Anda di halaman 1dari 5

Nama : Annisa Noviani Savitri

NPM : 230110230138

Kelas : C
Visualisasi Temperatur Dan Salinitas Terhadap Kedalaman
Visualisasi Layout Section
A. PENDAHULUAN
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lautan, termasuk air laut, dasar
laut, dan kehidupan di laut. Oseanografi memiliki banyak cabang, seperti biologi
laut, kimia laut, fisika laut, geologi laut, dan meteorology laut. Oseanografi fisik
adalah studi tentang sifat fisik dan dinamika lautan. Ruang lingkup dari parameter
oseanografi fisik cukup banyak dan akan selalu mengalami perkembangan dari
setiap tahunnya (Stewart, 2008).

Suhu dan salinitas adalah dua faktor penting yang mempengaruhi lautan dan
kehidupan di laut. Suhu laut ditentukan oleh jumlah radiasi matahari yang
diterima, sedangkan salinitas ditentukan oleh jumlah garam yang terlarut dalam
air laut. Kedua faktor ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kedalaman
laut. Hatta (2014) dan (Pratama et al, 2018).

B. ISI
Data yang akan dianalisis dari Visualisasi Layout Section saat ini adalah data
berdasarkan World Ocean Database (WOD) stasiun 3012, dengan variabel yang
diamati adalah salinitas terhadap kedalaman dan suhu terhadap kedalaman.

Plot 3012 yang dianalisis berada di daerah Perairan Maluku, Laut Banda dan Laut
seram tahun 2017-2023.

Berikut gambar hasil visualisasi suhu terhadap kedalaman dengan menggunakan


layout Section.
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa semakin dalam perairan maka
semakin rendah juga suhu perairan tersebut. Lapisan termoklin terdapat pada
kedalaman 200m - 300m. Termoklin merupakan lapisan dalam perairan laut
dimana pada lapisan tersebut terjadi penurunan temperatur yang cepat terhadap
kedalaman (Nontji 1993). Kedalaman termoklin merupakan parameter fisis lautan
yang letaknya bisa berubah-ubah secara vertical. (Tomzack 2000), menjelaskan
bahwa beberapa faktor bisa mempengaruhi perubahan kedalaman lapisan
termoklin yaitu arus, upwelling dan downwelling, material padatan tersuspensi,
posisi lintang, curah hujan, dan variabilitas iklim global (El Nino dan La Nina).
Lapisan termoklin mempunyai arti penting bagi perikanan tangkap khususnya
untuk menangkap ikan tuna. Ikan pelagis besar ini senang hidup di lapisan
termoklin dan lapisan di bawah termoklin (Song et al 2007). Salinitas adalah
kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per mil (‰), yaitu jumlah
berat total (gr) material padat seperti NaCl yang terkandung dalam 1000 gram air
laut (Wibisono 2004). Berikut gambar section salinitas.
Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5- 5‰
(Nybakken 1992). Gambar tersebut dibuat dari Ocean Data View (ODV) dengan
data yang diperoleh dari NOAA ini menggunakan plot 3012 dengan tingkat
salinitas pada 33,25 -34,75 psu dan pada kedalaman menggunakan range dari 0-
1500m dibawah permukaan laut. Dapat dilihat dari grafik diatas perbedaan
salinitas yang ada di laut. Pada jarak 0 - 10km menunjukkan tingkat salinitas pada
kisaran 34 – 34,5 psu. Kemudian pada jarak 10 - 30km menunjukkan tingkat
salinitas pada kisaran 34,5 psu. Sedangkan pada jarak 30 – 50 km menunjukkan
tingkat salinitas yang berbeda-beda di kedalaman 0-500m menunjukkan salinitas
kisaran 34,25 – 34,75 psu dan di kedalaman 500-1000 salinitas kisaran 34 psu, di
kedalaman 500-100 menunjukan salinitas kisaran 34,75 psu.

C. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa daerah perairan yang memiliki salinitas tinggi


dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi. Salinitas suatu Kawasan menentukan
dominansi makhluk hidup pada daerah tersebut (Gilles dan Pequeux 1983).
Salinitas berhubungan langsung dengan suhu perairan. Salinitas tinggi
mengindikasikan suhu perairan tinggi dikarenakan air laut menguap menyisakan
garam yang akan terlaut kembali di laut sehingga meningkatkan tingkat salinitas
lautan (Ramawijaya et al 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Gilles, R., & A. Pequeux. 1983. “Interactions of chemical and osmotic regulation
with the environment.” Dalam Vernberg, F.J. & W.B. Vernberg, (Eds.).
The Biology of Crustacean 8: Enviromental Adaptation, 109-177. New
York: Academic Press.

Hatta, M. (2014). Sebaran suhu dan salinitas di perairan utara Irian Jaya. Omni
Akuatika, 10(1), 16–21.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara (2nd Ed.).

Nybakken, J. W., 1992. Biologi laut suatu pendekatan ekologis. PT. Gramedia:
Jakarta. Ramawijaya, et al. 2012. Variabilitas parameter oseanografi dan
karbon laut di teluk banten. Jurnal Perikanan dan Kelautan 3 (3), 339-
346.

Pratama, L., Surbakt, H., & Agustriani, F. (2018). Pola Sebaran Salinitas
Menggunakan Model Numerik Pattern of Salinity Distribution Using
Numerical Models in Bungin River Estuary Banyuasin Regency, South
Sumatera. Maspari Journal, 10 (1), 9–16.

Stewart, Robert H. 2008. Introduction to physical oceanography.

Tomzack. 2000. Physical Oceanography of the Waters South Java.

Wibisono, M.S. 2004. Pengantar Ilmu Kelautan. PT. Grasindo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai