Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

OSEANOGRAFI FISIKA

MASSA AIR

OLEH:
M EVRAN FIRDAUS
08051381924076
KELAS: B

DOSEN PENGAMPU:
GUSTI DIANSYAH, S.PI., M.SC
NETTY KURNIAWATI, S.SI., M.SI

LABORATORIUM OSEANOGRAFI DAN INSTRUMENTASI


KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oseanografi merupakan studi atau ilmu yang mempelajari tentang lautan,
salah satunya berkaitan dengan parameter fisik di laut. Oseanografi fisik adalah
studi tentang sifat fisik dan dinamika lautan. Ruang lingkup dari parameter
oseanografi fisik cukup banyak dan akan selalu mengalami perkembangan dari
setiap tahunnya (Stewart, 2008).
Perairan Indonesia memiliki pengaruh penting terhadap iklim global.
Indonesia menjadi satu-satunya penghubung Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik, dimana Indonesia menjadi penghubung dari jalur conveyor belt sirkulasi
termohalin atau yang lebih dikenal dengan Arus Lintas Indonesia (Arlindo).
Arlindo secara simultan mengontrol sirkulasi global (Erfanda dan Widagdo, 2020).
Arlindo membawa Massa Air dari samudera pasifik menuju Samudera
Hindia yang cenderung lebih dingin melalui Perairan Indonesia. Massa air asal
Samudera Pasifik masuk ke perairan Indonesia melalui dua jalur. Jalur Selat
Makasar (jalur barat) yang dimulai dari Selat Mindanao, bergerak ke laut Sulawesi
terus bergerak ke Selat Makasar, laut Flores, dan laut Banda. Jalur lain (jalur timur)
Arlindo masuk melalui laut Maluku dan laut Halmahera. Jalur keluar Arlindo
melewati Perairan yang terbuka terhadap Samudera Hindia seperti Selat Lombok,
Selat Ombai, Laut Sawu dan Laut Timor (Fachrudy et al. 2018).
Karakteristik suatu perairan dapat diketahui baik melalui sifat fisika maupun
sifat kimia dari massa airnya seperti temperatur, salinitas, konduktivitas, oksigen
terlarut, dan kandungan nutrien. Diantara variabel-variabel tersebut, temperatur dan
salinitas memiliki peranan penting dalam mencerminkan kondisi massa air laut. Hal
ini dikarenakan berbagai aspek distribusi parameter seperti reaksi kimia dan proses
biologi yang merupakan fungsi dari temperatur (Kanginan, 2002).
Kondisi oseanografi perairan umumnya bersifat dinamis yang dapat
mengakibatkan pergerakan massa air laut baik secara horizontal maupun vertikal.
Pergerakan massa air ini sangat berpengaruh pada pergerakan dari produktivitas
primer yang bermanfaat bagi perikanan. Kondisi perairan dipengaruhi masukan air
sungai-sungai kecil dan sungai besar yang berasal dari daratan di sekitarnya.
Masukan-masukan air yang berasal dari sungai dan daratan pada perairan
mengakibatkan kondisi perairan ini menjadi perairan yang kompleks kondisi massa
airnya (Ponno et al. 206).
Massa air adalah suatu volume besar perairan yang mengandung air laut
dengan densitas yang berbeda dengan perairan lain disekitarnya. Karakteristik
massa air sendiri adalah sifat yang yang mencirikan kondisi suatu perairan.
Karakteristik yang dikaji dalam hal ini adalah karakteristik fisik perairan meliputi
suhu, salinitas dan densitas. Pemilihan beberapa parameter fisik yang dilakukan ini
merupakan parameter penting yang digunakan dalam mempelajari kondisi dan sifat
sifat perairan, sebaran dan pelapisan massa air (Kanginan, 2002).
Dalam mempelajari massa air suatu perairan sangat dibutuhkan data suhu,
salinitas, dan kandungan oksigen terlarut. mendefinisikan massa air sebagai badan
air yang relatif homogen dan dapat digambarkan dengan karakteristik yang
dimilikinya. Karakteristik yang terpenting untuk dapat menggambarkan
karakteristik massa air adalah suhu, salinitas, dan densitas yang dapat diperoleh dari
nilai suhu dan salinitas (Djunarsah dan Poerbandono. 2005).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat membuat sebaran menegak dengan menggunakan perangkat
lunak Ocean Data View (ODV)
2. Mahasiswa dapat membuat sebaran mendatar dengan menggunakan pernagkat
lunak Ocean Data View (ODV)
3. Mahasiswa dapat mengoperasikan perngkat lunak Ocean Data View (ODV)

1.3 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum kali ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat memahami cara membuat sebaran menegak dengan
menggunakan perangkat lunak Ocean Data View (ODV)
2. Mahasiswa dapat memahami cara membuat sebaran mendatar dengan
menggunakan pernagkat lunak Ocean Data View (ODV
3. . Mahasiswa dapat memahami cara mengoperasikan perngkat lunak Ocean Data
View (ODV)
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Massa Air
Massa air adalah suatu volume besar perairan yang mengandung air laut
dengan densitas yang berbeda dengan perairan lain disekitarnya. Massa air dapat
diikuti jejak gerakannya sampai pada sumbernya. Massa air dibentuk oleh suatu
interaksi antara airdengan atmosfer, serta dapat dibentuk oleh percampuran dua atau
lebih dari dua tipe air (Jayanti, 2020).
Massa air memperoleh sifat-sifatnya di permukaan, hal ini dikarenakan
massa air mempunyai suhu dan salinitas yang spesifik. Oleh karena perbedaan
densitasnya massa airtidak bercampur dengan mudah bila mereka bertemu.
Biasanya massa-massa air inimengalir di atas atau di bawah massa air yang lain.
Massa air yang ringan mengalir di atas massa air yang berat. Karena suhu dan
salinitas merupakan sifat air yang konservatif makamassa air dapat
mempertahankan sifat-sifatnya (Prarikeslan, 2016).
Suatu massa air dapat ditentukan dengan menggunakan diagram T-S yang
ditandai dengan sekelompok harga yang bisa diplot seperti garis atau kurva. Massa
air akan bergerak dari densitas yang rendah ke densitas yang lebih tinggi.Massa air
tersebut akan turun menuju suatu kedalaman yang ditentukan oleh
densitasnya,relatif terhadap air yang berada di atas dan di bawahnya (Nontji, 2002).
Massa air dapat dikenali berdasarkan karakteristik kombinasi dari sifat-sifat
massa air tersebut. Diseluruh perairan laut dunia, suhu dan salinitas suatu massa air
bersifat khas baik secara horizontal maupun vertikal. Saat massa air tenggelam
maka massa air akan membawa sifat-sifat tersebut . Dalam lautan terbuka, beberapa
massa air yang memiliki sifat yang berbeda tersebut bercampur menjadi satu,
namun ada beberapa bagian dari massa air tesebut tetap mempertahankan
karakternya terutama suhu dan salinitas (Erfanda dan Widagdo, 2020).
Massa air adalah suatu volume besar perairan yang mengandung air laut
dengan densitas yang berbeda dengan perairan lain disekitarnya. Massa air dapat
diikuti jejak gerakannya sampai pada sumbernya. Massa air dibentuk oleh suatu
interaksi antara air dengan atmosfer, serta dapat dibentuk oleh percampuran dua
atau lebih dari dua tipe air. . Karakteristik massa air sendiri adalah sifat yang yang
mencirikan kondisi suatu perairan (Fachrudy et al. 2018).
Massa air memperoleh sifat-sifatnya di permukaan, hal ini dikarenakan
massa air mempunyai suhu dan salinitas yang spesifik. Oleh karena perbedaan
densitasnya massa air tidak bercampur dengan mudah bila mereka bertemu.
Biasanya massa-massa air ini mengalir di atas atau di bawah massa air yang lain.
Massa air yang ringan mengalir di atas massa air yang berat. Pemilihan beberapa
parameter fisik yang dilakukan ini merupakan parameter penting yang digunakan
dalam mempelajari kondisi dan sifat perairan (Djunarsah dan Poerbandono. 2005).
2.2 Identifikasi Masa Air
Faktor penting dalam mengidentifikasi suatu massa air adalah temperatur
dan salinitasnya. Proses bercampurnya massa air dengan air disekelilingnya sangat
lambat. Hal ini dikarenakan massa air cenderung untuk mempertahankan
temperatur dan salinitas semula. Pengidentifikasian massa air sangat penting karena
akan memberikan informasi daerah sumber, sirkulasi di lapisan dalam dan
kecepatan bercampurnya air yang berbeda densitasnya (Yanuhar, 2018).
Karakteristik massa ditentukan oleh proses-proses pemanasan, pendinginan,
pembentukan es, penguapan dan pengenceran yang semuanya terjadi di permukaan
dimana massa air terbentuk. Massa air paling berat (dan yang paling dalam)
terbentuk oleh kondisi permukaan yang menyebabkan air menjadi dingin dan asin
(proeses pendinginan dan pembentukan es di daerah kutub). Massa air dekat
permukaan, lebih hangat dan kurang asin. Terbentuk di daerah dimana presipitasi
melebihi evaporasi (P>E). Massa air di kedalaman intermediate, densitasnya
pertengahan. Massa air yang dingin yang berada di bawah termoklin, variasi suhu
dan salinitasnya lebih kecil dibandingkan massa air permukaan (Prarikeslan, 2016).
Ada dua istilah yang perlu diperhatikan yakni Water type (tipe air) :
mempunyai satu harga T dan satu harga S, misalnya air Laut Tengah Water Mass
(masa air) : mempunyai range Salinitas dan Suhu tertentu. Didalam diagram T-S
water type merupakan suatu titik sementara water mass merupakan porsi (bagian)
dari kurva T – S yang mempunyai range suhu dan salinitas tertentu. Pencampuran
dari 2 atau lebih water type membentuk massa air (water mass). Sirkulasi
termohalin merupakan fungsi dari temperatur dan salinitas. Dimana, lapisan ini
berada di lapisan dalam yang gerakan airnya terdapat pada kedalaman tertentu, dan
hampir terpisah secara sempurna dari arus permukaan (Stewart, 2008).
2. 3 Parameter Massa Air
Parameter yang berkaitan dengan massa air selain salinitas dan temperatur
yaitu densitas. Densitas massa air akan meningkat seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Dalam kondisi tidak adanya gangguan, massa air yang memiliki
densitas rendah akan selalu berada di atas massa air yang berdensitas tinggi. Adanya
gangguan berpotensi mendistorsi profil tersebut yang mengakibatkan ketidak
stabilan struktur secara vertikal (Prarikeslan, 2016).
Karakteristik massa air sendiri adalah sifat yang yang mencirikan kondisi
suatu perairan. Karakteristik yang dikaji dalam hal ini adalah karakteristik fisik
perairan meliputi suhu, salinitas dan densitas. Pemilihan beberapa parameter fisik
yang dilakukan ini merupakan parameter penting yang digunakan dalam
mempelajari kondisi dan sifatsifat perairan, sebaran dan pelapisan massa air serta
pencampuran massa air di suatu perairan (Kurniawan, 2018).
Parameter yang mempengaruhi massa air yaitu salinitas dan temperatur
dapat diketahui dengan melihat sebaran menegak, mendatar, melintang, dan
diagram T-S pada suatu perairan. Diagram TS adalah diagram yang menunjukkan
hubungan salinitas dan suhu untuk mengetahui kondisi densitas pada perairan.
Densitas yang digunakan adalah sigma–t (σt). Diagram TS ini akan digunakan
dalam mengindentifikasi karakteristik massa air yang terjadi dan juga pencampuran
yang terjadi. Diagram TS menggunakan dua sumbu koordinat yaitu sumbu (Y)
adalah menunjukkan nilai suhu potensial, sedangkan sumbu (X) menunjukkan
salinitas (Napitu et al. 2016)
Pergerakan massa air ini sangat berpengaruh pada pergerakan dari
produktivitas primer yang bermanfaat bagi perikanan. Kondisi perairan ini
dipengaruhi masukan air sungai-sungai kecil dan sungai besar yang berasal dari
daratan di sekitarnya. Masukan air yang berasal dari sungai dan daratan pada
perairan mengakibatkan kondisi perairan ini menjadi perairan yang kompleks.
Karakteristik massa air laut penting untuk menentukan jenis massa air yang
melewati suatu perairan laut, baik secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal,
massa air memiliki lapisan-lapisan yang terbentuk dengan komposisi properti fisik
seperti temperatur, salinitas, densitas, dan tekanan. Pemilihan beberapa parameter
fisik yang dilakukan ini merupakan parameter penting perairan (Stewart, 2008).
III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Oseonografi Kimia dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi
Zoom, pada hari selasa 12 Maret 2021 pada pukul 14.00 WIB S/d, bertempat di
Komplek Ppi blok E7 no.10. Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar, Kota
Palembang, Sumatera selatan 30153.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu:
No. Alat dan Bahan Fungsi
1. Komputer Alat pengolahan data
2. Perangkat Lunak ODV Sebagai Software pengolah data
3. Data yang telah diolah Data yang akan diolah

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Sebaran Menegak

Buka terlebih dahulu software ODV (Ocean Data View) lalu klik File dan pilih
New.

Pilih tempat penyimpanan, lalu klik Open.

Masukkan data lalu klik Open.

Pindahkan Temperature, Salnt, Depht dengan klik >> lalu klik Ok.

Ubah data field menjadi ocean, data type menjadi profiles dan primary menjadi
depth.

Klik pada Import lalu pilih ODV Spreadsheet

Masukkan data seperti sebelumnya lalu klik Open

Klik paremeter sebelah kiri apabila belum terdapat tanda bintang lalu klik
Associate dan klik OK.
Klik kanan pada layar lalu pilih Full Domain

Klik kanan, lalu pilih Layout Template kemudian pilih 2 Scatter Windows

Klik kanan pada kotak sebaran lalu pilih Extras, lalu klik Add Graphic Object
dan pilih Symbol Set.

Klik BPPT lalu klik nama dikotak dibawahnya kemudian klik tanda <

Ganti nama dengan sesuai keperluan lalu klik OK. Lakukan sampai selesai

Setelah stasiun dibuat lalu klik kanan, pilih Save Plot Save untuk menyimpan
grafik sebaran menegak.

3.3.2 Sebaran Mendatar

Klik kanan, lalu pilih Layout Template kemudian pilih 2 Surface Windows.

Klik kanan lalu pilih Properties, pada Display Style ubah Gridded field menjadi
DIVA gridding, dan ubah nilai dibawahnya menjadi 80 dan 80.

Klik Contours lalu pada Line kotak ketiga diganti menjadi dotted, lalu klik
tanda <

Klik View lalu pilih Isosurface variables.

Ganti pilihan terakhir menjadi last, ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan
temperature di permukaan dengan salinitas di kedalaman

3.3.5 Diagram T-S

Klik kanan, lalu pilih Layout Template kemudian pilih 1 Scatter Windows.

Klik View lalu pilih Devited variables.


Klik pada pilihan Potential temperature, klik Add lalu pilih Temperature, klik
OK

Klik kanan lalu pilih extras, kemudian klik Isopycnals


3.3.4 Sebaran Melintang

Klik kanan, lalu pilih layout template kemudian pilih 2 saction windows

Klik kanan pada gambar lalu pilih Manage saction, pilih define Saction

Lalu titik pada stasiun digambar, lalu isi section tittle menjadi 1, lalu klik ok

Klik kanan lalu pilih Porperties, pada display style, ubah gridded field menjadi
DIVA gridding, dan ubah nilai bawahnya menjadi 80 dan 80

Pada data ubah x= section, y = depth, z = temperature, centang reverse

Klik Contours lalu pada Line kotak ketiga diganti menjadi dotted, lalu klik
tanda <
3.4 Analisa Data
3.4.1 Sebaran Menegak
1. Buka aplikasi ODV pada komputer kita

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

2. Klik new lalu masukkan data massa air

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

3. Lalu pilih opsi menu manually

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

4. Blok data dari Cruise sampai Depth


M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

5. Klik import lalu masukan data

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

6. Kiri dan kanan data pilih associated

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

7. Klik Ctrl+F, lalu klik kanan, pilih layout templates, lalu pilih 2 Scatter windows

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076
8. Klik data, pilih extras, add graphics object, pilih symbol set

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

9. Klik BPPT, pilih salah satu stasiunnya, lalu pindahke samping

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

10. Ubah nama Stasiunnya “ST 1” lalu klik ok

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

11. Lakukan pengulangan sampai 20 stasiun


M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

15. Lalu klik kanan Save plot as

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

16. Lalu klik Klik kanan, pilih properties, pada data ubah X-Axis menjadi salinity

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

17. Lakukan hal yang sama seperti sebelumnya sampai 20 stasiun lalu Save plot as

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076
3.4.2 Sebaran Mendatar
1. Klik view, pilih layout templates, lalu pilih 2 surface windows

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

2. Klik kanan, Pilih properties, lalu ubah menjadi DIVA Gridding, dan isi Scale
Lengh sesuai cakupan yang diinginkan

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

3. Pada contour, ubah menjadi dotted dan pindahkan ke samping kiri, lakukan
pada kedua nya, lakukan hal tersebut pada salinitas juga

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

4. Pilih view, pilih Isosurface Variabels, Pilih Temperature dan Salinitas, lalu ubah
menjadi Last dan Add
M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

3.4.3 Sebaran Melintang


1. Klik view, layout templates, lalu pilih 2 section windows

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

2. Klik titik, klik kanan, pilih manage section , define section

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

3. Titikan di Section 3 lalu klik 2 kali, klik ok


M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

4. Lalu pilih properties, pada data X-axis ubah menjadi Section distance lalukan hal
yang sama pada salinitas

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

5. Pada contour, ubah menjadi dotted, lalu pindahkan ke sebelah kiri

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

6. Lakukan yang sama pada Salinitas


M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

3.4.4 Diagram TS
1. Klik view, Derived Variabel, lalu pilih Potential Temperature, klik add

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

2. Klik kanan pilih properties, pilih variable x menjadi Salinitas. Lalu ok

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

3. Untuk variable y ubah menjadi potential temperature, dan variable Z ubah


menjadi Depth, lalu ok
M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

4. Klik kanan properties pilih general, pada Axis style hilangkan ceklis di Draw gird

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

5. Klik kanan Ektras, pilih Isopyna Propertiesl

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

6. Lalu untuk Line Color pilih 4, klik Swith on maka akan muncul warna
M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

7. Klik kanan pilih Save plot as, beri nama lalu ok


M EVRAN FIRDAUS
08051381924076
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sebaran Menegak
4.1.1 Temperature

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

Variasi tahunan suhu rata-rata di perairan Indonesia kurang dari 2°C, kecuali
di beberapa tempat seperti laut Arafuru, laut Timor dan selatan Jawa yang memiliki
variasi suhu lebih tinggi yaitu 3-4°C. Suhu pada permukaan laut mengikuti pola
musiman. Suhu pada permukaan laut dipengaruhi oleh kondisi meteorologis
dimana faktor-faktor seperti curah hujan, penguapan, kelembaban, suhu, kecepatan
angin dan intensitas cahaya matahari merupakan faktor-faktor yang berperan dalam
mempengaruhi suhu pada permukaan laut.
Secara alami suhu permukaan air laut merupakan lapisan hangat karena
mendapatkan penyinaran matahari pada siang hari. Karena pengaruh angin
mengakibatkan lapisan permukaan hingga lapisan pada kedalaman 50-70 m terjadi
proses pengadukan sehingga pada lapisan teraduk tersebut dapat memiliki suhu
hingga 28°C atau biasa disebut lapisan homogen.
Laut pula terdapat fenomena naik turunnya temperatur permukaan laut
dengan pola penjalaran timur- barat mendekati daerah Indoensia. Fenomena itu
terjalin di Samudera Pasifik, ialah peristiwa El Nino- Southern Oscillation ( ENSO)
yang diketahui dengan nama El Nino- La Nina, sebaliknya di Samudera Hindia
diucap Indian Ocean Dipole ( IOD). Keduanya mempengaruhi terhadap keragaman
hujan di Indonesia.
4.1.2 Salinitas

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

Kondisi oseanografi perairan umumnya bersifat dinamis yang dapat


mengakibatkan pergerakan massa air laut baik secara horizontal maupun vertikal.
Pergerakan massa air ini sangat berpengaruh pada pergerakan dari produktivitas
primer yang bermanfaat bagi perikanan. Pola pergerakan massa air akan
mempengaruhi fluktuasi parameter oseanografi permukaan seperti suhu permukaan
laut, klorofil-a dan salinitas. Suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter
oseanografi yang memiliki peranan penting dalam menganalisis fenomena-
fenomena fisik yang terjadi di laut, sehingga data mengenai variabilitas suhu
permukaan laut merupakan indikator utama yang dijadikan acuan untuk menduga
segala fenomena-fenomena fisik yang terjadi di laut seperti upwelling, downwelling
dan front.
Pada gambar diatas merupakan sebaran menegak salinitas yang diolah
menggunakan software odv. Dengan stasius sebanyak 20 stasiun, yang diperoleh
dari BPPT yang telah tersedia pada Ocean Data View (ODV). (BPPT) itu sendiri
adalah kepanjangan dari “Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi” adalah
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian yang berada dibawah koordinasi
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.
4.2 Sebaran Mendatar
4.2.1 Temperature

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

Secara musiman, Arlindo berdampak terhadap sebaran suhu permukaan laut


perairan Indonesia terutama jika terjadi gradien tekanan yang cukup besar antara
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Temperatur mempengaruhi terhadap
kerapatan air laut. Air laut yang hangat kerapatannya lebih rendah dari air laut yang
dingin pada salinitas yang sama. Kerapatan pula ialah guna dari salinitas,
peningkatan salinitas menimbulkan peningkatan kerapatan. Namun alterasi
temperatur yang ditemukan diseluruh samudera lebih besar daripada alterasi
salinitas. Oleh sebab itu temperatur lebih berarti dalam pengaruhi kerapatan.
Karakteristik massa air laut penting untuk menentukan jenis massa air yang
melewati suatu perairan laut, baik secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal,
massa air memiliki lapisan-lapisan yang terbentuk dengan komposisi properti fisik
seperti temperatur, salinitas, densitas, dan tekanan. Pemilihan beberapa parameter
fisik yang dilakukan ini merupakan parameter penting perairan.
Pada praktikum kali ini sebaran mendatar dengan Software Ocean Data
View (ODV) langkah awalnya itu kita memilih layout templatesnya adalah 2
Surface windows. Dan untuk properties windows 1, Display style lalu Gridding
Field diubah menjadi DIVA gridding dan cakupan scale lengh sesuai cakupan yang
diinginkan. Hal ini dilakukan kembali pada properties windows 2 yaitu salinitas.
Dan untuk Isosurface Variables Temperatur dan Salinitas dijadikan last lalu add.
4.2.2 Salinitas

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

Ocean Information View ialah sesuatu program fitur lunak yang digunakan
dalam pengolahan ataupun visualisasi informasi oseanografi, profil suasana,
georeferensi, ataupun informasi time- series. Peragkat ini mempunyai visualisasi
berbentuk sebaran menegak (scatter), melintang (section) bersumber pada jarak
serta koordinat (longitude serta latitude), permukaan (surface), stasiun (station)
ataupun histogram distribusi frekuensi dari tiap- tiap variabel yang telah terdapat.
Tetapi ODC mempunyai keahlian yang lain semacam bisa melaksanakan
perhitungan statistik serta visualisasi sebagian variabel yang bersumber pada
variabel utama.
Studi tentang massa air sangat penting untuk karena berkaitan dengan
percampuran. Percampuran massa air menjadi sangat penting karena
mempengaruhi distribusi nutrien, persebaran panas, yang akan berimbas pada
iklim. Percampuran turbulen massa air biasanya dalam memiliki efek signifikan
terhadap transport momentum. model transport massa air Arlindo, Arlindo
berefek pada kopel atmosfer-lautan berimplikasi terhadap ENSO (El-Nino and
Southern Oscillation) dan fenomena muson. model transport massa air Arlindo,
Arlindo berefek pada kopel atmosfer-lautan berimplikasi terhadap ENSO (El-
NinoandSouthern Oscillation) dan fenomena muson.
4.3 Sebaran Melintang
4.3.1 Temperature

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

Sebaran melintang merupakan fasilitas ODV untuk menampilkan nilai dari


tiap-tiap parameter secara melintang hingga diketahui nilai parameter di tiap
kedalaman. Setelah didapatkan sebaran sebelumnya lalu selanjutnya layout
templates berupa 2 section windows. Kemudian pilih manage section lalu define
section maka akan muncul section sebanyak 4 section. Pada praktikum ini saya
menggunakan satu section saja yaitu section 3 dengan mentitik pada section
tersebut. Dan untuk variable X berupa section distance dan untuk variable Z berupa
temperatur dan Y berupa depth/ kedalaman.
Selanjutnya untuk properties windows 1, pada display style dan untuk grid
field nya diubah menjadi DIVA gridding. Kemudian beralih ke countur maka yang
diubah adalah line nya dari solid diubah menjadi dotted dan tunggu proses sampai
berhasil. Untuk pemperbesar warna bisa pilih display style dan untuk ukuran Scale
Length nya isikan saja 120 sebagai perumpamaan maka warnanya akan muncul
semua.
Sebaran salinitas di permukaan laut pada perairan Indonesia sangat
befluktuasi tergantung dari struktur geografi, masukan air tawar dari sungai, curah
hujan, penguapan serta perputaran massa air. Pergantian masa pula memegang
peranan berarti dalam pergantian salinitas permukaan laut di perairan Indonesia.
Wilayah yang hadapi proses upwelling senantiasa mempunyai nilai salinitas yang
lebih besar dari wilayah sekitarnya, perihal ini diakibatkan proses upwelling
mengangkut massa air dari susunan dasar yang mempunyai salinitas lebih besar ke
susunan permukaan.
4.3.2 Salinitas

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

Pada sebaran melintang salinitas sama halnya seperti sebelumnya pada


sebaran melintang temperatur. Untuk layout templates berupa 2 section windows.
Dan untuk variable X berupa section distance dan untuk variable Z berupa
temperatur dan Y berupa depth/ kedalaman. Untuk properties windows 2 yaitu
salinitas, pada display style dan untuk grid field nya diubah menjadi DIVA
gridding. Kemudian beralih ke countur maka yang diubah adalah line nya dari solid
diubah menjadi dotted dan tunggu proses sampai berhasil.
Sebaran melintang salinitas di laut semakin ke arah lintang tinggi maka
salinitas akan semakin tinggi. Dalam pola distribusi secara horizontal, daerah yang
memiliki salinitas tinggi berada pada daerah lintang 30°LU dan 30°LS dan
selanjutnya turun menuju daerah khatulistiwa. Hal ini disebabkan presipitasi di
daerah tropis jauh lebih tinggi sehingga terjadi pengenceran oleh air hujan. Selain
perbedaan lintang, salinitas suatu wilayah perairan bergantung pada topografi
daerah tersebut. Hal tersebut terkait dengan ada tidaknya masukan air tawar yang
berasal dari sungai yang menuju muara.
Sebaran salinitas di permukaan laut pada perairan Indonesia sangat
befluktuasi bergantung dari struktur geografi, masukan air tawar dari sungai, curah
hujan, penguapan dan sirkulasi massa air. Perubahan musim juga memegang
peranan penting dalam perubahan salinitas permukaan laut di perairan Indonesia.
Daerah yang mengalami proses upwelling selalu memiliki nilai salinitas yang lebih
tinggi dari daerah sekitarnya, hal ini disebabkan proses upwelling mengangkat
massa air dari lapisan bawah yang memiliki salinitas lebih tinggi ke lapisan
permukaan.
4.4 Diagram TS

M EVRAN FIRDAUS
08051381924076

Metode terbaik untuk mengklasifikasikan massa air adalah dengan


menggunakan diagram TS. Pada diagram yang digambarkan di atas, ini
mengkategorikan massa air berdasarkan suhu dan salinitas air dan diwakili oleh
satu titik. Namun, massa air tidak konstan. Sepanjang waktu, iklim dapat berubah,
musim dapat berlarut-larut, atau curah hujan mungkin berkurang, yang berarti
massa air dapat berubah suhu atau salinitas.
Untuk mendapatkan klasifikasi massa air yang lengkap, diperlukan jenis air
dari sumber dan deviasi standar suhu dan salinitas. Perlu waktu bertahun-tahun
untuk menetapkan deviasi standar massa air dan memerlukan pengawasan terus-
menerus. Setelah semua tindakan yang diperlukan diselesaikan, data sekarang akan
menentukan berapa massa jenis air saat ini dan membantu mengklasifikasikan
massa air lebih lanjut.
Suatu massa air dapat ditentukan dengan menggunakan diagram T-S yang
ditandai dengan sekelompok harga yang bisa diplot seperti garis atau kurva. Massa
air akan bergerak dari densitas yang rendah ke densitas yang lebih tinggi. Pada
praktikum kali ini pengolahan data diagram TS di peroleh menggunakan software
ODV. Untuk variable XYZ nya itu berupa X itu Salinitas dan Y itu Potential
temperature dan variabel Z (Depth) / kedalaman.
V KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini, yaitu :
1. Ocean Data View (ODV) merupakan suatu program perangkat lunak yang
digunakan dalam pengolahan maupun visualisasi data oseanografi, profil
atmosfer, georeferensi, atau data time-series
2. ODV memiliki visualisasi berupa sebaran menegak (scatter), melintang
(section) berdasarkan jarak dan koordinat (longitude dan latitude), permukaan
(surface), stasiun (station) maupun histogram distribusi frekuensi
3. Sebaran salinitas di permukaan laut pada perairan Indonesia sangat befluktuasi
tergantung dari struktur geografi, masukan air tawar dari sungai, curah hujan,
penguapan serta perputaran massa air
4. Sebaran melintang salinitas di laut semakin ke arah lintang tinggi maka
salinitas akan semakin tinggi
5. Studi tentang massa air sangat penting untuk karena berkaitan dengan
percampuran mempengaruhi distribusi nutrien, persebaran panas, yang akan
berimbas pada iklim
DAFTAR PUSTAKA
Djunarsah E dan Poerbandono. 2005. Survei Hidrografi. Bandung: Refika Aditama
Erfanda A dan Widagdo. 2020. Karakter Parameter Meto-Oseanografi dan
Pengaruhnya Terhadap Distribusi Salinitas Di Perairan Utara dan Selatan
Jawa Timur. Tropical Marine Vol. 2 (1): 2-14
Fachrudy MA, Munir R, Mandang I. 2018. Analisis Spasial Pergerakan Massa Air
Di Laut Halmahera Dan Laut Banda Menggunakan Metode Emprical
Orthogonal Function (EOF). Geosains Kutai Basin Vol. 1 (1): 1-9
Jayanti UNAD. 2020. Ekosistem Modul Inikuiri Berbasis Potensi dan Kearifan
Lokal. Malang : Cv Multimedia Edukasi
Kanginan M. 2002. Fisikia Dasar. Jakarta : Erlangga
Kurniawan A . 2018. Ekologi Sistem Akuatik. Malang :
Napitu R, Surbakti H, Diansyah G. 2016. Identifikasi karakteristik massa air
perairan Selat Bangka bagian selatan. Maspari Vol. 8 (2): 91-100
Nontji,Anugerah. 2002. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan
Prarikeslan W. 2016. Oseanografi. Jakarta : Kencana
Stewart, R. H. (2008). Introduction to Physical Oceanography. Texas : Department
of Oceanography : 345
Yanuhar U. 2018. Avetebrata. Malang : Ub Press

Anda mungkin juga menyukai