 yang mencakup sekitar 1,03% dari total luas daratan Bangladesh berdasarkan tren kenaikan permukaan laut saat ini. Dan daerah yang
tergenang akan menjadi 3.515,3 km2 yang merupakan sekitar 2,38% dari total luas daratan jika permukaan laut naik 1 m di masa mendatang.
Judul : Prediction The impact of sea level rise on interdal rocky shores with remote sensing (Prediksi Dampak kenaikan permukaan laut pada pantai
berbatu interdal dengan penginderaan jauh )
 Latar Belakang : Pantai berbatu intertidal adalah habitat pantai yang paling umum di seluruh dunia dan bernilai ekologis, pantai berbatu dan
komunitas di dalamnya banyak bermanfaat bagi ekosistem. Pantai berbatu interdal juga berperan sebagai tempat pembibitan dan tempat
makan bagi ikan selama air pasang dang bagi burung selama air surut. Namun pantai berbatu juga rentan terhadap ancaman secara
antropogenik. Karena periode perendaman dan perendaman yang bergantian adalah pendorongfisik utama di pantai berbatu interdal,
perubahan cepat permukaan laut dapat memiliki konsekuensi yang sangat parah bagi ketersediaan habitat. Kenaikan permukaan menjadi
konesekuensi dari prubahan iklim
 Metode :menggunakan pendekatan baru untuk memahami perubahan permukaan air laut dan ptensi dampak dengan menggabungkan data
penginderaan jauh (LIDAR) dan kriteria daftar merah ekosistem
 Data : data ketinggian pantai di dapatkan menggunakan LiDAR yang mengukur pulsa laser yang dipantulkan. Dari tanggal 10-24 April
2013
 Hasil : Memperikirakan hilangnya pantai interdal di Wilayah Sidney
Judul: EnhancingNwe York City’s resilience to sea level rise and increased coastal flooding (Meningkatkan Ketahanan Kota New York terhadap
kenaikan dan peningkatan laut banjir pesisir)
 Latar belakang : New York merupakan kota yang dekat dengan pesisir pantai. Pernah terjadi badai Shandy yang mengakibatkan kerusakan
bahkan kematian. Badai ini penggabungan dari gaya meteorology dan pasang surut yang sangat tidak bias, yang diperkuat oleh kenaikan laut.
 Metode : menggunakna simulasi dinamis. Sistem peramalan melakukan simulasi dinamis pasang surut tiga dimensi selama periode 35hari,
dibawah arus pasang surut .
 Data : menggunakna data Mean Mobthly High Water (MMHW, rata-rata dari semua level pasang astronomi maksimum bulanan)
 Hasil : Banji pasang surut bulanan di kota menunjukkan peningkatan wilayah .

Anda mungkin juga menyukai